Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KECAKAPAN SOSIAL

SISWA SEKOLAH DASAR


MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

Amram Rede
Universitas Tadulako, Jl. Sukarno-Hatta Palu
e-mail: amramrede@yahoo.co.id

Abstract: Theme-based Learning Strategy to Develop the Social Skills of Elementary-school Students.
This study focuses on developing theme-based learning strategy as well as on implementing it to develop
the social skills of elementary-school students in deling with global warming. Employing development design
and quasi-experimental of two-group pretest-posttest design, this study involved 118 elementary-school
students. Syllabus, lesson plans, student book, and student worksheet were collaboratively developed and
then tried out for feasibility, usability, and effectiveness. The students’ responses to the questionnaire indi-
cate that theme-based learning strategy can improve the social skills of elementary-school students.

Kata kunci: theme-based learning strategy, social skills, global warming

Abstrak: Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Tematik.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan pembelajaran tematik dan menerapakannya untuk meningkatkan
kecakapan sosial siswa dalam menyikapi persoalan pemanasan global. Penelitian dilakukan terhadap 118
orang siswa dari 4 Sekolah Dasar di Kota Malang dengan rancangan penelitian pengembangan dan ek-
sperimen semu (quasi experiment) dengan desain prates-pascates dua kelompok (two group pretest-
posttest design). Data dikumpulkan dengan angket, kemudian diolah secara deskriptif kuantitatif dengan
skala data interval kecakapan sosial. Penelitian telah menghasilkan perangkat pembelajaran berupa silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, buku siswa, lembar kerja siswa, yang dilakukan secara kolaboratif.
Perangkat tersebut telah diujicobakan dengan tingkat kelayakan, kehandalan, dan keefektifan penggunaannya
sangat baik. Pembelajaran tematik terbukti mampu meningkatkan kecakapan sosial siswa.

Kata kunci: pembelajaran tematik, kecakapan sosial, pemanasan global

Pembelajaran tematik telah lama dipraktikkan di bebe- dalam pembelajaran yang sejalan dengan keinginan
rapa negara maju karena dipercaya membawa siswa Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenang-
lebih mampu mengatasi persoalan-persoalan kehidup- kan (PAKEM).
an yang saling terkait antara satu fenomena dengan Pembelajaran tematik tidak lagi terkotak-kotak
fenomena lainnya. Pembelajaran tematik menginte- dalam matapelajaran-matapelajaran secara terpisah.
grasikan pengetahuan secara komprehensif dan holis- Substansi muatan masing-masing matapelajaran dira-
tik. Isu-isu penting yang sering ada di masyarakat mu secara utuh-terpadu, dan dituangkan dalam tema
bukanlah merupakan fakta tunggal, melainkan terdiri tertentu. Pembelajaran tematik demikian disebut dengan
dari berbagai fakta, konsep, dan isu yang berhubungan pembelajaran tematik penuh. Selain itu, pembelajaran
langsung dengan kehidupan siswa di masyarakat. tematik dapat juga dilakukan dengan menggunakan
Seyogyanya hal tersebut dapat dikaitkan oleh guru matapelajaran tertentu, namun dengan ketentuan bahwa
sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan terdapat tema sentral yang menjadi tautan antarmatape-
Pendidikan (KTSP). Di dalam kurikulum tersebut ter- lajaran. Tema sentral selanjutnya diturunkan menjadi
dapat Standar Kompetensi (SK) sebagai ukuran tingkat beberapa subtema. Selanjutnya setiap subtema dipa-
pengembangan pembelajaran dan tingkat penguasaan sangkan dengan matapelajaran yang sesuai. Pembe-
siswa. Keterampilan guru memilah berbagai isu dapat lajaran tematik demikian disebut dengan pembelajaran
dijadikan materi ajar, sekaligus sebagai upaya inovatif semi tematik (Paidi, 2008; Rede, 2010).

142
Rede, Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa … 143

Pembelajaran tematik menekankan keterlibatan (webhosting, homepage) menunjukkan bahwa sekolah


siswa dalam proses belajar secara aktif, sehingga swasta seperti SD Al-Hikmah Surabaya, SD Alam
siswa memeroleh pengalaman langsung dan terlatih Cikeas Bogor, SD Alam Depok Jakarta, dan SD Islam
untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan dan Al-Ikhlas Jakarta Selatan melaksanakan pembelajaran
keterampilan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman tematik dengan pendekatan ke-alam-an. Sub-homepa-
langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang ge masing-masing sekolah memperlihatkan bahwa
mereka pelajari dan menghubungkannya dengan kon- sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah favorit.
sep lain yang telah dipahami sebelumnya. Teori pem- Mereka menyelenggarakan tes masuk dan beberapa
belajaran ini dimotori Psikologi Gestalt, di antaranya persyaratan administrasi yang ketat. Sementara itu,
Piaget, yang menekankan bahwa pembelajaran ha- Kementerian Pembelajaran Negara Bagian Sabah
ruslah bermakna, berorientasi pada kebutuhan dan Malaysia mulai tahun 2003 memberlakukan Kuriku-
perkembangan anak (BNSP, 2006). lum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR), sehingga
Pembelajaran tematik dirancang untuk seminimal semua sekolah dasar di negara bagian itu menggu-
mungkin pemberian informasi satu arah saat interaksi nakan pembelajaran bersepadu (tematik) mulai kelas
kelas berlangsung. Guru mengamati dan mengawasi tahun pertama sampai kelas tahun keenam (KBSR,
siswa secara fleksibel melalui pemberian berbagai 2007).
pertanyaan secara lisan terkait permasalahan yang ber- Soekanto (1982) menyatakan bahwa manusia
ada di sekitar siswa, dengan tujuan agar siswa terli- tanpa manusia lain pasti mati. Hal ini merupakan salah
bat dalam proses internalisasi berpikir. Pembelajaran satu falsafah hidup manusia sebagai makhluk sosial.
juga diarahkan untuk mengembangkan keingintahuan Lebih lanjut dinyatakan, para ahli pendidikan mene-
(curiosity) siswa untuk mempelajari peran sebagai- gaskan, ada dua cara untuk menanamkan nilai-nilai
mana orang dewasa (KBSR, 2007). Sejalan dengan sosial dalam pendidikan. Pertama, melalui proses
itu, Forgarty (1991) lebih jauh melihat dampak kete- belajar sosial atau sosialisasi. Belajar sosial berarti
rampilan yang diperoleh siswa di kelas, yaitu siswa belajar menghormati pendapat orang lain, memahami
memeroleh banyak pengetahuan yang terdapat di luar peran sebagai anggota masyarakat, serta mengerti
sekolah. Kegiatan pembelajaran di kelas sepatutnya tentang perilaku dan tindakan masyarakat. Peserta
memperhatikan hal tersebut, sehingga terjadi proses didik diajarkan mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide,
alamiah yang berjalan sesuai dengan perkembangan pola nilai dan tingkah laku dengan standar tingkah laku
kognisi siswa. tempat dia hidup. Selanjutnya, semua sifat dan keca-
Observasi yang dilakukan peneliti di SD Alam kapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu men-
Insan Mulia Surabaya menunjukkan bahwa mulai dari jadi bagian integratif peserta didik dengan masyarakat.
kelas 1-6 telah dilakukan pembelajaran tematik dengan Proses seperti inilah yang dapat menumbuhkan ke-
pendekatan alam sebagai sumber belajar. Hasil nyata cakapan sosial peserta didik. Kedua, melalui proses
yang didapatkan adalah ujian nasional tahun 2006/ pembentukan kesetiaan sosial. Perkembangan kesetia-
2007 dan 2007/2008 mencapai kelulusan 100%, de- an sosial ini muncul berkat kesadaran peserta didik
ngan Nilai Patokan Kelulusan (NPK) sebesar 5,5 yang terhadap kehidupan kelompoknya. Karakter akan ter-
ditetapkan oleh rapat guru SD Alam Insan Mulia. cipta dalam pribadi seseorang memerlukan tiga kom-
NPK sebesar ini adalah NPK tertinggi di Surabaya ponen, yaitu pengetahuan tentang kebaikan (moral
(sebagai catatan pembanding, beberapa SDN mene- knowing), perasaan tentang moral atau kebaikan (moral
tapkan NPK-nya hanya 2,5). Di samping itu, aktivi- feeling), dan aplikasi kebaikan (moral action).
tas dan kreativitas siswa tampak nyata dalam setiap Bandura (1986) menekankan bahwa dalam bela-
pembelajaran, demikian juga kemitraan komunitas jar terjadi observasi terhadap model. Pada umumnya
belajar antara guru, orang tua/wali, dan siswa terlihat perilaku siswa mengikuti model yang telah diobser-
jelas baik di dalam kelas maupun untuk melaksana- vasi. Siswa memperhatikan lingkungan sekitarnya
kan kunjungan ke sumber-sumber belajar. sebagai pemberi informasi atau stimulus. Kekuatan
Beberapa sekolah swasta yang berani keluar dari suatu stimulus atau daya tarik suatu objek akan mem-
sistem pembelajaran sentralistik telah mengadopsi pengaruhi daya ingat siswa. Peranan guru membuat
pembelajaran yang dilakukan oleh negara-negara yang pembelajaran lebih menarik, merupakan penerapan dari
berhasil meningkatkan mutu pendidikannya seperti attention phase (Eggen & Kauchak, 2004). Dalam kelas,
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Selandia Baru, dan guru akan memeroleh perhatian dari para siswa, dengan
beberapa negara lainnya. Para guru di negara-negara menyajikan isyarat-isyarat yang jelas, menarik dan
tersebut menyelenggarakan pembelajaran secara terpa- menantang. Oleh karena itu, guru seyogyanya tidak
du dan otentik. Hasil pelacakan melalui situs virtual membuat jarak terlalu tajam dengan siswanya, tetapi
144 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 18, Nomor 2, Desember 2012, hlm. 142-149

menempatkan diri berdampingan dengan siswa dalam dengan materi pemanasan global. Selanjutnya, kuasi
posisi selalu siap memberi bantuan belajar (Sagala, eksperimental dilakukan untuk menguji keefektifan
2008). perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan
Pembelajaran tematik merupakan contoh strategi terhadap kecakapan sosial siswa.
pembelajaran yang relevan untuk meningkatkan ke- Penelitian pengembangan meliputi pengembang-
cakapan sosial, serta menjadikan siswa sebagai siswa an tema dan pengembangan perangkat pembelajaran.
yang mandiri melalui pendekatan ke-alam-an sebagai Jaringan pengembangan tema sentral pemanasan glo-
sumber belajarnya (Sudrajat, 2008a). Pendekatan ke- bal terdiri atas 7 (tujuh) subtema, yaitu kondisi-kondisi
alam-an merupakan pendekatan yang memadukan lingkungan, tuntutan ekonomi, penghitungan emisi gas
antara konsep yang telah dimiliki siswa dengan kon- buang, udara sehat, hutan, kebakaran hutan, dan kera-
sep baru yang diajarkan (schemata theory) melalui jinan dari sampah anorganik.
pengalaman nyata. Hal tersebut sejalan dengan pilar Pengembangan perangkat setiap matapelajaran
pembelajaran UNESCO yang merekomendasikan 4 selanjutnya mengadaptasi model yang dikembang-
pilar pembelajaran, yaitu pembelajaran hendaknya kan oleh Kemp dkk. (1994). Model ini diadaptasikan
mampu menyadarkan masyarakat untuk mau belajar ke dalam pengembangan tema Pemanasan Global.
(learning to know or learning to learn). Materi ajar Pengembangan Tema yaitu mengembangkan tema
yang dipilih hendaknya mampu memberikan peker- aktual yang berhubungan dengan fenomena di ling-
jaan alternatif (learning to do) dan mampu memberi- kungan sekitar siswa. Tema terpilih melalui diskusi
kan motivasi untuk hidup dalam era sekarang serta guru kelas lima, kepala sekolah, dan peneliti meru-
memiliki orientasi hidup ke masa depan (learning to pakan tema sentral yang dijabarkan lagi ke dalam
be). Pembelajaran tidak cukup hanya diberikan dalam subtema. Kesesuaian subtema dengan standar kom-
bentuk keterampilan untuk dirinya sendiri, tetapi juga petensi dari setiap matapelajaran dianalisis, untuk
keterampilan untuk hidup bertetangga dan bermasya- menetapkan pasangan subtema dengan matapelajaran.
rakat dalam rumpun yang majemuk atau pluralis Jaringan tema yang dihasilkan seperti pada Gambar
(learning to live together) dengan semangat kesamaan 1 di atas, selanjutnya dipasangkan dengan matapela-
dan kesejajaran (Anwar, 2004). jaran terpilih. Pasangan matapelajaran dengan subtema
digambarkan sebagai berikut. Subtema “kondisi-kon-
Pendidikan lingkungan hidup khususnya yang
disi lingkungan” dipasangkan dengan matapelajaran
terkait dengan pemanasan global belum diajarkan
IPA, “menghitung emisi gas buang” dipasangkan
secara terintegrasi pada semua matapelajaran. Studi
dengan Matematika, “hutan” dengan Bahasa Indo-
pendahuluan yang dilakukan peneliti di beberapa se-
nesia, “tuntutan ekonomi” dengan IPS, “udara sehat”
kolah dasar di Kecamatan Karangploso Kabupaten
dengan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, “kerajinan
Malang menunjukkan bahwa pemanasan global belum
dari sampah anorganik” dengan Seni Budaya dan
diajarkan pada semua kelas, utamanya kelas 5 yang
Keterampilan, dan subtema “kebakaran hutan” dipa-
silabus KTSP-nya secara jelas memuat materi ling- sangkan dengan matapelajaran Bahasa Inggris.
kungan hidup. Salah satu topiknya adalah Mahluk Rancangan penelitian kuasi eksperimen meng-
Hidup dan Lingkungannya. Siswa perlu disadarkan gunakan desain prates-pascates dua kelompok. Per-
mengenai bagaimana menyesuaikan diri terhadap lakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pem-
perubahan suhu lingkungan. belajaran tematik dan pembelajaran konvensional
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini me- sebagai kontrol. Untuk mengetahui pengaruh dan per-
maparkan pengembangan pembelajaran tematik dan bedaan kedua jenis pembelajaran terhadap kecakapan
penerapannya untuk meningkatkan kecakapan sosial sosial dilakukan uji hipotesis dan uji beda nyata
siswa dalam menyikapi persoalan pemanasan global. menggunakan anava. Pengujian hipotesis nol meng-
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas 5 SDN di gunakan analisis varian dilakukan pada taraf signifi-
Kecamatan Karangplsoso Kabupaten Malang. kansi 0,05. Uji beda nyata untuk menguji efek perla-
kuan pada kelompok perlakuan, menggunakan Least
METODE Significant Different (LSD).
Populasi penelitian adalah siswa kelas V dari
Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu penelitian 23 SDN yang tersebar di Kecamatan Karangploso
pengembangan dan penelitian kuasi eksperimental. Pe- Kabupaten Malang pada tahun ajaran 2009/2010.
nelitian pengembangan menggunakan model pengem- Sampel sejumlah 118 siswa yang berasal dari 4 SDN
bangan tematik yang diadaptasi dari Kunandar (dalam yang dipilih secara purposif, dengan alasan bahwa
Tarmizi, 2008) dan model pengembangan perangkat ke 4 SDN terpilih tersebut berdekatan dengan Stasiun
pembelajaran yang diadaptasi dari Kemp dkk. (1994), BMKG dan diasumsikan memiliki karakteristik yang
Rede, Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa … 145

sama. Ke 4 SDN itu adalah SDN Ngijo 02, SDN tahapan pelaksanaan pembelajaran telah berlangsung
Ampeldento 01, SDN Ampeldento 02, dan SDN Ke- dengan sangat baik.
puharjo 01. Mengenai hasil kuasi eksperimejn, data deskriptif
Data hasil penelitian terdiri atas data kualitatif menunjukkan bahwa rerata skor pembelajaran tematik
dan kuantitatif. Data didapatkan dari hasil angket pe- awal dan akhir adalah 33 dan 72; rerata skor pembe-
ngembangan tema oleh pakar, teman sejawat, dan guru lajaran konvensional awal dan akhir adalah 33 dan 41.
mitra; hasil angket instrumen keterlaksanaan pembe- Terdapat kenaikan rerata skor kecakapan sosial baik
lajaran tematik; hasil angket perangkat pembelajaran pada kelompok siswa pembelajaran tematik maupun
meliputi silabus, RPP dan LKS; dan hasil angket pada kelompok siswa pembelajaran konvensional.
keefektifan stasiun BMKG sebagai sumber belajar Terdapat peningkatan skor pada kedua kelompok
pemanasan global. Data diolah secara deskriptif kuan- sebesar 59 untuk kelompok belajar tematik dan sebesar
titatif dengan skala data interval kecakapan sosial yang 8 kelompok belajar konvensional. Dapat disimpulkan
didapatkan dari hasil implementasi instrumen ases- bahwa pembelajaran tematik meningkatkan kecakapan
men kinerja. sosial siswa lebih tinggi dalam menyikapi persoalan
pemanasan global. Hasil pengujian hipotesis menun-
jukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran tematik
HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap kecakapan sosial dengan nilai F sebesar
Hasil 2,332 (p = 0,01). Untuk melihat perbedaan kecakapan
sosial antara kedua kelompok pembelajaran, dilaku-
Pembelajaran tematik merupakan implementasi kan uji Least Significant Different (LSD). Hasil uji
dari pendidikan holistik untuk menyampaikan suatu dengan rerata terkoreksi untuk skor awal dan skor
konsep secara komprehensif dari berbagai sudut pan- akhir disajikan pada Tabel 1.
dang. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tema
sentral pemanasan global yang didukung oleh bebe-
Tabel 1. Hasil Uji LSD Awal dan Akhir
rapa subtema merupakan pilihan pembelajaran yang
Pembelajaran
tepat. Dari hasil telaah para pakar atas pengembangan
tema dapat disimpulkan bahwa subtema terpilih adalah Skor Notasi
Kelas Selisih
sangat baik untuk dijadikan materi pembelajaran tema- Awal Akhir LSD
tik untuk mendukung tema sentral pemanasan global. Pembelajaran
Hasil penelitian pengembangan berupa buku 32,93 72,45 39,51 a
Tematik
siswa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pembelajaran
32,70 40,56 7,87 b
Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Silabus. Hasil Konvensional
validasi dari ahli diperoleh bahwa Buku Siswa dan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dinilai sudah Pembahasan
baik, termasuk tingkat keterbacaan, baik keterbacaan
mengenai istilah, kalimat, maupun isi dari tiap buku Pembelajaran tematik merupakan implementasi
dan LKS. dari pendidikan holistik untuk menyampaikan suatu
Tingkat keefektifan Stasiun BMKG sebagai sum- konsep secara komprehensif dari berbagai sudut pan-
ber belajar oleh Guru mitra dan Kepala Sekolah meng- dang (Sudrajat, 2008b). Hasil penelitian menggam-
gambarkan bahwa baik guru mitra sebagai fasilitator barkan bahwa tema sentral Pemanasan Global yang
dan motivator pembelajaran maupun kepala sekolah didukung oleh beberapa subtema merupakan pilihan
sebagai penanggung jawab tertinggi proses belajar pembelajaran yang tepat. Hasil review pengembangan
mengajar di sekolah sangat setuju bilamana stasiun tema dapat disimpulkan bahwa subtema terpilih adalah
BMKG dijadikan sebagai sumber belajar tentang iklim sangat baik dijadikan materi pembelajaran tematik
dan pemanasan global. Hampir keseluruhan butir me- untuk mendukung tema sentral pemanasan global.
miliki tingkat keefektifan 100%. Hal demikian juga Temuan penelitian tersebut didukung oleh Forgarty
didukung oleh fakta bahwa stasiun BMKG tempat (1991) bahwa pembelajaran tematik yang dilakukan
berlangsungnya implementasi LKS memiliki lokasi dengan menggunakan beberapa tema yang saling ter-
berdekatan dengan sekolah. hubung dan membentuk jaring laba-laba (webbed)
Pembelajaran yang dilakukan di kelas menunjuk- dapat meningkatkan daya imajinasi dan eksplorasi anak.
kan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung dengan Di beberapa negara maju seperti Inggris, Jerman, Ame-
baik. Rangkuman penilaian dari 3 orang pengamat rika, Prancis, dan beberapa negara maju lainnya,
pada masing-masing matapelajaran memperlihatkan pembelajaran ini dikenal dengan istilah Webbed In-
bahwa semua tahapan sintaks pembelajaran ataupun structional Model, yaitu mengintegrasikan materi pem-
146 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 18, Nomor 2, Desember 2012, hlm. 142-149

belajaran ke dalam beberapa disiplin ilmu. Morin lajar lokal untuk mengkaji pemahaman pemanasan
(2005) mengintegrasikan materi secara komprehensif global, dan dipandang sebagai pilihan yang tepat.
dari berbagai konsep bersinergi, yang memungkinkan Standar kompetensi dan kompetensi dasar dicu-
peserta didik berpikir reflektif serta dapat memahami plik dari KTSP sekolah tempat penelitian. Upaya
suatu fenomena tertentu dari sudut pandang yang sinkronisasi standar kompetensi, kompetensi dasar,
berbeda. Demikian pula dengan Nur (2003), bahwa dan pemberdayaan lingkungan sekitar siswa merupa-
alternatif pemilihan tema yang didasarkan pada pilihan kan hasil kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas
siswa akan mempercepat internalisasi pemahaman 5, atas persetujuan kepala sekolah, yang menetapkan
materi sehingga siswa tidak hanya memahami teks, sumber-sumber belajar terkait. Beberapa standar kom-
tetapi juga konteks. petensi dan kompetensi dasar yang ada dalam KTSP
Penelitian yang dilakukan oleh Herron (Forgarty, yang memiliki kesesuaian dengan tema sentral pema-
1991) pada siswa SD kelas 4 menemukan bahwa pene- nasan global terakomodasi pada silabus hasil pengem-
rapan pembelajaran secara komprehensif pada bebera- bangan. Depdiknas (2003: 2004) menetapkan butir-bu-
pa sumber belajar di luar sekolah akan menyempurna- tir standar kompotensi lintas kurikulum matapelajaran
kan skema hasil belajar sebelumnya. Semakin sering SD, yaitu (1) kecakapan hidup dan belajar sepanjang
anak melakukan eksplorasi, semakin sempurna skema- hayat yang dibakukan harus dicapai oleh peserta didik
skema yang terbangun. Penyempurnaan skema terse- melalui pengalaman belajar; (2) memahami dan meng-
but dilakukan melalui proses asimilasi. Menurut Piaget hargai lingkungan fisik, mahluk hidup, dan teknologi,
(1954; 2000) dalam pandangan teori konstruktivis- serta menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
tiknya mengatakan bahwa proses membangun atau nilai untuk mengambil keputusan yang tepat; (3) ber-
menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif partisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam
siswa didasarkan atas pengalaman nyata dari sumber- masyarakat dan budaya global berdasarkan pemaham-
sumber belajar. Penyajian secara komprehensif pem- an konteks budaya, geografis, dan historis; (4) berpi-
belajaran tematik pada penelitian ini telah diimple- kir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan
mentasikan pada 7 matapelajaran, yaitu IPA, Mate- potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai ke-
matika, Bahasa Indonesia, IPS, Pendidikan Jasmani mungkinan; dan (5) menunjukkan motivasi dalam
dan Kesehatan, Pendidikan Seni Budaya dan Kete- belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama
rampilan, dan Bahasa Inggris dengan tema Pemanasan dengan orang lain. Hal-hal tersebut telah terakomodasi
Global. Berdasarkan pandangan Horgan (2005), pena- dalam silabus yang dihasilkan. Selanjutnya, silabus
nganan lingkungan hidup yang dilakukan secara parsial yang dihasilkan bermuara pada standar kelulusan. Sila-
akan menghasilkan kekacauan atau ketidakteraturan, bus dipandang potensial untuk digunakan di Kelas 5
terjadinya anomali ekologi yang dapat berakibat pada SD pada materi pemanasan global melalui penerapan
kerusakan atau bencana. pembelajaran tematik.
Hasil penilaian perangkat pembelajaran sebagai- RPP sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan di
mana telah dipaparkan menunjukkan bahwa secara kelas dibuat oleh guru yang akan melaksanakan kegi-
umum perangkat tersebut memiliki potensi untuk di- atan pembelajaran. RPP dalam keadaan jadi dan “siap
implementasikan pada pembelajaran kelas sesungguh- pakai” oleh guru lain dapat saja digunakan sebagai pe-
nya dengan tema sentral pemanasan global di Sekolah nuntun rambu-rambu kegiatan interaksi kelas, namun
Dasar kelas 5. Hal ini didasarkan dari hasil penga- disangsikan keterlaksanaannya secara runut dan tuntas,
matan penerapan perangkat pembelajaran pada masing- termasuk penerapan sintaks langkah-langkah proses
masing matapelajaran. pembelajaran (Sudrajat, 2008a). Mengacu kepada
Silabus hasil pengembangan dipandang telah pendapat tersebut, peneliti bekerja sama dengan guru
handal atau potensial untuk diterapkan pada SD kelas mitra dari SDN Ngijo 02 dan SDN Ampeldento 01
5 pada pokok bahasan Pemanasan Global. Sejumlah dalam pengembangan RPP dan berpedoman pada si-
indikator kesesuaian dengan KTSP pada sekolah labus yang telah dikembangkan sebelumnya. Pengem-
tempat penelitian menunjukkan sinkronisasi silabus bangan RPP pembelajaran tematik diarahkan kese-
yang dihasilkan. Sinkronisasi tersebut mengenai ter- suaiannya pada 7 matapelajaran terkait.
dapatnya jalinan antara standar kompetensi, kompeten- Seperti halnya silabus, RPP yang dikembangkan
si dasar, dan pemberdayaan lingkungan sekitar siswa. dipandang telah handal dan potensial. RPP dinilai telah
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh BNSP sesuai dengan silabus dan LKS. Langkah-langkah da-
(2006) bahwa pendidikan berbasis keunggulan lokal lam RPP dinilai telah operasional, runut, terbaca, dan
dapat merupakan bagian dari semua matapelajaran atau sesuai dengan inovasi pembelajaran yang dipersya-
juga dapat menjadi matapelajaran tersendiri. Stasiun ratkan dalam pembelajaran tematik. Pengalokasian
BMKG Karangploso dipandang sebagai sumber be- dan perincian waktu untuk tiap tahapan pembelajaran
Rede, Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa … 147

dinilai telah memadai dari segi keterlaksanaan dan belajar yang tepat mengenai perubahan temperatur
ketuntasan materi. Hasil penilaian ini menunjukkan atmosfir.
bahwa RPP model pembelajaran tematik pokok ba- Dalam pandangan Sudrajat (2008b), pembela-
hasan pemanasan global mampu meningkatkan ke- jaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang
cakapan sosial siswa. relevan untuk meningkatkan keterampilan hidup, serta
LKS merupakan salah satu perangkat pembela- menjadikan siswa sebagai pebelajar yang mandiri
jaran yang menuntun siswa untuk melakukan dan dan bertanggung jawab melalui pendekatan sumber
menemukan sendiri suatu konsep dan/atau keteram- belajar ke-alam-an. Sejalan dengan hal tersebut, San-
pilan sesuai kompetensi dasar dan standar kompe- jaya (2007) berpendapat bahwa pengalaman belajar
tensi. LKS yang dikembangkan telah diujicobakan yang diperoleh siswa dapat melalui proses mengalami
pada kelas terbatas ataupun kelas sesungguhnya dapat sendiri apa yang dipelajarinya. Melalui proses penga-
memandu siswa secara mandiri untuk mencapai tuju- matan secara konkrit dengan pembelajaran mandiri,
an pembelajaran. LKS yang dikembangkan potensial akan semakin mudah bagi siswa untuk memahami-
dan handal untuk digunakan. Sebagaimana pandangan nya. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memeroleh
Sanjaya (2007), fungsi guru sebagai fasilitator, yaitu pengalaman, maka semakin sulit dan sedikit penga-
menyediakan layanan dan memotivasi siswa untuk laman yang diperoleh. Menurut Heinich (2005; Susi-
belajar, telah berjalan sesuai dengan harapan dan telah lana, 2007), pengetahuan akan semakin abstrak apabila
sesuai dengan ajaran UNESCO (Sanjaya, 2007) menge- pesan hanya disampaikan secara verbal, artinya siswa
nai learning to do, yaitu kompetensi akan dimiliki hanya mengetahui tentang kata atau wacana tanpa
oleh siswa manakala anak diberi kesempatan untuk memahami dan mengerti mengenai makna yang ter-
melakukan sesuatu. Lebih lanjut, learning to do juga kandung di dalamnya. Hal ini dapat menimbulkan
berarti proses pembelajaran yang berorientasi pada kesalahan persepsi manakala kata itu digunakan pa-
pengalaman. Selain itu, siswa bergairah melakukan da disiplin ilmu lain dan atau bidang lain. Pembe-
kegiatan belajar melalui LKS yang dilaksanakan di lajaran secara konvensional yang mengutamakan
luar kelas karena mereka dapat melakukannya sam- penyajian informasi verbal mengenai pemanasan glo-
bil bermain. Hal ini sejalan oleh apa yang dikatakan bal oleh guru akan memberikan makna abstrak yang
Eggen dan Kauchak (2010) yang mengatakan bahwa sulit dipahami dan mudah dilupakan oleh siswa. Pem-
lingkungan belajar dibuat menarik sedemikian rupa belajaran tematik yang mengutamakan siswa sebagai
dan bersahabat dengan anak, sehingga anak asyik me- pelaku dalam belajar akan memberi makna yang kuat
lakukan kegiatan belajarnya, tanpa mereka sadari bah- mengenai konsep pemanasan global karena siswa
wa mereka sedang belajar. melakukan dan mengalaminya sendiri. Selanjutnya
Sebanyak 7 buku siswa telah dihasilkan, kese- dari proses mengamati dan melakukan sendiri, siswa
luruhannya membahas pemanasan global dengan pe- dapat merumuskan pengalamannya dengan mengkon-
nekanan pencapaian standar kompetensi dan kompe- struksi suatu konsep atau bangun pengetahuan yang
tensi dasar masing-masing matapelajaran. Setiap buku lebih berkembang.
dilengkapi dengan ilustrasi berupa gambar yang relevan. Hasil ujicoba penelitian secara terbatas mem-
Sebagaimana pendapat Eggen dan Kauchak (2010), berikan bukti bahwa perangkat pembelajaran dapat
sebuah gambar dapat lebih bermakna dari pada bebe- diimplementasikan di kelas sesungguhnya (real class).
rapa paragraf. Selanjutnya, sesuai dengan teori kon- Keterlaksanaan sintaks pembelajaran tematik dapat
struktivisme, Nur (2003) mengatakan bahwa perkem- berlangsung dengan baik, demikian juga langkah-lang-
bangan intelektual anak terjadi ketika secara visual kah pembelajaran yang dirunut dalam RPP. Hasil yang
mengeksplorasi lingkungannya untuk memeroleh in- diperoleh dari penelitian sesuai dengan yang diusulkan
formasi sebagai bagian dari mengkonstruksi sendiri oleh Tim Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah
pengetahuannya. Masing-masing buku siswa memiliki (KBSR, 2007) bahwa menerapkan langkah-langkah
tingkat keterbacaan dan kehandalan yang baik, dan pembelajaran secara konsisten dipadu dengan durasi
potensial untuk digunakan pada sekolah yang lain. waktu yang proporsional dan ketercapaian tujuan pe-
Stasiun BMKG merupakan instansi yang khusus lajaran akan berdampak positif pada pengaturan peren-
memantau kondisi dan perubahan lingkungan atmosfir canaan pembelajaran berikutnya. Dengan demikian,
maupun ke-bumi-an dapat dipergunakan sebagai sum- keseluruhan tujuan kurikuler ataupun tujuan institusi
ber belajar yang potensial dan handal. Stasiun BMKG berupa visi-misi dengan sendirinya lebih mudah ter-
Karangploso sebagai penyedia layanan informasi kon- capai.
disi lingkungan memiliki peralatan pemantau kondisi Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa terda-
lingkungan; lokasi keberadaannya yang berdampingan pat pengaruh pembelajaran tematik terhadap pengem-
dengan lingkungan sekitar siswa merupakan sumber bangan kecakapan sosial siswa, khususnya mengenai
148 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 18, Nomor 2, Desember 2012, hlm. 142-149

penanganan kerusakan lingkungan yang berkontribusi serta terampil memilih produk yang hemat energi.
terjadinya pemanasan global. Temuan ini sejalan de- Pembelajaran tidak cukup hanya diberikan dalam
ngan Kohlberg (1995; Asrori, 2007) bahwa melalui bentuk ingatan, sikap, dan keterampilan untuk diri-
penerapan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan rang- nya sendiri, tetapi juga kecakapan hidup untuk ber-
sangan lingkungan belajar atau melalui pengkondisian sosialisasi, bertetangga, bermasyarakat dalam rumpun
proses perkembangan kognisi siswa, dapat meningkat- pluralis (learning to live together) dengan semangat
kan partisipasi dan pengambilan peran siswa untuk kesamaan dan kesejajaran dalam kehidupan global
menjadi lebih aktif dan peduli. Menurutnya, siswa (Anwar, 2004).
yang memiliki tingkat partisipasi kelompok sebaya
dengan intensitas tinggi dalam suasana pembelajaran, SIMPULAN
ternyata memiliki perkembangan sosial lebih cepat
dibanding siswa yang dipinggirkan partisipasi sosial- Konsep Pemanasan Global (Global Warming)
nya. Pendapat tersebut telah terakomodasikan dalam merupakan paduan berbagai subkonsep yang dikaji
implementasi pembelajaran tematik yang dilakukan secara holistik dari berbagai sudut pandang disiplin
melalui penelitian ini. Siswa dibaurkan ke dalam ke- ilmu. Implementasi proses pembelajaran dalam kegi-
lompok-kelompok kecil, berdasarkan tingkat kemam- atan penelitian dilakukan pada 7 matapelajaran, yaitu
puan akademik, status sosial, gender, dan status ekono- IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Pendidikan
mi orang tua. Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Seni Budaya dan
Leopold dan Beyth-Marom (1999) melalui riset- Keterampilan, dan Bahasa Inggris. Melalui penelitian
nya yang panjang di Tel-Aviv College tentang im- pengembangan, telah dihasilkan perangkat pembela-
plementasi model-model pembelajaran tematik (Web- jaran tematik yang meliputi silabus, RPP, LKS, dan
bed Instructional Models) terkait dengan kecakapan instrumen asesmen. Perangkat pembelajaran yang
sosial memeroleh beberapa temuan, antara lain se- dihasilkan dan telah diujicobakan tersebut adalah layak,
bagai berikut. Secara akademik model tersebut dapat handal, dan efektif untuk dipergunakan membelajarkan
meningkatkan kecakapan sosial siswa dalam berinter- muatan materi Pemanasan Global secara multidisi-
aksi dengan teman dalam lingkungan asrama; siswa pliner. Lebih lanjut, kelompok siswa yang mengalami
dengan kecakapan akademik tinggi memiliki kepedu- proses pembelajaran tematik memiliki kecakapan
lian pada kelompok siswa yang memiliki kecakapan sosial yang tinggi dalam pemahaman konteks tentang
akademik rendah, maupun tingkat kemampuan akade- adaptasi dan mitigasi akibat Pemanasan Global.
mik rata-rata; dan siswa dengan kecakapan akademik Perangkat pembelajaran tematik yang dikembang-
tinggi memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik. kan dan dihasilkan dari penelitian ini dapat dipergunakan
Implementasi pembelajaran tematik untuk pening- untuk membantu para guru SD dalam membelajarkan
katan kecakapan sosial siswa dirancang sejak awal, materi Pemanasan Global. Perangkat tersebut melputi
yaitu dimulai dengan pengembangan silabus. Pembe- RPP, LKS, buku ajar, dan softmedia pembelajaran
lajaran tematik secara khusus memiliki target keterca- simulatif. Dalam kenyataannya, tidak semua SD ber-
paian kompetensi dasar pada matapelajaran Bahasa dekatan dengan Stasiun BMKG yang dapat diperguna-
Indonesia yang mengatakan bahwa siswa dapat me- kan sebagai sumber belajar pemanasan global. Terkait
nanggapi suatu persoalan atau peristiwa, memberikan dengan kendala tersebut, dapat diatasi dengan keserius-
komentar pada permasalahan yang terjadi dengan an para Guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah
mempergunakan bahasa yang santun, memberi respon untuk merancang dan melakukan kunjungan atau kajian
nonverbal berupa ekspresi atau gerakan fisik secara lapangan. Namun, bilamana fasilitas Stasiun BMKG
simpatik, melakukan wawancara dengan kalimat yang sulit diakses, sebagai alternatif buku ajar, RPP dan
benar dan santun, mampu memahami kegiatan pereko- softmedia simulatif dapat digunakan.
nomian yang ramah dan tidak merusak lingkungan,

DAFTAR RUJUKAN
Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Education). Bandung: Alfabeta. Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Prima. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Bandura, A.1986. Social Foundations of Thought and Ac- Mata pelajaran Sekolah Dasar dan Madrasah Ib-
tion: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, tidaiyah. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
N.J.: Prentice-Hall.
Rede, Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa … 149

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004, Pedoman Pengem- mampuan Metakognitif, Pemecahan Masalah, dan
bangan Silabus dan Model Pembelajaran Tematis Penguasaan Konsep Biologi Siswa SMA di Sle-
Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. man-Yogyakarta. Disertasi tidak dipublikasikan.
Eggen, P.D. & Kauchak, D.P. 2010. Educational Psychol- Malang: PPS-UM.
ogy: Windows on Classrooms. New Jersey: Pearson Piaget, J. 1954. The Construction of Reality in the Child.
Education Inc. New York: Basic Books.
Forgarty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinois: Piaget, J. 2000. Commentary on Vygotsky. New Ideas in
Skylight Publishing Inc. Psychology, 18: 241-259.
Heinich, M. & Russell, S. 2005. Instructional Technology Rede, A. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
and Media for Learning (8th Edition). New Jersey: Tematik Pokok Bahasan Pemanasan Global dan
Pearson Merrill Prentice Hall. Pengaruhnya terhadap Kecakapan Hidup, Motivasi,
Horgan, J. 2005. The End of Science (terjemahan). Jakarta: dan Prestasi Belajar Siswa SD di Karangploso.
PT. Mizan Publika. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS-UM.
KBSR. 2007. Pengajaran dan Pembelajaran yang Ber- Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Ban-
sepadu Sabah: (Online), (http://www. sabah.edu. dung: Alfabeta CV.
my/skpmtdon/notes/sukatan/hsp/_moral_y1.pdf), Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Stan-
diakses 17 Januari 2007. dar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Kemp, J.E., Morrizon, G.R., & Ross, S.M. 1994. Design- Media Group.
ing Effective Instruction. New York: Macmillan Soekanto, S. 1982. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta:
Publishing. CV Rajawali.
Kohlberg, L. 1995. Tahap-Tahap Perkembangan Moral. Sudrajat, A. 2008a. Guru dan Praktik Pembelajaran. (On-
Jakarta: Penerbit Kanisius. line), (http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/
Leopold, A. & Beyth-Marom, R. 1999. Technology-based 2008/07/guru-dan-praktik-pembelajaran.pdf), diakses
Learning Environments for Higher Education. A 21 Februari 2008.
Research Report. Tel Aviv: The Open University Sudrajat, A. 2008b. Pendidikan Holistik. (Online), (http://
of Israel. akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendi-
Morin, D.G. 2005. Integrated Subject Matter in the Cur- dikan-holistik), diakses 21 Februari 2008.
ricula. Boston: Allyn & Bacon. Susilana, R. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana
Nur, M. 2003. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Sura- Prima.
baya: Unesa Press. Tarmizi. 2008. Pemetaan Pembelajaran Tematik. (Online),
Paidi. 2008. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bio- (http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/22/pemeta-
logi yang Mengimplementasikan PBL dan Strategi an-pembelajaran-tematik/), diakses 20 Desember
Metakognitif serta Efektivitasnya terhadap Ke- 2008.

Anda mungkin juga menyukai