Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara meningkatkan


pelayanan kesehatan jiwa lewat advokasi dan aksi masyarakat. Perkembangan
teknologi digital membuat dunia terasa semakin sempit, informasi dari aneka
belahan dunia mampu di akses dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan
pengetahuan, perkembangan terapi menjadi sebuah media perubahan dalam proses
penatalaksanaan gangguan jiwa, berlandaskan isu diatas maka advokasi dan aksi
masyarakat menjadi salah satu langkah awal untuk menekan penderita gangguan
jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Gangguan jiwa ini tidak hanya terjadi pada kalangan bawah tetapi juga
kalangan pejabat dan kalangan menengah ke atas. Pada saat ini penyakit gangguan
jiwa tidak hanya dialami oleh orang dewasa dan lansia tetapi juga oleh anak-anak
dan remaja. Seseorang yang terkena gangguan jiwa akan melakukan hal yang
seharusnya tidak dilakukan seperti menggunakan obat-obatan terlarang dan
melakukan bunuh diri. Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah besar di beberapa
Negara di dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Inggris dan lain-lainnya.
Selain factor diatas penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa juga
disebabkan oleh perkembangan otak ketika masih janin yang menyebabkan
penyakit skizofrenia. Oleh karena itu saat ini seluruh Negara di dunia berusaha
meningkatkan kesehatan jiwa warga negaranya

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan permasalahan dan tema yang diangkat maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Definisi trend dan issue keperawatan jiwa
b. Apakah yang dimaksud dengan Kesehatan Jiwa?
c. Bagaimana ciri-ciri jiwa yang sehat?
d. Bagaimana pandangan perawat tentang kesehatan jiwa
e. Apakah yang dimaksud dengan Keperawatan Jiwa?
f. Bagaimana tren dan isu dalam keperawatan jiwa?
g. Manfaat keperawatan jiwa bagi pasien dan perawat?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Penulisan makalah ini beertujuan untuk memahami tentang keperawatan
jiwa, bagaimana perang perawat dalam melaksanakan keperawatan jiwa dan
bagaimana manfaatnya kepada pasien dan perawat. Makalah ini juga disusun
untuk mengetahui mengenai trend dan issue pada keperawatan jiwa.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Bagi penulis, penyusunan makalah ini bermanfaat ganda, yaitu selain lebih
memahami trend dan issue yang pada keperawatan jiwa, Sedangkan bagi
pembaca seperti instansi kesehatan terkait maupun masyarakat makalah ini
dapat menjadi referensi untuk meningkatkan pelayanan dan perawatan pada
pasien yang mengalami gangguan pada psikologisnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI TREND DAN ISSUE


