Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEMATIKA AKHLAQUL ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf

Oleh:
M. ICHWAN JAMZURI
MIFTAHUL KHUSNA

Dosen:
IMAM MUSLIH, M.Pdi

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT KEISLAMAN HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Berbicara tentang akhlak tidak ada habis-habisnya, sebab akhlak ini


sudah ada sejak zaman Nabi Adam as. Sejak pertama kali manusia lahir ia sudah
mempuyai akhlak, namun akhlaknya belum kelihatan, akhlak ini mulai kelihatan
jika dia sudah berbuat sesuatu.

Akhlak dapat dikataan sebagai perangai atau tingkah laku seseorang.


Akhlak sangat penting sehingga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia. Akhlak merupakan pembeda antara makhluk lainnya,
sebab manusia tanpa akhlak, kehilangan derajatnya sebagai manusia yang
merupakan hamba Allah paling mulia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DASAR-DASAR DARI AL-QUR’AN DAN ASSUNNAH


1. Akhlaq Terhadap Khaliq

Akhlaq ini meliputi tebalnya keyakinan dan keimanan taqwa dan tawakkal
(kepasrahan),do’a dan harapan,mahabbah,tidak putus asa dengan rahmat Allah
dan sebagainya.

2. Akhlaq Terhadap Sesama Manusia


a. Kepada Diri Sendiri

Mendidik, memberi peringatan dan nasehat kepada orang lain lebih


mudah dilakukan daripada mendidik kepada diri sendiri. Ada pepatah
mengatakan kuman di seberang lautan tampak gajah di kelopak mata tidak
tampak.

Abu Bakar As-sidiq memberi nasehat kepada kita bahwa melakukan


perbuatan yang baik dapat dimulai dari diri kita sendiri.

Sebab dengan memerintahkan orang lain berbuat baik, sedang dirinya


tidak melakukannya alangkah besar dosanya (apabila menyangkut syari’ah yang
wajib). Firman Allah :

 
    
   
     
 
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaf: 2-
3)
Di dalam surat At-tahrim ayat 6 Allah juga memerintahkan agar membina
lebih dahulu menjaga diri sendiri dari bencana api neraka.

 
  
 

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)

Akhlaq terhadap diri sendiri dapat diwujudkan antara lain mendidik diri
sendiri untuk jujur, disiplin, tepat waktu, dan dapat di percaya.

b. Akhlaq kepada Keluarga

Salah satu teori akhlaq dalam kehidupan keluarga adalah berbakti


kepada orana tua dan menyantuni fakir miskin serta yang utama yang masih
berhubungan dengan orang tua. Firman Allah :

  


   

 
 

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.” (QS. An-nisa’:36)

Silaturrahim adalah bagian akhlaq dan keluarga yang sangat di anjurkan


Allah SWT. Menjaga tali silaturrahim diletakkan pada urutan kedua setelah
taqwallah.
  
 


“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-


Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim.” (QS. An-nisa’:1)

c. Akhlaq kepada Masyarakat, Bangsa, dan Negara

Dapat diwujuddkan misalnya saling tolong-menolong, berbuat


baik,kepada tetangga dan mencintai tanah airnya. Allah berfirman:

  


  
  


“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)

3. Akhlaq Terhadap Makhluq Non Manusia


a. Akhlaq Terhadap Mahluk Jenis Nabati

Jenis tanaman yang merupakan anugerah rizqi dan sekaligus perhiasan


untuk memperindah bumi tentulah kita nikmati dan kita lestarikan. Firman
Allah:

   


   
   
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya
Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
baik.”(QS.As-syu’ara:7)

Firman Allah:

  


   
 
  
    
   
     
  
“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang
menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak
mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada
Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang
yang menyimpang (dari kebenaran). (QS.An-naml:60)

b. Akhlaq Terhadap Mahluq Jenis Hewani (Fauna)

Perlakuan terhadap binatang telah dicontohkan oleh Allah kepada


manusia agar manusia selalu memperhatikan nasib dan hak mereka,
sebagaimana Allah tidak pernah melupakannya. Firman Allah:

    


  
  
    
    
   
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am:38)
c. Akhlaq Terhadap Alam Semesta

Manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat


tidak mungkin hidup tanpa lingkingan. Meskipun ada tanah, air dan udara
yang cukup. Manusia tidak dapat tanpa adanya tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Dan dengan dua unsur tersebut udara dapat mengandung oksigen
yang bermanfaat bagi manusia.

Dari uraian di atas kiranya jelas bahwa lingkungan itu wajib dipelihara
kelestarianya. Allah telah memperingatkan kepada manusia agar tidak
melakukan sesuatu yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Firman
Allah:

   


     
 

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya.


Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS.Qashash:77)

Kerusakan di muka bumi bukan ditimbulkan akibat perang dan saling


membunuh, tetapi termasuk juga perusakan lingkungan hidup yang dapat
menimbulkan kerugian material maupun korban jiwa seperti banjir, tanah longsor
dan bencana lainya.

Firman Allah:

  


  
  
  
  

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS. Ar-rum:41)

Dengan melihat sistematika akhlaq islam ini tampak dengan jelas bahwa
dinul islam mengatur seluruh kepentingan hidup manusia dalam rangka
kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat.

BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai