Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Translasi adalah adalah proses penerjemahan urutan nukleutida
yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein.perlu di pahami bahwa hanya
molekul mRNA yang di translasi,sedangkan rRNA dan tRNA tiddak
translasi. Molekul mRNA merupakan transkripsi (salinan) urutan DNA
yang menyusun suatu Gen dalam bentuk ORF (open reading frame
kerangka baca terbuka) molekul rRNA adalah salah satu molekul
penyusun ribosom,yakni tempat berlangsungnya sintesis protein,
sedangkan tRNA adalah pembawa asam amino yang akan di sambungkan
menjadi rantai polipeptida.suato ORF dicirikan oleh:(1) kodon inisiasi
translasi yaitu urutan ATG (pada DNA)atau AUG(pada mRNA),(2)
serangkaian urutab nukleutida yang menyusun banyak kodon dan
(3)kodon terminasi translasi yaitu TAA (UAA pada mRNA),TAG
(UAG pada mRNA) atau TGA (UAG pada mRNA)perlur dingit bahwa
pada RNA tidak ada basa thymine(T) melainkan dalam bentuk uracil (U)
Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleutida yang terdiri atas 3
nukleutida berurutan (sehingga sering di sebut sebagai triplet codon)yang
menjadi suatu asam amino tertentu misalnya urutan ATG(AUG pada
mRNA)mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi transalasi
merupakan kodon untuk asam amino meteonin yang mengawali struktrur
suatu polipeptida (protein). Pada prokaryot asam amino awal tidak berupa
metionin tetapi formil metionin (fMet).kodon pertama (kodon inisiasi)
pada E. Coli dapat berupa AUG (90% kemungkinan) GUG (8%), atau
UUG (1%).Meskipun demikian,pada bagian transkrip sebelah dalam
(setelah kodon inisiasi). Kodon GUG dan UUG masing masing mengkode
valin dan leusin.dalam proses translasi rangkaian nukleotida pada Mrna
akan di baca tiap tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam

1
amino,dan pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin ( ATG pada
DNA atau AUG pada mRNA)
Translasi berlangsung di dalam ribosom.ribosom disusun oleh oleh
molekul-molekul rRNA dan beberapa macam protein. Ribosom tersusun
atas dua subunit yaitu sub unit kecil dan sub unit besar.pada jasad
prokaryot subunit kecil mempunyai koefisien sedimentasi sebesar 30S
(unit svedberg) sedangkan sub unit besar berukuran 50S,tetapi pada saat
ke dua unit tersebut bergabung, koefisisen sedimentasinya adalah 70S.
pada jasad eukaryot, subunit kecil berukuran 40S eukaryot mempunyai
koefisien sedimentasi sebesar 80S.
Di dalam sel E.coli diperkirakan ada sekitar 200.000 ribosom yang
menyusun sekitar 25% berat kering total selnya.pada prokaryot, ribosom
terbesar di seluruh bagian sel.sedangkan pada eukaryot ribosom terletak di
sitoplasma, khususnya pada bagian permukaan membran retikulum
endoplasma.
Pada jasad prokaryot,translasi sudah dimulai sebelum proses
transkripsi (sintesis mRNA) selesai dilakukan. Dengan demikian proses
transkripsi dan translasi pada prokaryot berlangsung secara hampir
serentak, sebaliknya pada eukaryot, proses translasi baru dapat
berlangsung jika proses transkripsi (sintesis Mrna yang matang?) sudah
selesai dilakukan.hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam hal struktur sel
antara prokaryot dengan eukaryot.seperti diketahui struktur sel prokaryot
sangat sederhana dan belum ada pembagian ruang sehingga molekul DNA
genom berada di dalam sitoplasma bersama sama dengan komponen sel
yang lain. Dengan demikian, molekul mRnA hasil transkripsi dapat
langsung melakukan kontak dengan ribosom sebelum untaian Mrna
tersebut selesai disintesis.
Sebaliknya, struktur sel eukaryot jauh lebih kompleks karena sudah
ada pembagian ruang, termasuk sudah ada inti sel yang jelas. DNA genom
terletak di dalam inti sel sehingga terpisah dari komponen sel yang
lain.proses transkripsi pada eukaryot berlangsung di dalam inti

2
sel,sedangkan translasi berlangsung di dlm ribosom yang ada
disitoplasma.oleh karena itu pada eukaryot, proses transkripsi harus
diselesaikan terlebih dahulu sebelum translasi dimulai. Setelah sintesis
mRNA selesai, selanjutnya mRNA keluar dari inti sel menuju sitoplasma
untuk bergabung dengan ribosom.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan translasi?
2. Bagaimana proses inisiasi translasi pada prokaryot?
3. Bagaimana proses inisiasi translasi pada eukaryot?
4. Bagaimana proses pemanjangan (elongation) polipeptida?
5. Apa saja yang termasuk kode genetik?
6. Bagaimana proses hipotesis wobble?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan translasi
2. Untuk mengetahui bagaimana proses inisiasi translasi pada prokaryot
3. Untuk mengetahui bagaimana proses inisiasi translasi pada eukaryot
4. Untuk mengetahui agaimana proses pemanjangan (elongation)
polipeptida
5. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk kode genetik
6. Untuk mengetahui Bagaimana proses hipotesis wobble.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Translasi
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses
penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi
rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein. Transkripsi dan Translasi merupakan dua proses utama yang
menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul
mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA
yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk
kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan sandi
genetika pada mRNA. Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan
biosintesis protein setelah proses transkripsi. Translasi melibatkan ribosom
sebagai tempat penggabungan asam amino-asam amino menjadi
polipeptida dan tRNA sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan
“penerjemah” sandi genetika mRNA. Antibiotika dapat menghambat atau
menghentikan proses translasi pada biosintesis protein, contohnya
antibiotika anisomycin, cycloheximide, chloramphenicol, dan tetracycline.
Translasi sangat berhubungan dengan proses transkripsi, karena kedua
tahap tersebut merupakan tahap dalam sinteseis protein dalam sel.
Mekanisme dasar translasi serupa untuk prokariot dan eukariot.
Secara umum proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan
nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu
asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan
antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang
spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan
tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu.
Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi
(pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA
dimulai pada kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG

4
pada DNA atau AUG pada RNA. Penerjemahan terjadi dari urutan basa
molekul (yang juga menyusun kodon-kodon setiap tiga urutan basa)
mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Banyak asam amino
yang dapat disandikan oleh lebih dari satu kodon. Tempat-tempat
translsasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi
perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam
amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh
tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam
kompleks mRNA-ribosom. Pada proses pemanjangan ribosom akan
bergerak terus dari arah 5’3P ke arah 3′OH sepanjang mRNA sambil
merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga
bertemunya ribosom dengan kodon akhir pada mRNA. Walaupun
mekanisme dasar transkripsi dan translasi serupa untuk prokariot dan
eukariot, terdapat suatu perbedaan dalam aliran informasi genetik di dalam
sel tersebut.
B. Inisiasi Translasi Pada Prokaryot
Tahap pertama pada proses translasi pada prokaryot adalah
penggabungan mRna,sub unit 30S,formil metionil-tRNAf,(fMet-
tRNA),membentuk kompleks inisiasi 30S.pembentukan kompleks ini
memerlukan GTP(guanosin trifosfat)dan beberapan protein yang di sebut
faktor inisiasi (initiaton factor,IF).IF-3 secara sendirian dapat berikatan
dengan 30S,tertapi ikatan tersebut di stabilkan oleh IF-1 dan IF-2.Ketiga
faktor inisiasi tersebut berikatan dengan subunit 30S secara berdekatan
pada daerah dekat ujung 3’ 16S rRNA.setelah ketiganya berikatan mRNA
dan amino asil tRNA yang pertama akan bergabung dengan rangkaian
tersebut secara acak.Pada prokaryot,asam amino pertama yang di
gabungkan adalah N-formil metionin (fMet).selain itu juga diketahui
bahwa pada E.coli ada dua macam tRNA yang dapat membawa
metionin,yaitu tRNAmmet yang dapat membawa meteonin tetapi meteonin
tersebut tidak dapat di formilasi,dan tRNAfmet yang membawa metionin
yang dapat di formilasi,molekul tRNAfmet inilah yang berperan dalam

5
inisisasi translasi.Perlu di perhatikan bahwa formilasi metionin terjadi
pada tRNA,artinya tRNA ini tidak di muati langsung dengan metionin
yang sudah diformulasi.Dalam proses inisiasi,IF-3 berperanan terutama
dalam pengikatan mRNA pada ribosom 30S.Sedangkan pada IF-2
berperanan dalam mengikatkan fMet-tRNA fmet pada kompleks inisiasi
30S.Dalam proses pengikatan juga di perlukan dalam molekul GTP tetapi
GTP tersebut tidak di hidrolisis.Kompleks inisiasi 30S yang lengkap
Met-
terdiri atas ribosom 30S di tambah masing-masing satu molekul f Trna
f met, GTP, IF-2 dan IF-3.

6
Ikatan antara subunit 30S dengan kodon inisiasi pada mRNA di
tentukan oleh pasangan basah antara sekuens yang disebut sukuens Shine-
Dalgarno(SD) dengan sekuens komplementer pada ujung 3’16S rRNA
sekuens inilah yang di kenal sebagai tempat pengikatan ribosom
(ribosome-binding site) perlu dingiat bahwa gen-gen jasad prokaryot
umumnya diorganisasikan secara polistronik masing-masing gen
mempunyai kodon inisiasi translasi dan tempat pengikatan ribosom sendri
sehingga ribosom berikatan dengan bagian inisiasi pada masing-masing
gen dalam polisistron.
Setelah kompleks inisiasi 30S terbentuk.selanjutnya sub unit 50S
bergabung dan membentuk kompleks inisiasi 70S pada pembentukan
kompleks ini.IF-1 dan IF-3 terlepas dari kompleks pembentukan komplek
ini di lakukan dengan menggunakan energi hasi hidrolisis GTP yang
trerjadi pada waktu IF-2 terlepas dari kompleks hidrolisis GTP tidak
mendorong peningkatan ribosom subunit 50S, melainkan mendorong
pelepasan IF-2 yang terlepas selanjutnya dapat digunakan lagi dalam
pembentukan kompleks inisiasi 30S yang lain. setelah tahapan ini
terbentuk kompleks inisiasi 70S yang siapa melakukan proses
pemanjangan(elongation)polipertida.
Secara garis besar tahapan inisiasi translasi pada prokaryot adalah
sebagai berikut:
1. Disosiasi ribosom 70S menjadi subunit 50S dan 30S dengan menggunakan
faktor IF-1
2. Pengikatan IF-3 pada subunit 30S
3. Pengikatan IF-1,IF-2, dan GTP bersama dengan IF-3
4. Pengikatan mRNA dan fMet-tRNAf-met untuk membentuk kompleks
inisiasi 30S
5. Pengikatan subunit 50S,IF-1 dan IF-3 terlepas
6. ID-2 terlepas dari kompleks bersamaan dengan hidrolisis GTP sehinnga
terbentuk kompleks inisiasi 70S yang siap melakukan proses
pemanjangan polipeptida.

