Anda di halaman 1dari 3

Just Add Water : Accuracy of Analysis of Diluted Human Milk Samples Using Mid-

Infrared Spectroscopy

Tahapan Metode Analisis

1. Penentuan Masalah
Menentukan pengenceran maksimum (volume minimum) ASI yang menghasilkan
kadar protein, lemak, dan karbohidrat yang dapat diandalkan secara secara klinis
dengan menggunakan instrumen C-HMA (Calais Human Milk Analyzer).

2. Pemilihan Metode
Metode analisis yang digunakan yaitu analisis instrumental menggunakan instrumen
C-HMA (Calais Human Milk Analyzer), yakni suatu instrumen yang memanfaatkan
prinsip spektroskopi mid-infra merah. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh dengan menggunakan metode analisis konvensional seperti metode
Kjeldahl untuk analisis protein, metode Mojoinnier untuk analisis lemak, dan HPLC
untuk analisis laktosa.

3. Pengambilan Sampel
Sampel diperoleh dari ASI beku yang tidak memiliki identitas dan dijadwalkan untuk
dimusnahkan karena dianggap sebagai limbah. Sampel ini tertinggal dalam lemari
pembeku (freezer) pada suhu -20o C di ruang NICU Rumah Sakit Anak Kosair setelah
pasien diperbolehkan pulang.

4. Perlakuan Awal
Sampel ASI beku dicairkan semalaman dalam lemari pendingin, kemudian
dikumpulkan dalam gelas kimia besar dan dibagi dalam 21 tabung sentrifugasi.
7 tabung mengandung 20 mL ASI (tidak diencerkan), 7 tabung mengandung 10 mL
aquadest dan 10 mL ASI (pengenceran 1:2), dan 7 mengandung 6 mL ASI dan 18 mL
aquadest (pengenceran 1:3). selain itu, dilakukan pula analisis tambahan
menggunakan ASI yang diencerkan dengan perbandingan 1:5 sebanyak 21 sampel
dan 1:10 sebanyak 32 sampel.

5. Pemisahan untuk menghilangkan gangguan


Tidak dilakukan metode pemisahan khusus. Namun sebelum dilakukan analisis mid-
inframerah terlebih dahulu sampel dipanaskan pada suhu 40o C selama 10 menit.

6. Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen C-HMA yang memanfaatkan
prinsip spektroskopi mid-infra merah.
7. Perhitungan
Data perhitungan tidak dicantumkan dalam jurnal ini.
8. Pelaporan
Hasil
Studi ini menunjukkan bahwa meskipun secara statistik terlihat perbedaan kadar
lemak dan protein yang signifikan antara ASI saja dan ASI yang telah diencerkan 1: 2 dan 1:
3, namun perbedaan ini tidak cukup besar untuk mempengaruhi keputusan klinis. Akan tetapi
pada pengenceran dengan konsentrasi yang lebih tinggi, menunjukkan hasil yang berbeda
sangat signifikan serta memiliki akurasi dan reliabilitas yang kurang baik terutama pada
protein.

Hasil validasi eksternal menunjukkan antara metode C-HMA dengan metode


konvensional terdapat perbedaan sekitar 10 % pada hasil analisis laktosa dan protein. Namun
apabila diaevaluasi implikasi perbedaan ini pada pemberian enteral, perbedaan ini tidak
terlalu berdampak.

Dibandingkan dengan metode konvensional, mid-IR memerlukan jumlah sampel


yang lebih sedikit, sehingga biayanya lebih efektif dan dpata dilakukan dengan cepat di
laboratorium rumah sakit atau bahkan di ruang NICU itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai