Anda di halaman 1dari 1

DEFINISI : dalam hal seseorang yang berperkara menunjuk pihak lain untuk mewakili dirinya untuk hadir dalam

persidangan, maka dibutuhkan suatu surat kuasa sebagai bukti otentik pemberian kuasa tersebut.

PRINSIP : di dalam perjanjian pemberian kuasa, mengacu pada sayarat sahnya perjanjian (pasal 1320 KUHperdata),
yaitu 1. Syarat subjektif: terdapat kesepakatan, dan kecakapan dalam bertindak, 2. Syarat objektif: hal tertentu, dan
sebab yang halal. Dan berakhirnya pemberian kuasa (pasal 1813 KUHperdata), yaitu ditariknya kembali kuasanya si
kuasa, pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si kuasa, meninggalnya, pengampuannya, atau pailitnya si pemberi
kuasa maupun si kuasa.

SURAT KUASA

JENIS SURAT KUASA: 1. Menurut penjelasan pasal 123 HIR, yaitu a. Surat kuasa umum (kuasa yang telah ditunjuk
didalam surat gugatan atau pada waktu mengajukan gugatan lisan), b. Surat kuasa khusus (orang yang dengan kuasa
sendiri tersendiri dikuasakan untuk mewakili berperkara). 2. Menurut pasal 1795 KUHperdata, yaitu a. Kuasa umum
(pemberian kuasa meliputi segala kepentingan si pemberi kuasa), b. Kuasa khusus (pemberian kuasa hanya mengenai
satu atau lebih kepentingan tertentu).

SYARAT-SYARAT KUASA KHUSUS : 1. Identitas dan kedudukan para pihak, 2. Kompetensi absolut dan kompetensi
relatif, 3. Pokok sengketa, 4. Terdapat hak-hak bagi penerima kuasa.

Anda mungkin juga menyukai