Anda di halaman 1dari 2

Halaqah sebagai Wadah Pembinaan Generasi Muda Muslim

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Peradaban erat kaitannya dengan sebuah generasi atau bangsa. Sebuah peradaban dalam
pandangan Islam dapat dikatakan maju dan berhasil apabila di dalamnya terdapat generasi muslim
yang senantiasa istiqomah dalam menegakkan syariat Islam. Kejayaan Islam dapat diraih ketika
terbentuk sebuah peradaban dimana praktik kehidupannya sehari-hari berlandaskan ajaran Islam.

Peran penting pemuda dalam membentuk sebuah peradaban islami perlu disadari oleh umat
muslim, terutama kita sebagai seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa dituntut untuk dapat
berkontribusi dan memberi kebermanfaatan pada agama, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.
Untuk dapat berkontribusi, diperlukan sebuah pembinaan yang berkesinambungan. Dan pembinaan
bagi pemuda muslim saat ini dapat dikenal dengan dua sebutan, tarbiyah (pendidikan) dan mentoring.

Sejatinya, bukan tarbiyah yang membutuhkan kita. Sebaliknya, kitalah yang membutuhkan
tarbiyah. Memasuki era milenial seperti sekarang ini, generasi muda muslim seolah menunjukkan
dirinya dalam dua bingkai. Di balik bingkai pertama, para pemudanya mengalami krisis akhlak dan
moral. Kejahatan terjadi dimana-mana, manusia saling mendzolimi dan menyebar misi merusak
generasi muslim. Di sisi lain, bingkai kedua menunjukkan bahwa masih sangat banyak pemuda muslim
yang tidak malu menunjukkan identitas keislamannya. Mereka memanfaatkan potensi yang dimiliki
untuk berdakwah dimanapun ia berada. Pemuda muslim dalam bingkai kedua ini lah yang terbentuk
dari hasil pembinaan.

Pembinaan dapat berfungsi sebagai pengingat batasan-batasan bagi seseorang dalam


bertindak sesuai dengan ajaran Islam. Seorang pemuda yang tengah menjalani proses pembinaan
akan mendapatkan arahan dan pengontrolan diri sehingga ia akan paham mengenai hak, kewajiban,
dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda muslim.

Sebenarnya, setiap orang telah menjalani proses pembinaan tersebut sejak berada dalam
kandungan. Bedanya, jika dahulu kita hanya berstatus sebagai ‘yang dibina’, kini kita sebagai seorang
pemuda yang dapat membedakan yang haq dan bathil juga dapat mengambil peran sebagai seorang
‘pembina’. Setelah pemaparan mengenai pembinaan diatas, menjadi pembina inilah salah satu bentuk
kontribusi yang dimaksud.
Seperti yang telah kita ketahui, kegiatan pembinaan ini bersifat fleksibel yang memungkinkan
bertempat dimana saja dan kapan saja. Salah satu wahana kontribusi pemuda muslim dalam membina
di lingkungan kampus yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Di dalam dunia dakwah kampus,
pembinaan ini juga dikenal dengan sebutan mentoring.

Kegiatan mentoring dilakukan dalam bentuk diskusi dan pemberian materi yang tersebar
dalam halaqah atau kelompok-kelompok kecil. Tujuannya antara lain yaitu terbinanya generasi muda
islam yang kuat imannya, berakhlakul karimah, memiliki tsaqofah (wawasan keislaman) yang luas,
teguh pendirian, dan unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu
menyebarluaskan dan mendakwahkan risalah Islam pada khalayak luas.

Elemen-elemen yang turut serta dalam proses mentoring ini, seperti kakak mentor pun telah
mendapat pembinaan serupa dan diperdalam lagi dengan mengikuti kajian rutin. Jadi sebenarnya,
dengan berpartisipasi dalam sebuah halaqah dan mentoring maka kita mendapatkan dua kebaikan.
Yang pertama adalah ilmu yang bermanfaat, dan yang kedua yaitu pahala karena telah menyampaikan
ilmu tersebut pada orang lain.

Semoga pembinaan intensif berbentuk mentoring yang dilakukan dalam wadah halaqah-
halaqah ini semakin mudah masuk dan diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga proses
penyebaran syariat Islam yang kaffah menjadi lebih mudah, serta terbentuklah pemuda muslim sesuai
dengan tujuan pembinaan yang telah dipaparkan diatas.

Wallaahu a’lam bish showwaab

Anda mungkin juga menyukai