Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah penambahan bentonit dapat berpengaruh terhadap kualitas air sampel yang diuji
baik kulaitas fisik, kadar zat padat total, kesadahan, kadar zat organik, dan kadal CI- ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas fisik air meliputi warna, bau, kekeruhan dan pH.
2. Untuk menentukan kadar zat padat total dari sampel air sungai Karang Pilang.
3. Untuk Menentukan Kesadahan dalam Air dalam Sampel
4. Untuk Menentukan Kadar Zat Organik dalam Air Sampel
5. Untuk Menentukan Kadar Cl- dalam Air Sampel
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki khususnya tentang penggunaan bentonit terhadap kualitas air sampel yang diuji
baik kulaitas fisik, kadar zat padat total, kesadahan, kadar zat organik, dan kadal CI-.
2. Bagi masyarakat
Memberi informasi dan pedoman untuk mendapat kualitas air yang baik.
E. Definisi operasional, Asumsi, dan Pembatasan Masalah
1. Definisi operasional
 Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit
 pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu larutan.
 TSS (Total Suspended Solid) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh
saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 µm atau lebih besar dari ukuran
pertikel koloid.
 Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau
tumbuhan dengan komponen utamanya yaitu karbon, protein, dan lemak lipid.
2. Asumsi
Dari penelitian yang dilakukan, dapat diasumsikan bahwa sampel air yang diambil
di sungai karang pilang tercemar dengan limbah, karena di samping sungai terdapat pabrik
yang kemungkinan besar limbahnya dialirkan ke sungai tersebut.
3. Pembatasan masalah
 Air sampel diambil dari air sungai daerah karang pilang.
 Pengujian sampel air hanya pada kualitas fisik air (warna, bau, kekeruhan, PH),
penentuan kadar zat padat, penentuan kesadahan, penentuan kadar zat organik, dan
penentuan kadar Cl-
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu :

1. Sampel air yang digunakan memiliki warna kuning keruh, berbau amis, memiliki
kekeruhan 14,42 dan memiliki pH 7,73 dan jika dibandingkan dengan air PDAM tidak
sesuai dengan baku mutu air bersih sesuai dengan Permenkes tahun 2017. Namun
enambahan bentonit sebagai adsorben berpenagruh terhadap perubahan warna, bau,
kekeruhan dan pH.
2. Nilai TSS dari sampel tanpa penambahan adsorben sebesar 80 mg/L; sampel dengan
penambahan 5 gram adsorben sebesar 128 mg/L; sampel dengan penambahan 10 gram
adsorben sebesar 20 mg/L; sampel dengan penambahan 15 gram adsorben sebesar 12
mg/L.
3. Kesadahan dari sampel air yang digunakan semakin baik dengan makin banyaknya
penambahan bentonit. Nilai kesadahan total dari sampel tanpa penambahan adsorben
sebesar 208 mg/L; sampel dengan penambahan 5 gram adsorben sebesar 64 mg/L; sampel
dengan penambahan 10 gram adsorben sebesar 144.4 mg/L; sampel dengan penambahan
15 gram adsorben sebesar 64 mg/L.
4. Kadar zat organik pada sampel air yang diuji akan semakin sedikit dengan makin
banyaknya penambahan bentonit. Nilai kandungan zat organik pada air yang diuji : air
PDAM sebesar 1,27 mg/L, sampel air tanpa bentonit sebesar 7,37 mg/L, sampel air +
bentonit 5 gram sebesar 5,417 mg/L, sampel air + bentonit 10 gram sebesar 4, 3822 mg/L,
sampel air + bentonit 15 gram sebesar 2, 771 mg/L.
5. Kadar CI dari sampel yang diuji akan semakin menurun dengan banyaknya penambahan
bentonit. Kadar CI pada sampel air yang diuji tanpa bentonit : 65,228 mg/L; sampel +
bentonit 5 gram : 57,783 mg/L; sampel + bentonit 10 gram : 54,238 mg/L; sampel +
bentonit 15 gram : 52,466 mg/L.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai kualitas air yang lebih kompleks
sehingga didapatkan informasi mengenai kualitas air secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai