Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAGEMENT PASIENT SAFETY


Dosen Pengampu : Atiek Murhayati, M.kep

KELOMPOK 2 :
1. Ahmat Gofur Amin
2. Giantoni Vera Wati
3. Indah Wulandari
4. Ita Dwi Wahyuni
5. Meita Dwi Handayani
6. Rosana Opi

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKes KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016/2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur kedahirat Allah swt. karena berkat rahmat dan karunianya-lah kami
dapat menyelesaikan tugas ini yaitu makalah megenai“Management pasient safety” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, yang merupakan salah satu tugas yang harus
diselesaikan pada semester tiga.

Namun, kami harus mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami sangat berharap kritikan yang dapat membangun, agar
kedepanya akan lebih baik lagi semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,baik
pembaca dan kami
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Pengertian pasient safety ................................................................................. 3
B. Tujuan keselamatan pasient safety ....................................................................
C. 6 sasaran keselamatan pasient ...........................................................................
D. Pencatatan dan pelaporan pasient safety di rs ...................................................
E. Monitoring pasient safety atau penilaian pasient safety di rs ............................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
merupakan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari pemakai jasa pelayanan (pasien) yang
mengharapkan penyembuhan dan pemulihan yang berkualitas dan penyediaan pelayanan
kesehatan yang nyaman dan aman.
Era global seperti saat ini tuntutan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan yang profesional dengan standar internasional sudah didepan mata. Pelayanan
tidak lagi hanya berfokus pada kepuasan pasien tetapi lebih penting lagi adalah keselamatan
pasien (patient safety). Harapan pelayanan profesional yang bermutu tinggi yang berfokus
pada keselamatan (safety) dan kepuasan pasien dapat terlaksana
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan
hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Rumah Sakit menuju pengakuan
internasional harus melalui proses akreditasi dilakukan oleh lembaga independen yang
memiliki kewenangan untuk memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan di institusi
pelayanan kesehatan. Salah satu lembaga akreditasi internasional rumah sakit yang telah
diakui oleh dunia adalah Joint Commission Internasional (JCI).
JCI merupakan salah satu divisi dari Joint Commission International Resqurces. JCI
telah bekerja dengan organisasi perawatan kesehatan, departemen kesehatan, dan organisasi
global di lebih dari 80 negara sejak tahun 1994. JCI merupakan lembaga non pemerintah dan
tidak terfokus pada keuntungan. Fokus dari JCI adalah meningkatkan keselamatan perawatan
pasien

melalui penyediaan jasa akreditasi dan sertifikasi serta melalui layanan konsultasi dan
pendidikan yang bertujuan membantu organisasi menerapkan solusi praktis dan
berkelanjutan.
Departemen Kesehatan R.I telah mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien RS
ditahun 2005. Perhimpunan Rumah sakit Indonesia atau PERSI menjadi pemrakarsa utama
dengan membentuk Komite Keselamatan Pasien RS. Keselamatan pasien (patient safety)
rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan. Meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat
Rumah Sakit yang memperoleh suatu akreditasi internasional, harus menerapkan
beberapa syarat yang ditetapkan untuk keselamatan pasien yaitu Six Goal Pasient safety atau
Enam Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat
lokasi-tepat prosedur-tepat pasien post operasi, pengurangan resiko infeksi, dan pengurangan
resiko pasien jatuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pasient safety ?
2. Apa tujuan keselamatan pasient safety ?
3. Apa saja 6 sasaran keselamatan pasient ?
4. Bagaimana Pencatatan dan pelaporan pasient safety di rs ?
5. Bagaimana Monitoring pasient safety atau penilaian pasient safety di rs ?

C. Tujuan
1. pengertian pasient safety ?
2. tujuan keselamatan pasient safety ?
3. saja 6 sasaran keselamatan pasient ?
4. Pencatatan dan pelaporan pasient safety di rs ?
5. Monitoring pasient safety atau penilaian pasient safety di rs ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasient Safety


Patient safety (keselamatan pasien) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Patient safety merupakan assement resiko, identifikasi yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisa insiden. Kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (Permenkes RI No
1691, 2011).

B. Tujuan keselamatan pasient safety


Bisnis utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan tujuan agar pasien segera
sembuh dari sakitnya dan sehat kembali, sehingga tidak dapat ditoleransi bila dalam perawatan di
rumah sakit pasien menjadi lebih menderita akibat dari terjadinya risiko yang sebenarnya dapat
dicegah, dengan kata lain pasien harus dijaga keselamatannya dari akibat yang timbul karena error.
Sebenarnya petugas kesehatan tidak bermaksud menyebabkan cedera pasien,tetapi fakta tampak
bahwa di bumi ini setiap hari ada pasien yang mengalami KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). KTD,
baik yang tidak dapat dicegah (non error) maupun yang dapat dicegah (error), berasal dari berbagai
asuhan pelayanan pasien. Bila program keselamatan pasien tidak dilakukan akan berdampak pada
terjadinya tuntutan sehingga meningkatkan biaya urusan hukum, menurunkan efisisiensi.

Ada beberapa tujuan keselamatan pasien yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Terciptaya budaya keselamatan pasien rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan.
Untuk mencapai tujuan keselamatan pasien, perlu dibuat langkah-langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit, yaitu :
a. Bangun Kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Pimpin dan dukung staf anda
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cedera mealui implementasi sistem keselamatan pasien

C. 6 sasaran keselamatan pasient


Sasaran keselamatan pasien diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
BAB IV pasal 8. Dalam pelaksanaannya, Keselamatan Pasien di Rumah Sakit mengacu pada
enam sasaran ( Six Goals Patient Safety ) yaitu :
a. Ketepatan identifikasi pai efektif
b. Meningkatkatkan komunikasi efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat lokasi-tepat prosedur-tepat pasien operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkai pelayanan kesehatan
f. Pengurangan pasien jatuh

Program Sasaran Keselamatan Pasien RS Santo Borromeus mengacu pada Nine Saving
Safety Solution dari WHO Patient Safety 2007 yang digunakan oleh Komite Keselamatan
Pasien RS PERSI (KKPRS PERSI), dan dari JCI yang merupakan badan dunia yang pertama
kali terakreditasi oleh International Standar Quality yang menjadikan sasaran keselamatan
pasien menjadi salah satu tolak ukur dalam akreditasi. Pengurangan Pasien Jatuh :
a. Standar
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko
membahayakan pasien akibat dari cedera jatuh.
b. Tujuan
Menilai dan menilai kembali risiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh,
termasuk potensi risiko yang terkait dengan rejimen pengobatan pasien, dan
mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang
teridentifikasi.
c. Elemen yang dapat diukur :

1) Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien untuk risiko
jatuh dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan oleh perubahan dalam
kondisi atau pengobatan, atau yang lain.
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada assessment dianggap rawan jatuh.
3) Langkah tersebut dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cedera
jatuh dan apapun yang terkait konsekuensi yang tidak diinginkan.

4) Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung pengurangan resiko


membahayakan pasien akibat jatuh di organisasi. Jumlah kasus jatuh cukup
bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks populasi
atau masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan dan fasilitasnya,
rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera bila pasien jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat dan anamnesa terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Melalui
pengkajian awal pasien risiko jatuh ini, kejadian pasien jatuh dapat dicegah.

d. Implementasi pencegahan pasien resiko jatuh di Rumah Sakit


Pencegahan pasien jatuh yaitu dengan penilaian awal risiko jatuh, penilaian
berkala setiap ada perubahan kondisi pasien, serta melaksanakan langkah – langkah
pencegahan pada pasien berisiko jatuh. Implementasi di rawat inap berupa proses
identifikasi dan penilaian pasien dengan risiko jatuh serta memberikan tanda
identitas khusus kepada pasien tersebut, misalnya gelang kuning, penanda resiko,
serta informasi tertulis kepada pasien atau keluarga pasien.
Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
1). Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning. Pasang tanda peringatan risiko
jatuh warna merah pada bed pasien
2). Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil seperti analisa
cara berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi spesifik seperti menggunakan
terapi fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru untuk membantu mobilisasi.
3). Pasien ditempatkan dekat nurse station.

4). Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip/ tidak licin,serta anjuran
menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi.
5). Dampingi pasien bila ke kamar mandi, jangan tinggalkan sendiri di toilet,
informasikan cara mengunakan bel di toilet untuk memanggil perawat, pintu
kamar mandi jangan dikunci.
6). Lakukan penilaian ulang risiko jatuh tiap shif.

D. Pencatatan dan pelaporan pasient safety di RS

1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.

