Anda di halaman 1dari 27

REKAYASA GENETIKA DAN

PRODUK TEKNOLOGI
DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun Oleh :
Kelompok 7 Kelas B

1. Aditya Yusrul Mahendra (10111710000069)


2. Bachtiar Mahardika (10111710000081)
3. Moh. Azam Aufar Rizky (10111710000083)
4. Hasna Zuhdiyyah (10111710000089)
5. Muhammad Yusril Bastian (10111710000097)
6. Juninno Chandra Zukiardi (10111710000101)
7. Endah Anggraeni (10111710000115)

PROGRAM D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL


FAKULTAS VOKASI (FV)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

ii

Kata Pengantar

Assalaamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillaahirobbil‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Rekayasa Genetika dan Produk Teknologi dalam
Pandangan Islam. Makalah ini disusun berdasarkan hasil pencarian referensi di internet
dan studi literatur. Kami berharap laporan ini dapat membantu kita semua dalam
memahami konsep rekayasa genetika berbasis teknologi dan kaitannya dalam ajaran
Islam.

Kami menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikan makalah ini, hasinya belum sempurna dan tentu masih ada kekurangan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca kami harapkan demi
perbaikan makalah ini. Tiada gading yang tak retak, segala sesuatu tidak ada yang
sempurna. Besar harapan kami, semoga hasil dari makalah ini dapat bermanfaat dan
membantu para pembaca dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang
mendalam mengenai rekayasa genetika dan produk teknologi dalam pandangan Islam
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah SWT memberikan Taufik dan Hidayah_Nya kepada kita semua.

Wassalaamu’alaikum wr.wb

Surabaya, 5 Maret 2018

Tim Penyusun Makalah


TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

iii

Daftar Isi

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi ……………………………………..…………..……………….……… iii

Ringkasan ................................................................................................................ iv

BAB I : Pendahuluan ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ....................................................................... 2

BAB II : Kajian Pustaka/Pembahasan ............................................................ 3

2.1 Definisi ..................................................................................................... 3


2.2 Macam-Macam Rekayasa Genetika ......................................................... 3
2.3 Dampak Rekayasa Genetika ..................................................................... 4
2.2 Manfaat Produk yang Dihasilkan ............................................................. 5

BAB III : Analisis Kajian .................................................................................. 8

3.1 Penerapan Rekayasa Genetika pada Kloning Manusia ............................ 8


3.2 Rekayasa Genetika dalam Pandangan Islam ............................................. 9

BAB IV Penutup ............................................................................................... 13


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15

Lampiran ................................................................................................................ 16
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

iv

Ringkasan

Rekayasa genetika adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia,


yakni penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubab susunan genetik
dalam kromosom atau mengubah system ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu, yang obyeknya mencakup hampir semua golongan organisme,
mulai dari bakteri, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-
tumbuhan.
Dalam kaitan itu, diperlukan kejelasan hukum Islam mengenai praktek
rekayasa genetika serta pemanfaatan produk teknologi yang dihasilkannya. Salah satu
praktek rekayasa genetika yaitu kloning (penggandaan) manusia yang menghasilkan
produk berupa bayi tabung.
Teknologi kloning menjadi tren fenomenal di negara-negara maju meski belum
mencapai keberhasilan yang sempurna. Terlepas dari pandangan kontroversial
terhadap rekayasa genetika berupa teknologi kloning ini, makalah ini berusaha
meneropong iptek berupa teknologi kloning dalam perspektif Islam. Hasilnya, kloning
terhadap manusia dengan cara bagaimanapun hukumnya adalah haram, kecuali untuk
penyembuhan sebuah penyakit, atau penggantian salah satu organ tubuh yang rusak
dengan yang lebih baik. Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya
boleh (mubah) sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan
kemudharatan.
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah


berpengaruh pada cara serta pola hidup masyarakat sekarang ini, dimana
hampir semua aspek dalam kehidupan sangat dipengaruhi oleh adanya
perkembangan IPTEK. Salah satu hasil hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah teknologi rekayasa genetika. Dalam hal ini, masyarakat
mengharapkan penjelasan hukum Islam tentang praktek rekayasa genetika
serta pemanfaatan produk yang dihasilkannya.
Rekayasa genetika seiring berjalannya waktu mengalami
perkembangan yang drastis dan meminta perhatian serius dikalangan umat
terutama kaum muslim. Sebab selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan
dan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya,
juga memunculkan persoalan-persoalan mendasar yang perlu dicermati guna
mengawal perkembangan teknologi di masa mendatang agar tetap berjalan
dalam koridor syariat Islam.
Penerapan rekayasa genetika telah memasuki perangkat terpenting bagi
makhluk hidup yakni gen. Sehingga tumbuhan atau hewan yang dihasilkan dari
rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat unggul, yang berbeda dari
tanaman atau hewan aslinya.
Oleh karena itu, dengan semakin majunya sains dan teknologi maka
seharusnya semakin meningkatkan keimanan, rasa syukur, dan ketaqwaan kita
sebagai manusia kepada Allah SWT. Bukan sebaliknya, kian menuhankan
teknologi dan ilmu pengetahuan.

KELOMPOK 7 KELAS B 1
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, siperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian rekayasa genetika?
2. Apa saja macam-macam dari rekayasa genetika?
3. Apa saja dampak dari rekayasa genetika?
4. Apa manfaat dari produk yang dihasilkan melalui proses rekayasa
genetika?
5. Bagaimana penerapan rekayasa genetika dalam hal kloning/bayi tabung
pada manusia?
6. Bagaimana rekayasa genetika menurut pandangan Islam?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari rekayasa genetika.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari rekayasa genetika.
3. Untuk mengetahui dampak dari rekayasa genetika.
4. Untuk mengetahui manfaat dari produk yang dihasilkan melalui proses
rekayasa genetika.
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan rekayasa genetika dalam hal
kloning/bayi tabung pada manusia.
6. Untuk mengetahui bagaimana rekayasa genetika menurut pandangan Islam.

KELOMPOK 7 KELAS B 2
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
KAJIAN PUSTAKA/PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan gen atau


ADN Rekombinan ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat
pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan produk. Menurut Bakri, H.M.
Nurchalis (1996), Rekayasa genetika adalah usaha manusia dalam ilmu biologi
dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel atau gen yang terdapat pada suatu
organisme tertentu dengan tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang
identik secara genetika.

2.2 Macam – Macam Rekayasa Genetika


1) Rekombinasi DNA
Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika
terjadi proses reproduksi secara seksual yang normal, maka akan terjadi
pemisahan dan penggabungan kembali molekul-molekul DNA dari
kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dipelajari lalu
dikembangkan oleh para ilmuwan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai
struktur DNA yang sama, untuk itulah ….DNA dari satu spesies dapat
disambungkan dengan DNA dari spesies yang lain, dengan tujuan agar
mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan ini dikenal dengan
nama rekombinasi DNA dalam rekayasa genetika.
2) Fusi sel (teknologi hibridoma)
Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel merupakan proses rekayasa
genetika, yaitu peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi kesatuan
tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel asli. Sel yang dihasilkan
dari fusi ini dinamakan hibridoma. Hibridoma ini sering digunakan untuk
memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
Apabila sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan
menghasilkan protein yang sangat baik. Misalnya, antibodi monoklonal

KELOMPOK 7 KELAS B 3
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes kehamilan, dan


mengobati kanker.
3) Transfer Inti (kloning)
Transfer inti merupakan salah satu proses rekayasa genetika yang
memindahkan inti sel tubuh ke dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur
tersebut akan membelah diri dan menjadi embrio. Keberhasilan transfer
inti adalah dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel tubuh yang
diambil dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan
ovumnya diambilkan dari domba betina yang bermuka hitam yang intinya
telah dirusak sehingga menjadi ovum tak berinti. Selanjutnya, inti sel
tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam ovum domba muka hitam
dan dipelihara sampai mencapai tahap blastula, kemudian dimasukkan ke
dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya akan lahirlah domba
Dolly.

2.3 Dampak Rekayasa Genetika


1) Bidang Ekonomi
Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa dan
peningkatan konsentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu yang
memberikan pengaruh luas pada masyarakat. Produk biotektonogi dapat
merugikan petani kecil. Penggunaan hormon tumbuhan sapi dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, dan hal ini dapat
menggusur peternak kecil.
2) Bidang Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang
menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil
rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr
diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik yang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan.

KELOMPOK 7 KELAS B 4
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3) Bidang Etika dan Moral


Menyisipkan gen makhluk hidup yang lain yang tidak berkerabat dianggap
sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia.
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi
bagi umat muslim.

2.4 Manfaat Produk yang Dihasilkan


1) Bidang Kedokteran
a. Pembuatan Insulin Manusia oleh Bakteri
Seorang wanita Amerika (37 tahun) berasal dari Kansas, Amerika
Serikat merupakan manusia pertama yang dapat menikmati manfaat
rekayasa genetika. Ia merupakan pasien diabetes (penyakit gula)
pertama yang disuntik dengan insulin manusia yang dibuat oleh
bakteri. Insulin adalah suatu macam protein yang tugasnya mengawasi
metabolism gula di dalam tubuh manusia. Penderita diabetes tidak
mampu membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan. Dengan
teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil memaksa bakteri
untuk membentuk insulin yang mirip sekali dengan insulin manusia.
b. Usaha Menyembuhkan Penyakit Lesch-Nyhan
Penyakit Lesch-Nyhan adalah salah satu penyakit keturunan.
Penderita penyakit mental ini mempunyai kecenderungan kuat untuk
menghancurkan diri sendiri secara impulsif (tiba-tiba, tanpa disadari,
tidak terkontrol) secara aneh. Dr. William Nyhan berhasil menemukan
gen yang menimbulkan penyakit tersebut. Dr. Nyhan segera
melakukan teknik rekayasa transplantasi gen dengan gen buatan.
c. Pembuatan Vaksin Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus
terdiri atas selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung
protein ini dimasukkan dalam tubuh manusia, maka tubuh akan
membentuk antibodi sehingga tubuh dapat menangkal virus yang
masuk.

