Anda di halaman 1dari 15

DINDING BANGUNAN DENGAN MATERIAL BATA RINGAN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas individu matakuliah
Teknologi Konstruksi Bangunan
yang dibina oleh Dr. H. Ahmad Dardiri, M.Pd.

Oleh
Riyan Andriansyah
170521626053

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
SI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
MARET 2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3


2.1 Pengertian Bata Ringa ......................................................................... 3
2.1.1 Bata Ringan AAC ...................................................................... 3
2.1.2. Bata Ringan CLC ..................................................................... 4
2.2 Alat yang Digunakan dalam Pemasangan Bata Ringan ...................... 5
2.3 Prosedur Pemasangan Bata ringan....................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12


3.1 Simpulan .............................................................................................. 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 13

i
BAB I

PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang

Dinding adalah bagian bangunan yang di pasang secara vertikal yang


merupakan elemen non struktural dari sebuah bangunan. Dinding memiliki fungsi
sebagai pembatas antara ruangan satu dengan yang lainya, sebagai peredam
terhadap bunyi, sebagai penahan sinar radiasi/zat-zat tertentu dan sebagai artistik
dari sebuah bangunan. Pada umumnya dinding terbuat dari bata merah, batu kali
yang dilapisi mortar. Pembuatan dinding menggunakan batu kali dan bata merah
memerlukan biaya yang cukup banyak (Setyawan, 2017).

Dalam pembuatan bata merah, diperlukan suatu proses pembakaran agar


bata tersebut menjadi keras dan padat. Proses pembakaran tersebut menimbulkan
asap yang dapat merusak lapisan ozon dari bumi kita dan juga menimbulkan
polusi udara bagi daerah di sekitar lokasi pembakaran. Hal tersebut tentu tidak
sejalan dengan kondisi saat ini yang mengedepankan konsep green construction
(Pratama, dkk. 2015).

Seiring dengan perkembangan teknologi, juga berdampak terhadap


berkembangnya material bangunan. Sehingga penggunaan bata merah mulai
ditinggal oleh sebagian tenaga konstruksi. Mengingat waktu pemasangan bata
merah yabg cukup lama, sekarang telah banyak digunakan bata ringan sebagai
pengganti dari bata merah. Bata ringan merupakan jenis material konstruksi
bangunan pengganti bata merah yang memiliki bobot ringan jika dibandingkan
dengan batu bata lain. Bata ringan ini terbentuk dari campuran bahan-bahan
seperti pasir, semen, kimia busa, gypsum, kapur, pasta alumunium, dan air. Proses
pembuatannya pun sudah sangat modern karena menggunakan mesin pabrik.

Bata ringan semakin dicari dan diminati, terutama oleh para pengembang
atau developer perumahan. Bata ringan yang telah teruji standard SNI ini biasanya
digunakan sebagai pondasi utama dalam membuat dinding rumah. Hal ini karena

1
2

bata hebel bersifat ekonomis dan ringan sehingga terbilang cukup efisien dan
cepat untuk digunakan dalam pembangunan proyek rumah, apartemen, hotel
maupun proyek properti lainnya (Shafiyyah, 2018).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai


berikut:

1. Apa itu bata ringan ?


2. Alat apa saja yang digunakan untuk memasang bata ringan menjadi
dinding bangunan ?
3. Bagaimana proses pemasangan bata ringan ?

1.3 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bata ringan.


2. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pemasangan bata
ringan.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pemasangan bata ringan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bata Ringan

Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan
daripada bata pada umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved
Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete (CLC). Keduanya
didasarkan pada gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembung udara ke
dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis.
Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC
mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata
ringan jenis CLC yang mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut
juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC) (WIkipedia, 2018).

Campuran bata ringan terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
gypsum, air, dan aluminium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara
secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan
mengembang selama 7-8 jam. Aluminium pasta yang digunakan dalam adonan
tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan
yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan (E-journal.uajy.ac.id).

2.1.1 Bata ringan AAC

Bata ringan AAC adalah beton seluler dimana gelembung udara yang ada
disebabkan oleh reaksi kimia, adonan AAC umumnya terdiri dari pasir kwarsa,
semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna,
nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan
dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam
mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen
dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton

3
4

aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran. Adonan beton aerasi yang masih mentah
ini, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi
tekanan tinggi. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 183 derajat celsius. Hal
ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan. Saat pencampuran
pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium pasta, terjadi reaksi
kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam
pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk
gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-
gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari
volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan
terlepas ke atmosfer dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara
yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan (Ampoga, 2017)

Gambar 2.1.1.1. Bata ringan AAC


(sumber: https://www.tokopedia.com)

2.1.2 Bata ringan CLC

Bata ringan CLC adalah beton seluler yang mengalami proses curing
secara alami, CLC adalah beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil)
diganti dengan gelembung udara, dalam prosesnya mengunakan busa organik
yang kurang stabil dan tidak ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan,
foam/busa berfungsi hanya sebagai media untuk membungkus udara. Pabrikasi
dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard, sehingga
produksi dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton
konvensional. Hanya pasir, semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan
yand didapatkan dapat disesuaikan mulai dari 350 kg/m³ sampai 1.800 kg/m³ dan
kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih 30 N/mm². Pasir
sungai berukuran 2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan, tergantung pada kepadatan
5

yang diinginkan. Semen portland menawarkan kinerja paling optimal tetapi


kebanyakan jenis lain semen juga bisa digunakan. kepadatan beton bisa
disesuaikan, berbagai ukuran dan maupun panel prefab dapat diproduksi, di atas
kepadatan dari 1.200 kg / m³ (setengah dari berat beton konvensional) untuk
aplikasi struktural dapat mengunakan rangka baja. Pada CLC Gelembung udara
yang dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain, sehingga penyerapan air jauh
lebih sedikit dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti korosi, beton dengan
kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan pla-ster, seperti pada AAC,
hanya cukup di cat saja. Penyerapan air lebih rendah daripada di AAC dan masih
cukup baik dibandingkan dengan beton konvensional (Ampoga, 2017).

Gambar 2.1.2.1. Bata ringan CLC


(sumber: https://konsultanbekisting.wordpress.com)

2.2 Alat yang Digunakan dalam Pemasangan Bata Ringan

1. Trowel

Gambar 2.2.1. Trowel bata ringan


(sumber: https://www.bukalapak.com)
6

Trowel merupakan alat bantu pemasangan bata ringan yang seperti cetok
namun mempunyai bentuk yang berbeda, trowel digunakan untuk
menghasilkan pasangan mortar pada bata ringan agar lebih rapi, rata dan
presisi.
Trowel mempunyai ukuran yang berbeda yang disesuaikan dengan tebal
bata ringan yang digunakan seperti ukuran 7,5 untuk bata ringan tebal 7,5
cm; ukuran 10 untuk bata ringan tebal 10 cm; 12,5 cm untuk bata ringan
tebal 12,5 cm; ukuran 15 untuk bata ringan tebal 15 cm.
2. Palu karet

Gambar 2.2.2. Palu karet


(sumber: https://www.tokopedia.com)

Palu karet merupakan palu dengan ujung pemukulnya yang terbuat karet.
Tekanan akibat pukulan dengan palu karet akan lebih ringan atau lembut
dibandingkan dengan menggunakan palu yang terbuat dari besi / logam,
sehingga palu karet memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. alu karet
memiliki struktur yang sangat sederhana yaitu: sepotong besar karet padat
dan melekat kepada suatu pegangan yang biasanya berbahan baku kayu.
Karet padat tersebut memiliki kekerasan tertentu sehingga tekanannya
cukup kuat sesuai dengan yang diharapkan tanpa menyebabkan kerusakan
parah pada permukaan benda yang dipukul (Pabrik Industri Karet, 2019).
7

3. Gergaji

Gambar 2.2.3. Gergaji pemotong bata ringan


(sumber: https://www.distributorbangunan.com)

Bentuk gergaji yang digunakan dalam pemasangan bata ringan, geriginya


lebih kasar dan besar seperti pada alat pemecah es batu. Gergaji digunakan
untuk memotong bata ringan agar lebih rapi dan rata. Jika menggunakan
gergaji kayu maka gergaji akan lebih cepat aus (PT Tiga Mitra, 2016).
4. Waterpass

Gambar 2.2.4. Waterpass


(sumber: http://alatukur.web.id)

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan


sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan
dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah
waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi
kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik
untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana
didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat
terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur
panjang. Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan
bahan. Ukuran yang umum dapat dijumpai adalah waterpass dengan
8

panjang 0,5 m, 1 m, 2m, dan 3 m. Umumnya berbentuk persegi panjang


dengan lebar 5-8 cm dan tebal 3 cm. Kedua sisi mempunyai permukaan
rata sebagai bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan diperiksa
kedataran atau ketegakannya. Ditengah bagian adalah terdapat berbentuk
lobang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat
pemeriksaan kedataran, dan pada salah satu ujung terdapat lobang dan
ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat
pemeriksaan ketegakan vertikal. Bahan waterpass yang umum terdapat
adalah dari bahan kayu dan aluminium. Umumnya orang lebih mengyukai
waterpass yang terbuat dari bahan aluminium karena lebih tahan lama dan
lebih ringan untuk digunakan (wikipedia, 2016).
5. Alat lainnya
Alat lainnya yang bisa digunakan pada pemasangan bata ringan seperti:
Ember plastik untuk menyimpan spesi, benang, unting-unting, meteran,
dan alat keperluan pembuatan spesi lainnya.

2.3 Prosedur Pemasangan Bata Ringan

Menurut (metodebangunansipil, 2015) prosedur pemasangan bata ringan


sebagai dinding bangunan dapat diuraikan sebagao berikut:

1. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, trowl semen,
palu karet, waterpass, ember plastik, benang, gergaji, dan lai-lain.
2. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana
dipasang akan mendapat permukaan yang rata.
3. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
4. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/
dinding (marking).
9

Gambar 2.3.1. Marking


(sumber: https://metodebangunansipil.blogspot.com)

5. Pasang profil dengan memakai hollow besi.

Gambar 2.3.2. Profil hollo


(sumber: https://metodebangunansipil.blogspot.com)

6. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang
besi kolom praktis sesuai approval, dengan ketentuan tidak boleh pasang
dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
7. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
8. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar
perekat dapat bekerja dengan baik.
9. Siapkan campuran adukan perekat bata ringan dan masukan kedalam bak
ember plastik.
10. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan
hand mixer.
11. Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka
dipakai adukan mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar
didapatkan permukaan yang rata (leveling).
10

Gambar 2.3.3. Leveling


(sumber: https://metodebangunansipil.blogspot.com)

12. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya


dengan tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk
bagian bawah joint lantai dan atas join slab menggunakan MU-380/ 301-
Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk menggunakan Hand
mixer
13. Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi
yang telah disetujui.

Gambar 2.3.4. Starter bar


(sumber: https://metodebangunansipil.blogspot.com)

Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 liter air dengan


perbandingan 1 ember semen, 2 ember pasir, dan 3 ember split kecil serta
1 liter air. Material yang digunakan sesuai dengan yang telah di ajukan
approval.
14. Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen.
Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan
mencapai ketinggian ±1 meter.
11

Gambar 2.3.5. Pengecoran kolom praktis


(sumber: https://metodebangunansipil.blogspot.com)

15. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut
digunakan waterpass sebagai alat control kerataan.

Gambar 2.3.6. Kontrol kedataran


(sumber: https://www.youtube.com)

16. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah
mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-
301/AKA-200 atau sejenisnya.

Gambar 2.3.7. Plesteran


(sumber: https://www.youtube.com)
BAB II

PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan isi makalah dapat disimpulkan bahwa :

1. Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan
daripada bata pada umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis:
Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete
(CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu
menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan mengurangi berat
beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan
CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami pengeringan
dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC
yang mengalami proses pengeringan alami.
2. Alat-alat yang digunakan pada pemasangan bata ringan adalah sebagai
berikut: Trower bata ringan; palu karet; gergaji dengan gigi yang lebih
kasar dan besar; waterpass, dan alat keperluan lainnya.
3. Prosedur pemasangan bata ringan antara lain: penyiapan alat kerja;
penyortiran bata ringan; persiapan tempat kerja; pemasangan alat bantu;
pemasangan profil; pemasangan starter bawah dan atas; persiapan
campuran adukan spesi sebagai perekat; pemasangan bata ringan; dan
terakhir pekerjaan plesteran/ acian.

3.2 Saran

Selalu gunakan pengontrolan terhadap pasangan bata ringan dengan


menggunakan waterpass. Pengontrolan dilakukan setiap lapis pada pasangan bata
ringan. Pengontrolan tersebut berfungsi supaya pasangan bata ringan tetap lurus
dan rata sehingga kelihatan rapi.

12
DAFTAR RUJUKAN

Ampoga, D. 2017. Paper Bata Ringan. (online),


(https://www.academia.edu/37920594/Bata_ringan) diakses 23 Maret
2019.
e-journal.uajy.ac.id/73/3/2TS12115.pdf diakses 23 Maret 2019.
Pabrik Industi Karet. 2019. Palu Karet. (online),
(https://www.industrikaret.com/palu-karet.html) diakses 25 Maret 2019.
Pratama, W.A., dkk. 2015. Perbandingan Kuat Tekan dan Tegangan Regangan
Bata Beton Ringan dengan Penambahan Mineral Alami Zeolit Alam
Tertahan Saringan No.80 (0,180mm) dan Tertahan Saringan No.200
(0,075mm). Jurnal Rekayasa Sipil, 9(3), 243-250.
PT. Tiga Mitra Surabaya. 2016. Trowel, Gergaji, Palu Karet Alat Bantu
Pemasangan Bata Ringan. (online),
(https://www.jualbataringan.com/2016/01/trowel-gergaji-palu-karet-alat-
bantu.html) diakses 25 Maret 2019
Seyawan, M.I. 2017. Tanpa Judul. (online),
(http://eprints.ums.ac.id/55910/3/BAB%20I%20PENDAHULUAN%20fin
al%20pdf.pdf) diakses 23 Maret 2019.
Shafiyyah, Y. 2018. 10 Keunggulan Bata Hebel sebagai Material Bangunan.
(online), (https://www.homify.co.id/ideabooks/5918531/10-keunggulan-
bata-hebel-sebagai-material-bangunan) diakses 23 Maret 2019
Teknik sipil. 2015. Metode Kerja Pasangan Dinding Bata Ringan. (online),
(https://metodebangunansipil.blogspot.com/2015/10/metode-kerja-
pasangan-dinding-bata.html) diakses 23 Maret 2019.
Wikipedia. 2016. Waterpass. (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/waterpass)
diakses 25 Maret 2019.
Wikipedia. 2018. Bata Ringan. (online),
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bata_ringan) diakses 23 Maret 2019.

13

Anda mungkin juga menyukai