Anda di halaman 1dari 18

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Penetapan Sektor Unggulan Di Provinsi

Jawa Timur Wilayah Timur Tahun 2010-2014


Bambang Tri Wisnu Satria
Email : Wisnustr@gmail.com
PT. Bank Mega Tbk.

ABSTRACT
Title: "Analysis of the Economic Growth and Designation Sector Featured In East
Java Province Eastern Region".The purpose of this research is: Knowing the
pattern of economic growth in the district / city in East Java province eastern
region, knowing what sectors be featured, flagship, prospectively, and lagging in
district / city in East Java province east.The analytical methods used are: 1).
Typology Analysis klassen2). AnalisaSLQ (Static Location Qoutient) and DLQ
(Dynamic Location Qoutient), 3). Analysis GIS (Geographic information
system).The results of the analysis using Klassen Typology analysis can be
concluded that the pattern of economic growth and the District and City in the
province of East Java East Region 4 Klassen typology classification of economic
growth pattern that is region and Growing Fast Forward, Retarded, Fast
Developing and Developed Depressed:Based on the analysis AnalisaSLQ (Static
Location Qoutient) and DLQ (Dynamic Location Qoutient) and analysis of GIS
(Geographic information system). Based on the value of SLQ and DLQ sectors
that contributed most to the classification of Disadvantaged namely in
Probolinggo to donate 11 (eleven) sector.
Keywords : Economic Growth , Economic Sector seed , East Java, East Region

ABSTRAK
Judul: “Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Penetapan Sektor Unggulan Di
Provinsi Jawa Timur Wilayah Timur”. Tujuan dalam penelitian ini
yaitu:Mengetahui pola pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di provinsi jawa
timur wilayah timur ,mengetahui sektor apa saja yang menjadi unggulan ,
andalan, prospektif, dan tertinggal pada kabupaten/kota di provinsi jawa timur
wilayah timur .Metode analisa yang digunakan adalah: 1).Analisa Tipologi klassen2).
AnalisaSLQ ( Static Location Qoutient) dan DLQ ( Dynamic Location Qoutient), 3).
Analisis SIG ( system information Geografis). Hasil analisis menggunakan Analisa
Tipologi klassen dapat disimpulkan bahwa pola dan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur Wilayah Timur berdasarkan tipologi
klassen 4 klasifikasi pola pertumbuhan ekonomi yaitu daerah Cepat Maju dan
Tumbuh , Terbelakang, Berkembang Cepat, dan Maju Tertekan:Berdasarkan
hasil analisis AnalisaSLQ ( Static Location Qoutient) dan DLQ ( Dynamic Location
Qoutient) dan Analisis SIG ( system information Geografis).Berdasarkan nilai SLQ
dan DLQ sektor yang memberikan kontribusi yang paling banyak pada klasifikasi
Tertinggal yaitu pada Kabupaten Probolinggo dengan menyumbangkan 11
(sebelas) sektor.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Ekonomi Unggulan, Jawa Timur


Wilayah Timur.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

PENDAHULUAN Pembanguanan ekonomi suatu


Ekonomi suatu daerah baik itu daerah dapat diukur melalui
Kabupaten maupun kota yang peertumbuhan ekonomi yang
berlangsung di Indonesia berjalan sekaligus indicator tersebut
terus menerus dan tiap daerah memberikan gambaran tentang sejauh
tersebut berusaha untuk memajukan mana aktifitas ekonomi daerah pada
daerahnya. Hal ini berkaitan dengan periode tertentu telah menghasilkan
adanya kewenangan yang diberikan pendapatan bagi masyarakat yang
kepada daerah semenjak ditunjukkan dengan peningkatan
diberlakukannya kebijakan otonomi pendapatan per kapita. Pertymbuhan
daerah oleh Pemerintah Republik ekonomi daerah pada dasarnya
Indonesia untuk mengembangkan dipengruhi oleh keunggulan
wilayahnya. Dengan adanya kooperatif suatu daerah, spesialisasi
kewenangan tersebut, maka daerah wilayah, serta potensi ekonomi yang
diharapkan akan terus memiliki dimili daerah tersebut. Oleh karena
kemampuan untuk melakukan itu pemanfaatan dan pengembangan
pembangunan ekonomi di daerahnya seluruh potensi ekonomi menjadi
tanpa menunggu bantuan dari pusat. prioritas utama yang harus digali dan
Pembangunan Ekonomi adalah satu dikembangkan dalam melaksanakan
proses dimana pemerintah daerah dan pembangunan ekonomi daerah
masyarakatnya mengelola sumber- seacara berkelanjutan, (Nur
sumber daya yang ada, dan Hidayati,2012).
membentuk pola kemitraan antara Strategi pengembangan wilayah
pemerintah daerah dengan sektor yang tepat merupakan urgensi dan
swasta untuk menciptakan suatu kebutuhan mendasar yang sangat
lapangan kerja baru dan merangsang diperlukan baik oleh daerah yang
perkembangan kegiatan ekonomi masuk dalam kategori maju maupun
dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999 daerah yang masih relative tertinggal
: 108). karena mampu mengurangi
kesenjangan antar wilayah

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 161


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

pembangunan. Dalam realitasnya (Knowledge Based Economy)


setiap daerah tentu memiliki beberapa sekaligus berbasis sumberdaya lokal
persamaan dan perbedaan kondisi (Resoure Based Economy). Pemilihan
daerah. Perbedaan kondisi ini akan sektor/sub sektor unggulan sebagai
membawa implikasi pada corak basis pengembangan wilayah dan
pembangunan yang diterapkan. kerjasama antar pusat pertumbuhan
Menurut Aryad (1999) peniruan adalah salah satu usaha.
mentah-mentah pola kebijakan yang Langkah pertama yang harus
pernah diterapkan dab berhasil pada dilakukan adalah menentukan
suatu daerah, belum tentu sektor/sub sektor yang mempunyai
memberikan manfaat yang sama bagi keunggulan baik ditinjau dari sisi
daerah lainnya. Dalam pembangunan penawaran dicirikan oleh superiotas
suatu daerah, maka kebijakan yang dalam pertumbuhannya pada kondisi
diambil harus sesuai dengan kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi social
daerah yang bersangkutan. ekonomi produsek di wilayah
Pengembangan wilayah suatu tersebut. Kondisi social ekonomi
wilayah berbasis sektor/sub sektor dimaksut mencakup penguasaan
unggulan merupakan strategi teknologi, kemampuan sumberdaya
pengembangan kapasitas dan kegiatan manuasia, infrastruktur misalnya
ekonomi masyarakat di suatu wilayah pasar dan kebiasaan produsen
untuk meningkatkan drajat kemajuan setempat, sedangkan dari sisi
ekonomi masyarakat lokal. Pada permintaan, dicirikan oleh kuatnya
gilirannya, hal ini diharapkan mampu permintaan pasar domestik maupun
menjadi kontribusi penting bagi internasional
peningkatan pendapatan daerah Dalam Propinsi Jawa Timur
tersebut, oleh karenanya, perlu sendiri terbagi menjadi 38
strategi pengembangan yang tepat, Kabupaten/Kota, 29 Kabupaten dan 9
guna mampu menemukan dan Kota. Propinsi Jawa Timur terbagi
menggali potensi ekonomi di suatu lagi menjadi 4 koridor yang meliputi
daerah serta mampu menumbuh kabupaten/kota yang ada di Propinsi
kembangkan kegiatan usaha ekonomi Jawa Timur, yaitu: Koridor Utara
produktif yang berdaya saing Selatan terdiri dari Gresik -Surabaya -

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 162


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Sidoarjo – Mojokerto – Pasuruan– koridor utara selatan yang sekaligus


Malang – Blitar.Koridor Barat Daya sebagai perangsang bagi pertumbuhan
terdiri dari Jombang - Kediri - daerah sekitarnya.
Tulungagung - Trenggalek - Nganjuk- Salah satu tujuan utama dari
Madiun - Ponorogo - Pacitan - penelitian Ini yaitu mengkasifikasikan
Magetan.Koridor Timur terdiri dari sektor usaha berdasarkan nilai SLQ
Probolinggo -Situbondo - Bondowoso (static Location Quotient ) dan DLQ (
- Lumajang – Jember - Banyuwangi. Dynamic Location Quotient ) dimana
Koridor Utara terdiri dari Lamongan hasil analisis tersebut dapat
– Tuban - Bojonegoro - Ngawi - diidentifikasikan sektor-sektor yang
Bangkalan – Sampang - Pamekasan - merupakan umggulan , sektor andalan
Sumenep. , sektor prospektif dan sektor
Percepatan pertumbuhan daerah tertinggal. Berangkat dari situlah
bisa dicapai antara lain dengan peneliti mengangkat judul “Analisis
memicu pusat-pusat pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Dan
(growth poles) yang akan mendorong Penetapan Sektor Unggulan Di
pertumbuhan daerah - daerah Provinsi Jawa Timur Wilayah Timur
sekitarnya. Daerah - daerah biasanya Tahun 2010-2014“
sulit untuk berkembang cepat secara METODE PENELITIAN
bersamaan. Pusat pertumbuhan Lokasi penelitian ini adalah
diperlukan sebagai perangsang bagi Provinsi Jawa Timur wilayah Timur
pertumbuhan daerah sekitarnya yang terdiri dari 7 Kabupaten dan
(Zainal Arifin 2008). Dari uraian di Kota, yaitu: Kabupaten Banyuwangi,
atas terlihat nilai rata - rata Kabupaten Jember, Kabupaten
pertumbuhan ekonomi koridor timur Lumajang, Kabupaten Situbondo,
dengan nilai rata - rata pertumbuhan Kabupaten Bondowoso, Kabupaten
ekonomi koridor utara selatan tidak Probolinggo, Kota Probolinggo.
terlalu jauh. Melihat penjelasan dari Jenis data yang digunakan adalah
(Growth pole) yang mendorong kuantitatif yang berupa angka. Sumber
pertumbuhan daerah daerah data yang digunakan adalah data
sekitarnya. Dimana koridor timur sekunder yang diperoleh peneliti secara
memiliki potensi untuk setara dengan tidak langsung. Dalam penelitian ini

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 163


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

data tersebut diperoleh dari Badan permasalahan ini . Pengumpulan data


Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa yang dimaksud adalah dengan
Timur, Badan Penanaman Modal mendatangi Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur agar data yang
Teknik pengumpulan data yang diperoleh lebih bersifat akurat.
digunakan adalah teknik dokumentasi Metode analisis data, yaitu,
dengan cara mempelajari dan Analisis SLQ dan DLQ, Typologi
melakukan penganalisaan dan Klassen dan SIG (Sistem Informasi
pengolahan terhadap data yang Geografi). Dalam penelitian ini
berhubungan dengan variabel yang analisis SLQ dan DLQ digunakan
diteliti untuk mengetahui sektor ekonomi apa
Data yang digunakan dalam saja yang merupakan sektor ekonomi
penelitian ini adalah data kuantitatif, unggulan pada tiap Kabupaten dan
dan sumber data yang digunakan Kota di Provinsi Jawa Timur Wilayah
adalah data sekunder. Dimana data Timur, dan System Informasi
skunder adalah data yanag diperoleh Geografis (SIG) untuk
secara tidak langsung, data skunder mengidentifikasi dimana wilayah
dapat diperoleh melalui literatur – yang memiliki pertumbuhan cepat
literatur ataupun langsung datang ke maupun lambat.
dinas terkait guna meminta data untuk Untuk mengetahui, komoditas,
penelitian. Dalam penelitian ini data jasa, dan sektor unggulan (KJSU)
tersebut diperoleh dari Badan Pusat tingkat kabupaten dan kota di
Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, provinsi jawa timur wilayah timur,
dan instansi - instansi terkait dalam penelitian ini menggunakan analisis
penelitian ini. (Static Location Quotient – SLQ) dan
Teknik pengambilan data dalam analisis (Dynamic Location Quotient
penelitian ini adalah dengan – DLQ) (Kuncoro, 2012; 133-136).
menggunakan cara dokumentasi. DLQ adalah modifikasi dari SLQ
Dimana, cara ini dilakukan dengan dengan mengakomodasi faktor
mengumpulkan data dari sumber – pangsa pasar sektor dari waktu ke
sumber pustaka lain yang masih waktu.
memiliki hubungan dengan topic

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 164


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Alat analisis tipologi klassen ekonomi wilayah dan mempunyai


digunakan untuk mengetahui implikasi kebijakan yang cukup luas.
gambaran tentang pola dan struktur Sasaran utama analisis pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi masing- ekonomi wilayah ini adalah untuk
masing daerah. Tipologi klasen pada menjelaskan mengapa suatu daerah
dasarnya membagi daerah dapat tumbuh cepat dan ada pula yang
berdasarkan dua indicator utama, tumbuh lambat. Disamping itu
yaitu pertumbuhan ekonomi daerah analisis pertumbuhan ekonomi dan
dan pendapatan perkapita daerah. ketimpangan antar daerah dan
Dengan menentukan rata-rata mengapa hal itu terjadi. Adapun
pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu perbedaaan dengan teori pertumbuhan
vertical dan rata-rata pendapatan ekonomi makro, pertumbuhan
perkapita sebagai sumbu horizontal, ekonomi wilayah menekan
daerah yang diamati dapat dibagi perhatiannya pada ekonomi suatu
menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah tertentu ( Provinsi, Kabupaten,
daerah cepat maju dan cepat tumbuh atau Kota) tidak pada suatu negara
(High Growth And High Income), dan pertumbuhan ekonomi wilayah
daerah maju tapi tertekan (High memasukkan unsur lokasi dan tata
Income But Low Growth), daerah ruang ke dalam analisisnya sehingga
berkembang cepat (High Growth But kesimpulannya juga berbeda
Low Income), daerah relative Sektor unggulan merupakan
tertinggal (Low Growth And Low laju pertumbuhan ekonomi suatu
Income) (Syafrizal, 1997: 27-38; wilayah ditentukan oleh besarnya
Kuncoro, 1993:Hill,1989) peningkatan ekspor dari wilayah
tersebut. Dimana pertumbuhan
PEMBAHASAN industry - industri yang menggunakan
Pertumbuhan ekonomi wilayah sumber daya lokal, termasuk tenaga
merupakan bagian penting dalam kerja dan bahan baku untuk kemudian
analisis Ekonomi Wilayah dan diekspor, sehingga akan
Perkotaan. Alasannya jelas karena menghasilkan kekayaan daerah dan
pertumbuhan merupakan salah satu penciptaan peluang kerja. Asumsi
unsur utama dalam pembangunan tersebut memberikan pengertian

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 165


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

bahwa suatu daerah akan mempunyai persaingan pada sektor yang sama
sektor unggulan apabila daerah dengan daerah lain, sehingga dapat
KATAGORI URAIAN kab/kota
NB B
A Pertanian,kehutanan,dan perikanan 5 Kab/Kota 2 Kab/Kota
B Pertambangan dan Penggalian 4kab/Kota 3 Kab/Kota
C Industri pengolahan 3 Kab/Kota 4 Kab/Kota
D pengadaan Liatrik dan Gas 5Kab/Kota 1Kab/Kota
E Pengadaan air , pengolaan sampah 4Kab/Kota 3Kab/Kota
F Konstruksi 3Kab/Kota 4Kab/Kota
G Perdagangan besar dan eceran 3Kab/Kota 4Kab/Kota
H Transoptasi dan pergudangan 4Kab/Kota 3Kab/Kota
I Penyediaan akomodasi dan makan 4Kab/Kota 3Kab/Kota
minum
J Informasi dan komunikasi 3Kab/Kota 4Kab/Kota
k Jasa keuangan dan asuransi 4Kab/Kota 3Kab/Kota
L Real estate 5Kab/Kota 2Kab/Kota
M,N Jasa perusahaan 4Kab/Kota 3Kab/Kota
O Administrasi pemerintah, 4Kab/Kota 3Kab/Kota
pertahanan
P Jasa pendidikan 5Kab/Kota 2Kab/Kota

tersebut dapat memenangkan menghasilkan ekspor.

Tabel 1. Hasil Pengelompokan kabupaten dan kota Basis dan Non-


BasisBerdasarkan PDRB kabupaten dan Kota

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 166


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 3Kab/Kota 4Kab/Kota


R,S,T,U Jasa lainnya 3Kab/Kota 4Kab/Kota
Sumber: BPS (data diolah)

Dilihat dari tabel 1. dapat 3 kabupaten dan kota, sektor real


diketahui bahwa hasil estate basis pada 2 kabupaten dan
pengelompokan kabupaten dan kota kota, selanjutnya pada sektor jasa
basis dan non-basis terhadap perusahaan basis pada 3 kabupaten
pertumbuhan ekonomi dan sektor dan kota, sektor administrasi
ungggulan menujukan masing – pemerintah, pertahanan basis pada 3
masing kabupaten dan kota memiliki kabupaten dan kota, sektor jasa
basis dan nonbasis dalam tujuh belas pendidikan basis pada 2 kabupaten
sektor. Dimana sektor pertanian, dan kota, sektor jasa kesehatan dan
kehutanan dan perikanan basis di 2 kegiatan social basis pada 4
kabupaten dan kota, sektor kanupaten dan kota, dan yang terakhir
pertambangan dan penggalian basis di yaitu sektor jasa lainnya basis di 4
3 kabupaten dan kota, sektor industri kabupaten dan kota.
pengolahan basis di 4 kabupaten dan
Untuk mengetahui Kabupaten
kota, sektor pengadaan listrik dan gas
dan Kota mana yang memiliki basis
basis di 1 kabupaten dan kota, sektor
maupun tidak, untuk lebih jelasnya
pengadaan air, pengolahan sampah
dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
hanya basis di 3 kabupaten dan kota,
sektor kontruksi unggul di 4 1. Pertanian, Kehutanan, Dan

kabupaten dan kota, sektor Perikanan

perdagangan besar dan eceran basis di Untuk mengetahui Kabupaten

4 kabupaten dan kota, sektor dan Kota mana yang memiliki basis

transportasi dan pergudangan basis di maupun tidaknya pada sektor

3 kabupaten dan kota, sektor Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan,

penyediaan akomodasi dan makan untuk lebih jelasnya dapat dilihat

minum basis di 3 kabupaten dan kota, pada gambar dibawah ini:

sektor informasi dan komunikasi Gambar 1. Pertanian, Kehutanan dan


Perikanan
basis di 4 kabupaten dan kota, sektor
jasa keuangan dan asuransi basis pada

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 167


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Dilihat pada gambar 2. Dapat
diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
Sumber: GIS, (gambar diolah) Kabupaten/kota yang Non-Basis
Dilihat pada gambar 1. Dapat dalam sektor pertambangan dan
diketahui bahwa hanya 2 (dua) penggalian yaitu: Kabupaten
Kabupaten/Kota yang Non-Basis Situbondo, Kabupaten Bondowoso,
dalam sektor pertania, kehutanan dan Kabupaten Probolinggo, Kota
pertanian yaitu: Kota Probolinggo, Probolinggo.Sedangkan Kecamatan
Kabupaten Jember. Sedangkan untuk yang Basis dalam sektor
4 (lima) Kabupaten/Kota lain pertambangan dan penggalian hanya
merupakan Kabupaten/Kota yang 3 (tiga) Kabupaten/kota yaitu:
basis dalam penyerapan sektor Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
pertania, kehutanan, dan pertanian Jember, dan Kabupaten Lumajang.
yaitu: Kabupaten Banyuwangi,
3. Industri Pengolahan
Kabupaten Situbondo, Kabupaten
Untuk mengetahui Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Probolingo,
dan Kota mana yang memiliki basis
Kabupaten Lumajang.
maupun tidaknya pada sektor Industri
2. Pertambangan dan Penggalian pengolahan, untuk lebih jelasnya dapat
Untuk mengetahui Kabupaten dilihat pada gambar dibawah ini:
dan Kota mana yang memiliki basis Gambar 3. Industri Pengolahan
maupun tidaknya pada sektor
Pertambangan dan Penggalian, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 2. Pertambangan dan
Penggalian

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Dilihat pada gambar 3. Dapat
diketahui bahwa hanya 3 (tiga)

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 168


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Kabupaten/Kota yang Non-Basis Gas yaitu: Kabupaten


dalam penyerapan sektor Industri Banyuwangi,Kabupaten Situbondo,
Pengolahan yaitu: Kabupaten Kabupaten Jember, Kabupaten
Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Lumjang, Kota Probolinggo.
Kabupaten Lumajang. Sedangkan Sedangkan untuk 2 (dua)
untuk 4 ( empat ) Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota lain merupakan
lain merupakan Kabupaten/kota Kabupaten/Kota yang Basis dalam
yang basis dalam sektor Industri penyerapan sektor Pengadaan
Pengolahan yaitu: Kota Listrik dan Gas yaitu: Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten Bondowoso
Bondowoso, Kabupaten Jember .
5. Pengadaan Air, Pengolahan
4. Pengadaan Listrik dan Gas Sampah
Untuk mengetahui Kabupaten dan Untuk mengetahui Kabupaten
Kota mana yang memiliki basis maupun dan Kota mana yang memiliki basis
tidaknya pada sektor Pengadaan Listrik maupun tidaknya pada sektor
Dan Gas, untuk lebih jelasnya dapat Pengadaan Air, Pengolahan Sampah.
dilihat pada gambar dibawah ini: Kabupaten/Kota yang Non-Basis
Gambar 4. Pengadaan Listrik dan Gas dalam sektor Pengadaan Air,
Pengolahan sampah yaitu:
Kabupaten Banyuwangi,Kabupaten
Situbondo, Kabupaten Jember,
Kabupaten Lumjang , Kota
Probolinggo. Sedangkan untuk 2
(dua) Kabupaten/Kota lain
merupakan Kabupaten/Kota yang
Basis dalam penyerapan sektor
Sumber: GIS, (gambar diolah)
Pengadaan, pengolahan sampah yaitu
Dilihat pada gambar 4. Dapat
: Kabupaten Probolinggo ,
diketahui bahwa hanya 5 (lima)
Kabupaten Bondowoso.
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
6. Kontruksi
dalam sektor Pengadaan Listrik Dan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 169


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Untuk mengetahui Kabupaten dan Dan Eceran, untuk lebih jelasnya dapat
Kota mana yang memiliki basis dilihat pada gambar dibawah ini:
maupun tidaknya pada sektor
Kontruksi, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 6. Kontruksi
Gambar 7. Perdagangan Besar dan eceran