7
C. Inisisasi Translasi Pada Eukaryot
Pada eukaryot kodon inisiasi adalah metionin, ribosom bersama
met
sama dengan tRNA dapat menemukan kodon awal dengan cara
berikatan dengan ujung 5’ (tudung) kemudian melakukan pelarikan
(scanning) transkrip ke arah hilir (dengan arah ke 5’-3’sampai menemukan
kodon awal (AUG) pada eukaryot faktor inisiasi translasi yang diperlukan
adalah elF-1,-2,-3-5 (huruf e adalah singkatan dari eukaryot)
Tahap inisiasi pada eukariot:
 Pada eukaryot kodon inisiasi adalah Metionin
 Molekul tRNa inisiator disebut sebagai tRNA met
 Ribososm kecil dengan inisiator terikat
 Sel juga menggunakan energi dalam bentuk GTP untuk membentuk
inisiasi.
 Merupakan faktor inisiasi tambahan terdiri atas 2 yaitu eif 4E dan eif
4G,faktor inisiasi eif 4G berpungsi sebagai jembatan antara eif 4E
yang terikat pada tudung, hasil dari tahap ini adalah kompleks pre‐

inisiasi menjadi terikat pada daerah ujung 5′ mRNA . Pengikatan ini

juga dipengaruhi oleh ekor poli (A) ujung 3′ Mrna


 Ribosom bersama sama dengan tRNa met dapat menemukan kodon
awal dengan caara berikatan dengan ujung 5’ (Tudung) kemudian
melakukan pelarikan (scanning) ke arah hilir dengan ujung 5’-3’
sampai menemukan kodon awal AUG
 Menurut model scanning tersebut ribosom memulai translasi pada
waktu menjumpai sekuens AUG yang pertama kali
 Inisiasi dibantu oleh faktor (if) pada ribosom terdapat 3 daerah yaitu P
( tapak peptidil) A (Tapak aminoasil) dan E ( Tapak exit)
 Sub unit ribosom akan mengikat rantai DNA
 TRNa yang pertama akan berikatan dengan mRna pada tapak P

8
9
D. Pemanjangan (Elongation) Polipeptida
Proses pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation
yang secara umum mempunyai mekanisme 3 tahapan:
1. pengikatan aminoasil –tRNA pada sisi A yang ada di ribosom,
2. pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada
pada sisi P ke arah sisi A dengan membentuk ikatan peptide,
3. translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya
yang ada di sisi A.

Di dalam kompleks ribosom, molekul fmet-tRna met menempati


sisi P(peptidil) sisi yang lain pada ribosom yaitu sisi A (aminoasil), masih
kosong pada saat awal sintesa protein. Molekul trna pertama tersebut
met
(fmet-tRNAf ) berikatan dengan kodon AUG (atau GUG) pada mRNA
melalui antikodon-ya tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil-tRna
pada sisi A .macam tRNA (serta asam amino yang dibawa) yang masuk
pada sisi A tersebut tergantung pada kodon yang terletak pada sisi
A.penyisispan aminoasil-Trna yang masuk ke posisi A tersebut dilakukan
oleh suatu protein yang disebut faktor pemanjangan Tu (elongation
factor Tu,EF-Tu). penyisispan ini dibantu dengan proses hidrolisis GTP
menjadi GDP
Setelah sisi P dan A terisi maka tahap selanjutnya adalaha
pembentukan ikatan peptidil yang dikatalisis oleh enzim peptidil
transferase.molekul fmet-tRNAmet yang ada pada sisi p dipindahkan keisi A
sehingga terbentuk di peptidil tRNA. Setelah tahap ini sisi p hanya berisi
Trna yang kosong, sedangkan sisi A berisi dipeptidil-tRNA. Selanjutnya
terjadi proses translokasi yaitu pemindahan dipeptidil-tRNA dari sisi A
kesisi P,Sedangkan molekul trna yang kosong yang tadinya menempati sisi
P ditranslokasi ke sisi E (exit).pada proses translokasi ini mrna bergerak
sepanjang tiga nukleotida sehingga kodon berikutnya terletak pada posisi
A untuk menunggu masuknya aminoasil-Trna berikutnya. Proses
translokasi memerlukan GTP dan faktor pemanjangan G (elongation

10
factor G,EF-G). Skema proses pemanjangan polipeptida dapat dilihat pada
gambar 123
Proses pemanjangan polipetida berlangsung sangat cepat. pada
E,coli,ketiga tahapan proses untuk menambahkan satu asam amino ke
polipeptida yang sedang tumbuh memerlukan waktu sekitar 0,05
detik.dengan demikian sintesis polipeptida yang terdiri atas 300 asam
amino hanya memerlukan waktu selama 15 detik.
Ribososm membaca kodon-kodon pada mRNA dari ujung 5’-
3’.hasil proses translasi adalah molekul polipeptida yang mempunyai
ujung amino dan ujung karboksil.ujung amino adalah ujung yang pertama
kali disintesis dan merupakan hasil penerjemahan kododn yang terletak
pada ujung 5’ pada Mrna,sedangkan ujung yang terakhir disentesis adalah
gugus karboksil,ujung karboksil merupakan hasil penerjemahan kodon
yang terletak pada ujung 3’ pada MrnA.oleh karena itu,sintesis protein
berlansung dari ujung amino ke ujung karboksil.

11
12
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon
terminasi (UAA.UGA,UAG) yang ada pada Mrna mencapai posisi A pada
ribososom,dalam keadaan normal tidak ada aminoasil-Trna yang membawa
asam amino sesuai dengan ketiga kodon terminasi tersebut,maka proses
translasi berakhir. Pada E coli, ketiga sinyal penghentian proses translasi
tersebut dikenali oleh suatu protein, yang disebut release factors
(RF),misalnya RF1 yang mengenali kodon UAA atau UAG, atau RF2 yang
mengenali kodon UAA atau UGA.sebaliknya,pada eukaryot hanya ada satu
release factor yaitub eRF, yang mengenali ketiga kodon terminasi tersebut.
Penempelan protein pada kodon terminasi tersebut mengaktipkan enzin
peptidil transferase yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dengan
Trna pada sisi P dan menyebabkan trna yang ksosng mengalami translokasi
ke sisi E. Polipeptida yang sudah dipotong dari Trna tersebut selanjutnya
lepas dari ribosom.setelah itu,subunit 305 dan subunit 50S akan terdisosiasi
sehingga dapat digunakan untuk proses sintesis protein berikutya. Secara
umum proses translasi pada jasad eukaryot berlangsung dengan mekanisme
serupa dengan yang terjadi pada jasad prokaryot.

13
Proses pemanjangan polipeptida dapat dihambat oleh suatu
antibiotik yang disebut puromisin. antibiotik ini mempunyai struktur yang
mirip dengam suatu aminoasil-trna sehingga dapat melekat pada sisi A
ribososm jika promisisn melekat pada sisi A, maka selanjutnya antibiotik
itu dapat membentuk ikatan peptida dengan peptida yang ada pada sisi P
dan menghasilkan peptidil puromisin. Peptidil puromisin tidak dapat
melekat kuat pada ribososm, sehingga akhirnya terlepas, hal itu
menyebabkan terjadinya terminasi translasi secara prematur. Mekanisme
inilah yang menyebabkan puromisisn dapat membunuh bakteri dan sel
lainya, antibiotik lainya dapat menghambat translasi dengan cara berikatan
pada ribosom adalah sterptomisin, kloramfenikol, tetrasiklin,
eritrosmisin,dan cylohexmide.
Seperti halnya pada replikasi DNA mekanisme translasi juga
mempunyai sistem untuk melakukan koreksi jika ada kesalahan dalam
penggabunhgan aminoasil-trna pada ribososm,sistem koreksi dikenal
sebagai froofreading. Akurasi sistem translasi ditentukan terutama oleh 2
hal yaitu pada saat penambahan muatan pada Trna charging dan pada saat
aminoasil-tRNA,melekat pada sisi A ribosom. Jika terjadi kesalahan
pengikatan aminoasil-tRNA maka trna tersebut akan dikeluarkan
diribosom. Meskipun demikian,akurasi sistem translasi tidak berbanding
lurus dengan laju translasi, karna semakin tinggi akurasinya maka semakin
rendah laju translasinya, demikian pula sebaliknya oleh karena itu ada
perimbangan antara akurasi sistem translasi dengan laju translasi. Pada E.
Coli laju kesalahan dalam translasi per asam amino yang ditambahkan
mencapai sekitar 0,01% antibiotik streptomisin dapat menyebabkan
penigkatan kesalahan translasi karena memengaruhi sistem
froofreading,dalam keadaan normal ribosom hampir selalu mengikat
fenilalanin jika ada poli (U) sintetik dilain pihak,streptomosin
menstimulasi pengikatan isoleusin jika ada poli (U) pada mrna sehingga
menyebabkan penigkatan kesalahan translasi.

14
Mutasi pada Gen yang mengkode protein ribosom tertentu,
misalnuya ram, menyebabkan terjadinya peningkatan laju pembentukan
ikatan peptida pada waktu pemanjangan polipeptida sedang berlangsung
,hal ini menyebabkan kurangnya waktu untuk melakukan perbaikan jika
terjadi kesalahan penggabungan aminoasil-tRNA yang keliru tidak sempat
dikeluarkan dari ribosom.Akibatnya akurasi translasi menjadi
berkurang,sebaliknya, pada muatan yang resisten terhadap streptomisin
pembentukan ikatan peptida terjadi dalam waktu lebih lambat (separuh
dari laju normal) dengan demikian ada cukup waktu untuk melakukan
perbaikan (pengeluaran amoniasil-Trna yang keliru) jika ada kesalahan
sehingga translasi pada muatan semacam ini menjadi sanagt akurat.
E. Kode Genetik
Di alam ada 20 asam amino yang umumnya terdapat didalam
struktur polipeptida jasad hidup. Masing-masing asam amino mempunyai
kodon yang spesifik sedangkan nukleotida hanya ada 4 macam yaitu A, U,
G, dan C. Jika suatu kodon hanya terdiri atas dua nukleotida maka hanya
akan ada 42 (=16) asam amino, tetapi apabila kodon disusun oleh 3
nukleotida, maka akan diperoleh 43 (=64) asam amino, sedangkan jumlah
asam amino yang umumnya diketahui ada pada jasad hidup hanya 20
macam. Beberapa kodon diketahui mengkode asam amino yang sama.
Fenomena ini kenal sebagai genetic kode redundancy (degeneracy). Oleh
karena ada beberapa kodon yang berbeda untuk satu asam amino yang
sama, maka dikenal ada 64 macam kodon. Tiga diantaranya yaitu TAA
(UAA pada mRNA), TAG (UAG pada mRNA), dan TGA (UGA pada
mRNA) tidak mengkode asam amino apapun karena tiga kodon ini
merupakan kodon untuk mengakhiri (terminasi) proses translasi.

15
Kode genetik “universal”

Huruf kedua
U C A G

UUU (Phe) UCU (Ser) UAU (Tyr) UGU (Cys) U


U UUC (Phe) UCC (Ser) UAC (Tyr) UGC (Cys) C
UUA (Leu) UCA (Ser) UAA (Stop) UGA (Stop) A
H UUG (Leu) UCG (Ser) UAG (Stop) UGG (Trp) G
U H
R U
U CUU (Leu) CCU (Pro) CAU (His) CGU (Arg) U R
F C CUC (Leu) CCC (Pro) CAC (His) CGC (Arg) C U
CUA (Leu) CCA (Pro) CAA (Gln) CGA (Arg) A F
P CUG (Leu) CCG (Pro) CAG (Gln) CGG (Arg) G
E K
R E
T AUU (Ile) ACU (Thr) AAU (Asn) AGU (Ser) U T
A A AUC (Ile) ACC (Thr) AAC( Asn) AGC (Ser) C I
M AUA (Ile) ACA (Thr) AAA (Lys) AGA (Arg) A G
A AUG (Met) ACG (Thr) AAG (Lys) AGG (Arg) G A

GUU (Val) GCU (Ala) GAU (Asp) GGU (Gly) U


G GUC (Val) GCC (Ala) GAC (Asp) GGC (Gly) C
GUA (Val) GCA (Ala) GAA (Glu) GGA (Gly) A
GUG (Val) GCG (Ala) GAG (Glu) GGG (Gly) G

16
Ada beberapa aspek yang perlu diketahui mengenai kode genetik, yaitu:

1. kode genetik bersifat tidak saling tumpang-tindih (non-


overlapping), kecuali pada kasus tertentu, misalnya pada
bakteriofag yang mempunyai kodon tumpang-tindih.
2. Tidak ada sela (gap) diantara kodon satu dengan kodon yang lain.
3. Tidak ada koma diantara kodon
4. Kodon bersifat degenerate, artinya ada beberapa asam amino yang
mempunyai lebih dari satu kodon
5. Secara umum, kodon bersifat hampir universal karena pada
beberapa organel jasad tinggi dan beberapa kodon yang berbeda
dari kodon yang digunakan pada sitoplasma.

Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan


antikodon yang sesuai yang terdapat pada molekul tRNA . Sebagai contoh,
kodon metionin (AUG) mempunyai komplemennya dalam bentuk
antikodon UAC yang terdapat pada tRNAmet. Pada waktu tRNA yang
membawa asam amino diikat kedalam sisi A pada ribosom, maka bagian
antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai yang ada pada sisi A
tersebut. Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam amino yang
disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam
ribosom.

Beberapa penyimpangan dari kode genetik “universal”


Sumber Kodon Makna pada Makna pada
sistem universal sistem ini

17
Mitokondria UGA STOP Triptofan
Drosophila AGA & AGG Arginin Serin
AUA Isoleusin Metionin

AGA & AGG Arginin STOP


Mitokondria mamalia AUA Isoleusin Metionin
UGA STOP Triptofan

CUN Leusin Treonin


Mitokondria khamir AUA Isoleusin Metionin
UGA STOP Triptofan

Mitokondria UGA STOP Triptofan


tumbuhan tingkat CGG Arginin Triptofan
tinggi

Nukleus Candida CTG Leusin Serin


albicans

Nukleus protozoa UAA & UAG STOP Glutamin

Mycoplasma UGA STOP Triptofan

F. Hipotesis Wobble
Kode genetik menujukkan ada beberapa asam amino yang
mempunyai lebih dari satu kodon. Jika setiap kodon memerlukan tRNA
tersebdiri, maka diperlukan banyak tRNA untuk mentranslasi kode-kode
genetik. Oleh karena itu Francis Crick mengemukakan suatu hipotesis
yang disebut hipotesis wobble untuk menujukkan bahwa tRNA yang
diperlukan tidak harus sebanyak jumlah kodon yang ada. Crick