2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada formulir
yang sudah disediakan oleh rumah sakit.

3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab masalah semua
kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja

4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien Rumah
Sakit merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi
pemecahan masalah kepada Pimpinan rumah sakit.

5. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan setelah
melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia.

E. Monitoring pasient safety atau penilaian pasient safety di RS


Monitoring/observasi proses pelaksanaan pelatihan dilakukan oleh pemimpin rumah
sakit kepada para staff yang melakukan tindakan patient safety Setelah dilakukan monitoring
oleh pimpinan RS, maka dilakukan penilaian tentang bagaimana pelaksanaan patient safety di
rumah sakit tersebut sesuai dengan SOP. Dalam konteks populasi atau masyarakat yang
dilayani, pelayanan yang diberikan dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila pasien jatuh.
Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan anamnesa terhadap konsumsi alkohol, gaya
jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Melalui
pengkajian awal pasien risiko jatuh ini, kejadian pasien jatuh dapat dicegah.
Setelah dilakukan penilaian, maka dilakukan pengkajian guna mengurangi dari Insiden
Keselamatan Pasien (IKP). Langkah-langkah untuk mempertahankan keselamatan pasien
yang beresiko jatuh dengan melakukan pengkajian melalui Morse Fall Scale
(MFS),intervensi dan implementasi.
Pencegahan pasien jatuh yaitu dengan penilaian awal risiko jatuh, penilaian berkala setiap
ada perubahan kondisi pasien, serta melaksanakan langkah – langkah pencegahan pada pasien
berisiko jatuh. Implementasi di rawat inap berupa proses identifikasi dan penilaian pasien
dengan risiko jatuh serta memberikan tanda identitas khusus kepada pasien tersebut, misalnya
gelang kuning, penanda resiko, serta informasi tertulis kepada pasien atau keluarga pasien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peneliti telah melaksanakan penelitian pada bulan Mei sampai Juni 2013 tentang
Kepatuhan Perawat melaksanakan Standar Prosedur Operasional pencegahan Pasien Resiko
Jatuh di gedung Yosef 3 Dago dan Surya Kencana, didapatkan hasil penelitian bahwa
kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana Patuh 75% melaksanakan SPO
pencegahan pasien resiko jatuh. Hasil penelitianmelaksanaan pencegahan pasien resiko jatuh
sebagai berikut :
a. Penilaian MFS
Kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana hampir seluruh responden
patuh melaksanakan penilaian MFS 98% dan yang tidak patuh 2%.
b. Pemasangan gelang resiko jatuh
Kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana sebagian besar patuh
melaksanakan pemasangan gelang resiko jatuh 68% dan yang tidak patuh 32%.
c. Pemasangan label segitiga merah
Kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana sebagian besar patuh
melaksanakan pemasangan label segitiga merah 68% dan tidak patuh 32%.
d. Penulisan MFS di whiteboard
Kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana sebagian patuh melaksanakan
penulisan MFS di whiteboard 58% dan yang tidak patuh 42%.
e. Merendahkan tempat tidur
Kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana sebagian besar patuh
melaksanakan merendahkan tempat tidur 62% dan yang tidak patuh 38%.
f. Pemasangan pagar pengaman tempat tidur
Kepatuhan perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana hampir seluruh patuh
melaksanakan pemasangan pagar pengaman tempat tidur 96% dan yang tidak patuh
4%
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Bakti Husada, (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta : KKPS-
RS

Hidayat, AA. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. (Eds 2). Jakarta :
Salemba Medika.

KARS. (2006). Standar Pelayanan Rumah Sakit, Instrumen Penilaian Akreditasi RS.
Pelayanan Intensif, Bandung.

KARS. KKP-RS. (2011). Workshop Keselamatan pasien dan Manajemen Risiko Klinis di
Rumah Sakit. Jakarta : PERSI.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta .

Joint Commission Resources, Good Practices in Preventing Patient Falls http :


//www.jcrinc.com/Preventing- Patient-Falls/diunduh tanggal 01 Maret 2013

Bousohon B, Nielsen G, Quigley P, Rutherford P, Taylor J, Shannon D. Transforming Care


at the Bedside How – to Guide : Reducing Patient Injuries from Falls. Cambridge,
MA : Institute For Healthcare Improvement : 2008. Available at : http:
//www.IHI.org. di unduh tanggal 01 maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai