Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi mempengaruhi perkembangan berbagai sektor kegiatan, sehingga

diperlukan fungsi pengawasan yang lebih baik. Disamping fungsi pengawasan, seiring

dengan tuntutan globalisasi juga menuntut auditor berperan sebagai katalisator.

Penambahan peran ini, secara langsung memberi dampak terhadap tuntutan

kompetensi yang akan mempengaruhi perilaku auditor pada khususnya dan perilaku

organisasi pada umumnya. Perubahan tersebut menuntut kemampuan adopsi dan

adaptasi pada keterampilan baru dan kapabilitas auditor pada setiap tingkatan.

Antisipasi dari perubahan tersebut adalah pengembangan dan peningkatan kinerja

auditor.

Kinerja auditor yang diharapkan dari para auditor memerlukan keahlian dan

pengetahuan tertentu yang spesifik. Dalam pelaksanaan audit, auditor juga dituntut

mempunyai perilaku yang baik sehingga pelaksanaan audit dapat diterima oleh semua

pihak yang terlibat. Standar profesi auditor internal merupakan hal yang mengikat

auditor internal dalam pelaksanaan audit. Profesi auditor internal memiliki standar

profesi yang dipakai sebagai patokan dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan agar

tujuan audit tercapai.

Selama tahun 2010 sampai 2014, divisi intenal audit PT Bank Muamalat telah

melakukan berbagai rencana pemeriksaan audit dan realisasi pemeriksaan audit terkait

pemeriksaan dicabang, kantor khusus, pemeriksaan BEP (Break Event Point) cabang,

pemeriksaan divisi, pemeriksaan security audit dan pemeriksaan anak perusahaan.


Tabel 1.1

Rencana Pemeriksaan Divisi Internal Audit 2010 - 2014

No Rencana Audit
Jenis Pemeriksaan 2010 2011 2012 2013 2014
45 50 40 76 82
1. Pemeriksaan Reguler Cabang Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor
2. Pemeriksaan Khusus Kantor (-) (-) (-) (-) (-)
3. Pemeriksaan Khusus Lainnya (-) (-) (-) (-) (-)
4. Pemeriksaan BEP Cabang (-) (-) (-) (-) (-)
5. Pemeriksaan Divisi (-) 8 Divisi 4 Divisi 5 Divisi 4 Divisi
6. Pemeriksaan Security Audit (-) 1 objek 1 objek 1 objek 1 objek
Pemeriksaan Anak
7. Perusahaan (-) 1 kantor (-) (-)
8 Audit IT (-) (-) (-) (-) 4 objek
Sumber : Data Diolah Sendiri

Tabel 1.2

Realisasi Pemeriksaan Divisi Internal Audit 2010 - 2014

No Realisasi Audit
Jenis Pemeriksaan 2010 2011 2012 2013 2014
Pemeriksaan Reguler 47 50 49 81 82
1. Cabang Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor
2. Pemeriksaan Khusus Kantor 5 Kantor 9 Kantor (-) (-) (-)
Pemeriksaan Khusus 12
3. Lainnya 4 kantor 3 Obyek 3 objek 2 objek Objek
1
4. Pemeriksaan BEP Cabang (-) 8 Kantor 7 Kantor 9 Kantor Kantor
5. Pemeriksaan Divisi (-) 3 divisi 5 Divisi 5 Divisi 4 Divisi
6. Pemeriksaan Security Audit (-) 1 obyek 1 objek 1 objek 1 objek
Pemeriksaan Anak
7. Perusahaan (-) 2 kantor (-) (-)
8 Audit IT (-) (-) (-) (-) 4 objek
Sumber : Data Diolah
Sendiri

Dalam menjalankan tugasnya Internal Audit Division (IAD) selalu mengacu

kepada pedoman yang berlaku seperti SPFAIB (Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Intern Bank Umum), Buku Pedoman Audit Bank Muamalat, serta dilakukan atas dasar

rencana audit yang disusun sebelumnya dan yang tertuang dalam Audit Plan. Divisi

Audit Internal telah melakukan pemeriksaan semua bidang kegiatan secara berkala

berdasarkan prioritas serta tingkat risiko yang dihadapi. Pengecekan dilakukan secara

regular setiap hari oleh Resident Auditor (RA) yang ditempatkan di masing-masing

cabang. Untuk pemeriksaan khusus aspek syariah, bekerja sama dengan Divisi

Kepatuhan.

Berdasarkan data pada tabel rencana dan realisasi diatas, dapat disimpulkan bahwa

divisi internal audit telah melakukan tugas pemeriksaan dari tahun 2010 sampai 2014

dengan berbagai macam jumlah temuan.

Tabel 1.3

Data Hasil Temuan Divisi Internal Audit 2010 – 2014

No Tahun Hasil Temuan Tindak lanjut Persentase


1. 2010 (-) (-) (-)
2. 2011 3.385 2.310 68%
3. 2012 5.793 5.426 93%
4. 2013 6.844 4.260 62%
5. 2014 2.410 1.936 80%
Sumber : Data Diolah Sendiri

Dari data hasil temuan audit diatas, hasil temuan/pemeriksaan dibuat laporan hasil

audit dan hasilnya wajib ditindak lanjuti oleh auditee dan pemenuhan perbaikannya

selalu dimonitoring. Seluruh temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh IAD telah
disampaikan dalam laporan hasil audit kepada Direksi, Dewan Komisaris melalui

Komite Audit dan Bank Indonesia.

Pendekatan audit berbasis risiko merupakan alternatif untuk melakukan fungsi

audit internal bank berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain pelaksanaan

audit internal bank berbasis risiko merupakan konsekuensi dengan penerapan

manajemen risiko. Dengan audit berbasis risiko maka proses audit akan dilaksanakan

dengan mengevaluasi risiko-risiko apa yang mungkin terjadi dalam proses sistem

informasi. Evaluasi pada risiko-risiko ini kemudian ditanggulangi dengan menerapkan

kontrol yang efektif.

Dengan audit berbasis risiko maka proses audit akan dilaksanakan dengan

mengevaluasi risiko-risiko apa mungkin terjadi dalam proses sistem informasi.

Evaluasi pada risiko-risiko ini kemudian di tanggulangi dengan menerapkan kontrol

yang efektif. Aktivitas penaksiran risiko yang harus dilakukan oleh fungsi audit

internal dalam rangka penyusunan jadwal pekerjaan audit. Penaksiran risiko

didefinisikan sebagai proses penaksiran dan pengintegrasian pertimbangan-

pertimbangan profesional (professional judgements) tentang kemungkinan timbulnya

kondisi dan atau peristiwa-peristiwa yang merugikan. Pertimbangan-pertimbangan

tersebut menjadi urgensi bagi fungsi audit internal akan perlunya suatu pendekatan

audit yang memasukkan proses penaksiran risiko sebagai centerpiece dari keseluruhan

tahapan audit. Pendekatan inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan audit

berbasis risiko.

Pengelolaan risiko merupakan tanggung jawab manajemen. Untuk mencapai

tujuan entitas, manajemen harus meyakini bahwa proses pengelolaan risikonya telah

berjalan dan berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, auditor intern membantu

manajemen melalui audit, review, evaluasi, pelaporan dan rekomendasi kecukupan


dan efektivitas proses pengelolan risiko. Manajemen bertanggung jawab terhadap

pengelolaan risiko perusahaan dan pengendaliannya. Sementara itu, auditor intern

berperan sebagai konsultan yang membantu mengidentifikasi, mengevaluasi,

menerapkan metodologi pengelolaan risiko, dan memberikan masukan untuk

perbaikan sistem pengendalian risiko.

Oleh karena itu dalam terciptanya kondisi bank yang sehat dan baik maka perlu

diterapkannya manajemen risiko dengan melakukan audit yang dilaksanakan oleh

auditor internal. Auditor internal yang objektif memerlukan alokasi sumber daya,

sumber daya yang dimaksud mencakup sumber daya anggaran, sumber daya manusia,

dan hari kerja efektif auditor internal yang mengalami keterbatasan. Maka perlu

pendekatan audit yang dapat membantu kegiatan operasional dengan sumber daya

yang tersedia.

Auditor intern memberikan pemahaman kepada manajemen mengenai perlunya

pengelolaan risiko. Jika dikehendaki, audit intern dapat proaktif memberikan bantuan

kepada manajemen dalam pembentukan struktur pengelolaan risiko. Namun perlu

perlu pula difahami bahwa peran proaktif tersebut berbeda dengan peran sebagai

pemilik risiko (ownership of risks). Dengan kata lain, auditor intern dapat

memfasilitasi proses pengelolaan risiko, namun tidak memiliki atau bertanggung

jawab untuk mengidentifikasikan, mengambil tindakan untuk meredakan risiko dan

memonitor risiko-risiko tersebut. Dalam penaksiran risiko (risk assessment) terdapat

tiga konsep penting yaitu tujuan (goal), risiko (risk), dan pengendalian (control).

Tujuan merupakan outcome yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu proses atau

kegiatan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian/tindakan yang dapat

menggagalkan atau berpengaruh negative terhadap kemampuan perusahaan dalam

mencapai tujuan entitasnya, sedangkan pengendalian merupakan elemen–elemen


perusahaan yang mendukung manajemen dan karyawan dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Suatu sistem pengendalian yang bertujuan memperoleh keyakinan bahwa

kepentingan bank, masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa bank dapat

terpelihara dan diselenggarakan dengan efektif dan efisien. Terjadinya perkembangan

lingkungan bisnis perbankan tersebut menyebabkan tanggung jawab pimpinan bank

menjadi meningkat. Hal ini memaksa para manajer bank untuk dapat mengetahui

seluk beluk bank dengan lebih mendalam. Dalam menjalankan tugasnya, para manajer

bank tidak dapat secara langsung mengawasi jalannya aktivitas operasional

perbankan. Hal tersebut menimbulkan keharusan bagi pimpinan untuk melimpahkan

sebagian wewenang kepada bawahannya. Pelimpahan wewenang ini harus diimbangi

pula dengan pertanggungjawaban dari penerima wewenang tersebut.

Peran auditor intern dalam kaitannya dengan pengelolaan risiko oleh manajemen

adalah memberikan pendapat yang independent dan objektif atas kemampuan

manajemen dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko pada tingkat yang dapat

diterima. Penilaian risiko audit yang berupa identifikasi dan evaluasi risiko audit yang

maksimal sangat diperlukan dalam rangka upaya mencapai kinerja auditor yang

tinggi. Pendekatan audit berbasis risiko merupakan alternatif untuk melakukan fungsi

audit internal bank berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain pelaksanaan

audit internal bank berbasis risiko merupakan konsekusensi dari penerapan

manajemen risiko.

Sistem pengendalian internal yang berkualitas pada suatu organisasi akan sangat

mempengaruhi kinerja organisasi, serta kinerja masing-masing pegawai. Kualitas

pengendalian internal suatu organisasi yang baik akan mendorong peningkatan kinerja

organisasi, sedangkan kualitas pengendalian yang buruk akan mendorong penurunan


kinerja organisasi.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September

1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB), bahwa struktur

pengendalian intern meliputi kebijakan; organisasi; prosedur dan metode serta

ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam satuan usaha, bertujuan untuk

mengamankan harta kekayaan; meyakini akurasi dan kehandalan data akuntansi;

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien serta

mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Sistem pengendalian intern merupakan elemen yang sangat penting dalam

pengelolaan suatu bank dan merupakan dasar bagi kegiatan operasional bank yang

aman, sehat dan dapat berkembang secara wajar. Sistem pengendalian intern dapat

membantu pengurus dan pengelola bank menjaga aset bank; menjamin tersajinya

pelaporan keuangan, manajerial yang akurat dan dapat dihandalkan; mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien; meningkatkan kepatuhan

terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta mengurangi risiko

terjadinya penyimpangan dan pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian (Surat

Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP, 2003).

Terselenggaranya sistem pengendalian intern yang handal dan efektif menjadi

tanggung jawab dari pengurus dan pejabat eksekutif bank. Pengurus bank juga

berkewajiban untuk meningkatkan control culture dalam organisasi bank dan

memastikan hal tersebut melekat (built-in) di setiap jenjang organisasi (Surat Edaran

Bank Indonesia No. 5/22/DPNP, 2003).

Bank Indonesia menekankan bahwa sistem pengendalian intern perlu mendapat

perhatian bank. Salah satu unsur penyebab terjadinya kesulitan dalam pengelolaan
bisnis bank karena adanya berbagai kelemahan dalam mengimplementasikan sistem

pengendalian intern (Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP, 2003).

Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP (2003), kelemahan dalam

mengimplementasikan sistem pengendalian intern adalah karena kurangnya

mekanisme pengawasan, tercermin dari ketidakjelasan akuntabilitas dari pengurus

bank dan kegagalan dalam mengembangkan kesadaran dan budaya pengendalian

dalam bank; kurangnya komitmen manajemen bank dalam melakukan proses

pengendalian dan menerapkan sanksi bagi yang melanggar ketentuan, kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan; kurangnya komunikasi dan informasi, khususnya informasi

di tingkat pengambilan keputusan mengenai penurunan kualitas risk exposure,

termasuk belum memadainya pelaksanaan identifikasi risiko atas kegiatan operasional

bank maupun tindakan perbaikannya; tidak berjalannya aktivitas pengendalian pada

level aktivitas fungsional bank seperti pemisahan fungsi, otorisasi, verifikasi, serta

evaluasi atas risiko dan kinerja bank.

Auditor intern mempunyai peran dalam membantu memastikan bahwa manajemen

telah melakukan pengelolaan risiko perusahaan secara memuaskan. Sehubungan

dengan peran tersebut, auditor intern melakukan identifikasi dan evaluasi risiko

signifikan yang dihadapi perusahaan. Untuk keperluan ini auditor intern perlu

melakukan penaksiran risiko (risk assessment) terhadap kecukupan proses

pengelolaan risiko yang dilakukan oleh manajemen. Internal auditor

mengindentifikasi risiko residual (residual risk) atau "risiko sisa" setelah

mempertimbangkan pengendalian intern yang ada. Risiko residual ini

menggambarkan area signifikan yang dapat menjadi fokus audit dan memberi

masukan kepada manajemen atas risiko yang ada, perbaikan terhadap pengendalian

intern yang ada dan upaya untuk menekan risiko tersebut.


Menurut Vivi (2013), menguji pengaruh pengendalian internal dan goodcorporate

governance terhadap audit fee. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang

bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Berdasarkan metode purposive sampling,

total sampel dalam penelitian ini adalah 44 responden dari 25 Kantor Akuntan Publik

di Jakarta. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian Internal berpengaruh positif

dan signifikan terhadap audit fee, dan good corporate governance berpengaruh positif

dan signifikan terhadap audit fee.

Menurut Norma (2012), Penelitian ini bertujuan menganalisis secara empiris

mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dan

menganalisis secara empiris mengenai pengaruh kompetensi dan independensi

terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh etika auditor khususnya pada internal

auditor (APIP) yang bekerja di BPKP DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh auditor yang bekerja pada BPKP DKI Jakarta. Pengambilan sampel

dilakukan dengan mengggunakan metode purposive sampling dan jumlah sampel

sebanyak 82 responden. Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah

metode kuesioner. Data dianalisis menggunakan teknik analisis Moderated

Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa kompetensi berpengaruh

terhadap kualitas audit internal. Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa

secara bersama-sama kompetensi, independensi, dan etika auditor memberikan

sumbangan terhadap variabel dependen (kualitas audit) sebesar 71,5% sedangkan

sisanya 28,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.

Hasil penelitian Yana (2011), pelaksanaan audit berbasis risiko akan membuat

lebih efektif dan efisien, karena fokus internal audit yang hanya di pusatkan pada area
berisiko tinggi. Berbeda dengan audit konvensional yang berfokus pada keseluruhan

proses dan pengendalian intern. Dan salah satu kelebihannya adalah meningkatkan

kerjasama auditor dan auditee. Karena, auditor tidak dipandang sebagai pengawas,

melainkan sebagai mitra kerja.

Menurut penelitian Nunung (2009), dengan menerapkan Risk Based Audit pada

proses audit jaringan ternyata mampu mencover risiko operasional lebih efektif dan

efisien. Karena dengan pendekatan ini, audit tidak perlu di semua jaringan yang

tersebar melainkan cukup dengan mengaudit jaringan yang memang memiliki risiko

berdasarkan hasil dari manajemen risiko.

Penelitian Adam (2009), risk assessment berpengaruh negatif terhadap rating

audit. Kondisi ini menunjukkan proses risk assessment di Bank “X” telah efektif dan

sesuai berdasarkan risiko yang ada. Sedangkan pengujian tambahan terhadap masing-

masing komponen/faktor dalam risk assessment menunjukkan hanya satu hipotesis

yang diterima yakni faktor loss and potensial loss, sedangkan hipotesis lainnya

ditolak. Atas dasar analisis tersebut, SPI disarankan agar melakukan perbaikan dan

penyempurnaan metode maupun perangkat risk assessment, serta kriteria

komponen/faktor-faktor dalam risk assessment sehingga diharapkan perencanaan

audit dapat efektif dalam mengendalikan risiko dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Pada penelitian Sovia (2008), divisi internal audit dalam melaksanakan

pemeriksaan terhadap proses risk management sudah sesuai perencanaan audit

berbasis risiko. Pelaksanaan audit dan pelaporannya telah dilakukan sesuai dengan

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

dan memberikan dampak yang positif.