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Dilihat pada gambar 6. Dapat Sumber: GIS, (gambar diolah)
diketahui bahwa hanya 5 (lima) Dilihat pada gambar 7. Dapat
Kabupaten/Kota yang Non-Basis diketahui bahwa hanya 3 (tiga)
dalam sektor Kontruksi yaitu Kabupaten/Kota yang Non-Basis
:Kabupaten Situbondo, Kabupaten dalam penyerapan sektor
Probolinggo, Kota Probolinggo, Perdagangan besar dan eceran yaitu;
Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kabupaten Lumajang, Kabupaten
Jember. Sedangkan untuk 2 ( dua ) Probolinggo, Kabupaten Jember.
Kabupaten/Kota merupakan Sedangkan untuk 4 (empat)
Kabupaten/Kota yang basis dalam Kabupaten/Kota lain
sektor Kontruksi yaitu : Kabupaten merupakanKabupaten/Kota yang
Banyuwangi , Kabupaten basis dalam Perdagangan besar dan
Bondowoso. eceran yaitu: Kabupaten Banyuwangi,

7. Perdagangan Besar dan Eceran Kabupaten Situbondo, Kecamatan


Untuk mengetahui Kabupaten dan Rogojampi, Kecamatan Genteng.
Kota mana yang memiliki basis maupun 8. Transportasi dan Pergudangan
tidaknya pada sektor Pedagangan Besar

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 170


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Untuk mengetahui Kabupaten 9. Penyediaan Akomodasi dan makan


dan Kota mana yang memiliki basis minum

maupun tidaknya pada sektor


Untuk mengetahui Kabupaten
Transportasi Dan Pergudangan, untuk
dan Kota mana yang memiliki basis
lebih jelasnya dapat dilihat pada
maupun tidaknya pada sektor Sistem
gambar dibawah ini:
Informasi Geografis, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

Gambar 8. Transportasi dan Gambar 9. Penyediaan akomodasi dan


Pergudangan makan minum

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Dilihat pada gambar 9. Dapat
diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
Sumber: GIS, (gambar diolah)
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
Dilihat pada gambar 8. Dapat
dalam penyerapan sektor Penyediaan
diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
akomodasi dan makan minum yaitu :
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
Kabupaten Lumajang, Kabupaten
sektor Transportasi dan pergudangani
Probolingo, Kabupaten Bondowoso,
yaitu: Kabupaten Jember, Kabupaten
Kabupaten Situbondo. Sedangkan
Bondowoso, Kabupaten Probolinggo,
untuk 3 (tiga) Kabupaten/Kota lain
Kabupaten Lumajang. Sedangkan
merupakan Kabupaten/Kota yang
untuk 3 (tiga) Kabupaten/Kota lain
basis dalam sektor Penyediaan
merupakan Kabupaten/Kota yang
akomodasi dan makan minum yaitu:
basis dalam sektor Transportasi dan
Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Pergudangan yaitu : Kabupaten
Jember, Kabupaten Probolinggo.
Banyuwangi, Kabupaten Situbondo,
Kota Probolinggo. 10. Informasi Dan Komunikasi

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 171


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Untuk mengetahui Kabupaten Untuk mengetahui Kabupaten


dan Kota mana yang memiliki basis dan Kota mana yang memiliki basis
maupun tidaknya pada sektor maupun tidaknya pada sektor Jasa
Informsi Dan Komunikasi, untuk Keuangan Dan Asuransi, untuk lebih
lebih jelasnya dapat dilihat pada jelasnya dapat dilihat pada gambar
gambar dibawah ini: dibawah ini

Gambar 11. Jasa keuangan dan


Gambar 10. Informasi dan komunikasi asuransi

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Sumber: GIS, (gambar diolah)
Dilihat pada gambar 10. Dapat
Dilihat pada gambar 11 Dapat
diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
dalam penyerapan sektor Informasi
dalam penyerapan sektor Jasa
dan Komunikasi yaitu :Kabupaten
Keuangan dan Asuransi yaitu
Banyuwangi, Kabupaten Lumajang,
:Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
KabupatenProbolinggo. Sedangkan
Jember, Kabupaten Lumajang,
untuk 3 ( tiga ) Kabupaten/Kota lain
Kabupaten Probolinggo. Sedangkan
merupakan Kabupaten/Kota yang
untuk 3 (tiga) Kabupaten/Kota lain
basis dalam sektor Informasi dan
merupakan Kabupaten/Kota yang
Komunikasi yaitu: Kabupaten
basis dalam sektor Jasa Keuangan
Jember, Kabupaten Bondowoso,
dan Asuransi yaitu: Kabupaten
Kabupaten Situbondo.

11. Jasa keuangan dan Asuransi

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 172


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, Kota


Kota Probolinggo. Probolinggo.

12. Real Estate 13. Jasa perusahaan


Untuk mengetahui Kabupaten dan
Untuk mengetahui Kabupaten dan
Kota mana yang memiliki basis
Kota mana yang memiliki basis
maupun tidaknya pada sector Real
maupun tidaknya pada sektorJasa
Estate, untuk lebih jelasnya dapat
Perusahaan , untuk lebih jelasnya
dilihat pada gambar dibawah ini:
dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

Gambar 12. Real estate


Gambar 13. Jasa perusahaan

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Sumber: GIS, (gambar diolah)
Dilihat pada gambar 13. Dapat
Dilihat pada gambar 12. Dapat
diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
diketahui bahwa terdapat 5 (lima)
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
Kabupaten/Kota yang Non-Basis
dalam penyerapan sektor Jasa
dalam penyerapan sektor Real Esatate
Perusahaan yaitu: Kabupaten
yaitu : Kabupaten Banyuwangi,
Banyuwangi, Kabupaten Jember,
Kabupaten Jember, Kabupaten
Kabupaten Lumajang, Kabupaten
Lumajang, Kabupaten Bondowoso,
Probolinggo. Sedangkan untuk 3
Kabupaten Situbondo. Sedangkan
(tiga) Kabupaten/Kota lain
untuk 2 (dua) Kabupaten/Kota lain
merupakan Kabupaten/Kota yang
merupakan Kabupaten/Kota yang
basis dalam sektor Jasa Perusahaan
basis dalam sektor Real Estate yaitu:
yaitu:, Kabupaten Situbondo,

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 173


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Kabupaten Bondowoso, Kota Kabupaten/Kota yang basis dalam


Probolinggo. sektor Administrasi pemerintah,
Pertahanan yaitu: Kabupaten
14. Administrasi Pemerintah,
Pertahanan
Situbondo, Kabupaten Bondowoso,
Kota Probolinggo.
Untuk mengetahui Kabupaten
15. Jasa pendidikan
dan Kota mana yang memiliki basis
Untuk mengetahui Kabupaten
maupun tidaknya pada sector
dan Kota mana yang memiliki basis
Administrasi Pemerintah, pertahanan,
maupun tidaknya pada sektor
untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Pertambangan dan Penggalian, untuk
pada gambar dibawah ini:
lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 14. Administrasi pemerintah
dan pertahanan Gambar 15. Jasa pendidikan

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Sumber: GIS, (gambar diolah) Dapat diketahui bahwa terdapat 5
Dilihat pada gambar 14. Dapat (lima) Kabupaten/Kota yang Non-
diketahui bahwa terdapat 4 (empat) Basis dalam penyerapan sektor Jasa
Kabupaten/Kota yang Non-Basis Pendidikan yaitu: Kabupaten
dalam penyerapan sektor Banyuwangi, Kabupaten Situbondo,
Administrasi pemerintah, Pertahanan Kabupaten Lumajang, Kabupaten
yaitu :Kabupaten Banyuwangi, Probolinggo, Kabupaten Bondowoso.
Kabupaten Jember, Kabupaten Sedangkan untuk 2 (dua)
Lumajang, Kabupaten Probolinggo. Kabupaten/Kota lain merupakan
Sedangkan untuk 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang basis dalam
Kabupaten/Kota lain merupakan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 174


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

sektor Jasa Pendidikan yaitu : Kota Kabupaten/Kota yang basis dalam


Probolinggo, Kabupaten Jember. sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial yaitu: Kabupaten Jember,
16. Jasa Kesehatan Dan Kegiatan
Sosial
Kabupaten Bondowoso, Kabupaten

Untuk mengetahui Kabupaten Situbondo, Kota Probolinggo.

dan Kota mana yang memiliki basis 17. Jasa Lainnya


maupun tidaknya pada sektor Untuk mengetahui Kabupaten
Pertambangan dan Penggalian, untuk dan Kota mana yang memiliki basis
lebih jelasnya dapat dilihat pada maupun tidaknya pada sektor
gambar dibawah ini : Pertambangan dan Penggalian , untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 16. Jasa kesehatan dan Gambar 17. Jasa lainnya


kegiatan sosial

Sumber: GIS, (gambar diolah)


Dilihat pada gambar 17. Dapat
Sumber: GIS, (gambar diolah) diketahui bahwa terdapat 3 (tiga)
Dilihat pada gambar 16. Dapat Kabupaten/Kota yang Non-Basis
diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) dalam penyerapan sektor Jasa
Kabupaten/Kota yang Non-Basis Lainnya yaitu: Kabupaten
dalam penyerapan sektor Jasa Banyuwangi, Kabupaten Jember,
Kesehatan Dan Kegiatan Sosial yaitu Kabupaten Lumajang. Sedangkan
:Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten untuk 4 (empat) Kabupaten/Kota lain
Lumajang, Kabupaten Probolinggo. merupakan Kabupaten/Kota yang
Sedangkan untuk 4 (empat) basis dalam sektor Jasa Lainnya dan
Kabupaten/Kota lain merupakan Kegiatan Sosial yaitu: Kota

