Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MAKALAH TEKNIK MATERIAL


APLIKASI HIDROKSIATIT PADA BIDANG KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU : Purwanto, S.T., M.T.


Disusun Oleh :
Billiam Constani Leta 05161013
MuhCCici Fitria 05161014
Pinta Mirzan Awang Ismail 05161045
Tan Jeremy Hartanto 05161070
Yulia Anggraini 05161080

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN PROSES
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2018

i
Daftar Isi
BAB I .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
2.1 Pengaruh Teknologi Modern pada Bidang Kesehatan ........................................ 3
2.2 Hidroksiapatit ...................................................................................................... 4
2.3 Hydroxyaptite Sebagai Bahan Pengganti Tulang ............................................... 5
2.4 Hidroksiapatit sebagai bahan aktif pada pasta gigi sensitif................................. 5
2.5 Metode Sintesis Hidroksiapatit ........................................................................... 6
a. Metode presipitasi ............................................................................................... 6
b. Metode sol-gel .................................................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang dengan
begitu pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan manusia, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya, penciptaan sebuah
teknologi didasarkan atas tujuan untuk mempermudah suatu pekerjaan bagi
manusia. Menurut KBBI, teknologi diartikan sebagai metode ilmiah untuk
mencapai tujuan praktis dan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah teknologi di bidang kesehatan,
dimana teknologi sangat menunjang ilmu kedokteran dan terciptanya teknologi-
teknologi yang dapat membantu khususnya di bidang kesehatan.
Jika dilihat dari beberapa rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan terdapat
banyak pengunjung yang sedang berobat karena mengidap suatu penyakit. Di Era
ini banyak bermunculan beragam jenis penyakit yang dapat dengan mudah
menyerang manusia. Manusia terserang penyakit karena pola hidup yang semakin
instan, ditambah lagi dengan kesadaran untuk olahraga yang rendah. Selain itu
penyakit juga bisa terjadi apabila terjadi kecelakaan yang tidak disengaja seperti
kecelakan kerja yang dapat menyebabkan bagian tubuh terasa sakit. Untuk
menunjang hal tersebut, banyak teknologi kesehatan yang bisa membantu
mempermudah proses penyembuhan yang berlangsung lebih cepat dengan hasil
yang efektif untuk meminimalkan resiko yang mungkin terjadi pada saat
pengobatan berlangsung.
Dengan adanya pengembangan teknologi di bidang kesehatan tak hanya
memberikan manfaat kepada dokter saja, melainkan juga pasien yang bisa
merasakan manfaat dari pengobatan yang lebih baik dengan presentasi
keberhasilan yang tinggi. Karena perkembangan teknologi pengobatan dan juga
fasilitas medis yang berbasis terknologi, pekerja tenaga ahli di bidang kesehatan
akan lebih mudah dalam pembuatan obat, pembuatan alat-alat medis yang lebih
modern, penelitian sebuah virus atau penyakit baru dan juga membantu dalam
masa penyembuhan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul dan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut :
a. Apa itu teknologi modern
b. Bagaimana pengaruh kemajuan teknologi di bidang kesehatan

1
c. Apa saja teknologi terbaru di bidang kesehatan
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu teknologi modern
b. Untuk mengetahui apa pengaruh teknologi di bidang kesehatan
c. Untuk menambah wawasan bagi penyusun maupun pembaca tentang
teknologi terbaru di bidang kesehatan

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pembaca atas
pengetahuan tentang perkembangan teknologi khususnya di bidang kesehatan.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengaruh Teknologi Modern pada Bidang Kesehatan


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi sendiri
telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak
kelompok masyarakat, teknologi telah sangat membantu dalam memperbaiki
ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan juga dalam hal pengembangan
teknologi material.
Kemajuan teknologi material di bidang kesehatan berkembang begitu pesat.
Perkembangan teknologi tersebut dapat dilihat dari banyaknya perubahan sistem
yang digunakan di rumah sakit dari zaman dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu
sistem yang digunakan dalam bidang kesehatan lebih bersifat manual sedangkan
pada saat ini perubahan di dalam bidang kesehatan lewat perpaduannya dengan
teknologi dan material yang ada telah menciptakan berbagai macam teknik
pengobatan terbaru yang dulu tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Kemajuan
teknologi tersebut sangat besar dalam bidang kesehatan, dengan perkembangan
teknologi menimbulkan dampak perkembangan pengetahuan yang begitu cepat.
Salah satunya seperti penggunaan teknologi material hidroksiapatit dalam bidang
kedokteran gigi dan tulang. Untuk penggunaan ini sendiri masih terus
dikembangkan melalui berbagai penelitian yang ada (Dewandaru, 2016).
Mengikuti perkembangan jaman dan teknologi yang saat ini sedang
populer,berbagai usahapun dilakukan guna meningkatkan kualitas kehidupan.
Salah satu usaha untuk melakukan perbaikan bagi tubuh pun semakin berkembang
sehingga muncul bahan-bahan biomaterial. Biomaterial merupakan bahan yang
dapat di gunakan dalam tubuh manusia dengan tujuan meningkatkan taraf hidup
orang tersebut. Biomaterial ini banyak di gunakan untuk implan dalam
tubuh.Salah satu bahan yang sedang dikembangkan sebagai biomaterial sintesis
adalah biokeramik. Biokeramik adalah salah satu jenis advanced ceramics
materialsyang didefinisikan sebagai produk keramik atau komponen yang
digunakan dalam medical dan dental industri, terutama sebagaiimplan ataupun
organ pengganti(Yolanda,2009).
pengembangan bahan biomaterial sintesis sebagai bahan rehabilitasi jaringan
tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan
melanjutkan fungsi daur kehidupan jaringan yang digantikan. Salah satu bahan
yang sedang dikembangkan sebagai biomaterial sintesis adalah biokeramik.
Akhir-akhir ini keramik tidak hanya digunakan sebagai komponen kendaraan
bermotor, peralatan rumah tangga, bahan bangunan dan lain-lain. Namun
teknologi keramik telah diarahkan sebagai bahan rehabilitasi jaringan. Keramik
yang dimaksud dari hal di atas dikenal dengan istilah biokeramik. Bahan
biokeramik yang sering digunakan dalam bidang rehabilitasi jaringan adalah
hidroksiapatit sintetik(Yolanda,2009).

3
Pemilihan biomaterial yang tepat sangat diperlukan dalam proses pengganti
tulang, antara lain mudah diperoleh, biokompatibel, efektif, dan tidak toksik.
Material pengganti tulang yang umum digunakan adalah autograf penggantian
satu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya dalam satu individu), allograf
(penggantian tulang manusia dengan tulang yang berasal dari manusia lain),
xenograf (penggantian tulang manusia dengan tulang yang berasal dari hewan).
Namun, material pengganti tulang ini biasanya tersedia dalam jumlah terbatas.
Hewan yang biasanya digunakan sebagai material pengganti tulang yaitu sapi.
(Riyani, 2005).
Tulang sapi merupakan bahan yang memiliki tingkat keefektifan tinggi
sebagai bahan dasar pembuatan hidroksiapatit dibandingkan cangkang telur ayam,
batu gamping, maupun tulang ikan. Proses pembuatan hidroksiapatit dari limbah
tulang sapi diawali dengan dikumpulkannya limbah tulang sapi, kemudian
direndam dalam air yang telah ditambahkan cairan antiseptik. Setelah itu, tulang
sapi direndam kembali dengan NaOH, lalu dicuci menggunakan air mengalir.
Selanjutnya, tulang dikeringkan secara alami. Setelah itu, tulang dipanaskan pada
temperatur 900. Setelah proses pemanasan, material hidroksiapatit dihaluskan
menggunakan stemper dan mortir hingga berbentuk serbuk. Serbuk itulah yang
disebut dengan serbuk hidroksiapatit yang dapat digunakan sebagai bahan tambal
gigi (Kusumawardani, 2012).

2.2 Hidroksiapatit
Hidroksiapatit (HA) dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2 merupakan
salah satu senyawa inorganik penyusun jaringan keras (hard tissue) tubuh manusia
seperti tulang,gigi, dentin dan lain sebagainya (Nagai, 1984). HA sintetik
merupakan material seperti tulang yang mempunyai sifat dapat berikatan dengan
tulang secara baik. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa HA sintetik
berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti graft tulang (allogarft dan
xenofraft) dengan sifat biokompatibilitas yang baik terhadap tulang dan gigi
(Hideki, 1991).
Biokeramik hidroksiapatit adalah keramik berbasis kalsium fosfat,
merupakan paduan dua senyawa garam trikalsium fosfat (Ca3PO4) dan kalsium
hidroksida (Ca(OH)2). HA digunakan sebagai pembentukan jaringan keras
(misalnya tulang atau gigi) karena dapat mempercepat pertumbuhan tulang
disekitar tulang.sendi. HA mempunyai sifat tidak beracun dan
biokompatibel(Riyani,2005).
HA sebagai material pengganti tulang yang umum digunakan adalah autograf
(penggantian satu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainnya dalam satu
individu), allograf (penggantian tulang manusia dengan tukang yang berasal dari
manusia lain), xenograf (penggantian tulang manusia dengan tulang yang berasal
dari hewan). Sehingga pemilihan biomaterial yang tepat sebagai bahan dasar HA
sangat diperlukan dalam proses pengganti tulang, antara lain mudah diperoleh,
efektif dan tidak beracun(Riyani,2005).

4
2.3 Hydroxyaptite Sebagai Bahan Pengganti Tulang
Sekarang ini perkembangan biomaterial pengganti tulang adalah dengan
mengkombinasikan mengamati secara mekanikal dari bentuk tulang
sesungguhnya yaitu dengan membentuk kembali aktivitas dari selnya. Umumnya
bahan yang dipakai adalah hydroxyapatite yang disingkat HA atau HAp dimana
sebanyak 75% dari komposisi tulang ada pada material ini (Arifin, 2009). Secara
natural material ini mempunyai struktur kristal hexagonal dan berwarna putih.
Komponen penting dari HA adalah Ca2+ dan (PO4)3- , kalsium dan dikalsium
pospat, CaHPO4, trikalsium pospat (TCP), dan Ca3(PO4)2 (Mitchell, 2004).
Material bioaktif memproduksi material khusus secara biologi pada permukaan
material yang menghasilkan ikatan antara jaringan lunak dan material cangkokan.
Bentuk permukaan dari lapisan hydroxycarbonate apatite yang merupakan
jaringan pengikat dari material cangkokan dan ini akan merubah komposisi dari
lapisan.
Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan Hidroxyapatite bioaktif keramik
base untuk menghasilkan material yang unggul. Keuntungan dari kenyamanan
dalam tubuh (biocompartable) dari Hidroxyapatite adalah Cepat bersesuai
kedalam tubuh manusia, saat bersamaan tubuh tidak merasakan apa-apa jika ada
benda asing didalamnya. Hidroxypatite juga mempunyai kemampuan yang baik
untuk mengikat ke tulang. Namun material ini juga memiliki kekurangan yaitu
tidak dapat digunakan untuk bentuk yang besar (bulk) khususnya beban fatik
(fenomena dimana terjadi kerusakan material yang disebabkan oleh pembebanan
yang diulang-ulang) karena tidak mampu menahan beban yang besar (Arifin,
2009).

2.4 Hidroksiapatit sebagai bahan aktif pada pasta gigi sensitif


Hipersensivitas dentin didefinisikan sebagai rasa ngilu yang disebabkan oleh
tereksposnya dentin sebagai respons terhadap stimulus kimia, termal, taktil, atau
osmotik yang tidak dapat dijelaskan atau berkaitan dengan penyakit jaringan keras
gigi lainnya. Kondisi ini cukup umum terjadi pada kelompok usia dewasa, dengan
prevalensi bervariasi bergantung pada tempat dan cara pengumpulan data namun
berkisar antara 1– 74% (Gilam, 2015). Terdapat dua pendekatan dasar dalam
perawatan hipersensivitas dentin. Pertama adalah penutupan dan penyumbatan
tubuli dentin sehingga memblokade mekanisme hidrodinamika; yang kedua
adalah blokade transmisi syaraf pada pulpa sehingga mengurangi sensitivitas.
Pasta gigi yang mengandung bahan aktif tertentu diketahui dapat mengurangi
hipersensitivitas dentin. Bahan aktif tersebut di antaranya potassium nitrat 5%,
yang bekerja dengan cara memblokade potensial aksi yang dibangkitkan pada
saraf intradental (Shama, 2012)
Oklusi tubuli dentin yang terekspos oleh nano hidroksiapatit diketahui mampu
mengurangi hipersensitivitas dan telah dipelajari dalam tahun-tahun terakhir.
Hasil dari penelitian Gopinath et al menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi

5
yang mengandung nano hidroksiapatit berhubungan dengan penurunan
sensitivitas gigi yang bermakna secara statistik. Nano hidroksiapatit diduga efektif
dalam menutup tubuli dentin, karena material ini terdiri dari kalsium dan fosfat,
dan saliva dalam rongga mulut telah tersupersaturasi oleh hidroksiapatit. Dengan
demikian kemungkinan larutnya senyawa tersebut oleh saliva relatif kecil. Di
akhir minggu keempat dalam percobaan klinis ini, keluhan hipersensitivitas dentin
berkurang secara signifikan (Gopinath, 2015).

2.5 Metode Sintesis Hidroksiapatit


Berbagai metode untuk membuat hidroksiapatit telah dilaporkan dalam
berbagai penelitian, yang dapat diklasifikasikan menjadi metode kering, metode
basah, proses bertemperatur tinggi, sintesis dari sumber biogenic dan
kombinasinya. Dari seluruh metode tersebut, metode presipitasi kimia yang
termasuk bagian dari metode kimia basah merupakan metode yang paling popular
untuk pembuatan hidroksiapatit.
a. Metode presipitasi
Metode ini merupakan bagian dari metode kimia basah yang paling terkenal
dan teknik yang paling banyak digunakan untuk sintesis hidroksiapatit. Hal ini
karena dengan teknik tersebut dapat mensintesis HA dalam jumlah besar tanpa
menggunakan pelarut – pelarut organic dan dengan biaya yang tidak terlalu
mahal. Untuk menghasilkan HA melalui metode presipitasi dapat menggunakan
berbagai precursor yang mengandung kalsium dan fosfat, misalnya Kalsium
Hidroksida dan Asam Fosfat. Hasil samping yang dihasilkan dari reaksi ini
hanyalah air dan tidak melibatkan elemen – elemen asing.
Hidroksiapatit dengan struktur nanoporus telah berhasil dibuat dengan teknik ko-
presipitasi sederhana dengan menggunakan kalsium hidroksida dan asam
ortofosforik sebagai precursor dan hidroksiapatit-chitosan sebagai template.
Komposit hidroksiapatit-chitosan dikalsinasi pada suhu 800 oC dan komponen
chitosan mulai mengalami dekomposisi pada suhu 200 – 300 oC. hasilnya adalah
partikel hidroksiapatit yang mengandung pori berukuran nano yang tidak
beraturan namun saling berhubungan. Hidroksiapatit dengan struktur nanoporus
terbukti dapat meningkatkan adhesi, proliferasi dan diferensiasi sel yang
dibutuhkan untuk fungsi jaringan.
b. Metode sol-gel
Beberapa keuntungan membuat hidroksiapatit dengan metode ini yaitu
kemudahan untuk mengantur komposisi dan sintesi yang dapat dilakukan pada
temperature rendah, dapat menghasilkan lapisan yang homogen, murni dan
stoikiometri yang dihasilkan dari pencampuran dengan skala modern. Ukuran
partikel kecil dan luas permukaan besar sehingga temperature pembakaran
rendah dan memungkinkan diperolehnya partikel berukuran nano yang homogen,
menggunakan peralatan yang relative sederhana.

6
Metode sol-gel terdiri dari beberapa tahapan. Pertama, menyiapkan larutan
prekusor yang dapat berupa senyawa anorganik atau metal organic. Setelah
larutan prekusor direaksikan, akan terjadi hidrolisis yaitu proses reaksi antara
senyara prekusor dengan air.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Fatahul, Eka Sartria Martomi. 2009. Keramik (Advance Ceramics) Sebagai
Material Alternatif di Bidang Kesehatan. Palembang : Politeknik Negeri
Semarang.
Dewandaru, Idzham. 2016. Makalah Teknologi di Bidang Kesehatan.
Universitas Gunadarma : Depok, Jawa Barat.
Gilliam D. 2015. Management of dentine hypersensitivity: An update Dental
Nursing.
Gopinath NM, Joseh J, Nagappan N, Prabhu S, Kumar ES. 2015. Evaluation of
Dentifrice Containing Nanohydroxyaatite for Dentinal Hypersensitivity.
Hideki, A. (1991). Science and Medical Application of hydroxyapatite. JAAS.
Mitchell, B.S. 2004. An Introduction to Material Engineering and Science, for
Chemical Material Engineers. ISBN 0-471-43623-2. USA : Jhon Wiley and
Sons Inc.
Nagai, et al. (1984). Hydroxyapatite, ceramic material and process for preparing
thereof. United States Patent No 4,448,758, May 15.
Sharma S, Shetty NJ, Uppoor A. 2012. Evaluation of The Clinical Efficacy of
Potassium Nitrate Desensitizing Mouthwash and a Toothpaste in The
Dreatment of Dentinal Hypersensitivity.

Anda mungkin juga menyukai