Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL PENELITIAN

Penyakit Akibat Kerja: Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional
Detailing and Car Wash Makassar.
Reny Kartini
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Abstrak : Tinea pedis adalah salah satu diagnosis tinea pedis dengan gejala gatal
infeksi kulit pada sela jari kaki dan di sela jari-jari kaki yang masih
telapak kaki yang disebabkan oleh berlangsung saat melakukan pekerjaan.
Trichopyton rubrum, Trichophyton Hasil : Faktor yang dominan berpengaruh
mentagrophytes, dan Epidermophyton dalam kejadian Tinea pedis pada
floccosum. Beberapa penelitian penelitian ini berupa faktor fisik yaitu
melaporkan bahwa lingkungan kerja yang kelembapan pada kaki akibat pajanan
melibatkan pajanan air banyak serta terhadap air dan penggunaan sepatu boots
pemakaian sepatu boots yang sering dapat dengan kondisi kaki yang basah dalam
berperan penting dalam terjadinya Tinea jangka waktu lama. Faktor biologi yang
pedis. terkait berupa pertumbuhan spora jamur
Metode : Penelitian ini menggunakan akibat higiene yang buruk.
metode penelitian deskriptif dengan Kesimpulan : Faktor fisik dan faktor
pendekatan cross sectional melalui proses biologi di lingkungan kerja, dan paparan
walk through survey. Daya yang air dalam waktu yang lama, penggunaan
digunakan berupa kebiasaan responden sepatu boots yang tidak tepat dan hygiene
dan faktor-faktor hazard di lingkungan yang buruk selama proses pencucian
kerja pencucian mobil yang dapat mobil yang dilakukan 6 hari dalam
menjadi faktor risiko terjadinya tinea seminggu selama ± 8 jam perhari
pedis, seperti faktor fisik dan biologi serta mempunyai hubungan yang signifikan
penggunaan alat pelindung diri yang tidak dengan terjadinya keluhan gatal di sela
tepat. Data pengukuran yaitu adanya jari-jari kaki.
keluhan gatal pada sela-sela jari kaki Kata kunci : Tinea Pedis, Faktor Fisik,
dengan menggunakan checklist. Sampel Faktor Biologi, Pajanan Air, Penggunaan
dalam penelitian ini adalah pasien dengan Sepatu Boots.

1
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Makassar
PENDAHULUAN dermatomikosis dibagi dua yaitu infeksi
jamur yang menyebabkan inflamasi
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit
(dermatofitosis) dan yang tidak
yang disebabkan oleh pekerjaan dan
menyebabkan inflamasi (non inflamasi).4
lingkungan kerja. Dalam bekerja,
Prevalensi penyakit dermatofitosis di
keselamatan dan kesehatan kerja
Asia mencapai 35,6%. Di Indonesia
merupakan faktor yang sangat penting
sendiri pada tahun 2000-2004
untuk diperhatikan karena seseorang yang
prevalensinya mengalami peningkatan
mengalami sakit dalam bekerja akan
mencapai 14,4%. Dari keseluruhan
berdampak pada diri, keluarga, dan
insidensi berhubungan dengan pekerjaan,
lingkungannya.1 Faktor-faktor yang dapat
sehingga sering disebut dermatofitosis
memengaruhi kesehatan pekerja antara
akibat kerja.5
lain faktor fisik, kimiawi, biologis,
Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot
ergonomis atau faktor psikososial di
atau ringworm of the foot adalah salah
tempat kerja. Faktor lain seperti
satu jenis dermatofitosis yang mengenai
kerentanan individual juga berperan
sela jari kaki dan telapak kaki yang
dalam perkembangan penyakit di antara
disebabkan oleh Trichopyton rubrum,
pekerja yang terpajan.2
Trichophyton mentagrophytes, dan
Kondisi lingkungan di Indonesia yang
Epidermophyton floccosum.6
beriklim tropis mempunyai daya dukung
Tinea pedis dipengaruhi dengan beberapa
yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
keadaan seperti iklim tropis, banyak
perkembangan mikroorganisme yang
keringat,dan lembab. Penyakit ini banyak
merugikan. Salah satu mikroorganisme
diderita oleh orang-orang yang kurang
yang merugikan adalah jamur yang
mengerti kebersihan dan banyak bekerja
tumbuh dengan baik pada keadaan
ditempat panas, terpajan air, banyak
lembab. Jamur dapat tumbuh dibagian
berkeringat serta kelembaban kulit yang
tubuh tertentu pada manusia dan akan
3
lebih tinggi.7
menimbulkan penyakit.
Infeksi tinea pedis dapat menyerang
Dermatomikosis superfisialis merupakan
berbagai tingkat pekerjaan, khususnya
jenis infeksi jamur yang paling sering
pekerjaan yang lingkungannya lembab,
terjadi, dimana telah mengenai 20-25%
basah dan hangat, atau pemakaian sepatu
populasi dunia. Penyebab utamanya
yang ketat dan tertutup akan
adalah dermatofit. Secara umum