KELOMPOK 7 KELAS B 5
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2) Bidang Farmasi
Berkat rekayasa genetika, produk farmasi yang tersedia saat ini jauh lebih
unggul dari para pendahulu mereka. Beberapa contoh menonjol adalah
insulin bio-rekayasa yang sebelumnya diperoleh dari domba atau sapi dan
hormon pertumbuhan manusia yang sebelumnya diperoleh dari mayat.
Obat baru sedang dilakukan dengan mengubah struktur genetik dari sel
tanaman.
3) Bidang Pertanian dan Peternakan
Bidang pertanian juga sangat manfaat dari rekayasa genetika yang telah
meningkatkan kebugaran genetik berbagai spesies tanaman. Manfaat
umum adalah peningkatan efisiensi fotosintesis, meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap salinitas, kekeringan dan virus dan juga mengurangi
kebutuhan tanaman untuk pupuk nitrogen.
a. Rekayasa Genetika dapat digunaka untuk peningkatan produksi,
peningkatan mutu produk supaya tahan lama, peningkatan kadungan
gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga,
bakteri, jamur, virus), pematangan buah, kualitas, aroma, dan nutrisi.
b. Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas kerja mikroba tersebut. Misalnya mikroba untuk
fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah,
mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak,
mikroba prebiotik untuk makanan olahan, dll.
c. Rekayasa genetika membantu dalam proses remediasi bio yang
merupakan proses pembersihan limbah dan polusi dengan bantuan
organisme hidup.
d. Rekayasa genetika telah membantu menurunkan penggunaan secara
keseluruhan herbisida dan pestisida.
e. Ditemukannya vaksin – vaksin untuk melawan penyakit diare, kuku,
dan mulut yang menyerang sapi, domba, kambing, rusa, dan babi.

KELOMPOK 7 KELAS B 6
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4) Bidang Industri
a. Diciptakannya bakteri yang dapat melarutkan logam-logam langsung
dari dalam bumi.
b. Ditemukannya bakteri yang dapat menghasilkan bahan mentah kimia
seperti etilen yang diperlukan untuk pembuatan plastik.

KELOMPOK 7 KELAS B 7
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
ANALISIS KAJIAN

3.1 Penerapan Rekayasa Genetika pada Kloning Manusia

Secara etimologis, kloning berasal dari kata "clone" yang artinya potongan
yang digunakan untuk memperbanyak sesuatu. Kata ini digunakan dalam dua
pengertian, yaitu (1) Klon sel, artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah
sel yang memiliki sifat-sifat genetik identik, dan (2) Klon gen atau molekular,
artinya sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu
gen lalu dimasukkan dalam sel inang. Secara terminologis, kloning adalah
proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang seluruhnya identik
dengan sel atau molekul asalnya atau dapat juga diartikan sebagai penggandaan
dari suatu makhluk melalui cara non seksual.
Kloning manusia menjadi topik yang hangat diperbincangkan di kalangan
ilmuwan Amerika Serikat. Kenyataan ini sehubungan dengan munculnya
pengakuan sebuah perusahaan bioteknologi bahwa para ilmuwan di sana telah
berhasil membantu seorang wanita Amerika melahirkan bayi hasil kloning.
Pada mulanya kloning manusia (bayi tabung) bertujuan untuk menolong
pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah
disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. Namun
kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan
pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang
menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
Proses pembuatan bayi tabung, secara singkat dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Wanita yang akan mengikuti program bayi tabung diberi obat pemicu
ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan
sel telur.
b. Kemudian, dilakukan stimulasi dengan merangsang indung telur si
calon ibu untuk memastikan banyaknya sel telur. Karena secara alami,

KELOMPOK 7 KELAS B 8
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

sel telur hanya satu. Namun untuk bayi tabung, diperlukan sel telur
lebih dari satu untuk memperoleh embrio.
c. Dilakukan pemantauan pertumbuhan folikel berupa suatu cairan berisi
sel telur di indung telur yang bisa dilihat dengan USG.
d. Menyuntikkan obat untuk mematangkan sel telur yang belum dipanen
agar siap.
e. Setelah itu, dokter atau tenaga medis akan melakukan proses
pengambilan sel telur untuk di proses dilaboratorium.
f. Setelah proses pengambilan sel telur, dilakukan proses pengambilan
sperma dari suami pada hari yang sama.
g. Kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma suaminya yang
telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
h. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri
kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan
dilakukan 18 – 20 jam kemudian dan kemudian keesokan harinya
diharapkan sudah terjadi pembuahan sel. Baru dilakukan proses
pembuahan (fertilisasi) di dalam media kultur di laboratorium untuk
menghasilkan embrio.
i. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel kemudian
diimplantasikan ke dalam rahim calon ibu. Pada periode ini tinggal
menunggu terjadinya kehamilan. Dokter kemudian memilih 3 embrio
terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem reproduksi
pasien.

3.2 Rekayasa Genetika dalam Pandangan Islam


A. Hukum Rekayasa Genetika dalam Islam
Menurut fatwa MUI dan kesepakatan ulama, melakukan rekayasa
genetika terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mikroba (jasad renik)
adalah mubah (boleh). Namun, MUI memberi beberapa persyaratan terkait
kebolehannya. Dari segi tujuan, rekayasa genetika yang dilakukan tersebut
untuk kemaslahatan dan punya aspek kebermanfaatan bagi manusia. Di

KELOMPOK 7 KELAS B 9
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

samping itu, hasil dari rekayasa genetika ini tidak membahayakan atau
tidak menimbulkan mudarat, baik bagi manusia maupun lingkungan. MUI
juga mensyaratkan, tidak boleh menggunakan gen atau bagian lain yang
berasal dari tubuh manusia.
Tumbuh-tumbuhan hasil rekayasa genetika halal untuk dikonsumsi
dengan syarat telah teruji tidak menimbulkan mudarat atau
membahayakan. Demikian juga rekayasa genetika pada hewan hukumnya
halal untuk dikonsumsi. Syaratnya, hewannya tersebut termasuk dalam
kategori ma'kul al-lahm (jenis hewan yang dagingnya halal dikonsumsi).
Sedangkan, rekayasa genetika yang dilakukan pada tubuh manusia adalah
haram menurut kesepakatan ulama.
Namun ada beberapa ulama yang membolehkan berdalil dengan
kaidah ushul fikih al-umuru bimaqasidiha (hukum sesuatu yang mubah
tergantung dari tujuan penggunaannya). Jika tujuan dari rekayasa genetika
ini untuk kemaslahatan manusia, tentu diperbolehkan bahkan dianjurkan.

B. Kloning/Bayi Tabung dalam Perspektif Islam


Al-Quran membagi proses penciptaan manusia ke dalam 4 kategori.
Kategori pertama adalah penciptaan manusia tanpa ayah dan ibu (creatio
ex nihilo), yaitu Adam AS. Kategori kedua adalah penciptaan manusia dari
seorang ayah tanpa ibu, yaitu Hawa. Kategori ketiga adalah penciptaan
manusia dari seorang ibu tanpa ayah, yaitu Isa al-Masih. Kategori keempat
adalah penciptaan manusia biasa melalui perkawinan sepasang suami-istri,
yaitu manusia pada umumnya. Kategori pertama sampai ketiga merupakan
hak mutlak Allah SWT, sehingga tidak dapat dipersoalkan secara teologis.
Kategori keempat, ketika manusia secara aktif mengambil peranan di
dalamnya.
Dalam kasus kloning, ia tidak sama dengan yang keempat, dan
sedikit pun tidak berarti penciptaan, melainkan hanya sekedar
penggandaan. Secara umum, kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan
hewan akan membawa kemanfaatan dan kemaslahatan kepada umat

KELOMPOK 7 KELAS B 10
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

manusia. Kloning terhadap beberapa organ tubuh manusia dapat


membawa manfaat, antara lain: kloning organ tubuh bersifat efisien dan
manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan organ tubuh pengganti (jika
memerlukan) organ yang biasa diperoleh melalui donor. Dengan kloning
ia tidak akan lagi merasa kekurangan ginjal, hati, jantung, darah, dan
sebagainya, karena ia bisa mendapatkannya dari manusia hasil teknologi
kloning.
Sementara itu kloning terhadap manusia secara total dapat
menimbulkan mafsadat (dampak negatif yang tidak sedikit, antara lain:
menghilangkan nasab anak hasil kloning yang berakibat hilangnya banyak
hak anak dan terabaikannya sejumlah hukum yang timbul dari nasab;
institusi perkawinan yang telah disyari'atkan sebagai media berketurunan
secara sah menjadi tidak diperlukan lagi, karena proses reproduksi dapat
dilakukan tanpa melakukan hubungan seksual; lembaga keluarga (yang
dibangun melalui perkawinan) akan menjadi hancur, dan pada gilirannya
akan terjadi pula kehancuran moral (akhlak), budaya, hukum, dan syari'ah
Islam lainnya; tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling
memerlukan antara laki-laki dan perempuan; hilangnya maqashid syari'ah
dari perkawinan, baik maqashid awwaliyah (utama) maupun maqashid
tabi'ah (sekunder).
Dari aspek agama, penerapan kloning memang tidak disinggung
secara eksplisit dan spesifik. Meski demikian, pada 28 Juni-3 Juli 1997,
para ulama mengadakan seminar dengan tema "Islamic Fiqh Academy" di
Makkah al-Mukarramah dengan agenda utama melihat posisi Kloning
dalam syariat Islam. Secara aklamasi mereka memutuskan bahwa kloning
terhadap hewan dan tumbuhan diperbolehkan, sedangkan kloning terhadap
manusia diharamkan. Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri
orang lain).”
(HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan dipandang shahih oleh Ibnu Hibban)

KELOMPOK 7 KELAS B 11
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Dengan penerapan kloning, kemapanan dan keluhuran cita-cita


sebuah pernikahan dalam Islam akan terusik. Boleh jadi, di masa yang
akan datang manusia tidak membutuhkan perkawinan untuk mendapatkan
keturunan. Seks hanya diperlukan untuk melampiaskan hawa nafsu
terhadap lawan jenis tanpa mempertimbangkan akibat dan tanggung jawab
dari hubungan seksualitas tersebut. Allah SWT berfirman :
ْ ُ] ^ْ _ِ Nَ`]ْ ُa‫ َو ْا‬cَ dَ f‫ ﱠ‬g‫ ِ^ ا‬hْ iَ ْ‫و‬j‫ ﱠ‬g‫ ا‬k
NَPRْ ُT ‫ إِ َذا‬Zٍ َ[\ َ َlmَ ُn‫َوأَ]ﱠ‬
“dan bahwasanya Dialah yang menciptakan manusia berpasang-
pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila
dipancarkan.” (QS. An Najm : 45-46)
Penentuan hukum kloning juga dapat dilihat dari aspek maslahat dan
mafsadat yang ada. Penelusuran terhadap aspek maslahat dan mafsadat
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kaidah ushuliyah al-
fiqhiyah yang terkait, antara lain: (1) la dharar wa la dhirar
(menghindarkan kerugian pada orang lain; (2) dar'ul mafasid
muqaddamun ala jalb al-mashalih (meninggalkan kerusakan harus
didahulukan daripada mendahulukan kebaikan); (3) al-muhafadhatu ala
al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah (memelihara tradisi
yang baik dan mengambil pembaruan yang lebih baik).
Berdasarkan pertimbangan implikasi positif dan negatif dari praktik
kloning, dapat ditegaskan bahwa mafsadat yang ditimbulkan oleh praktik
kloning manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan maslahat-nya.
Oleh karena itu, praktik kloning manusia betentangan secara nyata dengan
hukum Islam yang selalu mengedepankan kemaslahatan umat manusia.
Dengan demikian pandangan hukum Islam terhadap kloning manusia
adalah haram.

KELOMPOK 7 KELAS B 12
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kajian dan pembahasan, dapat kami simpulkan beberapa
hal yaitu :
1. Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen
ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen
sehingga mampu menghasilkan produk teknologi.
2. Macam-macam rekayasa genetika diantaranya: rekombinasi DNA, fusi
sel (teknologi hibridoma), dan transfer inti (kloning).
3. Dampak rekayasa pada tumbuhan yaitu peningkatan produksi,
peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam menyimpan
pascapanen, peningkatan kadungan gizi, tahan terhadap serangan hama
dan penyakit tertentu. Dampak rekayasa genetika pada mikroba yaitu
meningkatkan efektifitas kerja mikroba tersebut.
4. Manfaat rekayasa genetika mencakup 5 bidang yaitu kedokteran,
farmasi, pertanian, peternakan, dan industri.
5. Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimanapun hukumnya adalah
haram, kecuali untuk penyembuhan sebuah penyakit, atau penggantian
salah satu organ tubuh yang rusak dengan yang lebih baik. Kloning
terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah)
sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan
kemadharatan.

4.2 Saran
Berdasarkan kajian dalam makalah ini, maka dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank sperma dan ovum
untuk pembuatan bayi tabung, karena selain bertentangan dengan UUD
1945, juga bertentangan dengan norma Agama Islam dan moral.

KELOMPOK 7 KELAS B 13
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2. Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan


bayi tabung degan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan
tanpa ditransfer kedalam rahim wanita lain (ibu tititpan), dan juga
melarang keras dengan sanksi-sanksi kepada dokter dan siapa saja yang
melakukan inseminasi buatan pada manusia dengan sperma atau ovum
donor.
3. Perlu diwajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau
mengizinkan eksperimen atau praktik kloning terhadap manusia. Penting
untuk mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk
senantiasa mengikuti perkembangan teknologi kloning, meneliti
permasalahannya, serta menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk
menjelaskan hukumnya.

KELOMPOK 7 KELAS B 14
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Daftar Pustaka

Ali, M D. 1984. Kedudukan Islam dan Sistem Hukum Islam. Jakarta : Yayasan
Risalah.

Ahmad.2015.Perspektif Genetika dalam Islam. http://ahmadin2013.blogspot.com/


2015/03/perspektif-genetika-menurut-pandangan-islam.html
(diakses 5 Maret 2018).

Afrianti, Yeni. 2007. “Definisi Bayi Tabung”, http//bayi-tabung.com/definisi-


bayi-tabung (diakses 5 Maret 2018).

Tunas.2011.”Kloning dalam Hukum Islam” http://tunas8.wordpress.com/


2011/01/14/kloning-dalam-hukum-islam/ (diakses 5 Maret 2018).

Mahfud, Choirul. 2016. Politik Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Gadjahnata. 1997. Mukjizat Al-Qur’an & As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta:


Gema Insani Press.

Hidayat, Rahmat. 2013. “Biologi Rekayasa Genetika”,


http://www.biologisel.com/2013/11/rekayasa-genetika.html
(diakses 5 Maret 2018).

Suryo. 1994. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Heriyanto, Husain. 2011. Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam.


Jakarta : Mizan.

Harahap, Syahrin. 2015. Islam & Modernitas : Dari Teori Modernisasi Hingga
Penegakan Kesalehan Modern. Jakarta : Prenadamedia Group.

Muhibbin dkk, Pendidikan Agama Islam membangun Karakter Madani.


Surabaya : ITS Press, 2012.

KELOMPOK 7 KELAS B 15
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lampiran

Biodata Anggota Penyusun Makalah

Nama Lengkap : Aditya Yusrul Mahendra

NRP : 10111710000069

Alamat : Rungkut Asri Tengah 19 No. 15

Nomor HP : 082244458444

Email : adityayusrul@gmail.com

Motto : Selalu Melakukan yang Terbaik

dengan Usaha Maksimal

Nama Lengkap : Bachtiar Mahardika

NRP : 10111710000081

Alamat : Griya Sedati Permai BB – 40

Sidoarjo

Nomor HP : 081234422630

Email : bachtiarmahardika21@gmail.com

Motto : Tidak Menunda Pekerjaan

KELOMPOK 7 KELAS B 16
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Nama Lengkap : Moh. Azam Aufar Rizky

NRP : 10111710000083

Alamat : Ngagel Madya II A

Nomor HP : 085890501103

Email : azamaufar81@gmail.com

Motto : Semua Berawal dari S

Nama Lengkap : Muhammad Yusril Bastian

NRP : 10111710000097

Alamat : Lajuk, Porong-Sidoarjo

No. Hp : 085730249257

Email : muhammadyusril11298@gmail.com

Motto : Kumpulkan pengalaman untuk

dikemudian hari

Nama Lengkap : Juninno Chandra Zukiardi

NRP : 10111710000101

Alamat : Aspol Ketintang N/21

Nomor HP : 082231055115

Email : c.juninno@gmail.com

Motto : Jadi Orang yang Bermanfaat

KELOMPOK 7 KELAS B 17
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Nama Lengkap : Hasna Zuhdiyyah

NRP : 10111710000089

Alamat : Kalibokor III C No. 19, Pucang Sewu

Nomor HP : 085738784247

Email : hasna.zuhdy@gmail.com

Motto : Ikhtiar, Tawakkal, Qana’ah

Nama Lengkap : Endah Anggraeni

NRP : 10111710000115

Alamat : Jl. Bratang Gede VI - D No. 41

Nomor HP : 081332805523

Email : anggraeniendah5@gmail.com

Motto : Man Jadda Wa Jada

KELOMPOK 7 KELAS B 18
FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor: 35 Tahun 2013
Tentang
REKAYASA GENETIKA DAN PRODUKNYA

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah :


MENIMBANG : a. bahwa salah satu hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah teknologi rekayasa genetika;
b. bahwa masyarakat senantiasa mengharapkan penjelasan hukum
Islam tentang praktek rekayasa genetika serta pemanfaatan
produk yang dihasilkannya;
c. bahwa oleh karena itu dipandang perlu menetapkan fatwa
tentang rekayasa genetika dan produknya guna dijadikan
pedoman.

MENGINGAT : 1. Al-Quran :
ٍ‫ إِّنَ فِيْ ذِلكَ آليَات‬،ُ‫َوسَّخَرَ لَكُمْ مَا فِي الّسَمَاوَاتِ وَمَا فِي اْألَرْضِ جَمِيْعًا مِنْه‬
َ‫لِ َقوْمٍ يَتَفَكَ ُروّْن‬
"Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai
rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berfikir" (QS. al-Jatsiyah [45]: 13).

‫يءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْ ُه‬ ْ َ‫وَ ُهوَ الَذِيَ أَنزَلَ مِنَ الّسَمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُّلِ ش‬
ْ‫خَضِراً نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبّاً مُتَرَاكِباً وَمِنَ النَّخّْلِ مِن طَلْعِهَا قِ ْنوَاّنٌ دَانِيَةٌ وَجَنَاتٍ مِن‬
َ‫أَعْنَابٍ وَالزَيْتُوّنَ وَالرُمَاّنَ ُمشْتَبِهاً وَغَيْرَ مُ َتشَابِهٍ انظُرُواْ إِلِى ثَمَ ِرهِ إِذَا أَثْمَر‬
َ‫وَيَنْعِهِ إِّنَ فِي ذَلِكُمْ آليَاتٍ لِ َقوْمٍ يُؤْمِنُوّن‬

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu


Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-
tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun
dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman. (QS. Al-An’am[6]: 99)
Fatwa tentang Beristri Lebih dari Empat dalam Waktu yang Bersamaan 2

‫وَ ُهوَ الَذِي أَنشَأَ جَنَاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخّْلَ وَالزَرْعَ مُّخْتَلِفاً أُكُلُ ُه‬
َ‫وَالزَيْتُوّنَ وَالرُمَاّنَ مُ َتشَابِهاً وَغَيْرَ مُ َتشَابِهٍ كُلُواْ مِن ثَمَ ِرهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُواْ حَقَهُ َيوْم‬
َ‫حّبُ الْ ُمّسْرِفِين‬ِ ُ‫حَصَا ِد ِه وَالَ ُتّسْرِفُواْ إِنَهُ الَ ي‬

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang


berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan. (QS. Al-An’am[6]: 141)

ِ ‫إِّنَ فِي خَ ْلقِ الّسَمَاوَاتِ وَاألَرْضِ وَاخْ ِتالَفِ اللَيّْلِ وَالنَهَارِ آليَاتٍ لُِأوْلِي األلْبَا‬
‫ب‬
ِ‫الَذِينَ يَذْكُرُوّنَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَرُوّنَ فِي خَ ْلقِ الّسَمَاوَات‬
ِ‫ال سُبْحَا َنكَ فَقِنَا عَذَابَ النَار‬
ً ِ‫وَاألَرْضِ رَبَنَا مَا خَلَ ْقتَ هَذا بَاط‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka. (QS. Ali ‘Imran [3]:190-191)

َ ِ‫ختَّلِفاً أَ ْلوَا ُنهَا وَم‬


‫ن‬ ْ ُ‫جنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ م‬
ْ َ‫أَلَمْ تَرَ َأّنَ الّلَهَ أَن َزلَ ِمنَ الّسَمَاءِ مَاءً فَأَخْر‬
ِ‫وَ ِمنَ النَاس‬ ٌ‫ختَّلِفٌ أَ ْلوَا ُنهَا َوغَرَابِيبُ سُود‬
ْ ُ‫جدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ م‬ ُ ِ‫جبَال‬ ِ ْ‫ال‬
َ‫عبَا ِدهِ الْعُّلَمَاء إِّن‬
ِ ْ‫ختَّلِفٌ أَ ْلوَانُهُ َكذَِلكَ ِإنَمَا يَخْشَى الّلَهَ ِمن‬
ْ ُ‫وَال َدوَاّبِ وَالَْأنْعَامِ م‬
ٌ‫الّلَ َه عَزِي ٌز غَفُور‬

“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan


hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-
buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam
pekat”. “Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-
binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama1259. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir [35]: 27 – 28)

2. Hadis Rasulullah SAW, antara lain:


ِ ْ‫ سُئِّلَ َرسُولُ اللَهِ صَلَى اللَهُ عَلَيْهِ َوسَلَمَ عَنْ الّسَمْنِ وَالْجُب‬:َ‫عَنْ سَلْمَاّنَ الْفَا ِرسِيِ قَال‬
‫ن‬
‫ وَمَا‬،ِ‫ " الْحَلَالُ مَا أَحَّلَ اللَهُ فِي كِتَابِهِ وَالْحَرَامُ مَا حَرَمَ اللَهُ فِي كِتَابِه‬:َ‫ قَال‬،ِ‫وَالْفِرَاء‬
‫سَ َكتَ عَنْهُ فَ ُهوَ مِمَا عَفَا عَنْهُ" (رواه ابن ماجه والبيهقي والحاكم والطبراني‬
)‫والترمذي‬
“Salman al-Farisi berkata: Rasulullah SAW ditanya tentang
minyak samin, keju dan bulu, beliau bersabda: halal adalah
apa yang dihalalkan Allah dalam KitabNya, haram adalah apa
yang diharamkanNya dalam KitabNya, sedang yang tidak
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Fatwa tentang Beristri Lebih dari Empat dalam Waktu yang Bersamaan 3

disebut dalam keduanya maka dibolehkan” HR. Ibnu Majah, al-


Baihaqi, al-Hakim, at-Thabrani, dan at-Tirmidzi

‫عن أنس رضي اهلل عنه أّن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم مر بقوم يلقحوّن النّخّل‬
‫ ما‬:‫ فّخرج شيصا " تمرا رديئا" فمر بهم فقال‬:‫ قال‬،‫لو لم تفعلوا لصلح‬: ‫فقال‬
‫ أنتم أعلم بأمور دنياكم (رواه مّسلم و ابن‬:‫ قال‬..‫ قلت كذا وكذا‬:‫لنّخلكم؟ قالوا‬
.)‫خزيمة وابن حباّن‬

Dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bertemu dengan


sekolompok orang yang sedang melakukan pembenihan kurma
lantas nabi saw bersabda: “Seandainya jika tidak kalian
lakukan (apa yang sekarang kamu lakukan) mungkin lebih baik
hasilnya, dan kemudian (saat panen) keluar kurma dengan
kualitas jelek. Nabi saw kemudian bertemu kembali dengan
menreka seraya bertanya: “Bagaimana kondisi panenan
kurmamu? Para sahabat tersebut berkata begini dan begitu.
Rasul pun bersabda: “Kalian lebih tahu tentang urusan dunia
kalian” (HR. Muslim, Ibn Khuzaimah, dan Ibn Hibban)

‫ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ (رواه‬:َ‫عَنِ ابْنِ عَبَاسٍ قَالَ قَالَ َرسُولُ اللَهِ صَلَى اللَهُ عَلَيْهِ َوسَلَم‬
)‫أحمد ومالك وابن ماجه‬

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:


Tidak boleh membahayakan/merugikan orang lain dan tidak
boleh (pula) membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan
oleh orang lain) dengan bahaya (perbuatan yang
merugikannya).” (HR. Ahmad, Malik, dan Ibn Majah)

3. Qaidah fiqhiyyah

ُ‫اَلْأَصّْلُ فِي الْمَنَافِعِ اَلْإِبَاحَة‬


“Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh/mubah”

.ُ‫ألشْيَاءِ الضَا َرةِ الْحُرْمَة‬


َ ْ‫ وَفيِ ا‬،ُ‫ألشْيَاءِ النَافِعَةِ اْإلِبَاحَة‬
َ ْ‫اَألَصّْلُ فيِ ا‬
"Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh dan
hukum asal sesuatu yang berbahaya adalah haram".

