Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN WAHAM DI RSJ SAMBANG LIHUM

RUANG NAPZA

Disusun Oleh:

SYSKA SUSANTI N

NIM: PO.62.20.1.16.162

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

DIV KEPERAWATAN REGULER III

2018
A. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2014) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh
orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Direja,2016).
Waham adalah suatau keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus-menerus tapi tidak sesuai dengan kenyataan.Waham adalah termasuk gangguan isi
pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada dalam isi pikirannya
Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang
spesifik sering ditemukan pada penderita skizofernia.

B. Klasifikasi
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja, (2015) yaitu :
1. Waham Kebesaran. Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuaidengankenyataan. Misalnya “Saya ini pejabat di kementrian
semarang!”; “Saya punya perusahaan paling besar lho“.
2. Waham Agama.Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengankenyataan. Misalnya “ Saya adalah tuhan
yang bisa menguasai dan mengendalikan semua makhluk”.
3. Waham Curiga. Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan
atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuaidengan
kenyataan. Misalnya “ Saya tahu mereka mau menghancurkan saya,karena iri dengan
kesuksesansaya”.
4. Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang penyakit,
diucapkan berulang-ulang tetapitidaksesuai dengan kenyataan. Misalnya seseorang
yang merasa dirinya menderita kanker padahal hasil pemeriksaan lab tidak ada sel
kanker padatubuhnya.
5. Waham Nihilstik. Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang- ulang tetapi tidak sesuaidengan kenyataan. Misalnya seperti
“ini saya berada di alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh nya”.

C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak
Menurut Kusumawati, (2015) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan
menilikterganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons
terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan
perilaku verbal (penampilan hubungansosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan padaskizofrenia.
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) :4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek, ambivalen,
autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan dayaingat.
D. Rentang Respon Neurobiologi

Adaftif Malapdaftif

1. Pikiran kadang
1. Pikiranlogis. 1. Gangguan proses
menyimpang
2. Persepsiakurat. pikir:Waham.
illusi.
3. Emosi konsisten 2. Halusinasi.
2. Reaksi emosional
dengan berlebihan dan 3. Kerusakanemosi.
pengalaman. kurang. 4. Perilaku tidak
4. Perilakusosial. 3. Perilaku tidak sesuai.
5. Hubungan Sosial. sesuai. 5. Ketidakteraturan
4. Menarikdiri. isolasisocial.

Skema1.Rentang Respons Neurobiologis Waham (sumber : Keliat, 2012).


E. Tanda dan Gejala
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan dayaingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi danhalusinasi
3. Fungsiemosi
Afek tumpul kurang: respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan,ambivalen.
4. Fungsimotorik.
Imfulsif gerakan: tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas,katatonia.

5. Fungsi sosialkesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir: waham dan PSP:halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan,
tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan
tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan
bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

F. Manifestasi Klinik
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain melakukan
percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah, tidak biasa diam,
tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan eliminasi, merasa cemas,
takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa lingkungan sudah berubah pada klien
depersonalisasi.
G. Mekanisme Koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri
sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk
aktivitas hidupsehari-hari
2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuanpersepsi.
3. Menarik Diri.
ASUHAN KEPARAWATAN

A. Pengkajian
1. Faktorpredisposisi
a) Biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas otak yang
menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai dipahami, ini
termasuk hal-hal berikut :
1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak
yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal,
temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilakupsikotik.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian
sangat menunjukkan hal-hal berikut inidopamin neurotransmitter yang
berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitterlain,
masalah-masalah pada sistem respondopamine.
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang
diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab genetik
pada skizofrenia.Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang
dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggi pada
skizofrenia dari pada pasangan saudara kandung yang tidak identik
penelitian genetik terakhir memfokuskan pada pemotongan gen dalam
keluarga dimana terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi.
b) Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptif
belum didukung oleh penelitian.Sayangnya teori psikologik terdahulu
menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan
kurangnya rasa percaya (keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwaprofesional).

c) Sosialbudaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan
gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama
gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham (Direja, 2011).
2. FaktorPresipitasi
a) Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif
termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
b) Streslingkungan.
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi
dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c) Pemicugejala.
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan
episode baru suatu penyakit.Pemicu yang biasa terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan.Lingkungan,
sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
B. Pohon Masalah

Resiko kerusakan komunikasi verbal


Perubahan proses pikir: Waham


Gangguan konsep diri:
Harga diri rendah kronis

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.
2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1: Resiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.
Tujuan:
1. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.
2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasasr.
3. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
4. Pasien menggunakan obat dengan prinsip lima benar.
Tindakan:
1. Bina hubungan saling percaya.
a) Mengucapkan salam terapeutik.
b) Berjabat tangan.
c) Menjelaskan tujuan interaksi.
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
2. Bantu orientasi realitas.
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien.
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
d) Jika pasien terus-menerus mebicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya.
e) Berikan pujian apabila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.
3. Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah
a) .Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien.
b) Berdiskusi tentang kebutuhan positif yang dimiliki.
c) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki.
d) Berdiskusi tentang obat yang diminum.
e) Melatih minum obat yang benar.

Diagnosa 2: Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan:
1. Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga
dirinya.
2. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1. Bina Hubungan saling percaya.
a) Salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan).
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
a) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki.
b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.
c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b) Beri pujian atas keberhasilan klien.
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
E. Evaluasi
1. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham.
2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat
ini.
3. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham.
4. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien.
5. Klien menggunakan obat sesuai program.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A, Akemat.(2015).Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta:EGC.

Direja, A.H.S.(2011).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kusumawati F dan Hartono Y.(2014).Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.

W. Stuart, G.(2016).Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Buku Saku Kedokteran.

Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai