Bab I - Ix
Bab I - Ix
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN PEDOMAN
1. Umum
Tersedianya Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
Tuban
2.Khusus
Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bemutu, efektif, dan efisien
2. Unit Distribusi
BATASAN OPERASIONAL
1. Logistik Farmasi
2. Distribusi Farmasi
LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
STANDAR KETENAGAAN
DISTRIBUSI KETENAGAAN
1 Ka Instalasi 1 Orang
3 Distribusi 1 Orang
Keterangan
STANDART FASILITAS
DENAH BANGUNAN
A. RUANG DISTRIBUSI
PERALATAN
Peralatan minimal yang harus tersedia:
1. Peralatan untuk penyimpanan, peracikan dan pembuatan obat baik nonsteril.
2. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip.
3. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi
obat. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan psikotropika
4. Lemari pendingin dan AC untuk perbekalan farmasi yang termolabil.
5. Penerangan, sarana air, ventilasi dan sistem pembuangan limbah yang
baik.
6. Pemadam Kebakaran.
3. Pengadaan
1. Pengadaan perbekalan farmasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban
dilakukan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban dengan
menggunakan sistem satu pintu.
2. Pengadaan obat di Rumah Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban
menggunakan sistem penunjukan langsung atau Just in time.
3. Pengadaan obat - obat narkotika diatur dalam kebijakan obat
terkontrol (Narkotika).
4. Pengadaan perbekalan farmasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban
dilaksanakan berdasarkan hasil seleksi dan perencanaan.
5. Pengadaan obat sesuai dengan formularium Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
Tuban dan diatur dalam kebijakan formularium.
6. Kekosongan perbekalan farmasi yang terjadi di Pabrik Besar Farmasi,
akan diinformasikan ke pengguna/unit yang bersangkutan dengan
disertai pemberitauan resmi dari distributor terkait, dan untuk obat
life saving akan diberikan saran obat subtitusi dari kepala instalasi
farmasi.
7. Bagian pengadaan melakukan evaluasi terhadap distributor, terkait dengan
proses pengadaan perbekalan farmasi, yang meliputi:
o Tingkat kesesuaian SP pengadaan dengan kenyataan
4. Penerimaan
5. Penyimpanan
1. Penyimpanan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nahdlatul
Ulama Tuban terdiri dari penyimpanan perbekalan farmasi,
penyimpanan nutrisi dan penyimpanan obat sampel.
2. Penyimpanan perbekalan farmasi terdiri dari penyimpanan obat-obat,
cairan infuse, alat kesehatan, reagensia, film radiologi.
6. Pengkajian
a. Setiap resep yang masuk di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nahdlatul
Ulama Tuban harus dilakukan pengkajian sebelum obat diserahkan
kepada pasien.
7. Dispensing
a. Resep disiapkan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang memiliki
Surat Tanda Registrasi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang,
dan dibawah pengawasan Apoteker dan telah terkredensial.
9. Peresepan
a. Tenaga kesehatan yang kompeten menulis resep/pesanan adalah
Dokter yang memiliki surat izin paraktek (SIP) yang terdiri dari
dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi.
b. Perawat dan Bidan hanya boleh menuliskan resep yang berupa cairan
infus dan alat kesehatan.
c. Peresepan obat di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban menggunakan :
1. Rawat Jalan menggunakan formulir resep
2. Rawat Inap menggunakan formulir Kartu Instruksi Obat(KIO)
dan Kartu
3. Instruksi Alat Kesehatan (KIA)
d. Pemesanan/penulisan resep sesuai dengan kebijakan penulisan resep yang
ditetapkan di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
10. Pemberian
a. Kualifikasi petugas kesehatan yang melakukan pemberian obat yaitu :
1) Dokter, Seluruh staf medis fungsional yang memilik STR
dan SIP Dokter.
2) Setiap DPJP yang memiliki STR, SIP dan surat penugasan dari
Direktur Utama
11. Pemantauan
a. Setiap petugas kesehatan (dokter,perawat,apoteker, dll)
berkolaborasi untuk memantau efek obat yang digunakan oleh
pasien yaitu:
c. Penggunaan setiap jenis obat untuk yang pertama kali pada pasien
harus dilakukan pemantauan efeknya
d. Respon pasien terhadap obat-obatan baik respon yang diharapkan
maupun yang tidak diharapkan harus dicatat dalam rekam medis.
e. Hasil pemantauan efek obat digunakan sebagai pertimbangan
untuk
melakukan modifikasi terapi obat.
f. Petugas kesehatan melakukan pelaporan efek samping obat sesuai
dengan kebijakan pelaporan efek samping obat,dan ditulis pada
formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
g. Pemantauan Efek samping obat dilaporkan ke Komite Farmasi dan
Terapi (KFT) dan Direktur Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
h. Petugas melaporkan kesalahan obat sesuai dengan kebijakan
pelaporan
insiden keselamatan pasien.
14. Formularium
a. Formularium Rumah Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban adalah
himpunan obat yang direkomendasi oleh Komite Farmasi dan Terapi
(KFT) untuk digunakan di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban dan
telah disetujui oleh Direksi.
j. Pengusulan obat baru dilakukan oleh staf medis dengan mengisi formulir
yang telah ditentukan dan diserahkan kepada ketua atau sekretaris
Komite Farmasi Terapi.
LOGISTIK
Sasaran2.KomunikasiEfektif
1. Menulis, membaca dan konfirmasi ( T-B-K ) saat menanyakan resep obat ke dokter
sesuaidenganpanduankomunikasiefektif.
Sasaran3.PeningkatanKeamananTerhadapObat–obatankewaspadaanTinggi
1. Melabeli semua obat – obatan yang termasuk kategori obat yang harus
diwaspadai baik di kardus kemasan obat, tempat penyimpanan obat, per
obat – obatan ( injeksi, infus ) yang di keluarkan dari wadah asli
untuk digunakan atau didistribusikan.
2. Melabeli obat – obatan kewaspadaan tinggi kategori LASA (Nama Obat
Rupa
3. Meningkatkan keamanan
Ucapan Mirip) terhadap
dengan label obat –obatan ketegori obat yang harus
NORUM.
diwaspadai dengan mengecek 2 kali sebelum diambil, sebelum diserahkan,
sebelum digunakan.
Sasaran4.
Sasaran5.PenguranganResikoInfeksi terkait Pelayanan
2. Saat meracik :
Meracik obat sesuai kebijakan peracikan obat dengan memperhatikan
hygienitas saat peracikan.
Mutu dan keselamatan unit kerja Instalasi Farmasi yang menjadi indikator mutu
utama dan indicator mutu unit adalah Indiaktor mutu unit (Instalasi Farmasi)
a. Waktu penyediaan alat kesehatan dan obat-obat live saving kurang dari 5 jam
b. Penggunaan antibiotik lebih dari tiga
c. Kejadian Nyaris Cidera (KNC, KTD, Sentinel) penggunaan obat
d. Angka pelabelan obat high alert di seluruh unit Rumah Sakit
Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
Tuban ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan dan pedoman bagi kita,
khususnya yang bertugas di Instalasi Farmasi. Pedoman Pelayanan Kefarmasian ini akan
dievaluasi secara periodik oleh sebab itu masukan yang bersifat membangun sangat
diharapkan.