18
mengemukakan bahwa kedua basa pertama dalam setiap kodon harus
berpasangan secara tepat dengan antikodon yang sesuai, sedangkan basa
yang ketiga dapat berpasangan dengan basa yang tidak biasa. Dalam hal
ini Crick mengemukakan bahwa G dapat berpasangan dengan tidak hanya
dengan C pada posisi ketiga kodon, tetapi juga dapat berpasangan dengan
U sehingga menghasilkan pasangan basa wobble G-U.
Lebih jauh, Crick juga mengemukakan bahwa didalam struktur
tRNA ada satu basa yang tidak bisa yaitu inosine (I) yang mempunyai
struktur mirip dengan guanosine (G). Basa inosinen dapat berpasangan
dengan C (pasangan basa Watson-Crick yang biasa) atau dengan U
(pasangan basa wobble) pada posisi ketiga kodon (posisi wobble). Selain
itu, inosine juga dapat berpasangan dengan A. Dengan demikian,
antikodon yang mengandung inosine pada posisi pertama (komplementer
dengan posisi ketiga pada kodon) dapat berpasangan dengan tiga macam
kodon berbeda yang mempunyai basa pada posisi ketiga berupa C, U, atau
A. Fenomena wobble semacam ini dapat mengurangi jumlah tRNA yang
sama. Yang diperlukan untuk mentranslasi kode-kode genetik. Sebagai
contoh, dua macam kodon untuk fenilalanin, yaitu UUU dan UUC, dapat
berpasangan antikodon 3’-AAG-5’ yang ada pada satu tRNA yang sama.
Basa pertama pada antikodon (G) dapat berpasangan dengan U maupun C
pada basa ketiga kodon, yaitu dengan pasangan G-C (pasangan Watson-
Crick yang biasa) atau pasangan wobble G-U.
Polipeptida yang disintesis didalam ribosom bukan merupakan
hasil akhir karena polipeptida tersebut biasanya akan mengalami beberapa
macam modifikasi sehingga akhirnya berbentuk protein yang fungsional.
Beberapa macam modifikasai yang dilakukan pada polipeptida tersebut
adalah penghilangan gugus formil pada asam amino metionin pertama
(asam amino pertama pada rantai polipeptida) oleh enzim deformilase.
Perlu diketahui bahwa gugus formil hanya terdapat pada asam amino
metionin pertama pada protein jasad prokaryot, sedangkan asam amino
metionin pertama pada protein eukaryot tidak mengandung gugus formil.

19
Modifikasi kedua adalah pembentukan ikatan disulfida. Protein yang
terbentuk mungkin juga mengalami modifikasi yang lain berupa
penambahan gugus karbohidrat pada asam amino tertentu. Modifikasi ini
disebut sebagai proses glikosilasi. Di samping itu, beberapa protein juga
mengalami modifikasi berupa pemotongan sebagaian rantai asam amino.

20
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses
penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi
rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein. Transkripsi dan Translasi merupakan dua proses utama yang
menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul
mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Translasi berlangsung dalam 3 tahapan utama yaitu : inisiasi,
pemanjangan poli asam amino dan pengakhiran atau terminasi.
Di alam ada 20 asam amino yang umumnya terdapat didalam
struktur polipeptida jasad hidup. Masing-masing asam amino mempunyai
kodon yang spesifik sedangkan nukleotida hanya ada 4 macam yaitu A, U,
G, dan C. Jika suatu kodon hanya terdiri atas dua nukleotida maka hanya
akan ada 42 (=16) asam amino, tetapi apabila kodon disusun oleh 3
nukleotida, maka akan diperoleh 43 (=64) asam amino, sedangkan jumlah
asam amino yang umumnya diketahui ada pada jasad hidup hanya 20
macam.
Kode genetik menujukkan ada beberapa asam amino yang
mempunyai lebih dari satu kodon. Jika setiap kodon memerlukan tRNA
tersendiri, maka diperlukan banyak tRNA untuk mentranslasi kode-kode
genetik. Oleh karena itu Francis Crick mengemukakan suatu hipotesis
yang disebut hipotesis wobble untuk menujukkan bahwa tRNA yang
diperlukan tidak harus sebanyak jumlah kodon yang ada.

21
DAFTAR PUSTAKA
Aisah isah. Dkk. 2015. Representasi Mutasi Kode Genetik Standar Berdasarkan
Basa Nukleotida. Jurnal (online) volume 11 No 1, April 2015.
http://www.google.com/ diakses pada tahun 2015.

Ali muhammad. 2015. Upaya Pengembangan Teknologi Cepat Transkripsi Dan


Translasi In Vitro Dalm Sintesis Vaksin Di Indonesia. Jurnal (online)
wartazoa vol. 25 No. 4 tahun 2015.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=460764&val=7169&t
itle diakses pada tahun 2015

Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekular. Jakarta: Penerbit Erlangga .

22

Anda mungkin juga menyukai