Oleh :
Nama : Risdan Miftahul Huda
Nim : B1A016121
Rombongan : VIII
Kelompok :3
Asisten : Rizky Fajar Azkia
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Variasi intra populasi ialah keanekaragam baik bersifat morfologi maupun genetik
yang dimiliki oleh suatu spesies dalam suatu populasi. Variasi inter populasi adalah
keanekaragaman antar populasi. Variasi terjadi karena dua faktor, yaitu faktor genetik dan
non genetik (Tenzer, 2003).
Variasi genetik adalah variasi yang disebabkan oleh mutasi, aliran gen dan
rekombinasi. Variasi ini diwariskan karena terjadi perubahan struktur dan komposisi
kimia di dalam gen. Variasi ini sering menyebabkan terbentuknya individu baru yang
secara genetis berbeda dengan induknya (Jones and Luchsinger, 1986). Variasi genetik
umumnya dipengaruhi oleh pola atau cara reproduksi (breeding system) dan keseluruhan
proses seleksi alam. Macam-macam variasi genetic, yaitu:
1. Variasi seksual dimorfisme seperti perbedaan sek primer dan sek sekunder, perbedaan
kelamin primer maupun sekunder pada suatu individu atau terdapat pada individu berbeda,
contohnya pada jangkrik dan kadal. Spesies jantan dan betina mengalami kondisi
lingkungan yang serupa dan memiliki warisan genetik yang sama sehingga jika jenis
kelamin berbeda di beberapa sifat genetik, hanya ada sebuah kumpulan terbatas dari gaya
selektif yang dapat dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan, misalnya ukuran tubuh yang
lebih besar mungkin meningkatkan keberhasilan reproduksi betina karena reproduksi
betina memungkinkan fekunditas yang lebih baik atau mungkin keberhasilan reproduksi
jantan meningkat jika kemampuan seekor jantan untuk menang bertarung melawan musuh
jantannya tinggi. Oleh karena itu, studi tentang seksual dimorfisme memberikan
kesempatan bagus untuk memeriksa dasar selektif yang diduga untuk perbedaan sifat
morfologi (Dubey et al., 2013).
2. Variasi gynadromorfi, organisme yang memiliki karakter jantan dan betina. Contohnya
pada kupu-kupu.
3. Variasi intersek, yaitu istilah umum yang digunakan untuk berbagai kondisi di mana
suatu individu dengan anatomi reproduksi atau seksual yang tampaknya tidak sesuai
dengan definisi khas perempuan atau laki-laki.
4. Variasi strain seksual, yaitu keadaan dimana hewan bersifat hermaprodit sekuensial
yaitu memiliki kelamin ganda, gamet tersebut matang secara bergantian dan melakukan
fertilisasi dengan individu lain serta menghasilkan individu polimorfik, yaitu memiliki
variasi alel. Variasi ini terjadi pada ikan sidat dan belut.
5. Variasi uniparental, keadaan dimana hewan bersifat hermaprodit sinkroni, yaitu
memiliki kelamin ganda dan kedua gametnya (jantan dan betina) matang secara
bersamaan yang kemudian melakukan fertilisasi sendiri dan menghasilkan individu
monomorfik, yaitu tidak memiliki variasi alel karena berasal dari tetua yang sama.
Contohnya pada cacing pita.
6. Variasi diskontinyu, terjadi ketika fenotip sifat dikendalikan oleh gen tunggal dan dapat
dimasukkan ke dalam dua kelas fenotip berbeda.
7. Variasi kontinyu, yaitu kondisi dimana di dalam suatu populasi terdapat spesies yang
sangat mirip dan spesies yang memiliki tingkat kemiripan semakin jauh.
Variasi non genetik atau variasi somatis adalah variasi yang disebabkan pengaruh
faktor-faktor lingkungan, baik faktor fisika, kimia maupun biotik. Variasi ini bersifat
sementara dan tidak diwariskan, namun dapat menyebabkan terbentuknya klon baru yang
secara genetik sama. Variasi non genetik dapat terjadi karena adanya variasi umur (katak),
variasi musiman (burung), variasi musiman pada beberapa keturunan (kupu-kupu), variasi
sosial (rayap dan lebah), variasi kepadatan (belalang) dan sebagainya. Variasi genetik
terjadi karena adanya seksual dimorfisme (kadal), gynandromorfi (kupu-kupu) dan
interseks, strain seksual dan uniparental serta variasi diskontinyu dan variasi kontinyu
(Jones dan Luchsinger, 1986). Berikut beberapa variasi non genetik beserta contohnya,
yaitu:
1. Variasi umur, yaitu setiap tahapan perkembangan memiliki morfologi yang berbeda,
contohnya adalah katak (Fejervarya cancrivora).
2. Variasi Sosial
Variasi yang terjadi pada hewan yang hidupnya berkoloni sehingga menimbulkan struktur
kasta pada kehidupannya. Contoh spesies yang memiliki variasi sosial ini adalah lebah
madu dan rayap.
3. Variasi musiman pada suatu individu, yaitu hewan yang hidupnya melalui beberapa
musim dan dapat memperlihatkan variasi individu. Contohnya burung akan memiliki
warna yang lebih cerah pada musim kawin dan pucat setelah musim kawin berubah.
4. Variasi musiman pada keturunan yang berbeda misalnya, invertebrata yang
bereproduksi beberapa kali sepanjang tahun, anakan yang muncul pada musim dingin
akan lebih pucat dari yang lahir pada musim panas dan beberapa kupu-kupu tropis
memiliki phena musim kering (kemarau) dan phena musim hujan.
5. Variasi habitat, yaitu perbedaan tempat hidup pada suatu, contohnya bivalvia yang
hidup di hulu berbeda morfologinya dengan bivalvia yang hidup di hilir sungai.
6. Variasi karena induksi kondisi iklim temporer, yaitu variasi yang terjadi karena adanya
perubahan iklim secara temporer. Contohnya adalah ikan akan hidup lebih lambat jika
kondisi lingkungannya buruk dan suplai makan sedikit, sebaliknya akan tumbuh cepat jika
lingkungan baik dan banyak suplai makanan.
7. Variasi yang ditentukan oleh inang, yaitu perbedaan morfologi parasit yang disebabkan
oleh perbedaan inangnya. Contohnya Laconium corni yang hidup pada inang Prunus akan
memperlihatkan tubuh yang lebih besar dengan alat gerak yang lebih pendek jika
dibandingkan inang Photinia yang memiliki tubuh lebih kecil tetapi alat geraknya lebih
panjang. Parasit yang hidup pada inang berbeda akan memeiliki perbedaan morfologi atau
bahkan fisiologis.
8. Variasi tergantung kepadatan, yaitu variasi yang disebabkan padatan suatu populasi dan
berdampak pada perbedaan morfologi. Contohnya pada sapi yang dipelihara berjumlah 10
dengan yang berjumlah 5, apabila diberikan pakan dengan jumlah yang sama, akan
menghasilkan sapi-sapi yang morfologinya berbeda.
9. Variasi alometrik, yaitu perbedaan morfologi karena adanya barier (pemisah)
contohnya yaitu manusia.
10. Variasi neurogenik, yaitu variasi yang terfokus pada perubahan warna hewan sebagai
respon terhadap lingkungan. Perubahan terjadi karena menyebar atau berkumpulnya
organ pembawa warna (kromatofor). Contohnya pada bunglon, crustacea, cephalopoda
dan vertebrata berdarah dingin.
11. Variasi traumatik yaitu variasi yang disebabkan oleh induksi parasit yaitu selain
dampak umum parasitisme seperti pembengkakan, kelainan dan luka mekanik lainnya
juga dapat menyebabkan modifikasi struktur dan variasi karena kelainan morfologi,
contoh genus Andrena (lebah) parasitisme oleh Stylops menyebabkan mengecilnya
kepala, abdomen membesar, pertulangan sayap dan sebagainya (Zug, 1997).
Arlequin berasal dari bahasa Perancis “Arlecchino”. Arlequin dirancang dengan
kemampuan polimorfik. Arlequin digunakan untuk metode uji statistik, mengekstrak
informasi mengenai genetika, melihat variasi intra populasi serta demografi koleksi
sampel populasi. Uji statistik yang diterapkan pada Arlequin telah dipilih untuk
meminimalkan asumsi yang tersembunyi (Bondone, 2012).
DnaSP adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data
DNA polimorfisme secara komprehensif. Fitur yang disediakan pada Dnasp
memungkinkan untuk analisis DNA polimorfisme pada set data yang besar. Metode yang
diterapkan yaitu analisis pada beberapa file data, pentahapan haplotype, analisis
penyisipan atau penghapuskan data polimorfisme serta memvisualisasi integrasi
mengenai penjelasan genom (Bondone, 2012).
Haplotype adalah kelompok alel yang cenderung diwariskan bersama-sama
sebagai sebuah kelompok, karena mereka berada dekat satu sama lain pada kromosom
yang sama. Ini berarti bahwa variasi individu kecil dalam DNA, yang berasal dari nenek
moyang yang jauh, sering disampaikan utuh dari generasi ke generasi
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum acara Variasi Intra Populasi adalah baki
preparat, pinset, gloves, kaca pembesar, mikroskop, kamera, alat tulis, software Arlequin
3.5 dan computer.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum acara Variasi Intra Populasi adalah
spesimen pada setiap tahapan hidup katak, kadal, dan jangkrik jantan dan betina, koloni
lebah, sequens nukleotida beberapa spesies hewan
B. Metode
Dubey, S., Chevalley, M., and Shine, R. 2013. Sexual Dimorphism and Sexual Selection
in A Montane Scincid Lizard (Eulamprus leuraensis). Austral Ecology. 36, pp. 68–
75.
Inger, R.F., and Iskandar, J. T. 2005. A Collection of Amphibians From West Sumatra
With Description of A New Species of Megrophys (Amphibia:Anura). The Raffles
Bulletin Zoology. 53(1), pp. 133-142.
Jones, S.B., dan A.E. Luchsinger. 1986. Plant Systematics Second edition. New York:
McGraw-Hill Book Company.
Nurhamiyawan, E.N.L., Bayu, P., dan Helmi. 2013. Analisis Dinamika Model Kompetisi
Dua Populasi Yang Hidup Bersama Di Titik Kesetimbangan Tidak Terdefinisi.
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster).2(3): 197 – 204.
Tenzer, A. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. UM: Jurusan Biologi.