2
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
memengaruhi Makassar
pertumbuhan jamur dan disebabkan oleh Trichopyton rubrum,
penyebarannya. Pekerja pencucian mobil Trichophyton mentagrophytes, dan
yang bekerja dari pagi, siang, hingga sore Epidermophyton floccosum.6 Saat ini
hari selalu terpapar air dalam waktu yang diketahui bahwa angka kejadian
lama serta pemakaian sepatu boots dalam (prevalensi) tinea pedis di seluruh dunia
keadaan kaki yang basah menjadi faktor mencapai angka yang cukup tinggi yakni
menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. 10%.2 Tinea pedis lebih sering
Oleh karena itu, pekerja pencucian mobil menginfeksi laki-laki daripada
sangat rentan terkena tinea pedis.7 perempuan, angka insidensi meningkat
sesuai dengan bertambahnya usia dan
TINJAUAN PUSTAKA jarang sekali ditemukan pada anak-anak.
Dermatomikosis superfisialis merupakan Hal ini terjadi karena adanya pengaruh
jenis infeksi yang paling sering terjadi, kebersihan perorangan, pemakaian
dimana telah mengenai 20-25% populasi bahan-bahan material yang sifatnya
dunia. Penyebab utama dermatomikosis oklusif, adanya trauma, dan pemanasan
superfisialis adalah dermatofit. dapat meningkatkan temperatur dan
Dermatofit merupakan kelompok jamur kelembaban kulit sehingga meningkatkan
yang menginvasi stratum korneum kulit. kejadian infeksi tinea. Alas kaki yang
Secara umum dermatomikosis dibagi dua tertutup, berjalan, adanya tekanan
yaitu infeksi jamur yang menyebabkan temperatur, kebiasaan penggunaan
inflamasi (dermatofitosis) dan yang tidak pelembab, dan kaos kaki yang
menyebabkan inflamasi (non inflamasi).4 berkeringat juga meningkatkan kejadian
Tinea pedis terdapat diseluruh dunia tinea.4
sebagai dermatofitosis yang paling sering Terjadinya penularan dermatofitosis
terjadi. Tinea pedis dapat menginfeksi adalah melalui 3 cara yaitu:
daerah tumit, sela-sela jari, dan telapak 1. Antropofilik, transmisi dari manusia
kaki. Infeksi tinea pedis dapat menyebar ke manusia. Ditularkan baik secara
ke daerah lain termasuk kuku yang bisa langsung maupun tidak langsung
menjadi sumber infeksi ke daerah melalui lantai kolam renang dan
lainnya.4 udara sekitar rumah sakit/klinik,
Tinea pedis, disebut juga Athlete’s foot dengan atau tanpareaksi keradangan
atau ringworm of the foot paling sering (silent “carrier”).

3
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
2. Zoofilik, Makassar dari hewan ke
transmisi Perlekatan dermatofit dimulai dengan
manusia. Ditularkan melalui kontak perlekatan artrokonidia pada jaringan
langsung maupun tidak langsung keratin tercapai maksimal setelah 6 jam,
melalui bulu binatang yang terinfeksi dimediasi oleh serabut dinding terluar
dan melekat di pakaian, atau sebagai dermatofit yang memproduksi keratinase
kontaminan pada rumah / tempat (keratolitik) yang dapat menghidrolisis
tidur hewan, tempat makanan dan keratin dan memfasilitasi pertumbuhan
minuman hewan. Sumber penularan jamur ini di stratum korneum. Dermatofit
utama adalah anjing, kucing, sapi, juga melakukan aktivitas proteolitik dan
kuda dan mencit. lipolitik dengan mengeluarkan serine
3. Geofiik, transmisi dari tanah ke proteinase (urokinase dan activator
manusia. Secara sporadic plasminogen jaringan) yang
menginfeksi manusia dan menyebabkan katabolisme protein
menimbulkan reaksi radang.4 ekstrasel dalam menginvasi pejamu.
Untuk dapat menimbulkan suatu Proses ini dipengaruhi oleh kedekatan
penyakit, jamur harus dapat mengatasi dinding dari kedua sel, dan pengaruh
pertahanan tubuh non spesifik dan sebum antara artrospor dan korneosit
spesifik. Jamur harus mempunyai yang dipermudah oleh adanya proses
kemampuan melekat pada kulit dan trauma atau adanya lesi pada kulit. Tidak
mukosa pejamu, serta kemampuan untuk semua dermatofit melekat pada korneosit
menembus jaringan pejamu, dan mampu karena tergantung pada jenis strainnya.
bertahan dalam lingkungan pejamu, Selanjutnya terjadi penetrasi dermatofit
menyesuaikan diri dengan suhu dan melewati dan diantara sel. Spora harus
keadaan biokimia pejamu untuk dapat tumbuh dan menembus masuk stratum
berkembang biak dan menimbulkan korneum dengan kecepatan melebihi
reaksi jaringan atau radang. proses deskuamasi. Proses penetrasi
Terjadinya infeksi dermatofit melalui tiga menghasilkan sekresi proteinase, lipase,
langkah utama, yaitu: perlekatan pada dan enzim musinolitik yang menjadi
keratinosit, penetrasi melewati dan di nutrisi bagi jamur. Diperlukan waktu 4-6
antara sel, serta pembentukan respon jam untuk germinasi dan penetrasi ke
pejamu. stratum korneum setelah spora melekat
pada keratin.

4
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Kemamuan Makassar
spesies dermatofit berhubungan dengan penyembuhan klinis
menginvasi stratum korneum dipengaruhi dan pembentukan stratum korneum pada
oleh daya tahan pejamu yang dapat bagian yang terinfeksi.4
membatasi kemampuan dermatofit dalam Tinea pedis terdiri dari 4 jenis bentuk
melakukan penetrasi pada stratum atau kombinasi.
korneum. Respon imun pejamu ini 1. Tipe Interdigital (Intertriginous
terbagi menjadi dua mekanisme, yaitu Kronik)
imunitas alami yang memberikan respon Merupakan bentuk tinea pedis yang
cepat dan imunitas adaptif yang paling umum. Terdapat erosi dan
memberikan respons lambat. Pada eritema pada kulit interdigital dan
mekanisme pertahanan non spesifik, subdigital, terutama di sisi lateral jari
struktur dan keratinisasi serta proliferasi ketiga, keempat, dan kelima yang
epidermis bertindak sebagai barrier kemudian menyebar ke sekitar
terhadap masuknya dermatofit. Stratum bagian dalam dari kaki, dan jarang
korneum secara kontinyu diperbarui menyebar ke punggung kaki. Adanya
dengan keratinisasi sel epidermis oklusi dank o-infeksi dari bakteri lain
sehingga dapat menyingkirkan dermatofit akan menyebabkan maserasi
yang menginfeksinya. Adanya akumulasi interdigital, pruritus, dan bau.
neutrofil di epidermis juga dapat 2. Tipe Kronik Hiperkeratotik
menghambat pertumbuhan dermatofit (MoccasinP
melalui mekanisme oksidatif dan adanya Tinea pedis tipe kronik
substansi anti jamur, antara lain hiperkeratotik biasanya bilateral.
unsaturated transferrin dan α2- Terdapat lesi pada sebagian atau
makroglobulin keratinase inhibitor dapat seluruh telapak kaki. T. rubrum
melawan ivnasi dermatofit. merupakan patogen utama. Ciri
Pada mekanisme pertahanan spesifik, lainnya adalah vesikel yang cepat
lokasi infeksi dermatofit yang superficial sembuh dengan diameter kurang dari
tetap dapat membangkitkan baik imunitas 2 mm dan eritema yang bervariasi.
humoral maupun cell-mediates immunity 3. Tipe Vesikobulosa
(CMI). Pembentukan CMI yang Tinea tipe ini disebabkan oleh T.
berkorelasi dengan Delayed Type interdigitale (T. mentagrophytes var.
Hypersensitivity (DTH) biasanya mentagrophytes), memiliki wujud

5
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
kelainan Makassarseperti
kulit vesikel METODE
berdiameter lebih dari 3 mm, Penelitian ini dilakukan di Shine
vesikopustulosa, atau bulla pada Professional Detailing and Car Wash
telapak kaki dan area periplantar. menggunakan metode penelitian
4. Tipe Akut Ulseratif deskriptif dengan pendekatan cross
Tinea pedis yang diakibatkan sectional melalui proses walk through
kombinasi T. interdigitale dan survey. Data yang digunakan berupa
koinfeksi bakteri gram negative. kebiasaan responden dan data faktor –
Temuan klinis yang didapat adalah faktor hazard di lingkungan kerja yang
vesikopustula dan ulserasi purulent dapat menjadi faktor resiko tinea pedis,
pada telapak kaki. Sering juga seperti faktor fisik, faktor biologi, dan
ditemukan sellulitis, limfangitis, penggunaan alat pelindung kaki yang
limfadenopati, dan demam.5 tidak tepat. Bahan yang digunakan untuk
survei adalah berupa check list. Sampel
Adapun penegakan diagnosis
dalam penelitian ini adalah karyawan
dermatofitosis pada umumnya dilakukan
Shine Professional Detailing and Car
secara klinis, dapat diperkuat dengan
Wash yang mengalami gatal pada sela
pemeriksaan mikroskopis, kultur, dan
jari-jari kaki yang berlangsung saat
pemeriksaan dengan lampu wood pada
melakukan pekerjaan.
spesies tertentu. Pada pemeriksaan
Sampel dalam penelitian berjumlah 1
dengan pemeriksaan KOH 10–20%,
subjek, yang merupakan petugas cuci luar
tampak dermatofit yang memiliki septa
mobil di Shine Professional Detailing
dan percabangan hifa. Pemeriksaan kultur
and Car Wash Makassar yang mengalami
dilakukan untuk menentukan spesies
keluhan gatal pada sela jari kaki. Akan
jamur penyebab dermatofitosis.4
tetapi, pada penelitian ini terdapat
Pada pemeriksaan dengan KOH 10–20%,
beberapa kelemahan yaitu berat-
tampak dermatofit yang memiliki septa
ringannya kasus yang sulit ditentukan
dan percabangan hifa. Pemeriksaan kultur
karena keterbatasan sarana pemeriksaan,
dilakukan untuk menentukan spesies
keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah
jamur penyebab dermatofitosis.4
membaik bahkan sudah tidak bergejala
dan kurangnya waktu yang didapatkan
untuk melanjutkan survei.

6
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Bahan yang Makassar pada survei ini
digunakan melakukan survei, dan menerima
adalah checklist yang di buat. Checklist keluhan-keluhan baru yang relevan.
ini dibuat berdasarkan informasi yang Bahaya apa dan dalam situasi yang
diperlukan dari tujuan survey ini bagaimana bahaya dapat timbul,
dilakukan. Pada survei ini, informasi merupakan sebagai hasil dari
yang diperlukan adalah ada tidaknya penyelenggaraan kegiatan Walk Through
faktor hazard, alat kerja apa yang Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya
digunakan, alat pelindung diri yang dan lamanya paparan bahaya terhadap
digunakan, ketersediaan obat P3K di pekerja. Pihak okupasi kesehatan dapat
tempat kerja, keluhan atau penyakit yang kemudian merekomendasikan monitoring
dialami pekerja dan upaya pengetahuan survei untuk memperoleh kadar kuantitas
mengenai K3 kepada pekerja. eksposur atau kesehatan okupasi
Instrumen yang diperlukan untuk mengenai risk assessment.
melakukan walk through survey antara Survei dilakukan di Shine Professional
lain: Detailing and Car Wash Makassar
- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai dengan jadwal survei selama 5 hari, yaitu
media untuk pencatatan selama survei :
dilakukan.
- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat No Tanggal Kegiatan
untuk memotret kegiatan dan
- Penerimaan di
lingkungan. 1. 25 Feb bagian K3 RS
- Check List: Berfungsi sebagai alat 2019 Ibnu Sina
- Pengarahan
untuk mendapatkan data primer Kegiatan
mengenai survei yang dilakukan. - Penentuan
judul dan lokasi
Cara survei yang dilakukan adalah
survei
dengan menggunakan Walk Through - Walk Through Survey
Survey. Teknik Walk Through Survey - Penyusunan laporan
2. 26-27 hasil Walk Through
juga dikenali sebagai Occupational Feb Survey
Health Hazards. Untuk melakukan survei 2019 - Penyusunan status
okupasi
ini, dapat dimulai dengan mengetahui
tentang manajemen perencanaan yang 3. 28 Feb - Pembuatan artikel
2019 penyakit akibat kerja
benar, berdiskusi tentang tujuan

7
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Makassar kelamaan menyebar keseluruh sela jari
4. 29 Feb
- Presentasi kaki yang lain dan menjadi semakin tebal
2019
lalu meluas dan berubah menjadi bersisik

HASIL dan berwarna putih. Setelah beberapa hari

Pada penelitian ini diambil sampel dari kemudian bercak tersebut semakin gatal

petugas cuci luar di Shine Professional dan agak lembek terutama bila basah.

Detailing and Car Wash Makassar dari Pasien sudah sering mengobati

perhitungan sampel didapatkan sampel penyakitnya dengan obat kalpanax.

sebanyak 1 pekerja (total jumlah pekerja Menurut pasien, gatalnya agak berkurang

yang diwawancarai). jika memakai obat tersebut namun

Jumlah responden keseluruhan yang kemudian kembali lagi. Pasien telah

berjumlah 1 orang petugas cuci luar yang bekerja selama 2 tahun sebagai petugas

saat itu sedang bertugas di bagian cuci luar di Shine Professional Detailing

pembasahan dan memiliki keluhan gatal and Car Wash Makassar. Tidak ada

di sela-sela jari kaki. Dari rencana waktu keluhan demam dan nyeri kepala. Tidak

yang telah ditetapkan, terkumpul data ada mual dan muntah. Tidak ada riwayat

yang didapatkan dari check list yang penyakit yang sama dalam keluarga.

dibuat. Dari hasil check list diperoleh Tidak ada riwayat hipertensi dan DM.

seorang laki-laki berusia 27 tahun Tidak ada riwayat penyakit asma. Pekerja

mengeluh gatal di sela-sela kedua jari ini melakukan pekerjaannya selama 6 hari

kaki dialami sekitar 2 bulan yang lalu dalam seminggu dan menghabiskan

yang semakin memberat beberapa hari waktu ± 8 jam dalam sehari di pencucian

kemudian disertai kulit di sela-sela jari mobil.

yang terkelupas. Gatal dirasakan hilang Berdasarkan data yang telah didapatkan,

timbul terutama pada saat pasien ditemukan berbagai faktor yang

memakai sepatu boots sehingga pasien mempengaruhi terjadinya keluhan yaitu

kadangkala lebih memilih bertelanjang faktor fisik dan faktor biologi. Faktor

kaki saat mencuci mobil. Awalnya pasien fisik yang berpengaruh adalah

mengeluh timbul bercak kemerahan di kelembapan pada kaki akibat kondisi

sela-sela jari II, III, dan IV pada kaki, yang terus menerus basah serta

bercak tersebut kering dan gatal sehingga penggunaan sepatu boots dengan kondisi

pasien sering menggaruknya. Lama kaki yang basah dalam jangka waktu

8
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Makassar
yang lama akan meningkatkan tingkat PEMBAHASAN
kelembaban pada kaki. Sedangkan faktor Berdasarkan penelitian yang telah
biologi yang berpengaruh adalah adanya dilakukan pada satu pekerja tersebut,
pertumbuhan spora jamur akibat hygiene keluhan utama adalah gatal di sela-sela
yang buruk. Selain itu ditemukan faktor kedua jari-jari kaki yang semakin meluas
ergonomis yaitu posisi mencuci yang dan berubah menjadi bersisik warna
berdiri kemudian jongkok serta dominan putih. Hal ini karena adanya inflamasi
menggerakkan lengan kanannya saat pada kulit akibat jamur yang menginfeksi
membersihkan mobil yang dilakukan lapisan kulit. Keluhan disertai dengan
berulang-ulang dalam waktu yang lama.
kemerahan pada sela-sela jari kaki yang
Karakteristik pekerjaan yang
terkelupas akibat telah rusaknya stratum
mempengaruhi yang ditemukan saat
korneum kulit.
survei ini antara lain adalah jumlah jam
Adanya bukti lingkungan kerja yang
kerja per minggu yaitu 42 – 48 jam per
selalu dalam keadaan basah dan lembab,
minggu, melakukan kegiatan pekerjaan di
cuaca yang panas disiang hari serta jam
ruang terbuka, dengan suhu yang panas
kerja yang lama sehingga waktu paparan
karena bekerja di siang hari, sering
dengan faktor fisik dan biologi juga
terpapar air dan memakai sepatu boots
berlangsung lama merupakan faktor
dalam keadaan kaki yang basah sehingga
risiko penting dalam terjadinya tinea
memiliki kelembaban yang tinggi.
pedis.4
Terdapatnya kondisi tinea pedis pada
Selain itu, keluhan yang dirasakan juga
pekerja yang aktifitasnya tidak lepas dari
menyebabkan pasien seringkali memilih
kegiatan yang dilakukan secara berulang-
untuk tidak menggunakan alat pelindung
ulang dapat dijadikan evaluasi untuk
diri untuk meringankan keluhannya.
memperbaiki kondisi atau lingkungan
Akibatnya, paparan terhadap air semakin
kerja yang terkait. Di mulai dari edukasi
meningkat. Pemakaian sepatu boots juga
pihak yg terkait mengenai pentingnya
dapat menjadi faktor yang meningkatkan
menjaga higiene. Selain itu jam kerja
resiko penyakit karena kondisi kaki yang
yang cukup lama membutuhkan
basah saat memakai sepatu boots akan
7
penambahan pembagian shift kerja.
meningkatkan kelembaban pada kaki
sehingga memicu faktor biologi berupa

9
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
pertumbuhan Makassar
spora jamur akibat higiene (75%) yang menderita tinea pedis,
yang buruk juga berperan.8 sedangkan dari 30 pekerja dengan durasi
Pekerja cuci mobil memiliki tugas yang terpapar air yang lebih pendek (<6
mengharuskannya untuk selalu kontak jam/hari) didapatkan 7 dianatarnya
dengan air bahkan lumpur atau pasir yang (23,3%) terdiagnosis tinea pedis. Hal ini
berasal dari kendaraan sehingga sangat menunjukkan bahwa kejadian penyakit
rentan untuk terinfeksi oleh dermatofit. tinea pedis sangat dipengaruhi oleh
Hal ini sejalan dengan penelitian yang lamanya pekerja terpapar oleh air. 3
dilakukan oleh Endah (2012) pada Salah satu alat pelindung diri yang
pekerja cuci kendaraan di Kecamatan dapat digunakan untuk mencegah
Pabuaran Kabupaten Cirebon yang terjangkitnya penyakit kulit pada pekerja
melaporkan bahwa dari 20 sampel yang selalu berkontak dengan air, lumpur
pekerja cuci kendaraan ditemukan koloni bahkan bahan kimia yaitu dengan
jamur Dermatophyta pada 5 sampel menggunakan sepatu boots. Namun,
(25%). Penelitian lain yang terkait juga pekerja cuci mobil yang dijadikan
dilakukan oleh Sri Rahayu (2003) sebagai responden mengeluh bahwa
mengenai pemeriksaan jamur keluhan gatal semakin memberat ketika
Trichophyton mentagrophytes pada pasien mengenakan sepatu boots. Hal ini
pemulung sampah TPS Pasar Cikurubuk sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Kota Tasikmalaya yang sehari-harinya oleh Haidzar (2016) tentang pemakaian
juga berkontak dengan lingkungan basah, sepatu boots pada pekerja pemungut
lembab, dan tidak higienis. Pada sampah yang menyatakan bahwa
penelitian ini ditemukan bahwa dari 20 responden yang memakai sepatu boots 6
sampel pemulung sampah, terdapat 8 jam perhari dan mengalami tinea pedis
diantaranya (40%) terinfeksi jamur berjumlah 7 orang (12,3%) dan yang
Tricophyton mentagrophytes. tidak mengalami tinea pedis berjumlah 14
Selain itu, pada penelitian lain yang orang (24,6%). Sedangkan responden
dilakukan oleh Baihaqy (2013) pada yang memakai sepatu boots 9 jam perhari
pekerja tekstil bagian pencelupan juga dan mengalami tinea pedis berjumlah 26
melaporkan bahwa dari 4 pekerja dengan orang (45,6%) dan yang tidak mengalami
durasi terpapar air yang panjang (>6 tinea pedis berjumlah 10 orang (17,5%).
jam/hari), didapatkan 3 diantaranya Jumlah tersebut menunjukkan bahwa

10
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
pemakaian Makassar
sepatu boots yang lebih lama tidak dilakukan pemeriksaan yang
meningkatkan angka kejadian tinea menyeluruh terhadap seluruh responden,
pedis.8 karena keterbatasan sarana pemeriksaan
Menurut Soekandar (2001), dan keterbatasaan waktu penelitian.
pemakaian sepatu tertutup dalam waktu Akhirnya, kami berasumsi bahwa bila
yang lama dan sering serta bertambahnya terdapat gejala keluhan gatal pada sela-
kelembapan karena keringat merupakan sela jari kaki responden dengan hasil
faktor resiko terjadinya tinea pedis survey dan penyakit akibat kerja dapat
sebagaimana yang terjadi pada responden menunjukkan hubungan yang
yang kadangkala tidak menggunakan mempengaruhi. Namun tidak menutup
sepatu boots ataupun menggunakan kemungkinan keluhan yang dirasakan
sepatu boots dalam kondisi kaki yang pasien juga karena kontribusi dari faktor
basah. Hal ini tentunya menciptakan individu dan faktor lingkungan lain selain
kondisi yang lembab, ditunjang dengan lingkungan tempat kerja. Untuk
kebersihan diri dan imunitas perorangan menganalisis faktor terjadinya kasus
yang kurang baik menyebabkan pasien penyakit atau keluhan lain perlu diketahui
tersebut sangat beresiko untuk mengalami riwayat penyakit terdahulu dan riwayat
tinea pedis.8 pekerjaan di tempat lain yang mungkin
berhubungan dengan keluhan yang
KETERBATASAN PENELITIAN dirasakan sekarang.
Penelitian ini tentunya tidak terlepas Selain itu checklist yang hanya
dari keterbatasan, adapun keterbatasan terfokus pada faktor penyebab penyakit
dari penelitian ini adalah checklist yang akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
dibuat hanya menentukan hubungan poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
penyakit akibat kerja, tapi tidak dapat penyakit dari keluhan yang dirasakan.
menentukan insidens, berat ringannya Perlu penelitian yang lebih mendalam
penyakit dan prognosis penyakit. dan pemeriksaan yang lebih lengkap
Demikian pula untuk survei menilai untuk dapat menilai secara keseluruhan
faktor psikososial akibat kerja, penyebab dari keluhan yang dirasakan
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, oleh pekerja.
tidak dapat diketahui kapan stressor
muncul. Keterbatasan lainnya adalah

11
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Makassar
KESIMPULAN 2. Jangka waktu kerja harus dikurangi
Dari penelitian ini dapat disimpulkan untuk mengurangi paparan terhadap
bahwa pekerja yang sering terpapar air kelembaban yang tinggi sehingga
ataupun menggunakan sepatu boots dapat menghindari resiko untuk
dalam waktu yang lama saat bekerja lebih terjadinya Tinea pedis
berisiko mengalami tinea pedis karena
faktor fisik kelembaban yang tinggi dan DAFTAR PUSTAKA
suasana basah serta cuaca panas disiang 1. Friska KP, Indria CP. Gangguan
hari membuat pertumbuhan jamur Kulit Pemulung di TPA KENEP
semakin baik, ditambah lagi dengan Ditinjau dari Aspek Keselamatan dan
waktu kerja yang lama yang membuat Kesehatan Kerja. The Indonesian
paparan dengan faktor risiko juga Journal of Occupational Safety and
menjadi semakin sering. Health. Vol. 6(2), Mei-Agustus :
2017. p135-145
SARAN 2. Baihaqy MIB. Prevalensi dan Faktor
Untuk menanggulangi dan mencegah Resiko Terjadinya Tinea Pedis pada
terjadinya gangguan kulit lebih lanjut Pekerja Pabrik Tesktil. Jurnal Media
bagi para pekerja yang telah mengalami Medika Muda. Juli 2014.
tinea pedis sebelumnya atau untuk 3. Khusnul, Kurniawati I, Hidana R.
mencegah para pekerja lain juga terkena Isolasi dan Identifikasi Jamur
maka diberikan saran : Dermatophyta pada Sela-sela Jari
1. Saat pekerja melakukan pekerjaan Kaki Petugas Kebersihan di
sebaiknya menggunakan alat Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti
pelindung diri berupa sepatu boots Tunas Husada. Vol. 18(1), Februari
yang lebih dijaga kebersihannya dan 2018.
selalu di keringkan jika mulai terasa 4. Kurniati, Rosita C. Etiopatogenesis
lembab sehingga pajanan lama Dermatofitosis. FK UNAIR. Vol.
terhadap kelembaban dapat dikurangi 20(3), Desember 2008.
dan mencegah keparahan inflamasi 5. Kumar, V., Tilak, R., Prakash, P.,
pada kulit yang telah terkena Tinea Nigam, C. Tinea Pedis- an Update.
pedis. Asian Journal of Medical Sciences.
Vol 2: 134-8, 2011.

12
Tinea Pedis pada Petugas Cuci Luar di Shine Professional Detailing and Car Wash
Makassar
6. Muthoharoh A, Kartika PS, Kedokteran Diponegoro. Vo. 5(4),
Ramadhani D. Gambaran Infeksi Oktober 2016.
Tinea Pedis pada Sela Jari Kaki 8. Dian RK, Suhartono, Hanami YD.
Pendulang Intan di Desa Waringin Faktor-faktor yang Berhubungan
Tunggal RT. 07 RW. 04 Kecamatan dengan Kejadian Tinea Pedis pada
Kuranji Kabupaten Tanah Bumbu. Pemulung di TPA Jatibarang
Akademi Analis Kesehatan Borneo Semarang. Jurnal Kesehatan
Lestari Banjarbaru. Maret 2017. Lingkungan Indonesia. Vol. 5(1),
7. Napitupulu AN, Subchan P, Widodo April 2006.
A. Prrevalensi dan Faktor Risiko
Terjadinya Tinea Pedis pada Polisi
Lalu Lintas Kota Semarang. Jurnal

13

Anda mungkin juga menyukai