MAKALAH
Untuk memenuhi tugas individu matakuliah
Teknologi Konstruksi Bangunan
yang dibina oleh Dr. H. Ahmad Dardiri, M.Pd.
Oleh
Riyan Andriansyah
170521626053
i
BAB I
PENDAHLUAN
Bata ringan semakin dicari dan diminati, terutama oleh para pengembang
atau developer perumahan. Bata ringan yang telah teruji standard SNI ini biasanya
digunakan sebagai pondasi utama dalam membuat dinding rumah. Hal ini karena
1
2
bata hebel bersifat ekonomis dan ringan sehingga terbilang cukup efisien dan
cepat untuk digunakan dalam pembangunan proyek rumah, apartemen, hotel
maupun proyek properti lainnya (Shafiyyah, 2018).
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan
daripada bata pada umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved
Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete (CLC). Keduanya
didasarkan pada gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembung udara ke
dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis.
Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC
mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata
ringan jenis CLC yang mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut
juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC) (WIkipedia, 2018).
Campuran bata ringan terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
gypsum, air, dan aluminium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara
secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan
mengembang selama 7-8 jam. Aluminium pasta yang digunakan dalam adonan
tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan
yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan (E-journal.uajy.ac.id).
Bata ringan AAC adalah beton seluler dimana gelembung udara yang ada
disebabkan oleh reaksi kimia, adonan AAC umumnya terdiri dari pasir kwarsa,
semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna,
nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan
dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam
mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen
dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton
3
4
aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran. Adonan beton aerasi yang masih mentah
ini, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi
tekanan tinggi. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 183 derajat celsius. Hal
ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan. Saat pencampuran
pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium pasta, terjadi reaksi
kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam
pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk
gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-
gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari
volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan
terlepas ke atmosfer dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara
yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan (Ampoga, 2017)
Bata ringan CLC adalah beton seluler yang mengalami proses curing
secara alami, CLC adalah beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil)
diganti dengan gelembung udara, dalam prosesnya mengunakan busa organik
yang kurang stabil dan tidak ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan,
foam/busa berfungsi hanya sebagai media untuk membungkus udara. Pabrikasi
dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard, sehingga
produksi dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton
konvensional. Hanya pasir, semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan
yand didapatkan dapat disesuaikan mulai dari 350 kg/m³ sampai 1.800 kg/m³ dan
kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih 30 N/mm². Pasir
sungai berukuran 2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan, tergantung pada kepadatan
5
1. Trowel
Trowel merupakan alat bantu pemasangan bata ringan yang seperti cetok
namun mempunyai bentuk yang berbeda, trowel digunakan untuk
menghasilkan pasangan mortar pada bata ringan agar lebih rapi, rata dan
presisi.
Trowel mempunyai ukuran yang berbeda yang disesuaikan dengan tebal
bata ringan yang digunakan seperti ukuran 7,5 untuk bata ringan tebal 7,5
cm; ukuran 10 untuk bata ringan tebal 10 cm; 12,5 cm untuk bata ringan
tebal 12,5 cm; ukuran 15 untuk bata ringan tebal 15 cm.
2. Palu karet
Palu karet merupakan palu dengan ujung pemukulnya yang terbuat karet.
Tekanan akibat pukulan dengan palu karet akan lebih ringan atau lembut
dibandingkan dengan menggunakan palu yang terbuat dari besi / logam,
sehingga palu karet memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. alu karet
memiliki struktur yang sangat sederhana yaitu: sepotong besar karet padat
dan melekat kepada suatu pegangan yang biasanya berbahan baku kayu.
Karet padat tersebut memiliki kekerasan tertentu sehingga tekanannya
cukup kuat sesuai dengan yang diharapkan tanpa menyebabkan kerusakan
parah pada permukaan benda yang dipukul (Pabrik Industri Karet, 2019).
7
3. Gergaji
1. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, trowl semen,
palu karet, waterpass, ember plastik, benang, gergaji, dan lai-lain.
2. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana
dipasang akan mendapat permukaan yang rata.
3. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
4. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/
dinding (marking).
9
6. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang
besi kolom praktis sesuai approval, dengan ketentuan tidak boleh pasang
dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
7. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
8. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar
perekat dapat bekerja dengan baik.
9. Siapkan campuran adukan perekat bata ringan dan masukan kedalam bak
ember plastik.
10. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan
hand mixer.
11. Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka
dipakai adukan mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar
didapatkan permukaan yang rata (leveling).
10
15. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut
digunakan waterpass sebagai alat control kerataan.
16. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah
mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-
301/AKA-200 atau sejenisnya.
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan
daripada bata pada umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis:
Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete
(CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu
menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan mengurangi berat
beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan
CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami pengeringan
dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC
yang mengalami proses pengeringan alami.
2. Alat-alat yang digunakan pada pemasangan bata ringan adalah sebagai
berikut: Trower bata ringan; palu karet; gergaji dengan gigi yang lebih
kasar dan besar; waterpass, dan alat keperluan lainnya.
3. Prosedur pemasangan bata ringan antara lain: penyiapan alat kerja;
penyortiran bata ringan; persiapan tempat kerja; pemasangan alat bantu;
pemasangan profil; pemasangan starter bawah dan atas; persiapan
campuran adukan spesi sebagai perekat; pemasangan bata ringan; dan
terakhir pekerjaan plesteran/ acian.
3.2 Saran
12
DAFTAR RUJUKAN
13