2.2.1 DEFINISI TREND
Kata trend atau dalam bahasa inggris trends merupakan kata yang sudah
tidak asing ditelingga kita. Selain mendengar mungkin diantara kita pernah
atau bahkan sering mengucapkan kata trend ( Trends ). Kata trend sering kita
dengar dalam dunia fashion, Selain dalam dunia fashion, Kata trend juga
sering kita dengar atau kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Trend adalah segala sesuatu, Dalam hal ini trend tidak hanya terbatas pada
objek atau benda tertentu. Jadi trend akan bisa terjadi pada semua hal. Misal
rambut akan terjdai trend rambut, Misal busana akan terjadi trend busana, Misal
hp ( Handphone ) akan terjadi trend handphone ( HP ), Misal hiburan akan terjadi
trend hiburan, Dan lain sebagainya.
2. Trend adalah hal yang sedang dibicarakan, Disukai, Dan bahkan
digunakan. Dalam hal ini, Segala sesuatu ( Objek atau benda ) akan sering
dibicarakan, Disukai atau bahkan digunakan.
2.2.2 DEFINISI ISSUE
Issue adalah suatu peristiwa ataukejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, beencana alam dan lain – lain.
Issue adalah sesuatu yang dibicarakan bayak orang namun belum jelas
faktanya atau buktinya
2.2 DEFINISI KESEHATAN JIWA
Menurut WHO
Kesehatan jiwa adalah kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan
jiwa melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.
Menurut K.maslow
Kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan seseorang
berkembang secara optimal baik fisik, emosional dan intelegensi dan
berjalan selaras dan serasi dengan orang lain.
Menurut UU Kes. Jiwa No 03 Tahun 1966
Kesehatan Jiwa merupakan kondisi yg memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan
ini selaras dengan orang lain.
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Pada jiwa yang sehat ada beberapa factor yang dapat memprngaruhinya.
factor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Inherited Characteristic (Warisan Karakteristik)
Beberapa teori percaya bahwa tidak ada satupun manusia normal
dengan sempurna dan kemampuan untuk mempertahankan sebuah
mental yang sehat dipandangan hidupnya. disisi lain orang yang
mengalami kecacatan genetik mempengaruhi seseorang untuk
mempertahankan kesehatan jiwanya. Setiap orang memiliki sifat
yang berbeda ada yang sensitive dan ada yang temperamental
semuaitu dipengaruhi oleh lingkungannya
2. Nurturing During Childhood (Pemeliharaan Sewaktu Kecil)
Hal ini mengacu pada interaksi dengan orang tua di masa kecil
juga akan mempengaruhi kesehatan jiwa. Pemeliharaan yang
dimulai dengan positif ketika anak dilahirkan akan menciptakan
perasaan cinta aman dan mau menerima. Pemeliharan yang buruk
ketika kecil juga akan mempengaruhi mental sang anak seperti
kekurangan kasih saying ibu penolakan dari orang tua dan
kegagalan komunikasi awal.
3. Life Circumstance (Keadaan Hidup)
Keadaan hidup bisa mempengaruhi keadaan mental seseorang
dimulai dari dialahir. 8ontoh keadaan yang positi# adalah sukses di
sekolah keuangan yang mencukupi kesehatan fisik yang baik
pekerjaan yang menyenangkan dan perkawinan yang sukses.
Sedangkan keadaan hidup yang negative meliputi kesehatan fisik
yang buruk pekerjaan dan perkawinan yang tidak sukses.
2.3 CIRI CIRI JIWA YANG SEHAT
Setiap orang ingin memiliki jiwa yang sehat, tetapi tidak semua orang bisa
mengontrol emosi dan mengelola stresnya. Sehingga banyak orang yang
memilih jalan yang salah yaitu dengan mengakhiri hidupnya. jiwa yang
sehat memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
1. Menurut WHO '
a. Menyesuaikan diri secara konstruktif walaupun kenyataan
sangat buruk
b. Memperoleh kepuasan dari hasil usaha
c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima
d. Hubungan antar manusia saling menolong dan memuaskan
e. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran
f. Rasa bermusuhan diselesaikan secara kreatif dan konstruktif
g. Mempunyai kasih saying
2. Menurut Abraham Maslow
a. Memiliki persepsi realita yang efektif.
b. Menerima diri sendiri
c. Spontan
d. Sederhana dan wajar
3. Menurut Jahoda
a. Sikap positif terhadap diri sendiri
b. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
c. Integrasi : keseimbangan ekspresi dan represi, konflik internal
suasana hati dan emosi
d. Otonomi : keseimbangan tergantung dan mandiri, menerima
konsekuensi atas perilakunya, bertanggung jawab terhadap diri
sendiri keputusannyaindakannya dan perasaannya.
e. Persepsi realitaa : kemampuan individu memiliki penerimaan
tentang dunia luar melalui pengalaman berfikir.
f. Menguasai lingkungan : individu merasa sukses dalam
menjalankan perannya dalam masyarakat atau kelompok
menghadapi dunia luar secara efektif, mendapatkan kepuasan
hidup.
2.4 DEFINISI KEPERAWATAN JIWA
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan
pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh
gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas ).

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk


meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi
utuh sebagai manusia. Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental
masyarakat dimana klien berada (Menurut American Nurses Associations).

Menurut Dorothy dan Cecelia Keperawatan Jiwa adalah proses dimana


perawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep
diri yang positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih
harmonis serta agar berperan lebih produktif di masyarakat.
Menurut Kaplan Sadock keperawatan jiwa adalah proses interpersonal
yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang akan
mendukung integrasi pasien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
organisasi dan komunitas.
2.5 PANDANGAN PERAWAT TERHADAP PASIEN PENYAKIT
JIWA
Bukan hanya kesehatan fisik saja yang penting, tetapi kesehatan
jiwa juga harus dijaga agar bisa menjalankan kehidupan dengan baik.
menjaga kesehatan jiwa sangat sulit karena masalah yang dihadapi dalam
kehidupan. bagi seseorang yang tidak mampu mengelola emosi dan
stressnya akan menyebabkan gangguan pada jiwanya. Walaupun begitu
seorang perawat memiliki pandangan positif terhadap seseorang yang
mengalami gangguan jiwa,yaitu sebagai berikut :
a. Gangguan jiwa tidak pernah merusak seluruh kepribadian dan perilaku
manusia.
b. Perilaku manusia selalu bisa diarahkan pada respon yang baru.
c. Perilaku manusia selalu dipengaruhi oleh #actor lingkungan yang
dapat menguatkan dan melemahkan
Seorang perawat akan selalu berfikir positif tentang pasiennya,walaupun
pasien tersebut mengalami gangguan kejiwaan. Selain itu seorang perawat
juga akan melakukan evaluasi tentang kesehatan pada jiwa pasiennya,
yaitu sebagai berikut :
a. Status fungsional : kemampuan melakukan tugas seharian dan
memenuhi peran yang menantang
b. Status psikologi : (alarm emosional dan intelektual) perasaan
kesejahteraan, status mental dan emosi, persepsi kualitas hidup,
sumber daya memaksimalkan potensi pribadi
c. Status klinis 'dimensi kesehatan fisik.
2.6 TREN DAN ISU KEPERAWATAN JIWA
Tren dan isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang
sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. masalah-masalah
tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak
besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
&erikut ini beberapa contoh tren dan isu yang erjadi dalam keperawatan
jiwa :
1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Di Indonesia banyak terjadi gangguan jiwa di mulai pada usia (2
tahun dan jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak
lahir. Perkembangan pada saat ini menunjukkan bahwa jika
berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi
bahkan sebelum pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan kesehatan fisik dan mental seseorang
ketika berada dalam kandungan di masa yang akan datang.
Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental
seseorang dimulai pada masa konsepsi. Berikut ini
merupakan hasil dari penelitian :
a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti ) : stimulasi dini ( berupa
suara, musik,getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki
perkembangan fisik, mental dan emosional yg lebih baik.
b. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus
dalam kandungan. Mednick membuktikan bahwa mereka
yang pada saat epidemi sedang berada pada trimester dua
dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggi
untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan
penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang
terjadi pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat
meningkatkan risiko menderita skizofrenia. Mednick
menghidupkan kembali teori perkembangan neuro kogniti,
yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi
kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam
kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif seperti
berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan
perhatian, membedakan suara rangsang yang
berurutan,working memory, dan fungsi fungsi eksekusi
sering dijumpai pada penderita skizofrenia. Dipercaya
kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam
kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat
oleh lingkungan. misalnya tekanan berat dalam kehidupan
infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang
mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan
neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar
dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan
proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan
gangguan emosi.
2. Tren Peningkatan Masalah Kesehatan
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah
meningkat. hal ini sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini
disebabkan oleh beban hidup yang semakin berat. Pada saat sekarang
ini pasien gangguan jiwa bukan hanya dari kalangan bawah tetapi
juga dari kalangan mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabat dan
masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua itu terjadi karena
sebagian besar masyarakat menengah ke atas tidak mampu
mengelola stress dan juga bisa disebabkan oleh post powewr
syndrome atau mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini penyakit
gamgguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak
orang kaya yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat
bencana.
Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga
menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk
gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami
stress, kecemasan yang berlebihan,gangguan tidur, dan keluhan
penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Tipe gangguan jiwa
yang lebih berat disebut gangguan psikotik. Klien yang
menunjukkangejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah
orang yang kerap mengoceh tidak karuan dan melakukan hal-hal
yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain seperti mengamuk.

3. Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder


Trauma yang katastropik,yaitu trauma di luar rentang
pengalaman trauma yang umum di alami manusia dalam kejadian
sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan
berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Mereka
menjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan akibat
akhir menjadi tidak produktif. Trauma bukan semata-mata gejala
kejiwaan yang bersifat individual,trauma muncul sebagai akibat
saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang
peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.
4. Tren Bunuh Diri pada Anak-anak dan Remaja
Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertamayang sering
dijumpai dalam pelayanan psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh
diri, sikap dan buah pikiran itu harus ditanggapi dengan serius
sampai dapat dibuktikan sebaliknya. Pasien yang berisiko bunuh diri
perlu diamati secara cermat. Alas an seseorang bunuh dir adalah
putus asa dengan masalah dia hadapi dan tidak merasa tidak berdaya.
Di dunia pun bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang
sangat mengancam,angka kejadian terus meningkat dan sangat
mengancam Sejak tahun 1958 dari 100.000 penduduk Jepang 25
orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk
negara Austria, Denmark, dan Inggris rata-rata 25 orang. Urutan
pertama diduduki Jerman dengan angka 37 orang per 100.000
penduduk. di Amerika tiap 24 menit seorang meninggal akibat
bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya 10 kali lebih
besar dari angka tersebut tetapi cepat tertolong. Kini yang
mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi
pada anak-anak dan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea
termasuk Negara yang sering diberitakan bahwa warganya
melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri (menikam atau merobek
perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi nama
baik atasannya. Sebagai contoh sekretaris pribadi mantan Perdana
Menteri Takeshita melakukan bunuh diri ketika skandal suap
perusahaan Cecruits Cosmos terbongkar pada tahun 1984. Lockheed
terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya demi menjaga kehormatan
pimpinannya. Data dari Badan Kesehatan Dunia WHO: pada tahun
2003mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap
tahunnya atau terjadi dalam setiap 40 detiknya. Bunuh diri juga
termasuk satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15 – 34
tahun selain faktor kecelakaan. Metode bunuh diri yang paling
disukai adalah menggunakan pistol menggantung diri dan minum
racun.
5. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri Era Globalisasi
Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yang didukung
ditemukannya obat psikotropika yang terbukti dapat mengontrol
perilaku klien gangguan jiwa peran perawat tidak terbatas di rumah
Sakit tetapi dituntut lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya
serta berfokus pada pelayanan pre<enti# dan promotif. Perubahan
hospital based care menjadi community based care merupakan trend
yang signifikan dalam pengobatan gangguan jiwa. Perawat mental
psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam community mental
health dengan tiga kunci utama :
1. Pengalaman dan pendidikan perawat peran dan #ungsi
perawat serta hubungan perawat dengan pro#esi lain di
komunitas.
2. Reformasi dalam yankes menuntut perawat merede#inisikan
perannya
3. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek
pencegahan dan promosi kesehatan sudah saatnya
mengembangkan community based care.Pengembangan
pendidikan keperawatan sangat penting terutama
keperawatan mental psikiatri baik dalam jumlah maupun
kualitas.
6. Tren dan Isu Seputar Dimensi Spiritual Keperawatan Jiwa
Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi
bersifat dikotomis melainkan antara keduanya sudah terintegrasi
(saling menunjang). Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein,
ilmuwan penemu atom ilmu pengetahuan tanpa agama bagaikan
orang buta. Tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan orang
lumpuh.
Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut
untuk jiwa yang sehat banyak penelitian dilakukan diantaranya
sebuah penelitian yang mengatakan kelompok yang tidak terganggu
jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya.
Karl Jung telah menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang
menderita penyakit mental mengalami suatu kekosongan rohani.
Terapinya terletak pada siraman keimanan yang kuat. Menurut
Rando 1884 keyakinan agama dapat membantu menyokong pasien
dalam menghadapi krisi kehidupan termasu kematian. Dimensi
spiritual merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam
masyarakat Indonesia. Walaupun hal ini sering kali terabaikan.
Pengertian tentang pentingnya memahami kebutuhan spiritual pasien
yang dilandasi atas keyakinan beragama nilai dan pengalaman
kehidupan pasien sering tidak menjadi focus tenaga kesehatan. Hal
ini mungkin disebabkan oleh sulitnya. menjelaskan secara ilmu
aspek spiritual. Tiga kebutuhan spiritual menurut Randi 1984 adalah
mencari arti kehidupan meninggal secara wajar dan kebutuhan
untuk ditemani pada saat sakratul maut.

2.7 MANFAAT PROSES KEPERAWATAN JIWA


Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa
merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin
tidak dapat dilihat langsung seperti pada masalah kesehatan fisik
memperlihatkan gejala yang berbeda dan muncul oleh berbagai
penyebab. Proses keperawatan merupakan sarana/wahana kerjasama
perawat dengan klien yang umumnya pada tahap awal peran perawat
lebih besar dari pada peran klien namun pada proses akhirnya diharapkan

peran klien lebih besar daripada peran perawat sehingga kemandirian

klien dapat dicapai (Keliat, 1998). Manfaat dari proses kepeawatan jiwa

dapat disimpulkan sebagai berikut :


Manfaat keperawatan jiwa bagi perawat :
a. Peningkatan otonomi percaya diri dalam memberikan asuhan
keperawatan.

b. Tersedia pola pikir kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan

terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan
bahwa perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier melalui pola pikir penelitian.
Manfaat keperawatan jiwa bagi pasien :
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
b. Terhindar dari malpraktik.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dapat di simpulkan bahwa dalam keperawatan jiwa
terdapat trend dan issue keperawatan jiwa yang semakin
berkembang di masyarakat maka seperti penyakit HIV, NAPZA
dan masalah ekonomi di sinilah peran perawat mencegah
terjadinya seperti bunuh diri, stress dll maka perawat perlu
memberi pendidikan kesehatan dan pengarahan lain nya.

3.2 SARAN
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahaman nya
terhadap t rend dan issue keperawatan jiwa di indonesia
sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, A.I, Sadock B.J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I);
Jakarta. Widya Medika. Hamid, A.Y.S. (2009).
Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I); Jakarta. Buku
Kedokteran ECG. Shives, L.R. (1998).
Basic Consept of Psychiatric-Mental Health Nursing (4); East Washington
Square. Lippincott. Prasetyo, H. Nugroho, P.
(2009).Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Merawat
Pasien Jiwa pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa.
Soedirman. 4 (1), 15-19.
Prihartini, Y. Hotnida, E. Peran Perawat dalam Program Terapi dan
Pemberdayaan Pasien dengan Dual Diagnosis. Bulletin
Ilmiah Populer.35-42. Novita, M.(2012). Peran Perawat
Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada
Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011.
Diakses pada tanggal 15 September 2018 dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31490 Anonim. Kesehatan
Jiwa.

Di akses pada tanggal 15 September 2018 dari


http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf 14

Anda mungkin juga menyukai