Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

dengan REMATOID ARTRITIS

1
A. KONSEP TEORI ARTRITIS REMATOID
1. DEFINISI
2. Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif
dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.
3. ETIOLOGI
4. Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti,
tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
a. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari
imunoglobulin dengan rhematoid faktor
b. Faktor metabolic
c. Infeksi dengan kecenderungan virus
5. PATOFISIOLOGI
6. Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan
yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi
artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus
masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena
radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
7. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi
diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi
dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.

2
8. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid
(seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
9. TANDA DAN GEJALA
a. Tanda dan gejala setempat
1) Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari
(morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung
tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-
jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan
osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
2) Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
3) Poli artritis simetris sendi perifer  Semua sendi bisa
terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan
bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki,
pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar
seringkali terkena juga
4) Artritis erosif  sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi
yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini
dapat dilihat pada penyinaran sinar X
5) Deformitas  pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi
sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher
angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang
disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi
mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan
bergerak yang total
6) Rematoid nodul  merupakan massa subkutan yang terjadi
pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian
siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor
lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.

3
7) Kronik  Ciri khas rematoid artritis

b. Tanda dan gejala sistemik


1) Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia,
anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan
sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti,
nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan
kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan
sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula
perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap.
Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada
pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis
tulang.
10. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Tes serologi
1) Sedimentasi eritrosit meningkat
2) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
3) Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
b. Pemerikasaan radiologi
1) Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
2) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis

4
c. Aspirasi sendi
1) Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik,
cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara
makroskopik.

11. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi adalah:
a. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
b. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal
penderita.
c. Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut
yaitu:
a. Istirahat
b. Latihan fisik
c. Panas
d. Pengobatan
1) Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar
salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
2) Natrium kolin dan asetamenofen  meningkatkan toleransi
saluran cerna terhadap terapi obat
3) Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 –
600 mg/hari  mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid
sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang
diperlukan.
4) Garam emas
5) Kortikosteroid
6) Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

5
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki
fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya
kembali inflamasi.
b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan
tangan.
d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran
pada persendian.

6
PROSES KEPERAWATAN

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
1) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada
tungkai.
2) Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum
pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi
(bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan
pembengkakan.
2) Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi
synovial
a) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
b) Catat bila ada krepitasi
c) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
3) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
a) Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
b) Ukur kekuatan otot
c) Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
d) Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
c. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body
image dan harga diri klien.

7
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah
dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan
yang sering muncul yaitu:
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh,
sendi, bengkok, deformitas.
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.
3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.
4. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. gangguan mobilitas

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan


tubuh, sendi, bengkok, deformitas.
Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses
penyakit
Recana/tindakan Keperawatan
o Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya mengahdapi
proses penyakit. Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan
diri.
o Berikan support yang sesuai. Hal ini dapat membantu meningkatkan
upaya menerima dirinya.
o Dorong klien untuk mandiri. Kemandirian membantu meningkatkan harga
diri.
o Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien

2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.


Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari
rasa nyeri

8
Recana/tindakan Keperawatan
o Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu
menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan
meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya
nyeri.
o Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atai body alignment yang baik.
Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada
ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan
bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.
o Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Hal ini
dapat mencegah deformitas lebih lanjut.
o Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan
dislokasi dan stres pada sendi-sendi
o Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota
tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin
menimbulkan nyeri
o Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang
sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi
kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu pengeluaran endorfin
yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.
o Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu
meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-impuls
nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.
o Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik,
anti inflamasi.

3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi


Tujuan : Klien terhindar dari cedera
Recana/tindakan Keperawatan
o Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin,
menggunakan pegangan dikamar mandi.

9
o Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan
mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi
semaksimal mungkin
o Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada
perdarahan pada lambung, hematemesis.

4. Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan dengan


terbatasnya gerakan.
Tujuan : Klien akan mandiri sesuai kemampuan daam memenuhi aktifitas
sehari-hari
Recana/tindakan Keperawatan
o Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk
melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuanyya dan bertahap.
o Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selam
memang diperlukan.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi
Tujuan : Mobilitas persendian klien dapat meningkat
Recana/tindakan Keperawatan
o Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif. Untuk
memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot meningkatkan elasitias
serabut- serabut otot.
o Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama dengan
dokter dan fisioterapi)
o Lakukan observasi untuk setiap kali latihan
o Berikan istirahat secara periode
o Berikan lingkungan yang aman misal, menggunakan pegangan saat
dikamar mandi, tongkat yang ujungnya sejenis karet sehingga tidak licin

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.


Tujuan : Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah.

10
Recana/tindakan Keperawatan
o Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang
dianjurkan, proses penyakit dan keterbatasan-keterbatasannya.
o Diskusi tentang diit, dan hindarkan peningkatan berat badan
o Berikan jadwal obat-obatan yang ada, anam dosis, tujuan/efek, efek
samping dan tanda keracunan obat.
o Jelaskan bahwa klien harus menghindari terjadinya konstipasi
o Jelaskan, kapan klien harus periksa ulang

EVALUASI
1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah
konsep diri
2. Nyeri dapat berkurang
3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari
4. Komplikasi dapat dihindari
5. Meningkatkan mobilitas
6. memahami cara perawatan di rumah

11

Anda mungkin juga menyukai