PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
3. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan PT. Sepatu Bata, Tbk. dengan
melakukan analisis rasio keuangan sebagai perhitungannya.
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
Laporan Neraca
Laporan Laba/Rugi
a. Laporan Neraca
Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi
sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk
memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode
akuntansi.
b. Laporan Laba/Rugi
Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa
yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas perkiraan
arus kas yang dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat
penanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode
pelaporan.
1. Angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dari mana
unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh. Berdasarkan sumber datanya
rasio dibagi menjadi tiga, yaitu :
BAB III
A. Sejarah Perusahaan
Kantor: Pabrik:
Dibawah ini ditampilkan struktur organisasi pada PT. Sepatu Bata, Tbk.
Tahun 2006 :
10 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
11 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
(Sumber : Arsip Perusahaan)
12 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
BAB IV
A. Pengumpulan Data
Berikut ini adalah Laporan Laba/Rugi dan Neraca PT. Sepatu Bata,
Tbk. pada periode tahun 2009 dan tahun 2010 :
13 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
PT. SEPATU BATA Tbk.
NERACA
31 DESEMBER 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET 2010 2009
ASET LANCAR
KAS DAN SETARA KAS Rp 4.659.400 Rp 9.789.354
PIUTANG USAHA Rp 20.460.201 Rp 14.722.762
PIUTANG PEGAWAI Rp 1.418.008 Rp 732.571
PIUTANG LAIN-LAIN Rp 1.197.773 Rp 1.930.840
PERSEDIAAN Rp 191.217.901 Rp 153.761.143
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DIBAYAR DI
Rp 29.534.181
MUKA Rp 22.659.898
BIAYA DIBAYAR DI MUKA Rp 41.421.448 Rp 33.426.231
ASET LANCAR LAINNYA Rp 5.587.436 Rp 5.279.968
JUMLAH ASET LANCAR Rp 295.496.348 Rp 242.302.767
ASET TIDAK LANCAR
ASET TETAP Rp 167.843.434 Rp 155.768.155
ASET LAIN-LAIN
BIAYA DIBAYAR DI MUKA Rp 13.280.597 Rp 13.253.319
PENGHARGAAN MASA KERJA DIBAYAR DI
Rp 775.987
MUKA Rp -
UANG JAMINAN SEWA Rp 6.856.189 Rp 5.354.906
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR Rp 188.756.207 Rp 174.376.380
JUMLAH ASET Rp 484.252.555 Rp 416.679.147
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2010 2009
KEWAJIBAN LANCAR
HUTANG USAHA Rp 81.313.889 Rp 41.345.861
PINJAMAN JANGKA PENDEK Rp 17.500.000 Rp 21.000.000
HUTANG PAJAK Rp 3.982.144 Rp 2.987.935
BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Rp 13.705.212 Rp 12.657.162
UANG JAMINAN DARI PENYALUR Rp 25.247.195 Rp 25.027.631
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR Rp 141.748.440 Rp 103.018.589
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
PENYISIHAN PENGHARGAAN MASA KERJA Rp - Rp 4.166.735
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN-BERSIH Rp 10.995.150 Rp 8.149.928
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Rp 10.995.150 Rp 12.316.663
JUMLAH KEWAJIBAN Rp 152.743.590 Rp 115.335.252
14 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
EKUITAS
MODAL SAHAM Rp 13.000.000 Rp 13.000.000
SALDO LABA Rp 318.508.965 Rp 288.343.895
JUMLAH EKUITAS Rp 331.508.965 Rp 301.343.895
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 484.252.555 Rp 416.679.147
Perbedaan rasio lancar antara tahun 2009 dan 2010 terjadi karena
peningkatan aktiva lancar yang pada tahun 2009 sebesar Rp 242.302.767
dan pada tahun 2010 sebesar Rp 295.496.348 serta adanya penambahan
kewajiban lancar yang pada tahun 2009 sebesar Rp 103.018.589 dan
pada tahun 2010 sebesar Rp 141.748.440 .
b.
Current Ratio = Current Assets
Current Liabilities
Rp. 103.018.589
15 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
Rp. 141.748.440
Dari data yang diambil diatas, diketahui bahwa current ratio dari
tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan dari 2,35 kali
menjadi 2,08 kali, sehingga kondisi perusahaan bisa dikatakan
kurang baik, sehingga perusahaan harus mampu menekan
pertumbuhan kewajiban lancar yang cukup cepat dibandingkan
dengan aktiva lancarnya. Hal ini akan menyebabkan perusahaan
menaikkan pinjamannya ke bank lebih banyak atau pembayaran
utang usahanya akan lebih lambat, dan sebagainya.
Current Liabilities
Rp. 103.018.589
Rp. 141.748.440
Dari data yang diambil diatas, diketahui bahwa quick ratio dari tahun
2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan dari 0,86 kali menjadi
0,74 kali, sehingga kondisi perusahaan bisa dikatakan kurang baik,
sehingga perusahaan harus mampu untuk mempercepat penagihan
piutang yang berada pada konsumen agar perusahaan dapat
melunasi kewajiban lancarnya tanpa harus menjual persediaan sama
sekali.
16 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
2. Rasio Pengelolaan Aktiva (Aktivity Ratio)
Account Receivable
Rp. 17.386.173
Rp. 20.231.077,5
17 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
Average Collection Period = Receivable
Rp. 1.662.406,76
Rp. 1.789.414,42
Average Inventory
Rp. 153.761.143
18 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
= Rp. 337.998.532 = 1,96 x (2010)
Rp. 172.489.522
2,10
1,96
19 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
e. Total Assets Turn Over yaitu rasio untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva secara keseluruhan.
Total Assets
Rp. 416.679.147
Rp. 484.252.555
Dari perhitungan diatas pada tahun 2009 dapat diperoleh total assets
turnover ratio sebesar 1,44 artinya dalam tahun tersebut aktiva
menghasilkan penjualan 1,44 X, sedangkan pada tahun 2010
diperoleh total assets turnover ratio sebesar 1,33 artinya pada tahun
tersebut aktiva menghasilkan penjualan 1,33 X. Maka dapat diamati
bawa perusahaan mengalami penurunan dan ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak menghasilkan volume bisnis yang cukup dibanding
investasi dalam total aktivanya. Penjualan harus lebih ditingkatkan,
beberapa aktiva harus dilepas atau kombinasi dari kedua langkah ini
harus dijalankan oleh perusahaan.
20 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
Sales
Rp. 598.466.433
Rp. 644.189.190
b. Operating Profit Margin atau laba usaha (laba operasi) adalah laba
dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah seharusnya
laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang
bukan utama.
Sales
21 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
Operating Profit Margin mengalami kenaikan dari tahun 2009
sebesar 0,12 atau 12 % menjadi 0,13 atau 13 % di tahun berikutnya.
Ini merupakan kondisi yang baik dikarenakan laba yang dihasilkan
perusahaan mengalami kenaikan yang akan cukup membantu
menstabilkan kondisi perusahaan. Penjualan harus lebih ditingkatkan
agar laba yang dihasilkan semakin tinggi.
c. Net Profit Margin merupakan rasio yang mengukur hasil akhir dari
kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba
usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung perusahaan
untuk biaya-biaya non operasional.
Sales
Dari perhitungan diatas pada tahun 2009 diperoleh net profit margin
sebesar 0,09 % dan pada tahun 2010 sama besar yaitu 0,09 % yang
artinya margin laba atas pada perusahaan PT. Sepatu Bata, Tbk.
mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan. Dapat dikatakan
bahwa kinerja dalam menghasilkan margin atas laba penjualan cukup
baik karena tidak mengalami penurunan yang berdampak buruk bagi
kondisi perusahaan.
Total Assets
22 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
= Rp. 52.980.646 = 0,13 (2009)
Rp. 416.679.147
Rp. 484.252.555
Equity
Rp. 301.343.895
Rp. 331.508.965
23 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
4. Rasio Pengelolaan Hutang (Leverage Ratio)
Total Assets
Rp.
416.679.147
= Rp.
= 0,32 (2010)
152.743.590
Rp.
484.252.555
Dari hasil perhitungan diatas pada tahun 2009 diperoleh debt ratio
sebesar 0,28 yang artinya adalah prosentasi aktiva didanai dari
hutang sebesar 28%, sedangakn untuk tahun 2010 diperoleh debt
ratio sebesar 0,32 yang artinya adalah prosentasi aktiva yang didanai
dari hutang sebesar 32%. Terjadinya kenaikan debt ratio
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin menurun dengan
semakin bertambahnya hutang dalam pendanaan akitiva. Ini akan
membahayakan perusahaan dan akan lebih mahal bagi perusahaan
untuk meminjam tambahan dana tanpa terlebih dahulu meningkatkan
modal ekuitas. Kreditur enggan meminjamkan dana tambahan tanpa
24 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
kepada perusahaan dan manajemen bisa saja menghadapi resiko
kebangkrutan jika perusahaan meningkatkan rasio hutangnya dengan
meminjam tambahan dana.
Time Interest Earned Ratio = Earning Before Interest And Tax (EBIT)
Interest Expense
Rp. 4.980.268
Rp. 4.390.307
25 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
No Keterangan
. DESKRIPSI 2009 2010
1 Rasio Likuiditas
a Current Ratio 2,35 X 2,08 X Turun (Kurang Baik)
b Quick Ratio 0,86 X 0,74 X Turun (Kurang Baik)
2 Rasio Aktivitas
a Receivable Turn Over 34,42 X 31,84 X Turun (Kurang Baik)
Average Colection Naik (Memburuk)
b Period 10,46 X 12,90 X
c Inventory Turn Over 2,10 X 1,96 X Turun (Kurang Baik)
Average Days In Naik (Memburuk)
d Inventory 171 Hari 184 Hari
e Total Assets Turn Over 1,44 X 1,33 X Turun (Kurang Baik)
3 Rasio Liabilitas
Debt To Total Assets Naik (Memburuk)
a Ratio 28 % 32 %
Time Interest Earned Naik (Membaik)
b Ratio 14,39 X 19,26 X
4 Rasio Profitabilitas
a Gross Profit Margin 46 % 48 % Naik (Membaik)
26 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
b Operating Profit Margin 12 % 13 % Naik (Membaik)
c Net Profit Margin 9% 9% Stabil
d Return On Assets 13 % 13 % Stabil
e Return On Equity 18 % 18 % Stabil
B. Saran
27 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
1. Meningkatkan nilai likuiditas perusahaan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, tetapi jangan
sampai ada aktiva yang menganggur.
28 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a
DAFTAR PUSTAKA
6. Vini Sausan Tungky. Profil Perusahaan PT. Sepatu Bata, Tbk. 2010
(online), (http://vinisausantungky.blogspot.com/2010/05/profil-
perusahaan-pt-sepatu-bata-tbk.html diakses terakhir 22 Mei 2010)
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Bata_(perusahaan)
10. www.valuasi-investindo.com/LaporanKeu/BATA.pdf
29 | M a n a j e m e n K e u a n g a n - Y o n a P e m e l a