Anda di halaman 1dari 4

HARI BIPOLAR SEDUNIA

Daisy Prawitasari, S.Psi, M.Si

Meskipun sehari terlambat, namun saya ingin tetap menulis ini sebagai momen
untuk memperingati Hari Bipolar Sedunia, yang jatuh pada tanggal 30 Maret.

Apakah bipolar itu?

Selama ini, belum banyak yang benar-benar memahami apakah bipolar disorder itu.
Menurut Aliansi Gangguan Kejiwaan Nasional (NAMI), bipolar adalah gangguan yang
ditandai oleh perubahan mood atau suasana perasaan yang parah.

Rata-rata, pengidap bipolar akan berayun antara dua kondisi kejiwaan: Manik dan
depresi.

Manik adalah kondisi perasaan girang yang sangat tinggi. Dalam kondisi ini,
pengidap bipolar memiliki antusiasme tinggi dan cara bicara yang cepat seperti
dalam tekanan.

Sementara dalam kondisi depresi, mereka akan sangat pesimistis, putus asa, dan
merasa tak berdaya. Bila sangat parah, penderita bipolar tak akan sanggup untuk
bangun dari tempat tidurnya. Tak jarang yang juga mengalami serangan panik.

Gangguan bipolar dapat disebabkan beberapa hal:

1. Genetika

Seorang anak dapat mengidap gangguan bipolar turunan dari orangtuanya. Namun,
fkctor ini tak absolut.

2. Stres

Kejadian yang menimbulkan dampak psikologis, seperti kematian, penyakit, atau


kerusakan hubungan, dan kondisi finansial dapat menjadi pemicu timbulnya
gangguan bipolar. Cara orang-orang ini menangani isu tersebut juga dapat
memengaruhi perkembangan gangguan bipolar.

3. Struktur otak

Pengidap bipolar dapat ditelisik dari struktur otaknya. Peneliti menemukan ada
perbedaan pada ukuran otak hingga aktivasi beberapa bagian otak pengidap bipolar.
Dalam beberapa kasus, ada juga yang mengidap bipolar lantaran gegar otak dan
trauma akibat luka di kepala.

Ada berbagai cara untuk mengenali gejala gangguan bipolar. Kebanyakan orang
akan mendeskripsikan perasaan mereka untuk mengetahui status kondisi mental.
Namun, disarankan untuk tak membuat kesimpulan sendiri; tapi memastikan lewat
analisa dokter.

Berdasarkan Diagnosa dan Statistik Manual Gangguan Mental, ada empat tipe
bipolar:

1. Bipolar I

Kondisi ketika seseorang mengalami satu atau lebih kondisi manik dan depresi.
Kebanyakan orang yang berada dalam status ini, naik-turun kondisi mental
seseorang harus berada dalam kondisi parah selama tujuh hari. Perawatan rumah
sakit juga menadi salah satu penilaian.

2. Bipolar II

Kondisi ketika perpindahan antara depresi dan manik berlangsung cukup sering.

3. Cyclothomia

Ketika kondisi mental tak stabil, di mana kondisi hipermanik dan depresi ringan
berlangsung selama dua tahun. Mereka yang berada dalam kondisi cyclothomia akan
mengalami kondisi normal, tetapi tak pernah lebih dari 8 pekan.

4. Bipolar “tak terdefinisikan”

Ketika kondisi gangguan mental tak memenuhi tiga kriteria sebelumnya. Gejalanya
mungkin tak berlangsung dalam jangka waktu ama.

Bagaimana cara mengobatinya?

Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan bipolar. Salah satunya dengan obat
stabil, antipsikotik, dan antidepresan. Ada pula yang memanfaatkan psikoterapi
seperti cognitive behavioral therapy dan terapi berbasis keluarga.

Tak jarang yang mendapatkan terapi kejut listrik (ECT) dan pengendalian diri. Selain
itu, mereka juga memanfaatkan kelas meditasi maupun agama dan spiritual.

Bipolar, seperti yang kita ketahui, adalah suatu penyakit mental dimana
penderitanya mengalami ledakan emosi yang ekstrim. Sebenarnya kita semua pasti
pernah mengalami penghayatan emosi yang kuat, namun bagi orang Bipolar itu
beda lagi. Emosi itu bisa berlangsung lama , intens dan bahkan sangat tiba-tiba
sehingga membuat aktivitas dan kehidupan sosialnya terganggu. Sebagian
membenci diri sendiri, dan menyalahkan dirinya atas hal-hal yang mereka
persepsikan sebagai kegagalan dalam hidupnya. Sebagian merasakan konflik yang
hebat dengan keluarga atau teman-temannya. Sebagian tidak dapat
mempertahankan pekerjaan ataupun hubungannya. Hal itu tidak lain disebabkan.
karena perilaku emosionalnya yang dahsyat, berubah-ubah sehingga sulit diterima
orang di sekitarnya.

Tidak perlu bicara tentang artis-artis yang mengalami Bipolar. Orang-orang dengan
Bipolar yang pernah bekerja sama dengan saya, mereka punya kecerdasan diatas
rata-rata. Mereka adalah orang-orang yang super kreatif. Mereka itu, sebut saja, ada
yang pintar melukis, padahal belajarnya justru pas waktu rawat inap di RSJ. Ada
yang piawai masak dan bisa membuat kue tart berbentuk piano, persis seperti adi
karya chef Jepang yang di acara lomba-lombaan di TV. Ada yang sudah pameran
fotografi dan pameran lain-lain. Ada yang bisa mencari nafkah dari lukisannya yang
laris di luar negeri sebagai gambar kaos dan sampul album Indie. Banyak juga yang
berstatus mahasiswa di universitas ternama. Sebagian bilang, waktu SD-SMP mereka
selalu juara kelas. Sampai suatu ketika mereka menemukan “absurditas” pada diri
mereka dan tidak bisa mengendalikannya. Biasanya muncul waktu SMA, atau
menjelang dewasa.

Meskipun belum pernah belajar di rumahnya Sugik Nur yang saat ini viral, tapi saya
terusik untuk berpikir-pikir ala Cocoklogi. Mungkin ini tidak ada hubungannya. Tapi
ternyata dalam otak kita ada neuron bipolar. Baru tahu kalau bipolar ternyata
mewakili banyak nama. Ada neuron bipolar, transistor bipolar, macem-macem.
Neuron bipolar sendiri, adalah sel syaraf yang punya peran penting dalam sistem
syaraf umumnya. Fungsinya mendeteksi dan menafsirkan sinyal, misalnya sinyal
retina dari mata dan kemudian menghantarkan ini dari sistem syaraf ke pusat
pengolahan yang sesuai di otak. Jadi sensasi dikirim bolak balik dari syaraf ke otak
dimana mereka dapat diterjemahkan dan diproses. Oleh sebab itu neuron dengan
ekstensi bipolar hampir selalu terlibat dalam respon sensori.

Sekali lagi, saya tidak yakin ini berhubungan atau tidak, Benar atau tidak. Tapi
kenyataan bahwa orang-orang bipolar punya kepekaan terhadap hal-hal yang ada di
lingkungan. Mereka melihat warna dengan lebih tajam, mendengar lebih jernih,
peka terhadap bau-bauan, juga perubahan cuaca. Mereka punya kekuatan untuk
bisa merasakan suatu “rasa”, pengalaman emosi yang kuat dan intens. Mereka
memberikan kedalaman makna pada setiap peristiwa yang dilalui dan
menyimpannya dengan rapat di balik bayang-bayang.

Masalahnya adalah juga karena kebanyakan mereka cerdas, jadi lemari memori
mereka terisi dengan banyak ingatan, yang celakanya kebanyakan hal-hal tidak
menyenangkan yang banyak dialami di masa lalu. Susahnya juga, aktivitas
emosional di otak mereka seringkali memproses informasi beberapa milidetik lebih
dulu dibandingkan aktivitas rasional. Ini tentu saja amygdala, sang pusat emosi di
dalam otak yang bertanggung jawab. Singkatnya, ketika terjadi suatu peristiwa saat
ini, amygdala akan secara cepat menafsirkannya secara cocoklogi. Artinya,
amygdala menemukan kecocokan dengan pengalaman buruk masa lalu sudah
terekam. Selanjutnya, respon amygdala adalah merasakan ancaman dan emosi yang
intens, berupa kemarahan, kekecewaan atau ketakutan. Walhasil, aktivitas sekejab
di otak ini berakhir dengan munculnya perilaku yang mengagetkan, tidak masuk
akal, merugikan bahkan bisa destruktif.

Menurut saya, yang diperlukan orang dengan bipolar adalah konsistensi dan kontrol.
Sehingga mereka perlu “living day by day” untuk dapat melewati segala macam
episode yang dialami. Tentu saja obat tetap menjadi hal yang wajib untuk stabilisasi
emosi dan perasaannya. Namun selain itu mereka juga perlu melakukan isi ulang
pada “lemari ingatan” mereka dengan hal-hal yang membahagiakan. Seberapa pun
sederhananya. Axon-axon dalam otak selalu berhubungan satu sama lain. Dan satu
kejadian yang membahagiakan akan mengarah pada kejadian bahagia lainnya.
Demikian, selayaknya jangan pernah lupa menyediakan waktu untuk bergerak dan
bersukacita dalam aktivitas yang positif, sampai akhirnya tidak ada tempat bagi
suara, bayang-bayang dan mimpi buruk. Almarhum Stephen Hawking berujar,
“remember to look up at the stars and not down at your feet. Try to make sense of
what you see and wonder about what makes the universe exist. Be curious. And
however difficult life may seem, there is always something you can do and succeed
at. It matters that you don’t just give up.”.

Jadi, di akhir status saya ini, saya ucapkan selamat Hari Bipolar Sedunia. Semoga
teman-teman dapat memperingati hari ini sebagai hitungan mundur menuju
kesembuhan. Gangguan Bipolar yang sekarang masih disandang tidaklah
menentukan siapa diri kalian sebenarnya. Namun keberanian dan kekuatanlah yang
akan membentuk kalian jadi pribadi yang hebat. This world was never meant for one
as beautiful as you. Salam sehat jiwa.

Anda mungkin juga menyukai