.ِ‫ مَا لَمْ يَقُمْ دَلِيّْلٌ مُعْتَبَرٌ عَلَى الْحُرْمَة‬،ُ‫ألشْيَاءِ اْإلِبَاحَة‬


َ ْ‫اَألَصّْلُ فيِ ا‬
"Hukum asal mengenai sesuatu adalah boleh selama tidak ada
dalil muktabar yang mengharamkanya."

“(Hukum) Segala sesuatu tergantung pada tujuannya”

“Pada wasilah (hukumnya) sebagaimana hukum pada yang


ditujunya”

ُ‫ُيزَال‬
“Bahaya harus dihilangkan”

MEMPERHATIKAN : 1. Penjelasan Dr. Agus Pakpahan APU, Ketua Komisi Keamanan


Hayati Produk Rekayasa Genetika, dan Dr. Bambang
Purwantara, DVM, MSc., Direktur SEAMEO BIOTROP,
Anggota Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika,
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Fatwa tentang Beristri Lebih dari Empat dalam Waktu yang Bersamaan 4

yang pada intinya menerangkan soal proses rekayasa genetika,


prakteknya, pengembangannya, serta pemanfaatannya untuk
kepentingan kemanusiaan dan kemungkinan dampak yang
ditimbulkannya;

2. Keterangan dan Penjelasan dari LPPOM MUI yang disampaikan


oleh Dr. Mulyorini Rahayuningsih, Kepala Bidang Auditing
LPPOM MUI mengenai pemanfaatan produk rekayasa genetika
dalam produk pangan;

2. Fatwa Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia di


Jakarta Nomor: 3/Munas VI/MUI/2000 Tentang Kloning;
3. Pendapat, saran, dan masukan yang berkembang dalam Sidang
Komisi Fatwa MUI pada tanggal 19 Juli dan 3 Agustus 2013.
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG REKAYASA GENETIKA DAN
PRODUKNYA

Pertama : Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan :

1. Gen atau DNA (Deoxyribose Nucleac Acid) adalah


Substansi pembawa sifat menurun dari sel ke sel, dan generasi
ke generasi, yang terletak di dalam kromosom, yang memiliki
sifat antara lain sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam
kromosom, mengandung informasi genetika, dapat menentukan
sifat-sifat dari suatu individu, dan dapat menduplikasi diri pada
peristiwa pembelahan sel.

2. Rekayasa Genetika adalah penerapan genetika untuk


kepentingan manusia, yakni penerapan teknik-teknik biologi
molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom
atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu, yang obyeknya mencakup hampir semua
golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat
rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.

Kedua : Ketentuan Hukum


1. Melakukan rekayasa genetika terhadap hewan, tumbuh-
tumbuhan dan mikroba (jasad renik) adalah mubah (boleh),
dengan syarat :
a. dilakukan untuk kemaslahatan (bermanfaat);
b. tidak membahayakan (tidak menimbulkan mudharat), baik
pada manusia maupun lingkungan; dan
c. tidak menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari
tubuh manusia.
2. Tumbuh-tumbuhan hasil rekayasa genetika adalah halal dan
boleh digunakan, dengan syarat :
a. bermanfaat; dan
b. tidak membahayakan
3. Hewan hasil rekayasa genetika adalah halal, dengan syarat :
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Fatwa tentang Beristri Lebih dari Empat dalam Waktu yang Bersamaan 5

a. Hewannya termasuk dalam kategori ma’kul al-lahm (jenis


hewan yang dagingnya halal dikonsumsi)
b. bermanfaat; dan
c. tidak membahayakan
4. Produk hasil rekayasa genetika pada produk pangan, obat-
obatan, dan kosmetika adalah halal dengan syarat :
a. bermanfaat
b. tidak membahayakan; dan
c. sumber asal gen pada produk rekayasa genetika bukan
berasal dari yang haram.

Ketiga : Ketentuan Penutup


1. Fatwa ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
jika di kemudian hari ternyata dibutuhkan perbaikan, akan
diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat
mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk
menyebarluaskan fatwa ini.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 25 Ramadhan 1434 H
3 Agustus 2013 M

MAJELIS ULAMA INDONESIA


KOMISI FATWA
Ketua Sekretaris

PROF. DR. H. HASANUDDIN AF, MA DR. HM. ASRORUN NI’AM SHOLEH, MA

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Anda mungkin juga menyukai