Anda di halaman 1dari 3

Nama : Clara Natalia

Nim : 160810301111

Akuntansi Pemerintahan dan Perkembangan Keuangan Negara


1. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Di dalam sejarah akuntansi, akuntansi pemerintahan sebagai bagian dari akuntansi sector public lebih
dahulu lahir di bandingkan dengan akuntansi bisnis. Danya tulis menulis dan angka dalam peradaban
manusia, serta adanya bilangan decimal Arab semakin mempercepat perkembangan akuntansi
pemerintahan tersebut, khususnya digunakan untuk mengadministrasikan keuangan kerajaan-kerajaan
saat itu.

Meskipuin relative lebih lama, perkembenagan akuntansi pemerintahan tersebut tidak secepat
perkembangan akuntansi bisnis. Karateristik akuntansi pemerintahan yang tidak banyak perubahan
menyebabkan akuntansi tersebut tidak banyak mengalami perkembangan yang cukup pesat. Di sisi lain
dunia bisnis yuang berkembang sangat pesat mendorong akuntansi bisnis untuk mengikutinya. Hal ini
tergambar dari standar akuntansi yang di hasilkan dalam akuntansi bisnis sudah sangat banyak, sedangkan
standar akuntansi pemerintahan masih relative terbatas, meskipun saat ini sedang terus di kembangkan.

Namun, akuntansi sector public, khususnya akuntansi pemerintah, merupakan bagian dari disiplin ilmu
akuntansi yang berkembang cukup pesat akhir-akhir ini. Perkembambangan tersebut di pengaruhi oleh
perhatian masyarakat, tuntutan peningkatan kinerja, transparansi, serta akuntabilitas yang semakin
meningkat. Hal tersebut mendorong akuntan dan asosiasi profesinya untuk menigkatkan peran dan
perhatian dalam akuntannsi sector public, khususnya akuntan yang berkiprah di sector public (Henley,
et.al,1989). Wing et.al. (2006) juga mengungkapkan kekhawatiran terjadinya skandal pelaporan keuangan
pada sector public seperti kasus Enron pada akuntansi bisnis. Kinerja, transparansi dan akuntabilitas
tersebut te;lah menjadi perhatian di sector privat. Pemilik sector privat seperti pemegang saham
(sharebolders) selalu perhatian atas aspek tersebut terkait dengan penanaman investasinya. Kondisis
inilah yang sekarang terjadi di sector public, yaitu para pihak terkait (stakeholders) seperti anggota
legislative, masyarakat, pengurus/manajemen, dan sebagainya menuntut peningkatan kinerja transparansi,
dan akuntabilitas sector public.

Akuntan, khususnya di sector public, mengembangkan akuntansi sector pulik untuk menjawab tuntutan
tersebut. Standar dan praktik akuntansi di sector privat menjadi pertimbangan untuk pengembangan
akuntansi di sector public. Tentu, penyesuaian-penyesuaian dilakukan intuk menyelaraskan dengan
karakteristik sector public dan sector privat. Salahsatu karakteristik yang menonjol adalah tidak ada
laba/rugi. Di tingkat internasional, perkembangan akuntansi sector public juga cukup pesat. Standar
akuntansi sector public di tetapkan yaitu international Public Sector Accounting Standars (IPSAS).
IPSAS di hasilkan oleh suatu komite persatuan atau federasi akuntan internasional atau International
Vederation Of accounting Committee (IFAC). Sampai tahun 2006, IPSAS Telah menetapkan 8
pernyataan standar akuntansi sector public.

Selain itu, baik akuntansi bisnis maupun akuntansi sector public saat ini di hadapkan dengan perubahan
arah standarisasi akuntansi dari “American-base accounting principles” ke “International Financial
Reporting Standards (IFRS)”. Standar akuntansi bisnis selama ini yang dikeluarkan oleh dewan standar
akuntansi, seperti di Indonesia oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan yang dipelajari dalam berbagai
buku atau referensi didasarkan pada standar akuntansi yang dikembangkan oleh dewan standar akuntansi
keuangan amerika serikat (Financial Accounting Standar Board/FASB). Adanya perubahan di Amerika
Serikat dan Eropa (Lersen And Street, 2006;Zarb, 2006) terkait adanya IFRS mengakibatkan perlunya
perubahan arah standar akuntansi bisnis di Indonesia. Usaha tersebut telah dilakukan seperti oleh Delloitte
(2007) telah mengidentifikasi dan meringkaskan perbandingan antara IFRS dan Standar Akuntansi
keuangan di Indonesia. Pengembangan akuntansi sector public khususnya sector pemerintahan dilakukan
oleh komite standar akuntansi pemerintahan, dan IFRS tersebut menjadi salah satu referensi untuk
pengembangan standar ke depan.

2. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI PEMERINTAH

Salah satu akuntansi sektor public yang berkembang pesat di Indonesia akhir-akhir ini adalah akuntansi
pemerintah. Akuntansi pemerintah tersebut juga berkembang cukup pesat di berbagai Negara, seperti
Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Di ketiga Negara tersebut basis akrual telah di
terapkandalam penyusunan laporan keuangan pemerintah (OECD.2002).

Akuntansi sector public merupakan Akuntansi yang digunakan untuk organisasi nir laba yang memiliki
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan perusahaan atau sector privat. Akuntansi sector public terdiri
atas akuntansi pemerintahan, akuntansi rumah sakit, akuntansi lembaga pendidikan dan akuntansi
organisasi nir laba yang di berikan bukan untuk mencari keunjtungan semata-mata. Di Indonesia,
perkembangan akuntansi pemerintah secara pesat di pengaruhi oleh era reformasi yang pada akhirnya
menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang keuangan Negara. Ketiga undang-undang tersebut
akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan Negara dengan lebih baik dan membuat
pertanggungjawabannya berupa laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu standar akuntansi
pemerintahan. Paling tidak Sembilan pokok-pokok perubahan di bidang keuangan Negara di ndonesia
berikut yang mendorong pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara semakin baik.

Pertama, pengertian keuangan semakin jelas, yaitu meliputi semua hak dan kewajiban Negara yang dapat
di nilai dengan uang. Sebelumnnya pengertian keuangan Negara ditafsirkan secara luas seperti oengertian
dalam undang-undang tersebut dan sempit (APBN/APBD). Pengertian keuangan Negara yang semakin
jelas tersebut membawa konsekwensi pada akuntansi pemeintahan, yaitu dimungkinkannya penggunaan
basis akrual. Kedua, pelaku pengelolaan keuangan Negara semakin jelas. Presideen sebagai kepala
pemerintahan memegang kuasa pengelolaan keuangan negara sebagai bagian kekuasaan pemerintahan. Di
dalam pelaksanaannya presiden menguasakan kepada menteri keuangan untuk pengelolaan fiscal dan
wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara yang di pisahkan. Presiden juga menugaskan
kepada menteri/pimpinan lembaga selaku npengguna anggaran di kementrian Negara/lembaga yang di
pimpinnya. Untuk keuangan daerah, presiden menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang di
pisahkan. Ketiga, batas pengelolaan dan tanggung jawab semakin jelas antara pemegang fungsi
perbendaharaan dan pengguna anggaran. Di dalam pengelolaan keuangan Negara, fungsi penelitian
tagihan, pembebanan belanja, dan penerbitan surat perintah membayar (SPM) berada pada pengguna
anggaran. Fungsi pebendaharaan hanya terkait dengan pengujian kelengkapan dokumen, pengujian
kebenaran perhitungan, dan penelitian ketersediaan dana dalam rangka penerbitan surat perintah
pencairan dana. Pembagian kewenangan tersebut membawa dampak pada tanggungjawab antara
pengelola keuangan dan penggunaan anggaran. Keempat, bentuk pertanggungjawaban keuangan Negara
mennjadi lebih lengkap. Sebelum adanya tiga paket undang-undang di bidang keuangan Negara tersebut,
pertanggungjawabannya berupa perhitungan anggaran, yaitu melaporkan realisasi anggaran. Setelah
undang-undang tersebut pertanggunjawaban menjadi laporan keuangan berupa laporan realisasi anggaran,
neraca, arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kelima, alam undang-undang tesebut disbutkan
bahwa penyusunan laporan keuangan di atas di berdasarkan standar akuntansi pemerintah yang disusun
oleh suatu komite independen. Standar akuntansi pemerintah tersebut di tetapkan dalam peraturan
pemerintah setelah mendapatkan pertimbangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Peraturan
pemerintah no. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah telah ditetapkan yang meliputi
kerangka konseptual akuntansi pemerintah dan 10 pernyataan standar akuntansi pemerintah. Standar
akuntansi inilah yang menjadi salah satu referensi penting buku ini. Keenam, jangka waktu penyampaian
pertanggungjawaban tersebut paling lambat 6 (enam) buan setelah tahun anggaran berakhir dan telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Pengguna anggaran harus menyampaikan laporan keuangan
kepaa presiden atau Gubernur/Bupati/Waikota paling lambat akhir dua bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Presidenatau Gubernur/Bupati/Walikota harus menyampaikan laporan keuangan kepada BPK
untuk di periksa paling lambat tiga bulan setelah waktu penganggaran berakhir. BPK diberikan waktu
paling lama dua bulan untuk melakukan pemeriksaan. Pemerintah dibrikan waktu paling lama satu bulan
untuk menyusun rancangan undang-undang atau peraturan daerah pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran yang selanjutnya disampaikan kepada dewan perwakilan rakyat. Ketujuh, pemerintah
diwajibkan menyusun dan menyelenggarakan system pengendalian intern tersebut di tetapkan dalam
peraturan pemerintah setelah dikonsultasikan dengan BPK. Kedelapan, penggunaan basis akrual dalam
penusunan laporan keuangan pemerintah akan di mulai pada tahun 2008. Seperti disebutkan di atas,
penerapan basis akrual tersebut akan dimungkinkan pelaporan keuangan Negara sesuai dengan definisi
keuangan Negara. Kesembilan, pengaturan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Negara, yang meliputi pengertian pemeriksaan, jenis pemeriksaan,cara pemeriksaan, hasil pemeriksaan,
tindak lanjut dan sanksi terkait pemeriksaan.

3. SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR PEMERINTAH

Sebelum lebih jauh memahami akuntansi sektor public dan akuntansi pemerintahan, pengertian dan tujun
sector public dan pemerintahan perlu di pahami. Selanjutnya, untuk memudahkan pemahaman yang
mengenai sector publiktersebut,pengetian dan tujuan tersebut dibandingkan dengan pengertian dan tujuan
sector privat. Pengertian sktor public bervariasi dan cukup luas, Lane (1993) memberikan pengertian
sector public dan sector privat terkait dengan kepentingan (interests) yang timbul. Sector public terkait
dengan kepentingan public atau masyarakat (public interests), sedangklan sector privat terkait dengan
kepentingan individu atau kelompok individu sendiri (self interests). Kepentigan public tersebuutterkait
dengan politik dan pemerintah. Hal inilah yang membawa pengertian sekor pubik lebih banyak
difokuskan pada pemerintah (Jones And Pendlebury,2000),meskipun lingkup sector public termasuk
organisasi non pemerintah yang tidak mencari keuntungan (Freeman and Shoulders,2000).

Tujuan sector public dan pemerintahan didirikan berbeda dengan tujuan entitas bisnis. Entitas bisnis
didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan secara maksimal (value maximization) dengan
meningkatkan laba operasi secara berkelanjutan (sustainable operating incomes) sementara sektor public
atau pemerintah dibentuk dengan tujuan umum memberikan pelayanan public atau menyejahterakan
rakyat. Hal tersebut dapat dilihat pada anggaran dasar pembentukan organisasi sektor public. Untuk
mewujudkan tujuan pemerintah, rakyat membuat aturan umum yang harus dipenuhi oleh pemerintah,
yang tertuang dalam suatu konstitusi atau undang-undang dasar (UUD). Sebagai contoh, tujuan
dibentuknya pemerintahan di indonesia tertuang dalam alinea keempat UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai