Anda di halaman 1dari 2

Penerimaan Diri Dengan Self-Management Diabetes Mellitus Pada Peserta Prolanis Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas

Panarung
Palangka Raya

Anastasia Peronika, Berthiana T, Wijaya Atmaja Kusuma

Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Palangka Raya, Indonesia
Email : anastasyav98@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Diabetes Mellitus tipe II merupakan hasil dari produksi insulin yang tidak adekuat dan adanya resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk merespon secara sempurna
terhadap hormon insulin. Diabetes mellitus tipe II ini merupakan kasus yang sering ditemui, sekitar 90-95% dari semua kasus diabetes mellitus merupakan diabetes mellitus tipe II. Penerimaan diri
merupakan sikap positif seseorang terhadap diri sendiri sehingga orang tersebut dapat menjalani hidupnya dengan ikhlas dalam menerima penyakit yang diderita. Self-management diabetes mellitus
merupakan suatu tindakan individu dalam mengontrol diabetes mellitus termasuk melakukan pengobatan dan pencegahan komplikasi.
Metode : Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan observasional. Desain penelitian yang digunakan berupa analisis cross sectional, yaitu melakukan pengukuran dan pengambilan data
hanya pada satu waktu.
Hasil penelitian: Sebagian besar karakteristik responden sebanyak 26 (52,0 %) berumur 61-70 tahun, 48 (96,0 %) berjenis kelamin perempuan, 47 (94,0 %) menderita diabetes mellitus tipe II lebih
atau sama dengan dari satu tahun, gambaran tingkat penerimaan diri paling banyak (70,0%) adalah penerimaan diri sedang, gamban Self-manafement diabetes mellitus paling banyak (60,0%) adalah
Self-manafement diabetes mellitus cukup. Berdasarkan hasil uji kendall’s tau-b didapatkan hasil p-value 0,013.
Kesimpulan : penelitian tentang hubungan penerimaan diri yang difokuskan pada faktor emosional dan self-management diabetes Mellitus pada peserta prolanis penderita diabetes mellitus tipe II di
Wilayah Puskemas Panarung Palangka Raya terdapat hubungan yang signifikan.

Kata kunci: Diabetes Mellitus Tipe II, Penerimaan Diri, Self-management diabetes mellitus.
1. Pengantar
Diabetes Mellitus adalah adalah penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak sebagian besar lebih atau sama dengan satu tahun dengan frekuensi 47 orang dan presentasenya
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara 94,0 % sedangkan responden dengan lama menderita diabetes mellitus tipe II kurang dari satu
efektif (IDF, 2017). Menurut ADA (American Diabetes Association) tahun 2018 diabetes tahun sebanyak 3 orang dan presetasenya 6,0 %.
mellitus terbagi menjadi beberapa kategori utama yaitu diabetes mellitus Tipe I disebabkan oleh Tabel 4. Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkap Penerimaan Diri Pada Peserta Prolanis
reaksi autoimun. Diabetes Mellitus tipe II merupakan hasil dari produksi insulin yang tidak Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2020
adekuat dan adanya resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk merespon secara (n = 50)
sempurna terhadap hormon insulin. Diabetes mellitus tipe II ini merupakan kasus yang sering Gambaran Tingkat Penerimaan Frekuensi (Jumlah) Presentase %
ditemui, sekitar 90-95% dari semua kasus diabetes mellitus merupakan diabetes mellitus tipe II. Diri
Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes mellitus yang terjadi saat kehamilan (ADA, 2018). Rendah 11 22,0 %
Prevalensi dan insidensi diabetes mellitus tipe II sebagai penyakit tidak menular ini terus Sedang 35 70,0 %
Tinggi 4 8,0 %
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut IDF (International Diabetes Federation) Diabetes Atlas
tahun 2017, sebanyak 123 juta orang (usia lebih dari 65 tahun) dan 327 juta orang (usia antara 20 Berdasarkan tabel 4. didapatkan sebagian besar responden memiliki gambaran penerimaan diri
– 64 tahun) menderita diabetes mellitus tipe II di dunia (IDF, 2017). sedang dengan frekuensi 35 orang dan presentasenya 70,0 % sedangkan responden dengan
Di Indonesia, epidemiologi diabetes mellitus tipe II masih menunjukan kecenderungan gambaran penerimaan diri rendah sebanyak 11 orang presetasenya 22,0 % dan responden dengan
meningkat. Indonesia adalah negara peringkat ke-6 didunia dengan prevalensi penderita diabetes gambaran penerimaan diri tinggi sebanyak 4 % frekuensi 8,0%.
mellitus tipe II tertinggi setelah China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko dengan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Gambaran Self-Management Diabetes Mellitus Pada Peserta
jumlah penyandang diabetes mellitus tipe II usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang (IDF, 2017). Prolanis Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya
Tahun 2020 (n = 50)
Di Provinsi Kalimantan Tengah prevalensi diabetes mellitus tipe II berdasarkan diagnosis Gambaran Self-Management Frekuensi (Jumlah) Presentase %
dokter pada penduduk umur ≥15 tahun yaitu 1,2% di tahun 2013 dan semakin meningkat pada Diabetes Mellitus
tahun 2018 sebanyak 1,6 % (Riskesdas, 2018). Di Kota Palangka Raya penyandang diabetes Buruk 15 30,0 %
mellitus tipe II yang datang dan berobat ke Puskesmas meningkat cukup tajam dalam beberapa Cukup 30 60,0 %
tahun terakhir, pada tahun 2016 sebanyak 1.372 penderita dan pada tahun 2017 sebanyak 3.228 Baik 5 10,0 %
penderita dan tahun 2018 mencapai 3.965 orang penderita (Dinkes, 2018). Berdasarkan tabel 5. didapatkan sebagian besar responden memiliki gambaran Self-Management
Diabetes Mellitus cukup dengan frekuensi 50 orang dan presentasenya 60,0 % sedangkan
2. Metode responden dengan gambaran Self-Management Diabetes Mellitus buruk sebanyak 15 orang
2.1 Responden presetasenya 30,0 % dan responden dengan gambaran Self-Management Diabetes Mellitus
Responden direkrut menggunakan teknik penelitian total sampling dari 3 kelompok prolanis baik sebanyak 5 % frekuensi 10,0%.
yaitu di Prolanis Mahaga Karigas, Prolanis Kecipir Karigas dan Veteran Karigas yang menderita Tabel 6. Hubungan Penerimaan Diri Dengan Self-Management Diabetes Mellitus Pada Peserta
diabetes mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya. peserta prolanis yang Prolanis Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya
hadir dan merupakan penderita diabetes mellitus tipe II sebanyak kurang lebih 50 orang Tahun 2020 (n = 50)
penderita. Penerimaan Diri Self-Management Diabetes Mellitus
2.2 Pengukuran Buruk Cukup Baik Total P Value
Instrumen dalam penelitian ini terdapat tiga buah kuesioner yang menyatakan karakteristik Rendah 4 4 3 11
(8,0%) (8,0%) (6,0%) (22,0%)
demografi (nama, usia, jenis kelamin, lama sakit), self-management diabetes mellitus (Diabetes Sedang 10 24 1 35 0,013
Self-Management Questionnaire), dan penerimaan diri(Acceptance of Illness Scale). (20,0%) (48,0%) (2,0%) (70,0%)
2.3 Analisa Data Tinggi 1 2 1 4
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan karakteristik (2,0%) (4,0%) (2,0%) (6,0%)
demografi individunya, serta dapat menjelaskan distribusi frekuensi setiap variabel penelitian. Total 15 30 5 50
Analisis bivariat digunakan untuk menilai hubungan antara variabel independen (penerimaan diri) (30,0%) (60,0%) (10,0%) (100,0%)
dan variabel dependen (Self-Management Diabetes Mellitus). Analisis ini menggunakan analisis *Signifikan pada nilai p 0,05
Kendall’s tau-b.
4. Diskusi
3. Hasil Proses penuaan merupakan siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan menurunnya berbagai
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Pada Peserta Prolanis Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di fungsi organ dalam tubuh yang ditandai dengan rentannya tubuh terhadap berbagai serangan
Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2020 (n = 50) penyakit. Hal tersebut disebabkan karena seiring meningkatnya usia, terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi pada sel, jaringan serta sistem organ. Perubahan tersebut mempengaruhi
Umur (Tahun) Frekuensi Presentase kemunduran kesehatan fisik yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kerentanan terhadap
(%)
(Jumlah)
31-40 tahun 3 6,0 % penyakit (Nasrullah, 2016).
41-50 tahun 5 10,0 % Dari hasil penelitian diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
51-60 tahun 16 32,0 % perempuan dikarenakan perempuan cenderung lebih malas bergerak dan pada saat hamil
61-70 tahun 26 52,0 % resistensi insulin akan bertambah. Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama besar
Berdasarkan tabel 1. didapatkan sebagian besar responden berusia 61-70 tahun dengan frekuensi terkena diabetes mellitus tipe II hingga usia dewasa awal. Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki
sebanyak 26 orang dan presentasenya 52,0 %. Serta Responden yang berusia lanjut yaitu antara risiko yang lebih tinggi dibandingkan pria. Wanita yang terkena diabetes mellitus tipe II selama
51-60 tahun sebanyak 16 orang dan presentasenya 32,0%. kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes mellitus tipe II pada usia lanjut (Yahya,
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Peserta Prolanis Penderita Diabetes Mellitus 2018).
Tipe II di Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2020 (n = 50) Dari hasil penelitian diatas menunjukan bahwa responden banyak menderita diabetes mellitus
Jenis Kelamin Frekuensi (Jumlah) Presentase (%) tipe II lebih dari satu tahun karena diabetes mellitus adalah penyakit yang tidak dapat
Laki-laki 2 4,0 % disembuhkan dan pada penanganannya harus dilakukan dengan baik. Lama menderita penyakit
Perempuan 48 96,0 %
diabetes mellitus tipe II dan adanya hubungan dengan kualitas hidup penderitanya (Prasestiyo,
Berdasarkan tabel 2. didapatkan responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan 2017).
frekuensi 48 orang dan presentasenya 96,0 % sedangkan jumlah responden yang berjenis kelamin Beberapa peneliti menyatakan Self-management diabetes mellitus merupakan komponen
laki-laki frekuensinya sebanyak 2 orang dan presentasenya 4,0%. Pada hasil penelitian ini perawatan diri yang penting pada penderita diabetes mellitus terutama pada diabetes mellitus tipe
frekuensi laki-laki lebih sedikit dibandingkan perempuan, pada saat dilaksanakan penelitian II yang disebabkan oleh gaya hidup. Tindakan Self-management diabetes mellitus yang dapat
peserta yang datang lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Menurut kader-kader prolanis laki- dilakukan oleh penderita diabetes mellitus yaitu melakukan diet sehat, meningkatkan aktivitas
laki jarang datang mengikuti kegiatan dikarenakan bekerja. penelitian ini dilakukan pada pagi dan fisik, menggunakan obat secara rutin dan teratur, melakukan pemantauan kadar glukosa darah
sore hari di prolanis Kecipir Karigas pukul 07.00 wib tanggal 13 maret 2020 dan di prolanis rutin, dan melakukan perawatan kaki (Windani dkk. 2019). Indriasari (2006) menyatakan bahwa
Veteran Karigas pukul 07.00 wib tanggal 14 maret 2020 sementara di prolanis Mahaga Karigas responden yang belum memasuki tahapan penerimaan memiliki tingkat perawatan diri yang
penelitian dilakukan pada sore hari pukul 16.00 wib tanggal 14 maret 2020, sementara rata-rata rendah. Semakin penderita diabetes mellitus tidak menerima diri, semakin rendah perawatan
pekerja disana memiliki waktu luang sekitar pukul 17.00 wib. dirinya. Akan tetapi, penerimaan diri juga memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lama Menderita Diabetes Mellitus Pada Peserta Prolanis Penderita dalam menjalani pengobatan.
Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2020 (n = 50)
Lama Menderita Diabetes Mellitus Frekuensi (Jumlah) Presentase %
5. Kesimpulan
< 1 tahun 3 6,0 %
≧ 1 tahun 47 94,0 % Penelitian tentang hubungan penerimaan diri yang difokuskan pada faktor emosional dan self-
management diabetes Mellitus pada peserta prolanis penderita diabetes mellitus tipe II di Wilayah
Berdasarkan tabel 3. didapatkan responden dengan lama menderita diabetes mellitus tipe II
Puskemas Panarung Palangka Raya terdapat hubungan yang signifikan.
Referensi : https://drive.google.com/file/d/1WQX1tJVlKdzlqEVOIOYuSv1zltgnJO6J/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai