Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

DI RUANG ANAK BONA 2 RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :

Gilang Dwi Kuncahyo, S.Kep 131813143018


Hafida Oktavia, S.Kep 131813143013
Haris Arganata, S.Kep 131813143044
Iftitakhur Rohmah, S.Kep 1318131430
Ika Lusdiana, S.Kep 131813143086
Indah Febriana, S.Kep 131813143059
Intan Rulinita S, S.Kep 131813143046

Program Studi Pendidikan Ners


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya
2014

1
PROPOSAL
TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH
DI RUANG BONA LANTAI 2
RSUD DR SOETOMO SURABAYA

1. LATAR BELAKANG

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan


pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa
takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress.
Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009)

Bermain pada anak dapat meningkatkan kecerdasan dalam berfikir dan


mengembangkan imajinasi serta melatih daya motorik halus dan kasar pada anak.
Pada anak pra sekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan
motorik halusnya sudah baik (Soetjiningsih, 1995). Pada tahap ini mereka
berminat untuk mendapatkan pengetahuan dan mulai mengalami peningkatan
kompetensi. Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak pra sekolah,
maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain
karena dengan bermain membuat anak menjadi lebih rileks.
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak

2
usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan
warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi
perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil
warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler
dengan cara mewarnai gambar

2. TUJUAN
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain mewarnai diharapkan dapat mengurangi
dampak stress hospitalisasi pada anak
2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Dengan mengikuti terapi bermain mewarnai diharapkan dapat:
1) Melatih kemampuan kognitif anak.
2) Melatih kemampuan motorik halus anak.
3) Melatih kemampuan sosial personal anak.
4) Melatih kemampuan berbahasa anak.
5) Anak lebih mengenali warna
6) Melatih mengembangkan imajinasi anak

3. SASARAN
1) Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
2) Anak yang dirawat di ruang Bona 2
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain.

3
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
5) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai.

4. JADWAL PELAKSANAAN

1) Hari / Tanggal : Jum’at, 15 Februari 2019


2) Waktu : 10.00 WIB – 10.30 WIB
3) Tempat : Ruang Hematologi Bona 2 RSUD Dr Soetomo Surabaya
4) Sasaran : Anak usia prasekolah

5. MEDIA
1. Buku bergambar
2. Karpet
3. Pensil Warna

6. METODE
1. Anak diberi penjelasan tentang prosedur pelaksanaan terapi bermain yang
meliputi waktu kegiatan, cara membuat, serta hal-hal lain yang terkait
dengan program terapi bermain.
2. Diawal permainan, anak diperkenalkan dengan buku bergambar, lalu
diberikan penjelasan mengenai cara mewarnai sesuai realitas gambar.
3. Setelah itu dengan panduan leader, anak diminta untuk mengamati terlebih
dahulu gambar yang ada di dalam buku gambar, lalu membayangkkan
warna asli dalam kenyataan gambar tersebut, mewarnai sesuai gambar
semula dengan benar.
4. Fasilitator mendampingi dan mengarahkan anak selama terapi mewarnai
berlangsung.
5. Ibu dapat berperan sebagai fasilitator, tetapi tidak boleh ikut terlibat dalam
kegiatan menyelesaikan mewarnai.
6. Setelah waktu yang ditentukan untuk terapi bermain habis, anak
dipersilahkan untuk berhenti, dan diberikan pujian atas keterlibatan anak
selama terapi bermain berlangsung.
7. Observer melakukan pengamatan dan memberikan evaluasi terhadap

4
perilaku anak dan proses jalannya terapi bermain.
8. Setelah anak selesai mewarnai gambar, anak diharapkan untuk bercerita
tentang gambar yang diwarnai sesuai dengan imajinasi anak.
9. Pada akhir kegiatan diberikan pengumuman hasil mewarnai terbaik dan
memberikan bangun tersebut sebagai reward.
10. Kemudian fasilitator mengembalikan hasil karya mereka dan memberikan
pujian kepada semua peserta sebagai reward.

7. KEGIATAN PERMAINAN
No. Waktu Kegiatan Respon Anak
1. H-1 Persiapan :
kegiatan 1. Menyiapkan ruangan
2. Mengundang anak dan Ruangan, alat, anak dan
H-1 keluarga keluarga siap
kegiatan 3. Menyiapkan alat-alat
4. Menyiapkan anak dan
10 menit
membagi kelompok

2 Pembukaan :
1. Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri 1) Mendengarkan kontrak
2. Menyampaikan tujuan dan2) Mendengarkan tujuan
maksud dari kegiatan dari penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu 3) Mendengarkan kontrak.
dan mekanisme kegiatan 4) Mendengarkan
bermain. instruksi
4. Menjelaskan cara bermain
mewarnai gambar.
3. 30 Menit Pelaksanaan :
1. Mengajak anak bermain Bermain bersama
mewarnai gambar. dengan antusias.
2. Fasilitator mendampingi
anak dan memberikan
motivasi kepada anak.
3. Menanyakan kepada anak
apakah sudah selesai dalam
proses mewarnai.
4. Memberitahu anak bahwa
waktu yang diberikan telah
selesai.
5. Memberikan pujian
terhadap anak yang mampu
menyusun sampai selesai.
4. 10 Menit Evaluasi :

5
1. Melakukan review Anak mendengarkan
pengalaman bermain dan merespon dengan
mewarnai buku bergambar menjawab kesan dan
2. Mengidentifiasi kejadian pengalamannya selama
yang berkesan selama bermain ular tangga
bermain
3. Menganalisis kesan yang
didapat oleh anak
4. Menyimpulkan kegiatan
acara

8. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Pendidikan : Ibu Praba Diyan, S. Kep., Ns., M.Kep
Pembimbing Klinik : Ibu Sri Astutik, S. Kep., Ns
Leader : Gilang Dwi Kuncahyo
Co Leader : Hafida Oktavia
Haris Arganata
Indah Febriana
Iftitakhur Rohmah
Observer & Notulen : Intan Rulinita S

9. JOB DESCRIPTION
1) Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan
menutup kegiatan ini.
2) Co Leader
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam
terapi bermain.
3) Fasilitator
- Memfasilitasi anak untuk bermain.
- Membimbing anak bermain.
- Memperhatikan respon anak saat bermain.
- Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.
4) Observer

6
- Mengawasi jalannya permainan.
- Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
- Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
- Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan Leader dan
fasilitator.

10. SETTING TEMPAT


Terapi bermain ini dilakukan di Ruang Hematologi Bona Lantai 2 dengan
setting tempat sebagai berikut :

11. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Bona lantai 2 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum terapi bermain
dilaksanakan.
2. Evaluasi proses
1) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
2) Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4) 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami permainan yang telah dimainkan.
2) Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat mainannya

7
3) Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan belajar untuk
sabar dan saling menghargai.
4) Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya(distraksi dan relaksasi)
5) Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat.
6) Jumlah peserta 10-15 orang.

8
LAMPIRAN MATERI KONSEP BERMAIN

2.1 Pengertian Bermain


Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada
di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang
mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang
sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting
untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan
sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000).

2.2 Fungsi Bermain


1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi
dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna,
memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam

9
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain
dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah
mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu
dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura
menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang
ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan
keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan
lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-
mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan
bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur
perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini
dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah,
di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa

10
permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.

2.3 Tujuan Bermain


Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit
anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun
demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga
kesinambungannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah
sakit.

2.4 Manfaat Bermain


Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak. Berikut ini
adalah bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
1) Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk
digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan, sehingga ia
tidak merasa gelisah.
2) Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
3) Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-
kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakat.
4) Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan untuk
melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan menyalurkan
dorongan-dorongan yang muncul dalam dirinya.
5) Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan daya
cipta, memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
6) Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan
anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.

11
7) Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas dan
bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang anak.
8) Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan
sering digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih konsep
dasar.

2.5 Macam - Macam Bermain


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

12
2.6 Prinsip dalam Aktivitas Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan
maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
a. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit
kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
b. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga
stimulus yang diberikan dapat optimal.
c. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia
dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
d. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu,
halaman, bahkan di tempat tidur.
e. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak akan
lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan
alat permainan tersebut.
f. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi
anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan
dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi
lebih akrab.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak
dalam bermain yaitu:
a. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu
harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada
dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi
bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
c. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki
atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan
kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk
membantu anak mengenal identitas diri.
d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan
kreativitas anak dalam bermain.

13
e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh
kembang anak.

2.8 Konsep Mewarnai Gambar


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”)
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan
media kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu
cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat pada


: http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 8 Februari 2019
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB
sauders Company, Philadelpia USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada

15
Lembar Observasi Pelaksanaan Terapi Bermain

NO Aspek yang Dinilai Ya Tidak


I Struktur Terapi Bermain
1. Persiapan media terapi bermain
1. Buku Bergambar
2. Tikar
3. Pensil Warna
2 Kelengkapan jumlah mahasiswa:
a. Leader (1)
b. Co-leader (1)
c. Fasilitator (3)
d. Observer (1)
II Proses Terapi Bermain
1. Pembukaan, Leader :
a. Membuka acara terapi bermain dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan meminta peserta menyebutkan
nama
c. Menjelaskan kontrak waktu
d. Menjelaskan permainan apa yang akan dilakukan dan tujuan
terapi bermain
e. Memberikan contoh kepada peserta cara mewarnai
f. Memimpin jalannya permainan dari awal sampai akhir
2. Pelaksanaan
Co-leader :
a. Membantu Leader menjelaskan cara bermain kepada peserta
b. Membantu Leader memberikan contoh kepada peserta cara
mewarnai gambar sesuai realitas gambar
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut memulai
permainan
d. Mengatur waktu permainan
Fasilitator :
a. Mengarahkan peserta untuk bermain
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar fokus
pada jalannya permainan
Pelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu

3. Evaluasi : observer
a. Memberikan Check list pada lembar evaluasi kemajuan
peserta
b. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasarkan kriteria
di lembar evaluasi kemajuan.
4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh leader, dan
fasilitator
b. Memberikan trik penyelesaian tugas dalam mewarnai
gambar

16
c.Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Bermain
1. Peserta Terapi Bermain :
a.Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan terapi
bermain
b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan selesai.
c. Anak mampu menyelesaikan setidaknya menyusun semua
kepingan pada tahap sulit, dan mampu menyusun setidak
separo kepingan ringan dan sedang dalam waktu yang telah
ditentukan

17
Lembar Evaluasi Kemajuan
Kategori kemampuan anak Penilaian An... An... An... An... An... An... An... An...
Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang
terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan
dalam berbagai tahapan: Total
a) Tahap ringan Kriteria
b) Tahap sedang
c) Tahap sulit
Sosial
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman Total
sepermainan Kriteria
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat

Afektif
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan

Total
Kriteria
Jumlah akhir
Keterangan skor: Kriteria tiap kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 17-24
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 9-16
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-8
3 : Melakukan dengan mandiri

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai