TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL DOKTER GIGI DAN ANGKA KREDIT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Dokter Gigi, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut, adalah bentuk pelayanan
kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dalam upaya
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan akibat
penyakit, peningkatan derajat kesehatan masyarakat,serta
pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di
bidang kesehatan gigi dan mulut .
3. Sarana pelayanan kesehatan, adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan gigi dan mulut, yaitu Rumah
Sakit, Puskesmas, Poliklinik, dan atau Unit Kesehatan lainnya.
4. Angka Kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang
Dokter Gigi dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya.
5. Tim Penilai Angka Kredit, adalah tim penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang dan bertugasd menilai
prestasi kerja Dokter Gigi.
BAB II
RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN
DAN TUGAS POKOK
Pasal 2
(1). Jabatan fungsional Dokter Gigi termasuk dalam rumpun kesehatan .
(2). Instansi pembina jabatan fungsional Dokter Gigi adalah Departemen
Kesehatan.
Pasal 3
(1). Dokter Gigi berkedudukan sebagai pelaksanaan teknis di bidang
pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat pada
sarana pelayanan kesehatan dilingkungan Departemen
Kesehatan dan instansi di luar Departemen Kesehatan.
(2). Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dayat (1), adalah jabatan
karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil .
Pasal 4
Tugas pokok Dokter Gigi, adalah memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian di bidang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Unsur dan sub unsur kegiatan Dokter Gigi yang dinilai Angka Kreditnya
terdiri dari :
a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan formal dan memperoleh gelar/Ijazah .
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan dan
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan
(STTPL) atausertifikat.
b. Pelayanan kesehatan, meliputi :
1. Penyembuhan penyakit gigi dan mulut .
2. Pemulihan kesehatan akibat penyakit gigi dan mulut
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit gigi dan mulut .
4. Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan rawat
inap.
5. Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat.
6. Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian
di bidang kesehatan.
c. Pengabdian pada masyarakat, meliputi :
1. Pelaksanaan kegiatan bantuan / partisipasi keswehatan.
2. Pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan .
3. Pelaksanaan penanggulangan penyakit/wabah tertentu.
d. Pengembangan profesi, meliputi :
1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan gigi
dan mulut.
2. Penerjemah/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang
kesehatan gigi dan mulut .
3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk
teknios di bidang kesehatan gigi dan mulut .
4. Penemuan teknologi tepat gunadi bidang kesehatan gigi dan
mulut .
e. Penunjang tugas Dokter Gigi, meliputi :
1. Pengajar/Pelatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut .
2. Peran serta dalam kegiatan seminar/lokakarya di bidang
kesehatan gigi dan mulut .
3. Keanggotaan dalam Organisasi profesi Dokter Gigi .
4. Keranggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Dokter
Gigi .
5. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.
6. Perolehan piagam kehormatan.
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6
(1). Jenjang jabatan Dokter Gigi dari yang terendah sampai dengan
tertinggi yaitu :
a. Dokter Gigi Pertama .
b. Dokter Gigi Muda .
c. Dokter Gigi Madya.
d. Dokter Gigi Utama.
(2). Jenjang pangkat Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu :
a. Dokter Gigi Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat
Indonesia, golongan ruang III/b.
b. Dokter Gigi Muda , terdiri dari :
1. Penata, golongan ruang III/c.
2. Penata Tingkat Indonesia, golongan ruang III/d
c. Dokter Gigi Madya, terdiri dari :
1. Pembina, golongan ruang IV/a.
2. Pembina Tingkat Indonesia, golongan ruang IV/b.
3. Pemkbina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d. Dokter Gigi Utama, terdiri dari :
1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d.
2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.
(3). Jenjang pangkat untuk masing-masing Jaksa Agung Dokter Gigi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah jenjang pangkat
dan jabatan sesuai jumlah Angka Kredit yang dimiliki
sebagaimana dimaksud dalam lampiran II.
(4). Penetapan jenjang jabatan Dokter Gigi ditetapkan sesuai dengan
jumlah Angka Kredit yang dimiliki .
BAB V
RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI
Pasal 7
(1). Rincian kegiatan Dokter Gigi sesuai dengan jenjang jabatan
adalah sebagai berikut :
a. Dokter Gigi Pertama, yaitu :
1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat
jalan tingkat pertama .
2. Melakukan pelayanan medik gigi danmulut spesialis rawat
jalan tingkat pertama .
3. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat
sederhana oleh Dokter Gigi umum.
4. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut spesialis
kompleks tingkat I.
5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat
sederhana .
6. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut kompleks
tingkat I.
7. Melakukankunjungan (visite) kepada pasien rawat inap .
8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat
sederhana .
9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks
tingkat I.
10. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi danmulut.
11. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan
epideniologi penyakit gigi dan mulut .
12. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut .
13. Membuat cacatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan .
14. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat inap.
15. Melayani atau menerima konsultasi dariluar atau keluar .
16. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam.
17. Menguji kesehatan.
18. Melakukan visum et repertum .
19. Menjadi saksi ahli .
20. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan .
21. Melakukan dental forensik dengan pemeriksaan labotarium
.
22. Melakukan tugas jaga panggilan/on call .
23. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit .
24. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.
Pasal 8
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Dokter Gigi yang sesuai
dengan jenjang jabatannya untukmelakukan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 ayat (1),maka Dokter Gigi yang berada satu
tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis
daripimpinan unit pelaksanaan teknis/unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 9
Penilaian Angka Kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ditetapkan sebagai berikut :
Pasal 10
(1). Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan Angka Kredit
terdiri atas :
a. Unsur utama ;
b. Unsur penunjang.
(2). Unsur utama terdiri dari :
a. Pendidikan ;
b. Pelayanan kesehatan ;
c. Pengabdian masyarakat ;
d. Pengembangan profesi .
(4). Dokter Gigi yang telah mencapai Angka Kredit untuk kenaikan
jabatan / pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam
masa jabatan / pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya
diwajibkan mengumpulkan Angka Kredit sekurang-kurangnya
20% (dua puluh persen) dari jumlah Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenikan jabatan / pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dan/atau pengembangan profesi.
(5). Untuk kenaikan jabatan / pangkat setingkat lebih tinbggi menjadi
Dokter Gigi Madya pangkat Pembina Tingkat Indonesia golongan
ruang IV/b sampai dengan Dokter Gigi Utama pangkat Pembina
Utama golongan ruang IV/e, diwajibkan mengumpulkan sekurang-
kurangnya 12 (dua belas) Angka Kredit dari unsur pengembangan
profesi.
(6). Dokter Gigi Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e
setiap tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan Angka Kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh
lima) dari kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan/atau
pengembangan profesi.
Pasal 12
(1). Dokter Gigi yang secara bersama-sama membuat karya
tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan, pembagian Angka
Kreditnya ditetapkan sebagai berikut :
a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama.
b. 40% (empat puluh persen) dibagi rata untuk semua penulis
pembantu.
BAB VI
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 13
(1). Untuk kelancaran penilaian dan penetapan Angka Kredit, setiap
Dokter Gigi diwajibkan mencatat dan menginventarisir seluruh
kegiatan yang dilakukan.
(2). Apabila hasil catatan atau inventarisasi seluruh kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipandang sudah dapaty
memenuhi jumlah Angka Kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan / pangkat, secara hirarkhi Dokter Gigi dapat mengajukan
usul penilaian dan penetapan Angka Kredit.
(3). Penilaian danpenetapan Angka Kredit Dokter Gigi dilakukan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3
(tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri
Sipil.
Pasal 14
(1). Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit Dokter Gigi
adalah sebagai berikut :
a. Menteri Kesehatan atau Pejabat eselon I yang ditunjuk
bagi Dokter Gigi Utama yang berada dilingkungan
Departemen Kesehatan dan Instansi di luar Departemen
Kesehatan.
b. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan atau Pejabat eselon II yang ditunjuk bagi Dokter
Gigi Pertama sampi dengan Dokter Gigi Madya yang
berada dilingkungan Departemen Kesehatan .
c. Kepala Dinas kesehatan Propinsi bagi Dokter Gigi Pertama
sampai dengan Dokter Gigi Madya yang bekerja pada
sarana pelayanan kesehatan Propinsi.
d. Kepala Dinas kesehatan Kabupaten/Kota bagi Dokter Gigi
Pertama sampai dengan Dokter Gigi Madya yang bekerja
pada sarana pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan
(serendah-rendahnya eselon III) pada instansi pusat di luar
Departemen Kesehatan bagi Dokter Gigi Pertama sampai
dengan Dokter Gigi Madya yang bekerja pada unit kerja
sarana pelayanan kesehatan masing-masing.
Pasal 16
(1). Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai
dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat
kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa
jabatan .
(2). Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai,maka
Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai
Pengganti.
Pasal 17
Tat kerja dan tata cara penilaian TimPenilai ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan selaku pimpinan Instansi Pembina jabatan Dokter Gigi .
Pasal 18
Usul penetapan Angka Kredit Dokter Gigi diajukan oleh :
1. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau
Pejabat eselon II yang ditunjuk, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Pimpinan Unit Kerja
Sarana Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III)
pada Instansi pusat di luar Departemen Kesehatan, kepada
Menteri Kesehatan atau Pejabat eselon I yang ditunjuk untuk
Angka Kredit Dokter Gigi Utama dilingkungan masing-masing .
2. Pejabat yang membidangi Kepegawaian (serendah-rendahnya
eselon II) kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan atau Pejabat eselon II yangditunjuk untuk Angka Kredit
Dokter Gigi Pertama sampai dengan Dokter Gigi Madya
dilingkungan masing-masing .
3. Pejabat yang membidangi Kepegawaian yang bersangkutan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi untuk Angka Kredit
Dokter Gigi Pertama sampai dengan Dokter Gigi Madya
dilingkungan masing-masing .
4. Pejabat yang membidangi Kepegawaian yang bersangkutan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk Angka
Kredit Dokter Gigi Pertama sampai dengan Dokter Gigi Madya
dilingkungan masing-masing .
5. Pejabat yang membidangi Kepegawaian kepada Pimpinan Unit
Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Angka Kredit Dokter
Gigi Pertama sampai dengan Dokter Gigi Madya dilingkungan
masing-masing .
Pasal 19
(1). Angka Kredit yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang
menetapkan Angka Kredit, digunakan untuk mempertimbangkan
kenaikan jabatan / pangkat Dokter Gigi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku .
(2). Terhadap Keputusan Pejabat yang berwenang menetapkan
Angka Kredit tidak dapat diajukan keberatan oleh Dokter Gigi
yang bersangkutan .
BAB VII
PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN
MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN
Pasal 20
Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai
Negeri Sipil dalam dan dari jabatan Dokter Gigi, adalah Pejabat yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku .
BAB VIII
SYARAT PENGANGKATAN DALAMJABATAN\
Pasal 21
(1). Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam
jabatan Dokter Gigi, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Berijazah Dokter Gigi;
b. Pangkat serendah-rendahnya Penata muda Tingkat I ,
golongan ruang III/b ;
Pasal 24
(1). Dokter Gigi Pertama pangkay Penata muda Tingkat I golongan
ruang III/b sampai dengan Dokter Gigi Utama pangkat pembina
Utama Madya, golongan ruang IV/d dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
menduduki pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan Angka
Kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi.
(2). Dokter Gigi utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e,
dibebaskan sementara dari jabatan apablia setiap tahun sejak
menduduki pangkat/jabatannya tidak dapat mengumpulkan
Angka Kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) dari
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan pengembangan profesi
.
(3). Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) Dokter Gigi dibebaskan sementara
pula dari jabatannya apabila :
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat
berupa jenis hukuman disiplinpenurunan pangkat .
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil .
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Dokter Gigi .
d. Menjalani cuti diluar tanggungan negara, keculai untuk
persalinan keempat dan seterusnya .
e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
Pasal 25
(1). Dokter Gigi yang telah selesai menjalni pembebasan semnetara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, dapat diangkat kembali
dalam jabatan Dokter Gigi.
(2). Pengangkatan kembali dalam jabatan Dokter Gigi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dapat menggunakan Angka Kredit
terakhir yang dimiliki dan dari prestasi kerja di bidang pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh selama tidak
menduduki jabatan Dokter Gigi setelah ditetapkan oleh Pejabat
yang berwenang menetapkan Angka Kredit.
Pasal 26
Dokter Gigi diberhentikan dari jabatannya apabila :
1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebasakan sementara
dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1),
tidak dapat mengumpulkan Angka Kredit yang ditentukan
untukkenaikan pangkat setingkat lebih tinggi ; atau
2. dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebasdkan sementara
dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (2),
tidak dapat mengumpulkan Angka Kredit yang ditentukan ; atau
3. dijatuhi hukuman disiplin berat dan telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, kecuali hukuman disiplin tingkat berat berupa
penurunan pangkat.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 27
Pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian
dari jabatan Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, pasal
25 dan pasal 26 ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku .
Pasal 28
Untuk kepentingan dinas dan atau menambah pengetahuan,
pengalaman dan pengembangan karier, dgh dapat dipindahkan ke
jabatan Struktural atau jabatan fungsional lainnya sepanjang
memenuhi ketentuan yang berlaku .
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Keputusan Pejabat yang berwenang tentang pengangkatan, kenaikan
jabatan / pangkat, pembebasan sementara dan pemberhentian dalam
dan atau dari jabatan Dokter Gigi yang ditetapkan sebelum Keputusan
ini, dinyatakan tetap berlaku, dan disesuaikan dengan Keputusan ini.
Pasal 30
Prestasi kerja Dokter Gigi yang telah dicapai/dilakukan oleh Dokter
Gigi sampai dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan Keputusan
ini, dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 168/1997.
Pasal 31
(1). Dengan berlakunya Keputusan ini, maka nama dan jenjang
jabatan Dokter Gigi yang ditetapkan dalam Keputusan menpan
Nomor 168/1997, disesuaikan ke dalam nama dan jenjang
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini.
(2). Penyesuaian jabatan menurut k ini didasarkan kepada tingkat
pendidikan dan hasil penetapan Angka Kredit yang terakhir.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 32
Apabila dan perubahan mendasar, sehingga ketentuan dalam
Keputusan ini dianggap tidak sesuai lagi, maka Keputusan inidapat
ditinjau kembali.
Pasal 33
Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Menteri
Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara .
Pasal 34
Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara 168/1997 tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi
dan Angka Kreditnya, dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 35
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 7 Noipember 2003
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
FAISAL TAMIN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA
NOMOR : 141/KEP//M.PAN/11/2003
TANGGAL : 7 NOPEMBER 2003
RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL DOKTER GIGI DAN ANGKA KREDITNYA
2. Membuat catatan medik gigi Tiap 10 pasien 0,01 Dokter Gigi Pertama
dan mulut pasien rawat jalan Tiap 10 pasien 0,02 Dokter Gigi muda
Tiap 10 pasien 0,04 Dokter Gigi madya
Tiap 10 pasien 0,5 Dokter Gigi Utama
6. Melak
ukan daftar forensik
a. Tanpa pemeriksaan Tiap kasus 0,06 Dokter Gigi madya
laboratorium Tiap kasus 0,08 Dokter Gigi Utama
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
FAISAL TAMIN
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA
NOMOR : 141/KEP/M.PAN/11/2003
TANGGAL ; 7 NOPEMBER 2003
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
FAISAL TAMIN