NIM : 20170120044
KELAS :A
Sekretaris Hubungan Industrial Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Freeport Tri
Puspital menyebutkan, klimaks permasalahan pada pertemuan 19 September 2016 terjadi
ketimpangan pemberian bonus bagi pekerja tambang terbuka hanya 17 persen. Sementara bagi pekerja
Geotek mendapatkan bonus 45 persen dari total gaji karyawan.
"Para pekerja kecewa mendapatkan bonus kecil, apalagi selama ini karyawan telah membantu
perusahaan dalam operasional. Dengan adanya ketimpangan ini, maka sejak 28 September karyawan
memutuskan untuk mogok kerja, hingga ada kesepakatan antara perusahaan dan karyawan," jelas Tri
Puspital, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/10/2016).
Setiap harinya, tambang terbuka itu menghasilkan sekitar 200 ribu ton ore atau bijih mineral.
Sementara para pekerja di tambang terbuka itu membawa alatnya masing-masing berkisar 6-7 jam per
hari.
Juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama membenarkan adanya mogok kerja sejak 28
September dari karyawan di tambang terbuka, karena masalah pemberian bonus.Mogok kerja yang
dilakukan karyawan Freeport Indonesia tersebut tak berdampak pada operasi tambang bawah tanah.
Komentar: Menurut saya melakukan mogok kerja sah sah saja karena mogok kerja
merupakan hak dasar pekerja seperti yang tercantum pada (Pasal 137 UUK jo. Pasal 2 Kepmen 232)
Tetapi dalam melakukan mogok kerja harus menaati peraturan atau tatacara hak mogok yaitu
seperti yang dijelaskan
Pada mogok kerja kasus diatas sudah menaati peraturan seperti pada undang undang UUK.
Mogok kerja wajar dilakukan karena sebagai bentuk protes atau memaksa perusahaan mendengarkan
dan menerima tuntutan pekerja.
Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/2616987/karyawan-pt-freeport-indonesia-mogok-kerja