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 175


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, dengan menyumbangkan 8 (delapan)


Kabupaten Bondowoso, Kabupaten sektor, untuk klasifikasi Prospektif
Situbondo. berdasarkan nilai SLQ dan DLQ
sektor yang memberikan kontribusi
KESIMPULAN
yang paling banyak pada klasifikasi
Berdasarkan analisis tipologi
Prospektif yaitu Kabupaten Situbondo
klassen dapat disimpulkan daerah
dengan menyumbangkan 7 (tujuh)
yang termasuk dalam katagori Cepat
sektor, dan yang terakhir pada
Maju dan Tumbuh ada 2 (dua) daerah
klasifikasi tertinggal berdasarkan nilai
yaitu Kabupaten Banyuwangi,dan
SLQ dan DLQ sektor yang
Kota Probolinggo.Daerah yang
memberikan kontribusi yang paling
termasuk kategori dalam Daerah
banyak pada klasifikasi Tertinggal
Terbelakang ada 3 (tiga) daerah yaitu
yaitu pada Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Jember, Kabupaten
dengan menyumbangkan 11 (sebelas)
Situbondo, dan Kabupaten
sektor.
Probolinggo. Daerah yang termasuk
dalam kategori Berkembang cepat ada
DAFTAR PUSTAKA
1 (satu) daerah adalah Kabupaten
Bondowoso. Daerah yang termasuk Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi
Pembangunan, STIE YKPN,
kategori dalam Maju Tertekan ada 1 Yogyakarta.
(satu) satu daerah yaitu Kabupaten Azis, Iwan Jaya, 1994, Ilmu Ekonomi
Regional dan Beberapa
Lumajang. Aplikasinya di
Berdasarkan nilai SLQ dan Indonesia, Lembaga Penerbit,
Fakultas Ekonomi Universitas
DLQ sektor yang memberikan Indonesia.
kontribusi yang paling banyak pada Bapeda, 2014, Indikator
Perekonomian Daerah
klasifikasi Unggulan yaitu Kota Kabupaten Bangka ; Prediksi
Probolinggo dengan menyumbangkan 2008 – 2012, Badan
Perencanaan Daerah
8 (delapan) sektor, selanjutnya Kabupaten Banyuwangi,
berdasarkan nilai SLQ dan DLQ JATIM
Bendavid-Val, Avrom, 1991,
sektor yang memberikan kontribusi Regional and Local Economic
yang paling banyak pada klasifikasi Analysis for
Practioners, Praeger
Andalan yaitu : Kabupaten Jember

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 176


Analisis Pertumbuhan Ekonomi...(Bambang Tri Wisnu)

Publisher, Fourt Edition, New Selatan”, Tesis S2,


York and London. Program Pascasarjana
Badan Pusat Statistik, 20011- Universitas Sriwijaya,
20014, Banyuwangi dalam Palembang. (tidak
Angka, BPS Kabupaten dipublikasikan).
Banyuwangi, Jawa Richardson, H., W., 1977. Dasar-
timur. dasar Ilmu Ekonomi Regional,
Blakeley, Edward J., 1994. Planning (terjemahan paul
Local Economic Development, Sihotang), Lembaga
Theory and Penerbitan, FE-UI, Jakarta.
Practice, Second edition, Pebrina, Yudisrina Intan, 2005,
USA ; SAGE Publication Inc. ”Analisis Pusat Pertumbuhan
Daldjoeni, N., 1997,Geografi Baru, Ekonomi Pada Tingkat
Organisasi Keuangan dalam Kecamatan di Kabupaten
teori dan Banyuasin Sumatera
Praktek, Penerbit Alumni, Selatan”, Jurnal
Bandung. Kajian Ekonomi dan Bisnis
Daldjoeni, N., 1997,Seluk Beluk Indonesia, Vol.4 No.1, 81-
Masyarakat Kota, Cetakan 104, Jurusan
Kelima, Penerbit Alumni, Ekonomi Pembangunan,
Bandung. Universitas Sriwijaya.
Kadariah, 1985, Ekonomi Saharuddin, Syahrul, 2005, “Analisis
Perencanaan, Lembaga Ekonomi Regional Sulawesi
Penerbit, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Selatan”, Analisis Ekonomi,
Jakarta. Maret 2006, Vol 3 No.1, 11-
Nahrawi, Yusuf M., 24, BPSDM,
2005. ”Identifikasi Ibukota Sulawesi Selatan.
Kecamatan sebagai Pusat Suharyadi,Purwanto 2015,”Statistika
Pertumbuhan untuk Ekonomi dan Keuangan
Ekonomi di Kabupaten Muara Modern”, Penerbitan Salemba
Enim Sumatera Empat, Jakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 177

Anda mungkin juga menyukai