Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KETIMPANGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR

INDUSTRI PENGOLAHAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TIMUR

Wahyuni Aprilia
Sudarti
Syamsul Hadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Muhammadiyah Malang
Email: wahyuniaprilia456@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to analyze existence of inequality of employment absorption and
determine the effect of the minimum salary, the number of manufacturing
industry, and output of manufacturing industry towards inequality of employment
absorption of manufacturing industry in regencies/cities of East Java in 2008-
2012. The data collection method uses documentation method. Then, The writer
uses the Index Entropy Theil (IET) to measure inequality of employment
absorption as dependent variable. Meanwhile, to determine the effect of
independent variable toward the dependent variable uses method regression
analysis panel data with model common effect approach. The results of this study
shows that there are inequality of employment absorption of manufacturing
industry in East Java province of the Year 2008-2012. Minimum salary, the
number of manufacturing industry, and theoutput of manufacturing industry effect
positive and significant effect on inequalityof employment absorption
ofmanufacturing industry in regions/cities in East Java.

Keywords: Inequality of Employment Absorption.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terdapat adanya ketimpangan
penyerapan tenaga kerja dan mengetahui pengaruh dari upah minimum, jumlah
industri pengolahandan output industri pengolahan terhadap ketimpangan
penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di Kabupaten/kota Jawa Timur
tahun 2008-2012. Metode untuk pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi.Ketimpangan penyerapan tenaga kerja sebagai variabel terikat yang
diukur dengan menggunakan Indeks Entropi Theil (IET). Sedangkan untuk
mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
menggunakan metode analisis regresi data panel dengan pendekatan model
common effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan
penyerapan tenaga keraja industri pengolahan di Provinsi Jawa Timur dari
Tahun 2008-2012.Upah minimum, jumlah industri pengolahan dan output
industri pengolahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan
penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di Kabupaten/kotaJawaTimur.
Kata kunci :Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja.

PENDAHULUAN produktivitas yang tinggi, sehingga


Sektor industri dipandang
dengan keunggulan sektor industri akan
sebagai sektor yang memiliki tingkat
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

didapat nilai tambah yang tinggi, yang nasional dengan sektor pertanian dan
pada akhirnya tujuan menciptakan industri pengolahan sebagai pendorong
kesejahteraan masyarakat secara utama pengggerak perekonomian di
ekonomi lebih cepat terwujud. Jawa Timur. Dengan dukungan
Kenyataannya tidak semua negara ketersediaan sumber daya manusia
berhasil mengembangkan sektor yang berkualiatas dan potensi
industrinya yang disebabkan oleh sumberdaya fiskal yang tersedia, baik
kebijakan yang tidak tepat dan tidak ditingkat provinsi maupun
konsisten, sehingga mempengaruhi Kabupaten/Kota, Jawa Timur memiliki
kinerja sektor industri itu sendiri peluang besar dalam meningkatkan
(Suharto,2002). pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
Subsektor industri pengolahan, pembangunan yang merata.
yang meliputi juga industri tenaga Indikator berkembangnya sebuah
(penyediaan air dan listrik), peranannya industri dapat dilihat dari jumlah output
dalam menciptakan produksi sektor yang dihasilkan di 29 Kabupaten dan 9
industri dan menampung tenaga kerja Kota di Jawa Timur. Di Jawa Timur
pada umumnya menjadi bertambah hanya ada beberapa daerah saja yang
besar apabila tingkat pembangunan bisa menghasilkan output tinggi. Hanya
ekonomi menjadi bertambah tinggi. daerah-daerah inti saja yang dapat
Sub-sektor industri pengolahan menghasilkan output yang tinggi
merupakan suatu sektor dalam kegiatan karena para investor lebih memilih
ekonomi yang mengalami daerah inti yang sudah tersedia sarana
perkembangan yang pesat sekali dalam dan fasilitas yang dapat mendukung
proses pembangunan (Sukirno, 1985). dengan mudah bagi akses produksinya.
Menurut Dinas Perindustrian dan Sedangkan daerah pinggiran masih
Perdagangan Jawa Timur tahun 2011, kurangnya sarana dan fasilitas dalam
Jawa Timur dikenal sebagai salah satu menunjang didirikannya industri
provinsi di Indonesia yang memiliki dengan skala yang besar.
posisi strategis, terutama dalam aspek Menurut Sudarsono (1988)
perekonomiannya. Dalam waktu kurun dalam Subekti (2007) nilai produksi
tahun terakhir pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi atau
Jawa Timur stabil diatas rata-rata keseluruhan jumlah barang yang

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 178


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

merupakan hasil akhir proses produksi tujuan untuk digunakan dalam


pada suatu unit usaha yang selanjutnya menghasilkan barang-barang yang
akan dijual atau sampai ke tangan mereka jual. Perusahaan akan terus
konsumen. Apabila permintaan hasil menambah jumlah pekerja selama
produksi perusahaan atau industri pekerjaan tambahan tersebut akan
meningkat, produsen cenderung untuk menghasilkan penjualan tambahan
menambah kapasitas produksinya. yang melebihi upah yang dibayarkan
Dalam hal ini upah minimum juga kepadanya.
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Jumlah Industri di sebuah daerah
Konsep upah minimum berarti pekerja juga mempunyai peran penting dalam
akan mendapatkan upah sebesar penyerapan teanaga kerja. Industri
kebutuhan hidup minimum untuk diri mempunyai peranan sebagai (leading
dan keluarganya. Upah minimum di sini sector) sektor pemimpin dalam Arsyad
tidak termasuk kebutuhan-kebutuhan (2010:442), maksudnya dengan adanya
sosial atau kebutuhan sekunder.Pada pembangunan industri maka akan
awalnya upah minimum ditentukan memacu dan mengangkat pembangunan
secara terpusat oleh Departemen Tenaga sektor-sektor lainnya.
Kerja untuk region atau wilayah- Semakin banyak jumlah industri
wilayah diseluruh Indonesia. Penentuan yang tersedia maka akan semakin
besarnya upah minimum dengan banyak pula penyerapan tenaga
memperhatikan faktor-faktor seperti : kerja. Industri berkaitan erat dengan
kemampuan perusahaan, keadaan penyerapan tenaga kerja, dengan
perekonomian daerah atau nasional, adanya jumlah industri atau unit
tingkat pengupahan di sektor atau sub industri yang lebih banyak maka
sektor yang sama pada wilayah atau akan menyerap tenaga kerja yang
propinsi lain, standar kebutuhan hidup lebih banyak juga karena suatu
pekerja dan keluarga (Haryani, 2002). industri memerlukan tenaga kerja
Menurut Sukirno (2000:69) untuk menjalankan proses produksi.
bahwa permintaan keatas tenaga Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi
kerja merupakan permintaan tidak oleh jumlah unit usaha atau unit
langsung, maksudnya tenaga kerja industri. Hubungan antara jumlah
dipekerjakan oleh perusahaan dengan unit usaha atau unit industri dengan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 179


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

jumlah tenaga kerja adalah positif. Metode dan alat analisis yang
Semakin meningkatnya jumlah unit digunakan untuk estimasi dan
usaha atau unit industri, maka akan pengukuran dalam penelitian ini adalah
meningkatkan penyerapan tenaga Indeks Theil. Konsep entropi dari suatu
kerja. Sebaliknya, apabila jumlah distribusi pada dasarnya merupakan
unit usaha atau unit industri menurun aplikasi konsep informasi dalam
maka akan mengurangi jumlah mengukur kesenjangan ekonomi dan
tenaga kerja. konsentrasi industri. Studi empiris yang
Tujuan yang akan dicapai dalam dilakukan Theil dengan menggunakan
penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks entropi menawarkan pandangan
adanya ketimpangan penyerapan yang tajam mengenai pendapatan
tenaga kerja industri pengolahan di regional perkapita dan kesenjangan
Kabupaten/Kota Jawa Timur, pendapatan, kesenjangan internasional,
mengetahui pengaruh upah minimum, dan distribusi produk domestik bruto
jumlah industri pengolahan dan output dunia.
industri pengolahan terhadap indeks Keunggulan utama indeks ini
ketimpangan penyerapan tenaga kerja adalah bahwa pada satu titik waktu,
sektor industri pengolahan di indeks ini menyediakan ukuran derajat
Kabupaten/Kota Jawa Timur. konsentrasi ataupun dispersi distribusi
spasial pada suatu daerah atau sub
METODE PENELITIAN daerah dalam suatu negara. Barangkali
Data yang digunakan dalam karakteristik yang paling signifikan dari
penelitian ini adalah data upah indeks entropi adalah bahwa indeks ini
minimum, jumlah industri pengolahan, dapat membedakan kesenjangan antar
output industri pengolahan dan jumlah daerah dan kesenjangan dalam satu
tenaga kerja industri pengolahan di daerah. Lebih khusus lagi dalam
Kabupaten/Kota Jawa Timur hasil konteks Jawa Timur, Indeks Theil
survey Badan Pusat Statistik (BPS). dapat dinyatakan dalam :
Tahun yang diamati adalah dari periode
2008-2012.
Dimana :
1. Indeks Entropi Theil

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 180


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

I(y) = indeks ketimpangan Heteregonity, lebih informatif,


penyerapan tenaga kerja bervariasi, degree of freedom lebih
kabupaten/kota untuk besar dan lebih efisien, menghindari
seluruh Jawa Timur masalah multikolinearitas, lebih unggul
yj/Y = jumlah tenaga kerja dalam mempelajari perubahan dinamis,
kabupaten/kota dibagi lebih dapat mendeteksi dan mengukur
rata-rata tenaga kerja pengaruh-pengaruh yang tidak dapat
kabupaten/kota diobservasi pada data cross section
xj/X = jumlah perusahaan murni atau time series murni, dapat
kabupaten/kota dibagi digunakan untuk mempelajari
total jumlah perusahaan behavioral model, dan meminimalisasi
kabupaten/kota bias.
Indeks entropi Theil pada Sedangkan bentuk umum dari
dasarnya merupakan aplikasi konsep model regresi panel data dapat
teori informasi dalam mengukur dirumuskan dengan persamaan
ketimpangan ekonomi dan konsentrasi sebagai berikut
industri (Kuncoro, 2002). Indeks Yit =0+1X1it+ 2X2it + 3X3it + eit
Entropi Theil tidak memiliki batas atas Dimana :
atau batas bawah, hanya apabila i = 1,2,3,.. ..,N (dimensi cross
semakin besar nilainya maka semakin section)
timpang dan semakin kecil semakin t = 1,2,3,.. ..,T (dimensi time
merata (Kuncoro, 2004). series)
2. Regresi Data Panel Yit = variabel dependen (ketimpangan
Dalam panel data, data cross penyerapan tenaga kerja)
section yang sama diobservasi menurut  = konstanta dari variabel bebas
waktu (Gujarati, 2004). Panel data pada waktu t dan unit i
merupakan gabungan antara jenis data 1X1it = variabel upah minimum
time series dan cross section sehingga 2X2it = variabel jumlah industri pengolahan
panel data merupakan data yang 3X3it = output industri pengolahan
memiliki dimensi waktu dan ruang.
eit = error
Beberapa keuntungan dalam
menggunakan data panel antara lain:

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 181


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

Jawa Timur, dengan menggunakan


Indeks Theil menggunakan software
PEMBAHASAN Microsoft Excel. Data yang digunakan
Analisis Indeks Ketimpangan merupakan panel data yaitu gabungan
Penyerapan Tenaga Kerja Industri cross-section dan time series dengan
Pengolahan menggunakan Indeks observasi 5 tahun dari tahun 2008
Entropi Theil. sampai dengan 2012 yang terdiri 38
Untuk mengetahui adanya Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
ketimpangan tenaga kerja sektor Timur.
industri pengolahan di Kabupaten/Kota
Tabel 1. Ketimpangan Indeks Entropi Theil
2008 2009 2010 2011 2012
Rata-rata 1,67 1,67 1,69 1,69 1,68
Sumber: Data diolah menggunakan Indeks Entropi Theil, 2016
Dimana pada tahun 2008 terdapat Berdasarkan data yang sudah
indeks theil yaitu sebesar 1,67 dan diolah di atas menunjukkan bahwa
pada tahun 2009 memiliki indeks pada tahun 2008 sampai pada tahun
theil yang sama pada tahun 2012 terdapat ketimpangan
sebelumnya yaitu sebesar 1,67. Pada penyerapan tenaga kerja di provinsi
tahun 2010 terdapat peningkatan Jawa Timur. Indeks entropi Theil
keimpangan penyerapan tenaga kerja pada dasarnya merupakan aplikasi
sektor industri pengolahan di konsep teori informasi dalam
Kabupaten/Kota Jawa Timur yaitu mengukur ketimpangan ekonomi dan
sebesar 1,69 dan pada tahun 2011 konsentrasi industri (Kuncoro, 2002).
mempunyai ketimpangan 1,69 yang Indeks Entropi Theil tidak memiliki
sama nilainya dengan tahun batas atas atau batas bawah, hanya
sebelumnya. Sementara pada tahun apabila semakin besar nilainya maka
2012 ketimpangan penyerapan tenaga semakin timpang dan semakin kecil
kerja sector industri pengolahan di semakin merata (Kuncoro, 2004).
kabupaten/Kota Jawa Timur Analisis Regresi Linier Berganda
mengalami penurunan dari tahun Dengan Menggunakan Data Panel
sebelumnya yaitu sebesar 1,68.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 182


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

Untuk mengetahui pengaruh Timur total observasi sebanyak 190 dan


upah minimum, jumlah industri hal ini memenuhi syarat untuk
pengolahan, dan output industri dilakukan analisis regresi linier
pengolahan terhadap ketimpangan berganda. Dari hasil pengolahan data,
penyerapan tenaga kerja sektor industri model yang baik digunakan yaitu
pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa common effect.
Timur dengan menggunakan analisis a. Interpretasi Model
regresi linier berganda menggunakan Berdasarkan pengujian model,
bantuan software Eviews 6. Data yang model common effect merupakan yang
digunakan merupakan panel data yaitu paling baik digunakan dalam penelitian
gabungan cross-section dan time series ini. Dengan menggunakan bantuan
dengan observasi 5 tahun dari tahun software eviews 6, diperoleh hasil
2008 sampai dengan 2012 yang terdiri output regresi panel data dengan
dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi metode common effect sebagai berikut:
Tabel 2. Output Regresi dengan Metode Common Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -26.39723 6.231576 -4.236044 0.0000
X1? 2.998944 0.990516 3.027658 0.0028
X2? 2.680185 0.190240 14.08845 0.0000
X3? 0.589090 0.212350 2.774147 0.0061
Sumber: Data diolah menggunakan eviews 6, 2016. Maka diperoleh estimasi
persamaan regresi sebagai berikut:
Y=-βo + + +e
Y=-26.39723+2.998944X1+ Konstanta atau intersep
2.680185 X2+0.589090 X3+e Menunjukkan bahwa apabila
Dimana : terdapat faktor upah minimum (X1),
Y= Indeks Ketimpangan Penyerapan jumlah industri pengolahan (X2) dan
Tenaga Kerja Sektor Industri output industri pengolahan (X3) maka
Pengolahan ketimpangan penyerapan tenaga kerja
X1= Upah Minimum sektor industri pengolahan sebesar -
X2= Jumlah Industri Pengolahan 26.39723 dengan asumsi yang lain
X3= Output Industri Pengolahan adalah konstan. Artinya apabila
e = eror indeks ketimpangan naik sebesar 1%

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 183


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

maka upah minimum, jumlah industri dinaikkan sebesar 1% maka


pengolahan dan output industri ketimpangan penyerapan tenaga kerja
pengolahan juga naik sebesar - sektor industri pengolahan di
26.39723. Kabupaten/Kota Jawa Timur akan
Pengaruh Upah Minimum Terhadap mengalami kenaikan sebesar 2.680185
Indeks Ketimpangan Penyerapan atau 3% dengan asumsi variabel bebas
Tenaga Kerja Sektor Industri lainnya adalah konstan.
Pengolahan (X1) Pengaruh Output Industri
Menunjukkan bahwa faktor upah Pengolahan Terhadap Indeks
minimum (X1) berpengaruh positif dan Ketimpangan Penyerapan Tenaga
signifikan terhadap indeks ketimpangan Kerja Sektor Industri Pengolahan
penyerapan tenaga kerja sektor industri (X3)
pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa Menunjukkan bahwa output
Timur dengan koefisien regresi sebesar industri pengolahan (X3) berpengaruh
2.998944, artinya apabila upah signifikan dan positif terhadap
minimum dinaikkan sebesar 1% maka ketimpangan penyerapan tenaga kerja
akan menyebabkan ketimpangan sektor industri pengolahan dengan
penyerapan tenaga kerja sektor industri koefisien sebesar 0.589090 dapat
pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa diartikan apabila output industri
Timur mengalami kenaikan pula pengolahan dinaikkan 1% maka
sebesar 3%. ketimpangan penyerapan tenaga kerja
Pengaruh Jumlah Industri Pengolahan sektor industri pengolahan di
Terhadap Indeks Ketimpangan Kabupaten/Kota Jawa Timur akan
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor mengalami kenaikan sebesar 0.589090
Industri Pengolahan (X2) atau 1% dengan asumsi variabel bebas
Menunjukkan bahwa jumlah lainnya adalah konstan.
industri pengolahan(X2) berpengaruh b. Uji Statistik dan Pengujian
signifikan dan positif terhadap Hipotesis
ketimpangan penyerapan tenaga kerja Uji T Variabel Upah Minimum (X1)
sektor industri pengolahan dengan Hipotesis:
koefisien regresi sebesar 2.680185, H0 : β1 = β2 = 0
artinya apabila jumlah industri H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 184


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

Keriteria pengujian: diantara -1,653 sampai 1,653 yang


H0 diterima jika Thitung< Ttabel merupakan daerah H0 diterima, artinya
H1 diterima jika Thitung>Ttabel bahwa variabel Jumlah Industri
Thitung = 3.027658 Pengolahan (X2) signifikan dan positif
Ttabel = 1.65304 mempengaruhi Indeks Ketimpangan
Berdasarkan hasil pengamatan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
diketahui bahwa Thitung (3,027) > Ttabel Industri pengolahan (Y) pada tingkat
(1,653) dengan demikian H1 diterima kepercayaan 95 %.
karena Thitung tidak berada diantara - Uji T Variabel Output Industri
1,653 sampai 1,653yang merupakan Pengolahan (X3)
daerah H0 diterima, artinya bahwa Hipotesis:
variabel Upah Minimum (X1) H0 : β1 = β2 = 0
signifikan dan positif mempengaruhi H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0
Indeks Ketimpangan Penyerapan Keriteria pengujian:
Tenaga Kerja Sektor Industri H0 diterima jika Thitung< Ttabel
pengolahan (Y) pada tingkat H1 diterima jika Thitung>Ttabel
kepercayaan 95 %. Thitung = 2.774147
Uji T Variabel Jumlah Industri Ttabel = 1.65304
Pengolahan (X2) Berdasarkan hasil pengamatan data
Hipotesis: diatas diketahui bahwa Thitung (2,774) >
H0 : β1 = β2 = 0 Ttabel (1,653) dengan demikian H1
H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0 diterima karena Thitung tidak berada
Keriteria pengujian: diantara -1,653 sampai 1,653 yang
H0 diterima jika Thitung< Ttabel merupakan daerah H0 diterima, artinya
H1 diterima jika Thitung>Ttabel bahwa variabel Output Industri
Thitung = 14.08845 Pengolahan (X3) signifikan dan positif
Ttabel = 1.65304 mempengaruhi Indeks Ketimpangan
Berdasarkan hasil pengamatan data Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
diatas diketahui bahwa Thitung (14,088) > Industri pengolahan (Y) pada tingkat
Ttabel (1,653) dengan demikian H1 kepercayaan 95 %.
diterima karena Thitung tidak berada

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 185


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

c. Uji F (F-test)
Tabel 3 Uji F (F-test)

R-squared 0.592906 Mean dependent var 1.691153


Adjusted R-squared 0.586340 S.D. dependent var 2.142675
S.E. of regression 1.378091 Akaike info criterion 3.500103
Sum squared resid 353.2391 Schwarz criterion 3.568462
Log likelihood -328.5098 Hannan-Quinn criter. 3.527794
F-statistic 90.29908 Durbin-Watson stat 0.145570
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah menggunakan eviews 6, 2006.


Fhitung = 90.29908 (Indeks Ketimpangan Penyerapan
Ftabel= 3,04 Tenaga Kerja Sektor Industri
Berdasarkan hasil pengamatan Pengolahan).
data diatas diketahui bahwa Fhitung Sesuai pengamatan dan
(90,29) >Ftabel (3,04) dengan perhitungan yang terdapat pada tabel
demikian H1 diterima karena Fhitung maka dapat diperoleh nilai =
lebih besar dari nilai Ftabel, artinya 0,586340 yang berarti bahwa 58,63%
bahwa variabel Upah Minimum Indeks Ketimpangan Penyerapan
(X1), Jumlah Industri Pengolahan Tenaga Kerja Sektor Industri
(X2), Ouput Industri Pengolahan Pengolahan dapat menjelaskan secara
secara bersama-sama signifikan bersama-sama oleh Upah Minimum,
mempengaruhi Indeks Ketimpangan Jumlah Industri Pengolahan dan Output
penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan, sisanya 42,37%
Industri Pengolahan (Y) pada tingkat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar
kepercayaan 95 %. model.
d. Uji Koefesien Determinasi R2
Uji koefisien determinasi R2 KESIMPULAN
dilakukan untuk mengetahui seberapa Berdasarkan hasil penelitian dan
jauh variabel bebas ( Upah Minimum, perhitungan diambil kesimpulan
Jumlah Industri dan Ouput Industri) sebagai berikut :
mampu menjelaskan variabel terikat

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 186


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

Indeks Entropi Theil pada tahun Dinas Perindustrian Dan


Perdagangan. 2011. Provinsi
2008-2012 terdapat ketimpangan
Jawa Timur
penyerapan tenaga kerja sektor industri
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi
pengolahan di Kabupaten/kota Jawa
Dan Kependudukan. 2013. Jawa
Timur. Pada tahun 2008 ketimpangan Timur
yang terjadi sebesar 1,67 dan pada
Gudjarati D. 2004.Ekonometrika
tahun 2009 yaitu 1,67. Dan pada tahun Dasar. Zain Sumarno dan Zein
[penerjemah]. Jakarta: Erlangga.
2010 dan 2011 memiliki ketimpangan
yang sama yaitu sebesar 1,69. Haryani, Sri. 2002. Hubungan
Industrial Di
Sedangkan pada tahun 2012
Indonesia.Yogyakarta : AMP
mengalami penurunan yaitu sebesar YKPN
1,68.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode
Dari hasil pengujian bahwa Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi,
Penerbit Erlangga, Jakarta
variabel lupah minimum (X1), jumlah
industri pengolahan (X2) dan output Subekti, Mohamad A. 2007.
Pengaruh Upah, Nilai Produksi,
industri pengolahan (X3) berpengaruh
Nilai Investasi Terhadap
signifikan dan berhubungan positif PenyerapanTenaga Kerja pada
Industri Kecil Genteng di
terhadap indeks ketimpangan
Kabupaten Banjarnegara.
penyerapan tenaga kerja sektor industri Skripsi.Fakultas Ekonomi:
Universitas Negeri Semarang.
pengolahan di kabupaten/kota Jawa
Timur cocok menggunakan analisis Sukirno, Sadono .1985, Ekonomi
Pembangunan : Proses,
data panel dengan model common
Masalah dan Dasar Kebijakan,
effect. Bima Grafika

Sukirno, Sadono. 2000. Makro


DAFTAR PUSTAKA
Ekonomi Modern :
Perkembangan Pemikiran dari
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi
Klasik Hingga Keynesian Baru.
Pembangunan, Yogyakarta:
Jakarta: PT. Raja Grafindo
UPP STIM YKPN
Persada.
Badan Pusat Statistik. 2003. Provinsi
Suharto. 2002. Disparitas Dan
Jawa Timur
Pola Spesialisasi Tenaga Kerja
Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa
Industri Regional 1993–1996 Dan
Timur dalam angka 2009-2013.
Prospek Pelaksanaan Otonomi.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 187


Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)

Jurnal Ekonomi Pembangunan hal 33– 44

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 188

Anda mungkin juga menyukai