Anda di halaman 1dari 39

I.

JUDUL PERCOBAAN : Nitrogen dan Amonia


II. TANGGAL PERCOBAAN :
Mulai : Selasa, 5 Maret 2019; pukul 09.30
Selesai : Selasa, 5 Maret 2019; pukul 12.00
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui cara pembuatan gas nitrogen dan amonia di laboratorium
2. Mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawanya
3. Mengidentifikasi das nitrogen, amonium, dan senyawanya
IV. DASAR TEORI
1. Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur
nonlogam dan gas yang paling banyak di atmosfer bumi. Nitrogen merupakan
unsur yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop-isotop yang 4 di antaranya
bersifat radioaktif. Di alam nitrogen terdapat dalam bentuk gas N2 yang tidak
berwarna dan tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun. Pada suhu yang
rendah nitrogen dapat berbentuk cairan atau bahkan kristal padat yang tidak
berwarna (bening) (Hadyan, 1994). Nitrogen merupakan molekul diatomik
yang memiliki ikatan rangkap tiga 3. Berikut adalah gambar dari unsur
nitrogen:

Gambar 1. Struktur Nitrogen


Energi ikatannya cukup tinggi sehingga sangat stabil dan sulit bereaksi.
Karena itu kebanyakan entalpi dan energi bebas pembentukan senyawa
nitrogen bertanda positif. Molekul nitrogen ini sangat ringan dan nonpolar
sehingga gaya van der waals antar molekul sangat kecil. Gas ini masuk dan
keluar tubuh manusia sewaktu bernafas tanpa berubah. Gas ini tidak berbau
dan tidak berasa. Nitrogen sangat diperlukan digunakan sebagai pembuatan
senyawa penting seperti amonia dan urea. Karena kesetabilan yang tinggi,
nitrogen dipakai untuk gas pelindung gas oksigen dalam pabrik kimia, industri
logam, dan dalam pembuatan komponen elektronika. Nitrogen cair juga
digunakan untuk membekukan makanan secara cepat (Syukri, 1999).
N2 cair digunakan sebagai bahan pembeku dalam industry pengolahan
makanan. Penggunaan penting lainnya ialah dalam produksi berbagai senyawa
nitrogen, terutama melalui pembuatan NH3 (Petrucci.1992).
Atom nitrogen, dapat melengkapi kulit valensinya dalam beberapa cara
berikut :
- Penggabungan elektron membentuk ion nitrit N3-; ion ini ditemukan hanya
dalam nitrit mirip garam dari logam-logam yang paling elektropositif.
- Pembentukan ikatan-ikatan pasangan elektron.
- Pembentukan ikatan pasangan elektron dengan penggabungan elektron
seperti NH2- atau NH2-
- Pembentukan ikatan pasangan elektron dengan elektron dengan
pasanganelektron seperti dalam ammonium tetrahedral dan ion ammonium
tersubstitusi [NR4]
- Terdapat sejumlah spesies stabil dimana, secara formal kulit valensi
nitrogentidak penuh (Willkinson.1976).
Kelimpahan Nitrogen
Nitrogen terdapat di alam sebagai unsur bebas berupa molekul diatomik
(N2) kira-kira 78,09% volume atmosfir. Dijumpai dalam mineral penting
seperti (KNO3), dan sendawa Chili (NaNO3). Pada tumbuhuan dan hewan,
nitrogen berupa bentuk protein yang komposisi rata-ratanya 51% C; 25% O;
16% N; 7% H; 0,4%P; dan 0,4% S.
Sifat Unsur Nitrogen
- Nitrogen terdapat dialam sebagai gas tak berwarna dan tak berbau
denganrumus molekul N2
- Gas nitrogen dapat dicairkan jika didinginkan dibawah suhu kritisnya (-14),
selanjutnya dimampatkan pada 35 atm dan suhu kritis, menghasilkan cairan
tak berwarna yang mendidih pada -196, dan 1 atm.
- Nitrogen kurang reaktif pada suhu kamar, disebabkan kekuatan pada N.
Namun pada suhu yang dinaikan secara perlahan, nitrogen bereaksi dengan
sejumlah unsur dengan sejumlah unsur dengan oksigen menghasilkan nitrit
oksida.
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
Reaksi ini digunakan dalam industri (proses Harber), dan sebagai sumber
komersialsenyawa nitrogen.Hampir semua nitrogen di alam terdapat sebagai
gas nitrogen, atmosfer terdiri 78,1% massa N2.
Reaksi-Reaksi Nitrogen
Nitrogen dapat membentuk suatu senyawa berupa ion Nitrit (NO2-) dan
ion Nitrat (NO3). Berikut diuraikan beberapa reaksi-reaksi yang sering
digunakan dalam percobaan di laboratorium.
1) Nitrit (NO2-)
Semua nitrit (NO2-) larut dalam air kecuali perak nitrit yang larut
sangat sedikit dalam air. Reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai
larutan kalium nitrit (KNO2) yang baru dibuat.
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrit:
- Dengan menambahkan suatu asam klorida encer secara hati-hati kepada
suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan larutan biru pucat yang
tak tetap (transien) (karena adanya asam nitrit bebas, HNO2 atau
anhidranya, N2O3) dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang coklat.
Uap tersebut terbentuk karena terjadi persenyawaan antara nitrogen
oksida dengan oksigen dari udara. Hasil serupa diperoleh dengan
larutannya dalam air.
NO2- + H+  HNO2
(2HNO2  H2O + N2O3)
3HNO2  HNO3 + 2NO + H2O
2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g)
- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit secara hati-hati pada larutan
pekat (25%) besi(II) sulfat yang diasamkan dengan asam asetat encer
atau asam sulfat encer, terbentuk cincin coklat diantara perbatasan kedua
cairan tersebut yang ditimbulkan oleh senyawa [Fe,NO]SO4. Jika
penambahan tak dilakukan hati-hati, hasilnya adalah pewarnaan yang
coklat. Hal ini serupa dengan uji cincin nitrat terhadap nitrat.
NO2- + CH3COOH  HNO2 + CH3COO-
3HNO2  H2O + HNO3 + 2NO (g)
Fe2+ + SO42- + NO (g)  [Fe,NO]SO4
Iodida, bromida, ion-ion berwarna, dan anion yang memberi senyawa-
senyawa berwarna dengan ion besi(II), tak boleh ada.
- Dengan larutan barium klorida tidak membentuk endapan.
- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium iodida,
yang diteruskan dengan mengasamkannya dengan asam asetat atau
dengan asam sulfat encer, akan dibebaskan iod yang dapat diidentifikasi
dari warna biru yang dihasilkannya dengan amilum (pasta kanji).
2 NO2- + 2I- + 2H2SO4  I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O
2 NO2- + 2I- + 2CH3COOH  I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O
2) Nitrat (NO3-)
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut
dalam asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
nitrat.
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrat:
- Dengan asam sulfat pekat terbentuk uap nitrogen dioksida yang coklat
kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat berbau menusuk dan berasap
dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat direaksikan dengan
reagensia. Asam sulfat encer tak memberi reaksi apa-apa (perbedaan
dari nitrit).
4NO3- + 2H2SO4  4NO2 (g) + O2 (g) + 2SO42- + 2H2O
- Asam sulfat pekat dan serutan tembaga yang mengkilat dipanaskan
bersama nitrat padat, akan dilepaskan uap nitrogen dioksida berwarna
coklat kemerahan, dan larutan berubah warna menjadi biru oleh
terbentuknya ion-ion tembaga(II). Dapat juga dipakai larutan dari
nitrat tersebut, lalu ditambahkan asam sulfat dengan hati-hati sekali.
2NO3- + 4H2SO4 + 3Cu  3Cu2+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g)
- Dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat),
dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagai berikut:
Pertama dapat dilakukan dengan menambahkan besi(II) sulfat kepada
larutan nitrat, kemudian dituangkan secara perlahan-lahan sepanjang
sisi tabung-uji sehingga asam ini membentuk suatu lapisan di sebelah
bawah campuran tersebut. Sebuah cincin coklat akan terbentuk pada
tempat dimana kedua cairan bertemu.
Kedua, dapat dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat
kedalam larutan nitrat. Campuran tersebut didinginkan dibawah aliran
dingin dari kran. Setelah dingin, larutan jenuh besi(II) sulfat dengan
perlahan-lahan sepanjang sisi tabung sehingga membentuk suatu
lapisan di atas cairan tadi. Pada zona persentuhan kedua cairan
tersebut akan terbentuk suatu cincin tengguli. Sebuah cincin coklat
yang dikenal dengan cincin tengguli akan terbentuk pada zona
persentuhan kedua cairan tersebut.
Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+. Setelah
campuran dikocok dan dipanaskan, warna coklat hilang, nitrogen(II)
oksida dilepaskan, dan tinggallah larutan ion besi(II) yang kuning.
2NO3- + 4 H2SO4 + 6 Fe2+  6Fe3+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO (g)  [Fe(NO)]2+
Pembuatan Gas Nitrogen
1. Pembuatan Gas Nitrogen di laboratorium
Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium azida
(Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)
Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat
dihasilkan dari pemanasan secara perlahan – lahan amonium nitrit
(NH4NO2).
dipanaskan
NH4NO2(aq) 2H2O(l) + N2(g)
Amonium nitrit yang digunakan, dibuat dengan cara mereaksikan natrium
nitrit dan amonium klorida menurut reaksi berikut:
dipanaskan
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NH4NO2(aq) + NaCl(aq)
(Lutfi dkk, 2016).
2. Pembentukan gas nitrogen di industri
Pembuatan gas nitrogen dilakukan bersamaan dengan pembuatan gas
oksigen karena sumbernya juga sama, yaitu udara. Udara yang
mengandung 78% gas nitrogen, didinginkan sehingga diperoleh nitrogen
dan oksigen cair. Selanjutnya, cairan tersebut didistilasi pada suhu -
195,8oC. Nitrogen cair akan menguap dan terpisah dengan oksigen cair.
Uap nitrogen ini, kemudian ditampung dan dapat digunakan sesuai dengan
keperluan (Lutfi dkk, 2016).

2. Amonia
Amonia merupakan gas tajam yang tidak berwarna dengan titik didih
33,5oC. Cairannya mempunyai panas penguapan sebesar 1,37 kJ/g pada titik
didihnya. Secara fisik cairan NH3 mirip dengan air dalam perilaku fisiknya
dimana bergabung sangat kuat melalui ikatan hidrogen (Cotton, 2009).

Gambar 2. Struktur Amonia


Amonia (NH3) merupakan senyawa komersil nitrogen yang paling
penting. Ia diproduksi menggunakan proses Haber & Bosch dengan reaksi
sebagai berikut:
N2 + 3 H2 → 2NH3 22,8 kal
Pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Gas natural (metana, CH4)
bereaksi dengan uap panas untuk memproduksi karbon dioksida dan gas
hidrogen (H2) dalam proses dua langkah. Gas hidrogen dan gas nitrogen lantas
direaksikan dalam proses Haber untuk memproduksi amonia. Gas yang tidak
bewarna ini bau yang menyengat dapat dengan mudah dicairkan (Madan,
1997).
Reaksi tersebut terjadi pada suhu reaksi 530 oC dan tekanan 150 - 200
atm dengan katalis Fe2O3/Ni/Pt/Pd. Reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm
namun harus dilangsungkan pada suhu tinggi, hal ini disebabkan karena kedua
gas tersebut bersifat lembam. Gas nitrogen berasal dari udara sedangkan
hidrogen berasal dari cracking gas alam. Seiring dengan kemajuan teknologi,
digunakan tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk
mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan.
Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan)
hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas
dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk
amonia (Lee, 1991)
Reaksi – Reaksi ion Amonium
Dengan larutan natrium hidroksida, sejumlah gas amonia dilepaskan saat
pemanasan dilakukan.
NH4- + OH-  NH3+ +H2O
Identifikasi terbentuknya amonia:
- Dari terbentuknya uap amonium klorida bila sebuah pengaduk atau batang
kaca yang telah dibasahi asam klorida pekat.
- Dari fakta bahwa gas ini menyebabkan kertas lakmus merah berubah warna
menjadi biru atau kertas kunyit menjadi coklat.
- Dari baunya dengan cara mencium uap setelah mengangkat tabung uji atau
gelas piala kecil dari api, dilakukan dengan hati-hati
- Dari kemampuannya mengubah kertas saring yang dibasahi larutan
merkurium (I) nitrat menjadi hitam. Dalam uji ini terbentuk campuran
merkurium(II) amidonitrat (endapan putih) dan merkurium (endapan
hitam):
2NH3 + Hg22+ + NO3- Hg(NH2)NO3 (g) + Hg + NH4+
- Kertas saring yang dibasahi larutan mangan(II) klorida dan hidrogen
peroksida memberi warna coklat. Hal ini karena terjadinya oksidasi
terhadap mangan oleh larutan basa yang terbentuk tersebut (Shevla, 1985).
Pembuatan Amonia
1. Pembuatan amonia dilaboratorium
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan cara mereaksikan garam
amonium klorida dengan basa kuat atau oksida basa menurut reaksi
berikut.
NH4Cl + NaOH amonia + NaCl + H2O
Gas yang dihasilkan dapat diketahui dengan cara mengujinya
menggunakan kertas lakmus. Gas amonia bersifat basa sehingga akan
mengubah warna lakmus merah menjadi biru (Lutfi dkk, 2016).
2. Pembuatan amonia di industri
Amonia dibuat dalam skala industri melalui proses Haber-bosch. Proses
pembuatan ini menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen
yang direaksikan menurut persamaan berikut ini.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ∆H = -92,2 KJ
Perhatikan harga entalphi reaksi. Entalpi pembentukan amonia ini
berharga negatif. Berarti, reaksi ini bersifat eksoterm (melepaskan kalor
kelingkungan).
Sifat reaksi yang eksoterm ini perlu anda perhatikan dalam proses
pembuatan amonia. Selain sifat eksoterm yang berhubungan dengan suhu,
ada dua faktor lain yang juga perlu anda perhatikan untuk memperoleh
amonia dengan jumlah yang maksimum, yaitu tekanan dan katalis (Lutfi
dkk, 2016).

V. ALAT DAN BAHAN


Alat
No Nama Alat Ukuran Spesifikasi Jumlah
1. Labu erlenmeyer 100 mL Pyrek 1 buah
2. Labu suling 100 mL Pyrek 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL Iwaki 1 buah
4. Gelas ukur 250 mL Iwaki 1 buah
5. Corong pemisah - Iwaki 1 buah
6. Kasa dan kaki tiga - - 1 set
7. Statif dan klem - - 1 set
8. Pembakar bunsen - - 1 buah
9. Tabung reaksi - Kaca 7 buah
10. Pipet tetes - - Secukupnya
11. Bak/ wadah - Plastik 1 buah
12. Pengaduk kaca - - 1 buah
13. Karet penutup - - 1 buah
14. Selang plastik - - 1 buah
Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Kristal NaNO2 - 0,55 gram
2. Kristal NH4Cl - 0,3 gram
3. Larutan HCl Pekat Secukupnya
4. Padatan Ca(OH)2 - ¼ spatula
5. Larutan amilum - Secukupnya
6. Larutan KI - Secukupnya
7. Larutan amonia - Secukupnya
8. Gas H2S - Secukupnya
9. Larutan H2SO4 Pekat 1 mL
10. Laruran H2SO4 1M; 0,1M Secukupnya
11. Larutan FeSO4 0,2M 0,5 mL
12. Larutan HNO3 Pekat 1 mL
13. Larutan HCl 0,1M Secukupnya
14. Larutan NH4Cl 4M 2 mL
15. Indikator PP - Secukupnya
16. Larutan NH4OH Pekat 5 mL
17. Bungan belerang - ¼ spatula
18. Sebilah kayu - 1 buah
19. Aquades - Secukupnya
20. Kertas lakmus Merah 1 buah
21. Kertas saring - 2 buah

VI. ALUR PERCOBAAN


1. Pembuatan gas N2

Larutan NaNO2 (0,3 gram dalam 10 mL air)

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer pia samping


- Dipasang diatas pembakar spiritus
- Dibuka kran corong pemisah yang berisi larutan NH4Cl (0,3
gram dalam 10 ml air) dengan hati-hati
- Ditampung gas yang keluar dalam sebuah gelas ukur yang
berisi air penuh dalam kondisi terbalik

Terbentuk gelembung gas

- Diukur volume gas yang diperoleh


- Diuji gas dengan sebilah kayu yang menyala
- Diamati yang terjadi
Kertas saring + KI + amilum
berwarna biru keunguan

2. Identifikasi gas N2

0,25 gram NaNO2

- Dilarutkan dalam 2,5 mL aquades


- Dibagi dalam 2 tabung

Tabung I Tabung II

- + beberapa tetes H2SO4 1M - Diencerkan dengan 2 ml aquades


- Diamati perubahannya - + 3-5 tetes KI
- + 2-3 tetes amilum
Terbentuk gas dan
- + 1 mL H2SO4 0,1M
perubahan warna larutan
- Diamati perubahannya

Terbentuk gas dan


perubanah warna larutan
3. Pembuatan cincin tengguli

1 mL larutan HNO3 encer

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- +1 mL H2SO4 8M
- Didinginkan
- + 0,5 mL larutan FeSO4 memutari dinding tabung
secara perlahan-lahan

Terbentuk cincin coklat


dan terbentuk gas

4.
1 mL larutan NaOH 2M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Dialiri gas H2S
- Ditambah 1 mL amonium 0,1 M
- Dikocok dengan bunga belerang
- Disaring

Residu Filtrat

- + beberapa tetes HCl


- Dimati
Terbentuk endapan
warna kuning
5.
2 mL larutan NH4Cl 4M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- + seujung spatula Ca(OH)2
- Dipanaskan perlahan dengan memegang kertas lakmus
merah yang dibasaih di atas tabung reaksi
- Diamati perubahan

Terbentuk gas NH3 dan kertas


lamus berwarna biru
- Dimasukkan pengaduk kaca yang telah dicelupkan
dalam larutan HCl pekat
- Diamati hasil yang terjadi
Terbentuk gas berwarna putih

6. 5 mL larutan NH4OH pekat

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL


- Dipanaskan secara perlahan
- Ditampung gas yang keluar dengan tabung reaksi kering yang
ditutup dengan penutup karet
- Ditunggu beberapa menit

Terbentuk gas NH3

- Diuji dengan pengaduk kaca - Diuji dengan indicator PP


yang telah dicelupkan HCl 2 tetes kedalam gelas
pekat kimia yang berisi air

Hasil Hasil
VII. ALUR PERCOBAAN

Gambar 3. Pembuatan gas nitrogen Gambar 4. Pembuatan amonia


VIII. HASIL PENGAMATAN
No Rancangan percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1 Pembuatan Gas N2 - NaNO2: kristal - NaNO2 + aquades: - NaNO2 (s) + H2O (l)  Terbentuk gas N2 dengan
ditunjukkan pada uji
Larutan NaNO2 (0,3 gram dalam 10 mL air) berwarna putih larutan tak berwarna NaNO2 (aq) nyala api dimana api
- NH4Cl: kristal - NH4Cl + aquades: - NH4Cl (s) + H2O (l)  NH4Cl semakin padam. Volume
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer pia gas diperoleh sebesar 100
berwarna putih larutan tak berwarna (aq) mL.
samping - Aquades: tak - Terbentuk gas pada - NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) 
- Dipasang diatas pembakar spiritus berwarna gelas ukur dengan NaCl (aq) +N2 (g)+ 2H2O(l)
- Dibuka kran corong pemisah yang berisi - KI: larutan tak ditandai habisnya air
larutan NH4Cl (0,3 gram dalam 10 ml air) berwarna sampai volume 100
dengan hati-hati - Amilum: larutan tak mL
- Ditampung gas yang keluar dalam sebuah berwarna - Diuji kertas saring:
gelas ukur yang berisi air penuh dalam tidak berwarna
kondisi terbalik - Diuji nyala api: api
Terbentuk gelembung gas semakin padam dan
gelas ukur terdapat
- Diukur volume gas yang diperoleh
uap
- Diuji gas dengan sebilah kayu yang menyala
- Diamati yang terjadi
Kertas saring + KI + amilum
berwarna biru keunguan
2 Identifikasi Gas N2 - NaNO2: kristal - NaNO2 + aquades: Tabung 1 : Terbentuk gas NO2 yang
NaNO2(s)+H2O(l) NaNO2(aq)
berwarna putih larutan tak berwarna dibuktikan dengan
0,25 gram NaNO2 2NaNO2(aq)+ H2SO4(aq) 
- Aquades: tidak - Dibagi menjadi 2 terbentuknya gelembung
- Dilarutkan dalam 2,5 mL aquades Na2SO4(aq) + 2NO2 (g) + H2(g)
berwarna tabung: pada larutan setelah
- Dibagi dalam 2 tabung - H2SO4 1M: larutan Tabung 1 penambahan 90 tetes
Tabung 2
tak berwarna - + 90 tetes H2SO4 1M: 2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + larutan H2SO4 1M pada
Tabung I Tabung II - H2SO4 encer: larutan larutan tidak 4H2SO4(aq) 4KHSO4(aq) + tabung 1. Dan pada

- Diencerkan dengan tak berwarna berwarna, serta timbul I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(l) tabung 2 di buktikan
- + beberapa tetes
- KI: larutan tak gelembung dengan berubahnya
H2SO4 1M 2 ml aquades
berwarna Tabung 2 warna larutan menjadi
- Diamati - + 3-5 tetes KI
- Amilum: larutan tak - + 2 mL aquades: ungu pekar serta
perubahannya - + 2-3 tetes amilum
berwarna larutan tak berwarna terbentuk gelembung
- + 1 mL H2SO4 0,1M
- + 2 tetes KI & 2 tetes dengan penambahan 1
- Diamati
amilum: larutan tak Oksidator: NaNO2 tetes H2SO4 encer.
Terbentuk gas dan Terbentuk gas dan Reduktor: KI
berwarna Perubahan warna tersebut
perubahan warna perubanah warna
- + 1 tetes H2SO4 encer: Reaksi amilum + I2 : dapat terjadi karena
larutan larutan
larutan berwarna ungu adanya reaksi antara
pekat, serta timbul amilum dan I2 yang
gelembung menghasilkan kompleks
berwarna ungu.
3 Pembuatan Cincin Tengguli - HNO3 encer: larutan - HNO3 + H2SO4 pekat: - 4HNO3(aq) + 2H2SO4 (aq) Terbentuk cincin
1 mL larutan HNO3 encer tak berwarna larutan tak berwarna 4NO2↑(g) + O2↑(g) + tengguling berwarna
- H2SO4 pekat: larutan - + FeSO4 melingkar H2SO4(aq) coklat yang merupakan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kompleks dari [Fe(NO)]2+
tidak berwarna pada dinding tabung: - 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) +
- +1 mL H2SO4 8M - FeSO4: larutan terbentuk cincin 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + Hal tersebut menun-
- Didinginkan berwarna kuning coklat 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) + jukkan bahwa nitrogen
- + 0,5 mL larutan FeSO4 memutari dinding dapat membentuk
4H2O(l)
tabung secara perlahan-lahan
- Fe2+(aq) + NO↑(g)  senyawa kompleks
Terbentuk cincin coklat [Fe(NO)]2+(aq) dengan Fe.
dan terbentuk gas
4 - NH4OH 2M: larutan - NH4OH + gas H2S: - FeS (s) + 2HCl (aq)  Terbentuk gas amonia
1 mL larutan NH4OH 2M tak berwarna larutan tidak berwarna FeCl2(aq) + H2S↑(g) yang ditandai dengan
- Gas H2S: berbau - + amonium: larutan - 2NH4OH (aq) + H2S (g)  semakin keruh filtrat
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
menyengat tidak berwarna (NH4)2S (aq)+ 2H2O (l) setelah ditambahkan HCl.
- Dialiri gas H2S
- HCl: larutan tak - + bunga belerang: - (NH4)2S (aq)+ S (s)
- Ditambah 1 mL amonium 0,1 M
berwarna larutan berwarna (NH4)4S2↓(s)
- Dikocok dengan bunga belerang
- Amonium 0,1M: kuning pudar dan - (NH4)2S (aq) + HCl (aq) 
- Disaring
larutan tak berwarna terdapat endapan NH4Cl (aq) + H2S (aq) + S
- Bunga belerang: kuning (s)
Residu Filtrat
serbuk berwarna - Disaring:
- + beberapa tetes HCl
kuning - Filtrat: larutan
- Dimati
berwarna kuning
Terbentuk endapan
warna kuning pudar
- Filtrat + HCl encer:
larutan keruh (10 tetes
HCl)
- Residu: berwarna
kuning
5 - NH4Cl 4M: larutan - NH4Cl + Ca(OH)2: - 2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s)  Terbentuk gas amonia
2 mL larutan NH4Cl 4M tak berwarna larutan tidak CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l) yang ditandai adanya uap
- Ca(OH)2: serbuk berwarna, ada - NH3(g) + HCl(aq)  putih saat penambahan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
berwarna putih endapan putih didasar NH4Cl(g) HCl pekat dan perubahan
- + seujung spatula Ca(OH)2
- HCl pekat: larutan tabung warna lakmus merah
- Dipanaskan perlahan dengan memegang
tak berwarna - Dipanaskan : timbul menjadi biru.
kertas lakmus merah yang dibasaih di atas
- Lakmus merah: gas
tabung reaksi
berwarna merah - + diuji dengan kertas
- Diamati perubahan
lakmus merah basah:
Terbentuk gas NH3 dan kertas
lakmus berubah
lamus berwarna biru
warna menjadi biru
- Dimasukkan pengaduk kaca yang telah - Diuji dengan
dicelupkan dalam larutan HCl pekat pengaduk kaca yang
- Diamati hasil yang terjadi dicelupkan HCl pekat:
terbentuk kabut putih,
Terbentuk gas berwarna putih
terdapat gas berwarna
putih/ uap putih
6 5 mL larutan NH4OH pekat - NH4OH: larutan tak - NH4OH dipanaskan: Terbentuk gas amonia
panas
berwarna timbul gelembung gas NH4OH(aq) ditandai dengan uap putih
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL
- HCl: larutan tak - Diuji dengan HCl NH3↑(g) + H2O(l) yang terbentuk saat
- Dipanaskan secara perlahan
berwarna pekat: timbul gas/ uap bereaksi dengan HCl
- Ditampung gas yang keluar dengan tabung
- Indikator pp: larutan putih NH3↑(g) + HCl(aq)  NH4Cl pekat dan perubahan
reaksi kering yang ditutup dengan penutup
tak berwarna - Uji dengan indikator (g) warna menjadi merah
karet
PP: larutan berwarna muda saat penambahan
- Ditunggu beberapa menit
merah muda Reaksi ammonia + indicator pp: indikator pp.

Terbentuk gas NH3 NH4OH (aq) + HIn (aq) 


NH4In (aq) + H2O (l)

- Diuji dengan - Diuji dengan


pengaduk kaca indicator PP 2 tetes
yang telah kedalam gelas kimia
dicelupkan HCl yang berisi air
pekat
Hasil Hasil
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang telah dilakukan berjudul “Nitrogen dan Amonia”. Nitrogen
merupakan molekul diatomik yang memiliki ikatan rangkap tiga. Molekul nitrogen
ini sangat ringan dan nonpolar sehingga gaya van der waals antar molekul sangat
kecil. Gas ini masuk dan keluar tubuh manusia sewaktu bernafas tanpa berubah.
Gas ini tidak berbau dan tidak berasa. Sedangkan Ammonia (NH3) merupakan gas
yang tidak berwarna dengan titik didih -330 C. Gas amonia lebih ringan
dibandingkan udara, dengan densitas kira-kira 0,6 kali densitas udara pada suhu
yang sama. Bau yang tajam dari amonia dapat dideteksi pada konsentrasi yang
rendah 1-5.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk (1) mengetahui cara pembuatan gas
nitrogen dan amonia di laboratorium, (2) mengetahui sifat-sifat nitrogen dan
senyawanya, serta mengidentifikasi gas nitrogen, amonium dan senyawanya.
Pada percobaan ini, Prosedur akan dibagi menjadi 6 percobaan, dimana
masing-masing percobaan akan dilakukan sekali tanpa pengulangan.
Sebelum percobaan dilakukan, terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Persiapan ini dilakukan untuk mempermudah dan mempersingkat
waktu percobaan. Pastikan jika alat-alat yang akan digunakan telah dicuci terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan pengotor yang ikut dalam percobaan,
yang dapat mempengaruhi hasil akhir.
1. Percobaan 1
Pada percobaan pertama, bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan
identifikasi gas nitrogen, ammonia dan senyawanya. Langkah awal yang akan
dilakukan yakni persiapan bahan yaitu pengenceran larutan NaNO2 dan NH4Cl.
Kedua larutan inI berfungsi sebagai reaktan utama dalam pembentukan gas
nitrogen. Mula-mula ditimbang masing-masing 0,3 gram NaNO2 (kristal putih)
dan NH4Cl (kristal putih) menggunkan neraca analitik. Sebelum sampel
dimasukkan ke dalam roll film untuk wadah menimbang dipastikan jika neraca
analitik telah dikalibrasi, agar penimbangan menghasilkan massa yang
diinginkan sesuai dengan prosedur. Neraca analitik digunakan karena lebih
akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan). Pada
saat menimbang, dipastikan jika kaca penutup necara analitik tertutup, agar tidak
ada gerakan (angin) yang dapat mempengaruhi massa.
Selanjutnya kedua kristal masing-masing diletakkan ke dalam gelas kimia
berbeda dan ditambahkan 10 mL aquades (tidak berwarna). Kemudian larutan
diaduk menggunkan spatula agar homogen. Dihasilkan larutan larutan tidak
berwarna pada kedua pengenceran. Kedua kristal tersebut larut sempurna dalam
air atau aquades, oleh karena itu tujuan dari penggunaan aquades adalah sebagai
pelarut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq)
NH4Cl (s) + H2O (l)  NH4Cl (aq)
Setelah tahap pengenceran selesai, selanjutnya masuk ke tahap pembuatan
gas nitrogen. Langkah awal yang dilakukan adalah memasukkan larutan NaNO2
ke dalam Erlenmeyer pipa samping dan larutan NH4Cl ke dalam corong pisah.
Selanjutnya alat disusun, dimana corong pisah diletakkan diatas erlenmeyer pipa
samping. Kemudian pipa diberi penutup karet, dan selang yang dialirkan ke
dalam bak berisi air dan gelas ukur yang diletakkan terbalik. Fungsi dari penutup
karet adalah memastikan jika tidak ada gas nitrogen yang akan keluar ke udara.
Hal ini terjadi sesuai dengan sifat gas yang mudah menguap, sehingga jika tidak
disumbat gas akan mudah menguap ke udara. Sedangakn selang berfungsi untuk
mengalirkan gas nitrogen yang akan dihasilkan atau sebagai media untuk
jalannya gas. Berikut adalah rangkaian gambar kerja :

Gambar 5. Rancangan alat


Setelah rangkaian alat siap, Erlenmeyer dipanaskan diatas pembakar
bunsen dan kran corong pisah dibuka secara pelan-pelan. Penggunaan corong
pisah berfungsi untuk mempermudah penamahan yang bertahap, dimana setiap
kali penetesan larutan akan mempertemukan 2 reagen yang saling bereaksi dan
langsung menghasilkan produk gas nitrogen. Kemudian untuk penambahan yang
dilakukan bertahap dilakukan agar reaksi yang dihasilkan dapat sempurna dan
menghasilkan jumlah gas yang banyak. Jika dimasukkan semua langsung tanpa
corong pisah maka reaksi akan sangat cepat berlangsung dan sulit diamati
praktikan.
Saat pemanasan inilah mulai muncul gas nitrogen. Dimana keberadaannya
dapat dilihat dari beberapa indikator anatra lain, selang plastik yang digunkan
mulai mengembun, kedua melalui air yang berada di gelas ukur mulai ikut turun.
Proses turunyya gas ini terjadi karena gas yang akan dihasilkan memiliki
kemampuan untuk naik keatas sehingga akan memberikan tekanan ke air untuk
keluar. Jumlah air yang keluar inilah dapat dijadikan sebagai tolak ukur volume
gas yang dihasilkan. Reaksi yang terjadi adalah seagai berikut :
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq)  NaCl(aq)+ N2↑(g)+ 2H2O(l)
Volume gas nitrogen yang dihasilkan sebesar 100 mL.
Setelah diperoleh gas, maka tahap selanjutnya adalah identifikasi gas yang
terbentuk dengan uji nyala menggunakan sebilah kayu. Dihasilkan api yang lama
kelamaan padam. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan jika gas nitrogen
bersifat tidak reaktif. Hal ini karena nitrogen mempunyai nomor atom 7 dengan
konfigurasi electron 1s2 2s2 2p3.Ketiga elektron pada subkulit 2p di gunakan
untuk membentuk ikatan kovalen rangkap 3 dengan atom nitrogen yang lain.

:N≡N:

Jarak ikatan ganda tiga pada molekul nitrogen sangat pendek (0,070nm),
sehingga ikatan ini sangat kuat. Hal itu di dukung fakta bahwa energi dissosiasi
ikatan pada N ≡ N sebesar 946 Kj molֿ¹. Kekuatan ikatan pada molekul nitrogen
ini menyebabkan nitrogen merupakan gas yang relative stabil, sukar bereaksi
dengan unsure lain.

2. Percobaan 2
Pada percobaan kedua, bertujuan untuk membuat dan mengidentifikasi gas
nitrogen dalam hal ini adalah nitrogen oksida yakni NO dan NO2. Gas nitrogen
dioksida memiliki massa rumus 46,0055, massa jenis 0,0034 gr/ml, dan volume
molar 22,393 liter. Sifat racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat dari
pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas
NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan
membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan
kematiannya (Sunarya, 2012).
Langkah pertama adalah menimbang NaNO2 (kristal berwarna putih)
sebanyak 0,25 gram. Selanjutnya krital dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan aquades sebanyak 2,5 mL (tidak berwarna). Fungsi
penambahan aquades adalah seagai pelarut yang paling universal untuk
senyawa-senyawa kimia. Kemudian larutan diaduk menggunkan spatula hingga
homogen. Dihasilkan larutan tidak berwarna. Selanjutnya larutan dibagi
menjadi 2 tabung reakis dengan volume yang sama besar. Kemudian diberi label
tabung 1 dan 2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaNO2(s)+H2O(l) NaNO2(aq)
Untuk tabung 1 ditambahkan beberapa tetes H2SO4 1 M (tidak berwarna).
Fungsi penamahan dari H2SO4 adalah untuk memberikan suasan asam pada
larutan. Dalam suasana asam inilah larutan NaNO2 akan terdisosiasi
menghasilkan gas nitrogen dioksida dan hidrogen. Dihasilkan larutan tidak
berwarna, muncul gas yang tidak berwarna dengan ditandai munculnya
gelembung dari bawah ke atas setelah penambahan larutan H2SO4 sebanyak 90.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
2NaNO2(aq)+ H2SO4(aq)  Na2SO4(aq) + 2NO2 (g) + H2(g)

Sedangkan untuk tabung 2, setelah larutan NaNO2 masuk, kemudian


ditambhkan 2 mL aquades kembali. Penambahan aquades ini berfunsi untuk
mengencerkan sehingga konsentrasi yang dihasilkan tidak terlalu pekat. Setelah
itu ditambahkan dengan 4 tetes larutan KI (yang tidak berwarna) dan 3 tetes
larutan amilum (tidak berwarna). Dihasilkan larutan tidak berwarna.
Penambahan larutan KI berfungsi sebagai oksidator NaNO2 menjadi NO.
sedangkan amilum berfungsi sebagai indikator. Selanjutnya larutan ditambahkan
dengan H2SO4 encer (tidak berwarna). Dihasilkan larutan berwarna ungu pekat
setelah penambahan 1 tetes H2SO4. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + 2H2SO4(aq)  Na2SO4 (aq) + K2SO4(aq) +

I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(l)


: oksidasi

: reduksi
Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks. Saat ini larutan NaNO2 berfungsi
seagai reduktor yang akan mengokisdasi KI menjadi I2 (-1 menjadi +0). KI
sebagi oksidator yang akan mereduksi NaNO2 menjadi NO (+3 menjadi +2) dan
H2SO4 memberikan suasana sama. Suasa asam ini diperlukan agar NaNO2 dapat
terdisosasi menghasilkan gas nitrogen oksida. Selanjutnya warna ungu yang
terbentuk karena adanya reaksi antara I2 dengan amilum yang akan membentuk
komplek iod-amilum berwarna ungu, seperti reaksi berikut :
I2 + amilum kompleks iod-amilum

Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas
tersebut tidak bewarna dan tidak berbau, sehingga memerlukan suatu indikator
untuk membuktikan jika reaksi telah berlangsung dan menghasilkan gas nitrogen
oksida serta hasil samping yang mampu bereaksi dengan indikator.
3. Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, bertujuan untuk membuat dan mengidentifikasi gas
nitrogen, ammonia dan senyawanya. Langkah pertama adalah menyiapkan 1 mL
HNO3 encer (tidak berwarna) menggunkan gelas ukur. Kemudian dimasukkan
ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambakan dengan larutan H2SO4 pekat
sebanyak 1 mL. Dihasilkan larutan jernih tak berwarna. Kemudian ditambahkan
larutan FeSO4 0,2 M dengan cara dituangkan melingkar kedinding tabung reaksi
perlahan-lahan dan didiamkan beberapa menit. Tujuan dari penuangan larutan
FeSO4 dengan cara melingkar ke dinding tabung reaksi adalah untuk membentuk
cincin tengguli dalam larutan. Dihasilkan cincin warna coklat yang melingkar
dibagian tengah larutan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
HNO3(aq) + 2H2SO4 (aq) 2NO2↑(g) + O2↑(g) + H2SO4(aq)
2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) +
4H2O(l)
Fe2+(aq) + NO↑(g)  [Fe(NO)]2+(aq)
Terbentuknya cincin pada antar muka antara larutan sampel dengan larutan
H2SO4 pekat, hal ini menunjukkan adanya ion nitrat dalam larutan sampel.
Sehingga, tujuan dari percobaan ini yaitu mengidentifikasi senyawa yang
dibentuk khususnya senyawa kompleks [Fe(NO)] 2+ dengan ditandai
terbentuknya cincin tengguli berwarna coklat dapat tercapai.
4. Percobaan 4
Pada percobaan keempat, bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat nitrogen
dan senyawanya. Langkah pertama adalah mengambil 1 mL NH4OH 2 M
(larutan tidak berwarna) dengan gelas ukur dan dimasukkan dalam tabung
reaksi. Selanjutnya dialiri gas H2S yang berbau menyengat melalui selang. Gas
H2S dibuat dengan mereaksikan batu FeS yang berwarna hitam dengan larutan
HCl pekat yang tidak berwarna, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
FeS(s) + 2HCl(aq)  FeCl2(aq) + H2S (g)↑

Larutan NH4OH 2M setelah dialiri gas H2S tetap tidak berwarna, sesuai
dengan persamaan reaksi berikut:

2NH4OH(aq) + H2S(g)  (NH4)2S(aq) + 2H2O(l)

Kemudian ditambahkan 1 mL larutan amonium 0,1M (tidak berwarna) dan


dikocok dengan bunga belerang berupa serbuk berwarna kuning, larutan yang
dihasilkan berwarna kuning pudar dan terdapat endapan berwarna kuning.
Setelah disaring dihasilkan filtrate berupa larutan berwarna kuning pudar dan
residu berupa endapan kuning, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

(NH4)2S (aq)+ S (s) (NH4)4S2↓(s)


Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambah dengan HCl encer, dihasilkan
larutan yang keruh dan terbentuk endapan yang merupakan (NH4)2S yang
melayang-layang dalam larutan. Volume HCl yang diperlukan untuk
membentuk endapan pada larutan sebanyak 10 tetes. Penambahan HCl
berfungsi untuk mempercepat terbentuknya endapan (NH4)2S. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:

(NH4)2S2(s) + HCl(aq)  2NH4Cl(aq) + H2S(aq) + S (s)

5. Percobaan 5
Pada percobaan kelima, bertujuan untuk mengidentifikasi gas ammonia
(NH3) yang bersifat basa dari reaksi garam amonium klorida ((NH4Cl) dengan
serbuk Ca(OH)2. Langkah pertama adalah mengambil 1 mL larutan NH4Cl 4 M
yang tidak berwarna dengan gelas ukur kemudian dimasukkan dalam tabung
reaksi. Selanjutnya ditambahkan seujung sendok kecil Ca(OH)2 berupa serbuk
putih dan dihasilkan larutan tidak berwarna terdapat endapan putih. Kemudian
larutan tersebut dipanaskan perlahan diatas pembakar spiritus dan diletakkan
kertas lakmus merah yang sudah dibasah aquades diatas tabung reaksi. Endapan
larut, larutan menjadi putih dan terbentuk gelembung serta kertas lakmus merah
beruah warna menjadi biru.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya gelembung gas yaitu gas amonia yang
dapat membirukan kertas lakmus merah yang artinya gas tersebut bersifat basa.
Dari hasil ini dapat dikatakan jika gas ammonia berhasil dibuat. Proses
pemanasanan juga menghasilkan bau yang menyengat yang menandakan
terbentuknya gas NH3. Persamaan reaksi sebagai berikut:
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s)  CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
Selanjutnya, pengujian dengan pengaduk kaca yang telah dicelupkan HCl
pekat. Pengaduk kaca tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan terbentuk
asap putih serta larutannya menjadi jernih (endapan turun kedasar tabung). Dari
hasil ini dapat dikatakan jika telah terbentuk gas NH4Cl. Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut :
NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(g)

Amonia digunakan sebagai gas pendingin, untuk pemurnian pasokan air,


dan dalam pembuatan plastik, bahan peledak, tekstil, pestisida, pewarna dan
bahan kimia lainnya. Hal ini ditemukan di banyak rumah tangga dan solusi
pembersih kekuatan industri. Solusi amonia pembersih rumah tangga yang
diproduksi dengan menambahkan gas amonia ke air dan dapat antara 5 dan
amonia 10%.
6. Percobaan 6
Pada Percobaan keenam, bertujuan untuk membuat gas ammonia (NH3) di
dalam laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas ammonia. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mengambil 5 ml larutan NH4OH pekat berupa larutan
tidak berwarna kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer pipa samping yang
telah dihubungkan dengan tabung reaksi yang berisi air. Gambar percobaan
seperti dibawah ini :

Gambar 6. Rancangan percobaan

Setelah alat dirangkai, maka larutan dipanaskan diatas pembakar spiritus


secara perlahan-lahan. Dihasilkan gas tidak berwarna dibuktikan dengan
terbentuknya gelembung pada tabung reaksi yang berisi air. Persamaan reaksi
sebagai berikut:
dipanas kan
NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)

Gas yang dihasilkan ditampung dalam tabung reaksi yang berisi air.
Pengujian yang pertama di uji dengan menggunakan pengaduk kaca (spatula
kaca) yang sudah dicelupkan pada HCl pekat. Hasilnya timbul uap putih. Hal
tersebut membuktikan bahwa dalam tabung reaksi tersebut terdapat gas NH3.
Persamaan reaksinya adalah :

NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(aq)

Pengujian yang kedua adalah diuji dengan Indikator PP beberapa tetes


kedalam gelas kimia yang berisis aquades, yang didalamnya sudah dialiri gas
NH3 dari percobaan. Aquades berubah dari tidak berwarna menjadi berwarna
merah muda. Hal ini menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa, dimana indikator
PP merupakan indikator basa yang mempunyai rentang pH 8,3 sampai 10,
sehingga indikator PP ini akan bekerja hanya pada larutan basa. Yang
mengubaha warna larutan basa dari tidak berwarna menjadi berwarna magenta,
sesuai dengan persamaan reaksi berikut:

NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)

Reaksi NH3 dengan indikator PP :

Amonia digunakan sebagai gas pendingin, untuk pemurnian pasokan air,


dan dalam pembuatan plastik, bahan peledak, tekstil, pestisida, pewarna dan
bahan kimia lainnya. Hal ini ditemukan di banyak rumah tangga dan solusi
pembersih kekuatan industri. Solusi amonia pembersih rumah tangga yang
diproduksi dengan menambahkan gas amonia ke air dan dapat antara 5 dan
amonia 10%.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembuatan gas nitrogen, amonia, dan senyawanya dapat dibuat
dilaboratorium dengan cara :
a. Mereaksikan larutan NaNO2 dengan NH4Cl dengan pemanasan.
b. NH4Cl jika direaksikan dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) akan
terbentuk gas NH3.
c. Pembuatan gas NH3 di laboratorium dengan memanaskan NH4OH
menghasilkan das amonia.
2. Sifat gas nitrogen, amonia, dan senyawanya :
a. Gas nitrogen sangat tidak reaktif jika bereaksi dengan unsur atau senyawa
lain. Dan jika diuji dengan nyala api, nyala api tersebut akan mati yang
membuktikan sifat ketidakreaktifan gas nitrogen. Dipanaskan.
b. Gas NO yang bereaksi dengan udara (O2) akan membentuk senyawa gas
NO2 yang berwarna kuning dan NO yang bereaksi dengan halogen
(I2) akan membentuk nitrosil iodide yang berwarna ungu pekat.
c. Nitrogen dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe yaitu [Fe
(NO)2]2+ yang dibuktikan dengan terbentuknya cincin tengguli yang
berwarna cokelat.
d. NH4OH Jika dialiri dengan gas H2S dan direaksikan dengan bunga belerang
(S) akan terbentuk endapan kuning yaitu endapan (NH4)2S.
3. Identifikasi nitrogen, amonia, dan senyawanya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. NH4Cl jika direaksikan dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) akan
terbentuk gas NH3 yang bersifat basa karena mengubah lakmus merah
menjadi biru, dan lakmus biru tetap berwarna biru, dan jika diuji dengan
pengaduk yang telah dicelupkan HCl pecan akan timbul asap putih.
b. Pembuatan gas NH3 di laboratorium dengan memanaskan NH4OH
menghasilkan das amonia bersifat basa yang dibuktikan dengan adanya
warna merah muda pada air yang telah dicampur dengan indikator pp, dan
jika diuji dengan pengaduk yang telah dicelupkan HCl pecan akan timbul
asap putih.

XI. JAWABAN PERTANYAAN


1. Jelaskan pembuatan gas nitrogen dan amonia dilaboratorium !
2. Jelaskan sifat-sifat kimia nitrogen !
3. Tulislah persamaan reaksi semua percobaan di atas !
4. Sebutkan kegunaan amonium !
Jawaban :
1. Pembuatan gas nitrogen di laboratorium
 Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium azida
(Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)

 Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat


dihasilkan dari pemanasan secara perlahan – lahan amonium nitrit
(NH4NO2).
dipanaskan
NH4NO2(aq) 2H2O(l) + N2(g)
Pembuatan gas NH3 di laboratoruim dapat dibuat dengan mereaksikan larutan
NH4Cl dengan padatan Ca(OH)2 melalui proses pemanasan.
Gas yang terbentuk dari pemanasan ini adalah gas amonia, dengan reaksi
sebagai berikut:
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s)  CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)

Selain itu, pembuatan gas ammonia di Laboratorium juga dapat dibuat


dengan memanaskan larutan NH4OH. Gas yang terbentuk dari pemanasan
ini adalah gas amonia, agar dapat diperoleh gas amonia yang banyak,
sistem harus diisolasi, tempat keluarnya gas harus dihubungkan dengan
selang dan dibuat agar tidak ada gas yang dapat keluar. Reaksinya adalah:
dipanaskan
NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(aq)

2. Sifat kimia nitrogen :


- Tidak berwarna, gas nirogen tidak berwarna, hal inilah yang
menyebabkan sulitnya mengidentifikasi gas ini. Dalam percobaan,
karena sifat kimia ini, kami sulit menentukan dimana letak kebocoran gas
notrogen.
- Tidak berbau. Gas nitrogen tidak mengeluarkan bau, jadi untuk kita tidak
dapat mengetahui gas nitrogen dihasilkan attau tidak dari baunya.
- Tidak terbakar. Gas nitrogen ini tidak mudah terbakar, sehingga aman.
Karenanya kami menggunakan pembakar spirtus saat membuat gas ini.
- Tidak berasa. Gas nitrogen tidak mempunyai rasa yang spesifik.
- Tidak beracun. Gas nitrogen tidak bersifat toksik atau beracun, sehingga
apabila kita menghirup gas ini, tidak akan membahayakan tubuh.
- Gas ini memiliki lima elektron di kulit terluarnya.
- Dalam bentuk murni, dikenal sebagai amonia anhidrat dan bersifat
higroskopis (mudah menyerap kelembaban).
- Nitrogen tidak mudah terbakar dan tidak memperbesar pembakaran.
- Nitrogen adalah gas inert, sangat stabil dan non-polar.
- Pada suhu rendah elemen nitrogen berkemampuan reaktif sangat rendah.
- Pada suhu tinggi nitrogen bisa bereaksi dengan Chrom, Silikon,Titanium,
Aluminium, Boron, Berrylium, Magnesium, Barium, Strontium,
Kalsium, dan Lithium dan membentuk nitrit dan oksigen membentuk
NO.
- Dengan adanya katalisator dan suhu menengah, nitrogen bereaksi dengan
hidrogen membentuk amoniak. Pada suhu di atas 1800°C, Nitrogen,
Karbon dan Hidrogen bergabung membentuk Hidrogen Sianida.

3. Reaksi yang terjadi :


Percobaan 1:
- NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq)
- NH4Cl (s) + H2O (l)  NH4Cl (aq)
- NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq)  NaCl (aq) +N2 (g)+ 2H2O(l)
Percobaan 2:
Tabung 1 :
NaNO2(s)+H2O(l) NaNO2(aq)
2NaNO2(aq)+ H2SO4(aq)  Na2SO4(aq) + 2NO2 (g) + H2(g)
Tabung 2

Reaksi amilum + I2 :
Percobaan 3:
- HNO3(aq) + 2H2SO4 (aq) 2NO2↑(g) + O2↑(g) + H2SO4(aq)
- 2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq)  6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) +
4SO42-(aq) + 4H2O(l)
- Fe2+(aq) + NO↑(g)  [Fe(NO)]2+(aq)
Percobaan 4:
- FeS (s) + 2HCl (aq)  FeCl2(aq) + H2S↑(g)
- 2NH4OH (aq) + H2S (g)  (NH4)2S (aq)+ 2H2O (l)
- (NH4)2S (aq)+ S (s) (NH4)4S2↓(s)
- (NH4)2S (aq) + HCl (aq)  NH4Cl (aq) + H2S (aq) + S (s)
Percobaan 5:
- 2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s)  CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
- NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(g)
Percobaan 6:
NH4OH(aq) dipanaskanNH ↑(g) + H O(l)
3 2

NH3↑(g) + HCl(aq)  NH4Cl (g)


Reaksi ammonia + indicator pp:
NH4OH (aq) + HIn (aq)  NH4In (aq) + H2O (l)

4. Kegunaan amonia :
- Dapat digunakan untuk membuat gas nitrogen (amonium yang pekat).
- Senyawa NH4Cl dalam industri, digunakan sebagai bahan solder dan
cetak tekstil serta sebagai komponen pembuat sel baterai kering.
- Dalam bidang medis, amonium klorida digunakan sebagai ekspektoran
pada obat batuk serta sebagai suplemen makanan.
- Amonia ± 80% dari yang dihasilkan oleh industri digunakan dalam
bidang pertanian sebagai pupuk.
- Amonia digunakan sebagai gas pendingin, untuk pemurnian pasokan air,
dan dalam pembuatan plastik, bahan peledak, tekstil, pestisida, pewarna
dan bahan kimia lainnya. Hal ini ditemukan di banyak rumah tangga dan
solusi pembersih kekuatan industri. Solusi amonia pembersih rumah
tangga yang diproduksi dengan menambahkan gas amonia ke air dan
dapat antara 5 dan amonia 10%.
- Amonia untuk keperluan industri dapat konsentrasi 25% atau lebih tinggi
dan bersifat korosi.
- Amonia cair dapat dipakai sebagai pelarut baik untuk senyawa-senyawa
anorganik maupun organik dan sebagai media reaksi dalam sintesis.

XII. DAFTAR PUSTAKA


Cotton dan wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.
Hadyana, A. Pudjaatmaka dan Setiono, L. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. London : Chapman Hall.
Lutfi, Achmad, dkk. 2016. Kimia Anorganik Unsur – Unsur Golongan Utama.
Yogyakarta : Absolute Media.
Madan, R. 1997. Modern Organic Chemistry. New Delhi : S Chan Company ltd
Petrucci, Ralph H.1992. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian I. Edisi ke-5. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB.
Wilkinson.1976. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.
Lampiran 1. Gambar Kerja
No. Gambar Kerja Keterangan
1. Alat dan Bahan yang
digunakan dalam praktikum
Nitrogen dan Amonia.

Percobaan I
2. Larutan NaNO3 yang
dimasukkan ke dalam labu
suling kemudian NH4Cl
dimasukkan ke dalam corong
pemisah yang masing-masing
ditambahkan 10 mL aquades.

Kemudian dipanaskan dan


gas ditampung disebuah gelas
ukur yang ditaruh dibak terisi
air.
Kemudian diuji dengan
sebilah kayu. Yang nantinya
kayu akan padam jika terkena
uap gas dari nitrogen.

Percobaan II
3. NaNO2 yang telah diencerkan
dengan 2,5 mL aquades.

Larutan yang setelah


ditambahkan dengan H2SO4 1
M diperoleh pada tabung
kanan berubah warna menjadi
coklat jernih dan untuk pada
tabung kiri ketika setelah
ditambahkan 2-3 tetes
amilum dan asam sulfat
berubah warna menjadi ungu
pekat
Percobaan III
4. HNO3 encer dimasukkan ke
dalam tabung reaski
kemudian ditambahkan
dengan asam sulfat 8 N

Kemudian ditambahkan
FeSO4 0,2 M dengan hati-hati
melintas dinding tabung.
Didiamkan sejenak lalu
terbentuknya cincin coklat
Percobaan IV
5. NaOH yang dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
kemudian dialiri gas H2S
kemudian ditambahkan
amilum terbentuk endapan
kuning dan larutan tidak
berwarna.

Kemudian disaring terdapat


residu dan filtrate.

Filtrate ditambahkan HCl


encer terbentuk endapan
kuning
Percobaan V
6. NH4Cl 4 M ditambahkan
Ca(OH)2 dipanaskan dan diuji
dengan kertas lakmus merah
berubah menjadi biru.

Diuji dengan dicelupkan


kedalam HCl pekat terbentuk
gas putih.

Percobaan VI
7. Suatu larutan ammonium
hidroksida dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan
dipanaskn kemudian timbulah
gas dan ditambung didalam
gelas kimia yang berisi air.

Terbentuk gas yang ketika


diuji dengan spatula yang
awalnya dibasahi HCl pekat
akan terdapat uap gas
berwarna putih dan ketika
diuji dengan indicator pp
berubah warna menjadi merah
muda.

Anda mungkin juga menyukai