Menurut Gunawan (2006), Penelitian tentang profesionalisme dan komitmen

organisasi telah banyak dilakukan, tetapi penelitian yang menguji apakah


profesionalisme dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja melalui

kepuasan kerja masih jarang dilakukan. Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh

professionalisme dan komitmen organisasi terhadap kinerja kerja internal auditor

dengan variabel kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Data primer pada penelitian ini diperoleh dari persepsi internal auditor PT. Bank

ABC sebuah bank BUMN yang berlokasi di Jakarta. Data dikumpulkan dengan

mengirimkan kuisioner kepada para seluruh internal auditor PT. Bank ABC. Kuisioner

yang dikirim sebanyak 40 dan seluruhnya kembali serta dapat digunakan. Metode

statistik yang digunakan untuk menguji masing-masing hipotesis adalah analisis jalur .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua hipotesis yang dibangun

dapat diterima. Dari 7 (tujuh) hipotesis yang dibangun hanya 4 (empat) hipotesis yang

diterima. Hasil penelitian ini mendukung H2, H5, H6 dan H7, hal ini menunjukkan

bahwa profesionalisme secara positif berpengaruh terhadap kepuasan kerja internal

auditor namun tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja. Sedangkan

commitment organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja.

Hasil penelitian Sanyoto (2006) terhadap unsur-unsur lingkungan pengendalian di

Bank BTN menunjukkan belum sepenuhnya (mendekati) efektif dan handal, dan hasil

penilaian terhadap efektivitas dan kehandalan unsur-unsur lingkungan pengendalian

berdasarkan tingkat jabatan dan pendidikan responden adalah tidak berbeda. Selain

itu, hasil penelitian untuk menguji efektivitas dan kehandalan unsur-unsur lingkungan

pengendalian berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas dan kehandalan

sistem pengendalian intern, menunjukkan bahwa unsur-unsur lingkungan

pengendalian yang mempunyai pengaruh signifikan adalah eksternal, atensi, dan

sumber daya manusia.


Menurut Yayon (2006), berdasarkan hasil pengujian penilaian risiko yang telah

dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa hasil penilaian risiko cukup mendekati

dengan kondisi tingkat risiko kantor cabang yang sebenarnya. Pelaksanaan penilaian

risiko yang telah dilakukan Divisi Audit Intern masih ditemukan adanya kelemahan-

kelemahan sehingga perlu disempurnakan. Untuk itu Divisi Audit Intern agar

melakukan upaya-upaya perbaikan dalam rangka penyempurnaan penilaian risiko,

antara lain dengan menambah penilaian risiko berdasarkan jenis risiko, menyediakan

program aplikasi penilaian risiko dan menambahkan indikator risiko lainnya yang

berasal dari luar perusahaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka penulis akan melakukan penelitian

dengan judul “Peran Komitmen Organisasi dalam Memoderasi Penerapan Audit

Berbasis Risiko dan Kualitas Pengendalian Internal terhadap Kinerja Internal

Audit” dengan melakukan studi empiris pada Divisi Internal Audit PT. Bank

Muamalat Indonesia Tbk.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan diatas, terdapat beberapa

masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Standar profesi auditor internal merupakan hal yang mengikat auditor internal

dalam pelaksanaan audit sesuai Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank

Umum pada peraturan Bank Indonesia.

2. Hasil dari rencana dan realisasi pemeriksaan audit bank muamalat dari tahun 2010

sampai tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa divisi internal audit telah
melaksanakan tugas pemeriksaan melebihi target yang direncanakan semula.

3. Pelaksanaan audit internal bank berbasis risiko merupakan konsekuensi dengan

penerapan manajemen risiko.

4. Sistem kualitas pengendalian internal yang berkualitas pada suatu organisasi akan

sangat mempengaruhi kinerja dan komitmen organisasi.

5. Penilaian risiko audit yang berupa identifikasi dan evaluasi risiko audit yang

maksimal sangat diperlukan dalam rangka upaya mencapai kinerja auditor yang

tinggi

1.2.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindarkan pembahasan masalah yang terlalu luas maka dalam tesis ini

pembahasan hanya dibatasi pada peran komitmen organisasi dalam memoderasi

penerapan audit berbasis risiko dan kualitas pengendalian internal terhadap kinerja

internal auditor pada divisi internal auditor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Varibel-variabel yang akan diteliti merupakan variabel terikat (dependent

variable) yaitu kinerja internal auditor, variabel bebas (independent variable) yaitu

penerapan audit berbasis risiko dan kualitas pengendalian internal dan variabel

moderasi yaitu komitmen organisasi.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mempunyai masalah yang diteliti

selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan:


1. Apakah penerapan audit berbasis risiko berpengaruh terhadap kinerja internal

auditor bank muamalat ?


2. Apakah peran komitmen organisa si dapat memoderasi pengaruh penerapan

audit berbasis risiko terhadap kinerja internal auditor bank muamalat ?


3. Apakah kualitas pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja internal

auditor bank muamalat ?


4. Apakah peran komitmen organisasi dalam memoderasi mempengaruh kualitas

pengendalian internal terhadap kinerja internal auditor bank muamalat ?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai

berikut :
1. Menguji pengaruh penerapan audit berbasis risiko terhadap kinerja internal

auditor.
2. Menguji peran komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh penerapan audit

berbasis risiko terhadap kinerja internal auditor.


3. Menguji kualitas pengendalian internal terhadap kinerja auditor.
4. Menguji peran komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh kualitas

pengendalian internal terhadap kinerja internal auditor.

1.5 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti penting dengan harapan dapat

memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada. Disamping itu

diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk mengembangkan ilmu lebih lanjut

maupun kegunaan praktis menyangkut pemecahan-pemecahan permasalahan yang

aktual. Manfaat dari penelitian ini adalah:


1. Secara Teoritis :
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan kontribusi informasi

terhadap pengembangan literatur ilmu internal auditing, kualiatas

pengendalian internal dan pengembangan konsep risk based audit di Indonesia.


2) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk membandingkan teori akuntansi yang ada

sesuai kajian teoritis dengan kenyataan objek penelitian yang diteliti.

Menambah wawasan serta menambah referensi mengenai auditing khususnya


audit berbasis risiko, pengendalian internal, komitmen organisasi serta

pemahaman internal audit.


3) Bagi Akademika, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman atau

referensi yang berguna dalam melakukan penelitian lebih lanjut dan juga dapat

menambah wawasan dan khasanah pustaka bagi yang berminat mendalami

pengetahuan dalam pendekatan audit berbasis risiko dan pengendalian

internal.
2. Secara Praktis :
1) Penelitian ini diharapkan memberikan perbaikan dan masukan bagi Satuan

Kinerja Audit Internal (SKAI) di Bank Muamalat Indonesia dalam

melaksanakan penerapan audit berbasis risiko sehingga proses penyusunan

rencana tahunan kegiatan telah sesuai dengan proses pengkajian risiko yang

sebenarnya dan memastikan bahwa pelaksanaan audit telah dilakukan secara

komprehensif pada seluruh risiko dominan Bank.


2) Bagi manajemen organisasi, khususnya Kepala Divisi Audit Intern, dapat

memberikan masukan atas hasil evaluasi audit berbasis risiko dan

pengendalian internal guna meningkatkan kinerja internal audit.


3) Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

, khususnya internal auditor Bank Muamalat Indonesia, dapat memberikan

masukan dalam meningkatkan keahlian, keterampilan dan kualitas

pemeriksaan audit yang berbasis risiko dan kualitas pengendalian internal yang

baik
.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran serta pengertian yang jelas dan teratur mengenai

permasalahan yang diuraikan dalam tesis ini, maka tesis ini dibagi ke dalam lima bab

dengan perincian sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas latar belakang berisi resiko dalam perbankan

syariah, pendekatan audit berbasis risiko, dan sistem pengendalian internal, serta

acuan dari peneliti terdahulu. Identifikasi dan pembatasan masalah berisikan peran

internal audit terhadap pengelolaan risiko dan pengendalian internal. Perumusan

masalah berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan identifikasi. Tujuan

penelitian ingin mengetahui hasil dari pengujian dari perumusan masalah. Manfaat

dan kegunaan penelitian secara teoritis dan secara praktis. Sistematika penulisan

merupakan perincian dari keseluruhan uraian dari penelitian yang akan diteliti.

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA

Bab ini berisikan tentang kajian teoritis berupa teori penetapan tujuan, definisi

internal audit, audit berbasis risiko, kualitas pengendalian internal dan komitmen

organisasi, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,

populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel dan

metode analisi data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas tentang hasil analisis dari data yang telah dikumpulkan melalui

kuesioner yang telah diuji dengan menggunakan metode penelitian di bab

sebelumnya. Dalam bab ini dibahas tentang pengujian hipotesis dan pembahasan lebih

lanjut dari penelitian.

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan dan saran yang ditujukan kepada pihak-pihak

yanng memerlukan.

Anda mungkin juga menyukai