PENDAHULUAN
diperlukan fungsi pengawasan yang lebih baik. Disamping fungsi pengawasan, seiring
kompetensi yang akan mempengaruhi perilaku auditor pada khususnya dan perilaku
adaptasi pada keterampilan baru dan kapabilitas auditor pada setiap tingkatan.
auditor.
Kinerja auditor yang diharapkan dari para auditor memerlukan keahlian dan
pengetahuan tertentu yang spesifik. Dalam pelaksanaan audit, auditor juga dituntut
mempunyai perilaku yang baik sehingga pelaksanaan audit dapat diterima oleh semua
pihak yang terlibat. Standar profesi auditor internal merupakan hal yang mengikat
auditor internal dalam pelaksanaan audit. Profesi auditor internal memiliki standar
profesi yang dipakai sebagai patokan dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan agar
Selama tahun 2010 sampai 2014, divisi intenal audit PT Bank Muamalat telah
melakukan berbagai rencana pemeriksaan audit dan realisasi pemeriksaan audit terkait
pemeriksaan dicabang, kantor khusus, pemeriksaan BEP (Break Event Point) cabang,
No Rencana Audit
Jenis Pemeriksaan 2010 2011 2012 2013 2014
45 50 40 76 82
1. Pemeriksaan Reguler Cabang Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor
2. Pemeriksaan Khusus Kantor (-) (-) (-) (-) (-)
3. Pemeriksaan Khusus Lainnya (-) (-) (-) (-) (-)
4. Pemeriksaan BEP Cabang (-) (-) (-) (-) (-)
5. Pemeriksaan Divisi (-) 8 Divisi 4 Divisi 5 Divisi 4 Divisi
6. Pemeriksaan Security Audit (-) 1 objek 1 objek 1 objek 1 objek
Pemeriksaan Anak
7. Perusahaan (-) 1 kantor (-) (-)
8 Audit IT (-) (-) (-) (-) 4 objek
Sumber : Data Diolah Sendiri
Tabel 1.2
No Realisasi Audit
Jenis Pemeriksaan 2010 2011 2012 2013 2014
Pemeriksaan Reguler 47 50 49 81 82
1. Cabang Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor
2. Pemeriksaan Khusus Kantor 5 Kantor 9 Kantor (-) (-) (-)
Pemeriksaan Khusus 12
3. Lainnya 4 kantor 3 Obyek 3 objek 2 objek Objek
1
4. Pemeriksaan BEP Cabang (-) 8 Kantor 7 Kantor 9 Kantor Kantor
5. Pemeriksaan Divisi (-) 3 divisi 5 Divisi 5 Divisi 4 Divisi
6. Pemeriksaan Security Audit (-) 1 obyek 1 objek 1 objek 1 objek
Pemeriksaan Anak
7. Perusahaan (-) 2 kantor (-) (-)
8 Audit IT (-) (-) (-) (-) 4 objek
Sumber : Data Diolah
Sendiri
kepada pedoman yang berlaku seperti SPFAIB (Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Intern Bank Umum), Buku Pedoman Audit Bank Muamalat, serta dilakukan atas dasar
rencana audit yang disusun sebelumnya dan yang tertuang dalam Audit Plan. Divisi
Audit Internal telah melakukan pemeriksaan semua bidang kegiatan secara berkala
berdasarkan prioritas serta tingkat risiko yang dihadapi. Pengecekan dilakukan secara
regular setiap hari oleh Resident Auditor (RA) yang ditempatkan di masing-masing
cabang. Untuk pemeriksaan khusus aspek syariah, bekerja sama dengan Divisi
Kepatuhan.
Berdasarkan data pada tabel rencana dan realisasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
divisi internal audit telah melakukan tugas pemeriksaan dari tahun 2010 sampai 2014
Tabel 1.3
Dari data hasil temuan audit diatas, hasil temuan/pemeriksaan dibuat laporan hasil
audit dan hasilnya wajib ditindak lanjuti oleh auditee dan pemenuhan perbaikannya
selalu dimonitoring. Seluruh temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh IAD telah
disampaikan dalam laporan hasil audit kepada Direksi, Dewan Komisaris melalui
audit internal bank berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain pelaksanaan
manajemen risiko. Dengan audit berbasis risiko maka proses audit akan dilaksanakan
dengan mengevaluasi risiko-risiko apa yang mungkin terjadi dalam proses sistem
Dengan audit berbasis risiko maka proses audit akan dilaksanakan dengan
yang efektif. Aktivitas penaksiran risiko yang harus dilakukan oleh fungsi audit
tersebut menjadi urgensi bagi fungsi audit internal akan perlunya suatu pendekatan
audit yang memasukkan proses penaksiran risiko sebagai centerpiece dari keseluruhan
tahapan audit. Pendekatan inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan audit
berbasis risiko.
tujuan entitas, manajemen harus meyakini bahwa proses pengelolaan risikonya telah
berjalan dan berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, auditor intern membantu
Oleh karena itu dalam terciptanya kondisi bank yang sehat dan baik maka perlu
auditor internal. Auditor internal yang objektif memerlukan alokasi sumber daya,
sumber daya yang dimaksud mencakup sumber daya anggaran, sumber daya manusia,
dan hari kerja efektif auditor internal yang mengalami keterbatasan. Maka perlu
pendekatan audit yang dapat membantu kegiatan operasional dengan sumber daya
yang tersedia.
pengelolaan risiko. Jika dikehendaki, audit intern dapat proaktif memberikan bantuan
perlu pula difahami bahwa peran proaktif tersebut berbeda dengan peran sebagai
pemilik risiko (ownership of risks). Dengan kata lain, auditor intern dapat
tiga konsep penting yaitu tujuan (goal), risiko (risk), dan pengendalian (control).
Tujuan merupakan outcome yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu proses atau
perusahaan.
kepentingan bank, masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa bank dapat
menjadi meningkat. Hal ini memaksa para manajer bank untuk dapat mengetahui
seluk beluk bank dengan lebih mendalam. Dalam menjalankan tugasnya, para manajer
Peran auditor intern dalam kaitannya dengan pengelolaan risiko oleh manajemen
manajemen dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko pada tingkat yang dapat
diterima. Penilaian risiko audit yang berupa identifikasi dan evaluasi risiko audit yang
maksimal sangat diperlukan dalam rangka upaya mencapai kinerja auditor yang
tinggi. Pendekatan audit berbasis risiko merupakan alternatif untuk melakukan fungsi
audit internal bank berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain pelaksanaan
manajemen risiko.
Sistem pengendalian internal yang berkualitas pada suatu organisasi akan sangat
pengendalian internal suatu organisasi yang baik akan mendorong peningkatan kinerja
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB), bahwa struktur
ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam satuan usaha, bertujuan untuk
pengelolaan suatu bank dan merupakan dasar bagi kegiatan operasional bank yang
aman, sehat dan dapat berkembang secara wajar. Sistem pengendalian intern dapat
membantu pengurus dan pengelola bank menjaga aset bank; menjamin tersajinya
tanggung jawab dari pengurus dan pejabat eksekutif bank. Pengurus bank juga
memastikan hal tersebut melekat (built-in) di setiap jenjang organisasi (Surat Edaran
perhatian bank. Salah satu unsur penyebab terjadinya kesulitan dalam pengelolaan
bisnis bank karena adanya berbagai kelemahan dalam mengimplementasikan sistem
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP (2003), kelemahan dalam
pengendalian dan menerapkan sanksi bagi yang melanggar ketentuan, kebijakan dan
level aktivitas fungsional bank seperti pemisahan fungsi, otorisasi, verifikasi, serta
dengan peran tersebut, auditor intern melakukan identifikasi dan evaluasi risiko
signifikan yang dihadapi perusahaan. Untuk keperluan ini auditor intern perlu
menggambarkan area signifikan yang dapat menjadi fokus audit dan memberi
masukan kepada manajemen atas risiko yang ada, perbaikan terhadap pengendalian
governance terhadap audit fee. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang
total sampel dalam penelitian ini adalah 44 responden dari 25 Kantor Akuntan Publik
dan signifikan terhadap audit fee, dan good corporate governance berpengaruh positif
terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh etika auditor khususnya pada internal
auditor (APIP) yang bekerja di BPKP DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor yang bekerja pada BPKP DKI Jakarta. Pengambilan sampel
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa kompetensi berpengaruh
Hasil penelitian Yana (2011), pelaksanaan audit berbasis risiko akan membuat
lebih efektif dan efisien, karena fokus internal audit yang hanya di pusatkan pada area
berisiko tinggi. Berbeda dengan audit konvensional yang berfokus pada keseluruhan
proses dan pengendalian intern. Dan salah satu kelebihannya adalah meningkatkan
kerjasama auditor dan auditee. Karena, auditor tidak dipandang sebagai pengawas,
Menurut penelitian Nunung (2009), dengan menerapkan Risk Based Audit pada
proses audit jaringan ternyata mampu mencover risiko operasional lebih efektif dan
efisien. Karena dengan pendekatan ini, audit tidak perlu di semua jaringan yang
tersebar melainkan cukup dengan mengaudit jaringan yang memang memiliki risiko
audit. Kondisi ini menunjukkan proses risk assessment di Bank “X” telah efektif dan
sesuai berdasarkan risiko yang ada. Sedangkan pengujian tambahan terhadap masing-
yang diterima yakni faktor loss and potensial loss, sedangkan hipotesis lainnya
ditolak. Atas dasar analisis tersebut, SPI disarankan agar melakukan perbaikan dan
audit dapat efektif dalam mengendalikan risiko dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
berbasis risiko. Pelaksanaan audit dan pelaporannya telah dilakukan sesuai dengan
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
kepuasan kerja masih jarang dilakukan. Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari persepsi internal auditor PT. Bank
ABC sebuah bank BUMN yang berlokasi di Jakarta. Data dikumpulkan dengan
mengirimkan kuisioner kepada para seluruh internal auditor PT. Bank ABC. Kuisioner
yang dikirim sebanyak 40 dan seluruhnya kembali serta dapat digunakan. Metode
statistik yang digunakan untuk menguji masing-masing hipotesis adalah analisis jalur .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua hipotesis yang dibangun
dapat diterima. Dari 7 (tujuh) hipotesis yang dibangun hanya 4 (empat) hipotesis yang
diterima. Hasil penelitian ini mendukung H2, H5, H6 dan H7, hal ini menunjukkan
Bank BTN menunjukkan belum sepenuhnya (mendekati) efektif dan handal, dan hasil
berdasarkan tingkat jabatan dan pendidikan responden adalah tidak berbeda. Selain
itu, hasil penelitian untuk menguji efektivitas dan kehandalan unsur-unsur lingkungan
dengan kondisi tingkat risiko kantor cabang yang sebenarnya. Pelaksanaan penilaian
risiko yang telah dilakukan Divisi Audit Intern masih ditemukan adanya kelemahan-
kelemahan sehingga perlu disempurnakan. Untuk itu Divisi Audit Intern agar
antara lain dengan menambah penilaian risiko berdasarkan jenis risiko, menyediakan
program aplikasi penilaian risiko dan menambahkan indikator risiko lainnya yang
Audit” dengan melakukan studi empiris pada Divisi Internal Audit PT. Bank
1. Standar profesi auditor internal merupakan hal yang mengikat auditor internal
dalam pelaksanaan audit sesuai Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
2. Hasil dari rencana dan realisasi pemeriksaan audit bank muamalat dari tahun 2010
sampai tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa divisi internal audit telah
melaksanakan tugas pemeriksaan melebihi target yang direncanakan semula.
4. Sistem kualitas pengendalian internal yang berkualitas pada suatu organisasi akan
5. Penilaian risiko audit yang berupa identifikasi dan evaluasi risiko audit yang
maksimal sangat diperlukan dalam rangka upaya mencapai kinerja auditor yang
tinggi
Untuk menghindarkan pembahasan masalah yang terlalu luas maka dalam tesis ini
penerapan audit berbasis risiko dan kualitas pengendalian internal terhadap kinerja
internal auditor pada divisi internal auditor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
variable) yaitu kinerja internal auditor, variabel bebas (independent variable) yaitu
penerapan audit berbasis risiko dan kualitas pengendalian internal dan variabel
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mempunyai masalah yang diteliti
berikut :
1. Menguji pengaruh penerapan audit berbasis risiko terhadap kinerja internal
auditor.
2. Menguji peran komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh penerapan audit
referensi yang berguna dalam melakukan penelitian lebih lanjut dan juga dapat
internal.
2. Secara Praktis :
1) Penelitian ini diharapkan memberikan perbaikan dan masukan bagi Satuan
rencana tahunan kegiatan telah sesuai dengan proses pengkajian risiko yang
pemeriksaan audit yang berbasis risiko dan kualitas pengendalian internal yang
baik
.
Untuk mendapatkan gambaran serta pengertian yang jelas dan teratur mengenai
permasalahan yang diuraikan dalam tesis ini, maka tesis ini dibagi ke dalam lima bab
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas latar belakang berisi resiko dalam perbankan
syariah, pendekatan audit berbasis risiko, dan sistem pengendalian internal, serta
acuan dari peneliti terdahulu. Identifikasi dan pembatasan masalah berisikan peran
penelitian ingin mengetahui hasil dari pengujian dari perumusan masalah. Manfaat
dan kegunaan penelitian secara teoritis dan secara praktis. Sistematika penulisan
merupakan perincian dari keseluruhan uraian dari penelitian yang akan diteliti.
Bab ini berisikan tentang kajian teoritis berupa teori penetapan tujuan, definisi
internal audit, audit berbasis risiko, kualitas pengendalian internal dan komitmen
Bab ini berisikan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel dan
Dalam bab ini dibahas tentang hasil analisis dari data yang telah dikumpulkan melalui
sebelumnya. Dalam bab ini dibahas tentang pengujian hipotesis dan pembahasan lebih
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan dan saran yang ditujukan kepada pihak-pihak
yanng memerlukan.