Anda di halaman 1dari 6

3.

Bagian atas dan bawah kertas saring ditutup dengan kapas kemudian
dimasukkan ke dalam labu perendaman dalam soxhlet.
4. Alat soxhlet kemudian dirangkai.
5. Petroleum eter dimasukkan ke dalam labu labu ekstraksi sebanyak kurang
lebih 150 mL dari volume labu dan beberapa butir batu didih.
6. Ekstraksi kemudian dilakukan dengan memanaskan perlahan labu godog
sampai terjadi sirkulasi pelarut 4 sampai 5 kali selama kurang lebih 2 jam.
7. Labu perendaman dan pendingin soxhlet digantikan dengan pending destilasi.
8. Proses destilasi selanjutnya dilakukan untuk memisahkan petroleum eter.
9. Residu dipindahkan ke dalam cawan porselin dan diuapkan sampai bebas dari
bau petroleum eter.
10. Residu didinginkan, ditimbang, dan diukur volumenya untuk menentukan
berat jenisnya.
11. Kadar minyak (dalam persen ) dihitung dalam sampel kacang tanah yang
digunakan.
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil pengamatan
Ditimbang kacang tanah yang telah
1 50,156 gr
dihaluskan
Dibungkus dengan menggunakan
kertas saring dan dimasukan ke Pelarut membasahi sampel
2
dalam alat soxhlet lalu ditambahkan Pelarut berwarna bening
dietil eter
Dilakukan sokletasi
Sirkulasi I 36 menit
3
Sirkulasi II 7 menit
Sirkulasi III 6 menit
Larutan dipindahkan ke dalam labu
4
destilasi
5 Dilakukan destilasi dari hasil Petrelium eter keluar sebagai
ekstraksi destilat
Residu dipindahkan ke dalam gelas
6 Didapatakan minyak nabati
kimia lalu diuapkan
7 Gelas ukur kosong ditimbang 29,571 gr
Gelas ukur yang berisi minyak
8 32,571 gr
nabati
(32,571 – 29,571 ) gr
9 Dihiting massa minyak nabati
= 3,00 gr
Volume minyak nabati diukur massa 𝑚 3 𝑔𝑟
10 Ρ= = = 0,79 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 3,8 𝑚𝑙
jenis minyak nabati dihitung

G. Analisis Data
Dik : V minyak Nabati : 3,8 mL
Massa minyak nabati: 3, gram
Dit : ρ………….???
Peny :

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖 3𝑔


ρ = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖 = 3,8 𝑚𝐿 = 0,79 g/ml

Kadar minyak nabati dalam sampel


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖
Kadar rendemen : 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ x 100%
3𝑔
:50,165𝑔x100%

:5,98%
H. Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu “Ekstraksi Kontinyu Minyak Nabati”
menggunakan cara ekstraksi kontinyu denga menggunakan alat soxhlet dan
destilasi. Ekstraksi merupakan suatu teknik pemisahan dengan cara penarikan atau
pengeluaran suatu komponen campuran yang diinginkan berdasarkan pada
kelarutan zat dimana kelarutan pelarut sesuai dengan komponen yang diinginkan.
Sedangkan ekstraksi kontinyu merupakan ekstraksi berulang-ulang dengan pelarut
yang tetap contohnya yaitu soxhletasi. Soxhletasi adalah suatu metode/proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara
penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga
semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Prinsip dasar dari soxhletasi
yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan
pelarut yang digunakan relatif sedikit. Destilasi adalah pemisahan zat cair dari
campurannya berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Prinsip dasar dari
destilasi adalah perbedaan titik didih. Dimana zat cair dipanaskan hingga titik
didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin (kondensor) dan
mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair.
Percobaan ini dilakukan dengan cara menghaluskan kacang tanah terlebih
dahulu dengan menggunakan lumpang dan alu. Kacang tanah ini dihaluskan
dengan tujuan Untuk memperluas permukaan kacang tanah karena semakin besar
luas permuakaan maka tumbukan yang terjadi akan semakin banyak sehingga
minyak nabati terekstrak secara maksimal. Selain itu, semakin luas permukaan
dari kacang tanah maka pelarut akan semakin mudah dalam mengikat ekstrak
minyak nabati yang terkandung pada kacang tanah karena seluruh bagian kacang
tanah terendam oleh pelarut. Kacang tanah yang telah dihaluskan kemudian
ditimbang sebanyak 50,156 gr dengan tujuan agar mengetahui jumlah minyak
nabati yang diperoleh berasal dari 50,156 gr kacang tanah. Kacang tanah yang
telah ditimbang kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas saring
kemudian di kedua ujung kertas saring ditutup dengan kapas lalu diikat dengan
bernang. kertas saring ini berfungsi agar kacang tanah tidak masuk kedalam labu
godong (pelarut), selain itu kertas saring dipilih karena kertas saring mempunyai
pori-pori yang besar sehingga proses ekstraksi minyak nabatinya akan
berlangsung lebih mudah dan ekstrak yang diperoleh lebih banyak. Kapas
berfungsi untuk mencegah kacang tanah agar tidak keluar pada saat ekstraksi.
Benang berfungsi untuk mengikat kertas saring agar pada saat proses ekstraksi
berlangsung kertas saring yang digunakan untuk membungkus kacang tanah tidak
terbuka.
Kacang tanah yang telah dibungkus dengan kertas saring kemudian
dimasukkan kedalam alat soxhlet, setelah itu dimasukkan beberapa buah batu
didih kedalam labu godong yang befungsi untuk mencegah terjadinya letupan
pada labu saat terjadi pemanasan dan untuk menyebarkan panas secara merata
pada larutan, ini dikarenakan batu didih memiliki pori-pori yang dapat menyerap
panas. Setelah itu alat soxhletasi dirangkai, proses pemisahan dengan metode ini
dipilih karena komponen yang digunakan tahan terhadap pemanasan. Selain itu,
soxhletasi memiliki kelebihan, yaitu pelarut yang digunakan masih utuh, dapat
digunakan untuk pemisahan bahan lain. Dikatakan masih utuh karena pada
penguapan dengan rotary evaporator hasil yang diperoleh tadi memisahkan pelarut
yang ada dalam filtrate dan dapat melarutkan komponen yang diinginkan lebih
banyak karena pemanasan. Setelah itu, dimasukkan petroleum eter melalui alat
soxhletasi agar sampel dapat terendam dengan pelarut dan juga untuk mengetahui
apakah volume pelarut lebih ketika pelarut mencapai sirkulasi, agar labu godok
tidak kosong pada saat sirkulasi, karena apabila labu godok kosong kemungkinan
akan pecah akibat panas. petroleum eter dipilih karena memiliki sifat kepolaran
yang sama dengan minyak yaitu bersifat semi polar sehingga mampu mengikat
minyak nabati yang sifatnya juga semipolar, eter juga mudah menguap pada suhu
37oC sehingga mudah untuk dipisahkan dari minyak nabati. Setelah itu dilakukan
proses soxhletasi, pada proses soxhletasi dilakukan tiga kali sirkulasi yaitu
sirkulasi pertama pada menit ke-36, sirkulasi kedua pada metit ke-7, dan sirkulasi
ketiga pada menit ke-6. Sirkulasi adalah proses kembalinya pelarut ke labu
godong melalui pipa kapiler. Sirkulasi dilakukan sebanyak tiga kali karena
semakin banyak jumlah sirkulasi maka semakin banyak jumlah minyak nabati
yang terekstraksi. Setalah itu, hasil yang diperoleh dari soxhletasi pada labu
godong dipindahkan ke labu destilasi kemudian dilakukan destilasi hingga tidak
ada lagi cairan yang keluar melalui kondensor. Selama destilasi suhu dijaga pada
37oC karena ketika melewati 37oC maka minyak nabati akan ikut menguap dan
jika dibawah 37oC maka petroleum eter akan bercampur dengan minyak nabati
sehingga minyak nabati yang dihasilkan tidak murni. Destilasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk memisahkan minyak nabati dengan pelarut yang digunakan
(petroleum eter), metode destilasi dipilih karena larutan yang akan dilarutkan
memiliki sifat kepolaran yang sama sehingga membentuk larutan yang homogen
sehingga sulit dipisahkan secara perbedaan kepolaran tetapi karena titik didih
kedua larutan dan pelarut berbeda maka metode yang paling tepat digunakan
adalah metode destilasi yang sesuai dengan prinsip dasar destilasi yaitu perbedaan
titik didih pada larutan yang digunakan. Adapun titik didih petroleum eter yaitu
30oC sedangkan minyak nabati yaitu 163oC Setelah destilasi dilakukan residu
dipindahkan ke gelas kimia kemudian dilakukan lagi penguapan dengan tujuan
untuk menguapkan petroleum eter yang tersisa yang ditandai dengan tidak tercium
bau potreleum eter. Setelah itu diperolehlah minyak nabati yang ditandai dengan
warnanya yang berwarna kuning. Setelah itu diukur volume minyak nabati yang
diperoleh yaitu 3,80 mL dan ditimbang berat minyak nabati yaitu 3,00 gram.
Berdasarkan hasil analisis data dari hasil yang diperoleh massa jenis
minyak nabati dari percobaan ini yaitu 0,79 gram/mL, sedangkan massa jenis
minyak secara teori adalah adalah 0,90 g/mL. Hasil percobaan yang diperoleh
tidak sesuai dengan teori hal ini disebabkan karena kacang tanah yang digunakan
tidak terlalu halus, pada saat proses soxhletasi selang pada kondesor bola tidak
berfungsi dengan baik sehingga mengakibatkan proses ekstraksi tidak maksimal
sehingga minyak nabati yang dihasilkan hanya sedikit. Minyak nabati yang
dihasilkan dari sampel hanya 5,98%yang artinya bahwa dalam 50,156 gram
sampel kacang tanah yang diekstraksi hanya terdapat 5,98 % minyak nabati.
I. Penutup
3. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
a. Soxhletasi adalah suatu metode/proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan
akan terisolasi. Salah satu contohnya yaitu memisahkan minyak nabati dari
kacang tanah.
b. Kadar minyak nabati yang diperoleh 5,98% dengan massa jenisnya 0,79
g/mL.
4. Saran
Sebaiknya dalam praktikum, praktikan lebih teliti dan hati-hati agar
diperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, alat yang akan digunakan diperhatikan
terlebih dahulu apakah dalam kondisi layak untuk digunakan atau tidak agar tidak
mengganggu jalannya praktikum.

Anda mungkin juga menyukai