Anda di halaman 1dari 5

NAMA : UMMUL HAERIAH

NIM :171042024
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA B

SUMMARY
MATERI EKSTRAKSI

1. PENGERTIAN
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu komponen
cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang sesuai dengan
kompnen yang diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan sampai pada kepekatan
tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut antar dua pelarut yang tidak
saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Di
laboratorium, ekstraksi seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan zat
terlarut dalam larutan dengan pelaurt air yang diekstraksi dengan pelarut lain seperti eter,
kloroform, karbondisulfida atau benzene.
2. TUJUAN EKSTRAKSI
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut.
3. TAHAP-TAHAP EKSTRAKSI
a. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling
berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada
bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi
yang sebenarnya, yaitu pelarutan ekstraksi.
b. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan
atau filtrasi.
c. Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya
dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak
dapat langsung diolah lebih lanjut atau dioalh setelah dipekatkan.
4. MACAM-MACAM EKSTRAKSI
Teknik ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu ekstraksi bertahap (batch-
extraction = ekstraksi sederhana), ekstraksi kontinyu (ekstraksi samapi habis), dan ekstraksi
arah berlawanan (counter current extraction).
a. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula
kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat yang akan
diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan.
b. Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relaitf kecil sehingga untuk
pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi pada
ekstraksi tergantung pada viskositas fase dan factor-faktor lain yang mempengaruhi
kecepatan tercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan luas kontak yang besar.
c. Ekstraksi arah berlawanan, fase cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang
berlawanan dengan larutan yang mengandung zt yang akan diekstraksi. Biasanya
digunakan untuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian.Sangat penting untuk fraksionasi
senyawa orgnik tetapi kurang bermanfaat untuk senyawa-senyawa an-organik.
 Jenis-jenis ekstraksi yaitu ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair, ekstraksi fase padat,
dan ekstraksi asam basa.
a. Ekstraksi padat-cair (ekstraksi leaching) adalah transfer difusi komponen terlarut dari
padatan inert ke dalam pelarutnya atau digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat
pada padatan menggunakan pelarut organik. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik, karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan
yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Padatan yang akan diekstrak
dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau dapat juga di iris-iris
menjadi bagianbagian yang tipis. Kemudian padatan yang telah halus di bungkus dengan
kertas saring dan dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet.Pelarut organic dimasukkan
ke dalam labu godog.Kemudian peralatan ekstraksi di rangkai dengan pendingin
air.Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut organic sampai semua analit
terekstrak.
b. Ekstraksi Cair-Cair (ekstraksi pelarut) merupakan metode pemisahan yang baik
karena pemisahan ini dapat dilakukan dalam tingkat makro dan mikro.Dan yang menjadi
pokok pembahasan dalam ekstraksi cair-cair ini adalah kedua fasa yang dipisahkan
merupakan cairan yang tidak saling tercampur.Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tetentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur seperti benzene dan kloroform. Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara
untuk praperlakuan sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari
komponen-komponen matriks yang mungkin menganggu pada saat kuantifikasi atau
deteksi analit. Kebanyakan prosedur ekstraksi cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari
fasa air kedalam pelarut organic yang bersifat non-polar atau agak polar seperti n-heksana,
metil benzene atau diklorometana.Meskipun demikian, proses sebaliknya juga mungkin
terjadi.Analit-analit yang mudah tereksitasi dalam pelarut organic adalah molekul-molekul
netral yang berikatan secara kovalen dengan konstituen yang bersifat non-polar atau agak
polar.
c. Ekstraksi Fase Padat (Solid Phase Extraction) ,jika dibandingkan dengan ekstraksi cair-
cair, SPE merupakan teknik yang relative baru, akan tetapi SPE cepat berkembang sebagai
alat yang utama untuk praperlakuan sampel atau untuk clean-up sampel-sampel kotor,
misalnya sampel-sampel yang mempunyai kandungan matriks yang tinggi seperti garam-
garam, protein, polimer, resin dan lain-lain.
d. Ekstraksi asam-basa merupakan ekstraksi yang didasarkan pada sifat
kelarutannya.Senyawa atau basa direaksikan dengan pereaksi asam atau basa sehingga
terbentuk garam.Garam ini larut dalam air tetapi tidak larut dalam senyawa organic. Salah
satu teknik yang paling penting dalam kimia analitik adalah titrasi, yaitu penambahan
secara cermat volume suatu larutan yang mengandung zat A yang konsentrasinya
diketahui, kepada larutan kedua yang konsentrasinya belum diketahui, yang akan
mengakibatkan reaksi antara keduanya secara kuantitatif. Selesainya reaksi yaitu pada titik
akhir ditandai dengan semacam perubahan sifat fisis, misalnya warna campuran yang
berekasi.Titik akhir dapat dideteksi dalam campuran reaksi yang tidak berwarna dengan
menambahkan zat terlarut yang dinamakan indicator, yang mengubah warna pada titik
akhir.
5. METODE EKSTRAKSI
1. Metode Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dengan
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar
sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
2. Metode Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang
sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat
berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan
ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai
keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di
atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
3. Metode Refluks
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini digunakan
apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika
dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam
bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
4. Metode Soxhlet
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sokletasi digunakan
pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah
dingin secara kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan
kembali ke dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut
yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik
berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.
6. Digestasi
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan
pemanasan pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk simplisia yang tersari baik pada
suhu biasa.
7. Dekokta
Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya terletak
pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta membutuhkan waktu pemanasan
yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu 30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC.
Metoda ini jarang digunakan karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat
digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang termolabil.
8. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai
berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan
ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit, dihitung mulai
suhu 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air
panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
9. Fraksinasi
Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan kimia
ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua pelarut yang tidak
bercampur dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda. Tujuan fraksinasi adalah
memisahkan senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam ekstrak berdasarkan tingkat
kepolarannya.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PROSES EKSTRAKSI
1. Jenis pelarut
Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang tersari, jumlah solut yang terekstrak dan
kecepatan ekstraksi.
2. Temperatur
Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam
pelarut. Temperatur pada proses ekstraksi memang terbatas hingga suhu titik didih pelarut
yang digunakan.
3. Rasio pelarut dan bahan baku
Jika rasio pelarut bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa
yang terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat.
4. Ukuran partikel
Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil.
Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semain kecil.

Anda mungkin juga menyukai