Anda di halaman 1dari 59

BUKU MODEL

BAHAN AJAR

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MODEL ISBDBeKO

UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER DI


PERGURUAN TINGGI UMUM

Oleh : desri nora


DAFTAR ISI

Kata pengantar V

Daftarisi VII

BAB 1
 Sikap jujur

1. Pengertian sikap jujur........................................................................................................1

2. Manfaat sikap jujur............................................................................................................3

3. Indikator dan langkah membangun sikap jujur.................................................................4

4. Implementasi nilai kejujuran.............................................................................................4

5. Faktor yang mempengaruhi kejujuran...............................................................................5

6. Contoh sikap dan perilaku jujur........................................................................................6

BAB 2
• Manusia sebagai makhluk individu dan social 1

1. Pengertian manusia sebagai makhluk individu….............................…….............…….25

2. Pengertian manusia sebagai makhluk social……………………...................................32

3. Pengertian masyarakat…………..................................................……………..............36

4. Dinamika interaksi social……….....................…........................................…...............13

5. Dilema antara kepentingan individu dan masyarakat…...………….........................….13

6. Peran manusia sebagai makhluk individu dalam kehidupan sehari-hari…...….............14

7. Hak dan kewajiban individu dalam masyarakat……………...........…………..............15

8. Interaksi social memunculkan berbagai bentuk interaksi……............................……...18

9. Fenomena Sosial Budaya Berkaitan dengan Kedudukan Manusia, Sebagai Individu dan
Sosial…..........................................................................................................................19

10. Interaksi social memunculkan berbagai corakstereotip, prasangka yang


berakibat adanya diskriminasi dan konflik…........................................………............20
11. Beberapa kasus stereotip, prasangka dan diskriminasi serta konflik............ …....…..24

12. Solusi Tentang Stereotip, Prasangka, dan Diskriminasi dan Konflik…......................27

13. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Sosial….........................…………............31

14. Implementasi Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Pada Materi Manusia Sebagai
Makhluk Individu dan Sosial…......................…………………………………............33

BAB 3
• Manusia dan kebudayaan 38

1. Pengertian kebudayaan, wujud, dan karakteristik kebudayaan……...……...........38

2. Fungsi Akal Budi Manusia………………….............………………............……42

3. Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan……………….............…44

4. Kebudayaan Merupakan Pedoman Hidup Manusia yang Digunakan Untuk


Kesejahteraan Hidup Manusia…..……………………………............…………..46

5. Implementasi Sikap Jujur dan Tanggung Jawab pada Materi Manusia dan
Kebudayaan…………………………………...……….............…………………46

6. Dinamika masyarakat dan kebudayaan……......…………………………............49

7. Problematika masyarakat dan kebudayaan dalam kehidupan


bermasyarakat.........................................................................................................53

8. Contoh-contoh dan implementasi sikap jujur dan tanggung jawab dalam


kehidupan sehari-hari………...............................................……............………..58

BAB 4

• Manusia dan peradaban 68

1. Pengertian Adab, Peradaban, dan Perubahan Sosial…...…………..............…….68

2. Manusia Sebagai Makhuluk Beradab, dan Masyarakat Beradab……...............….71

3. Teori–Teori Mengenai Perubahan Sosial Budaya dan Teori


Pembangunan.........................................................................................................72

4. Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani……....................................……….83

5. Problemati kadalam peradaban……...…….........……..............………………….91


6. Implementasi sikap jujur dan tanggung jawab dalam manusia dan
peradaban................................................................................................................94

BAB 5
• Manusia, keragamaan, dan kesetaraan 99

1. Makna Keragaman dan Kesederajatan…............….......…………………………99

2. StrukturMasyarakat Indonesia…………...........................……………………...101
3. Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragam, Bermasyarakat, Bernegara,
dan Kehidupan Global……………..............................…………………………103
4. Kebudayan Sebagai Pedoman Hidup Bersama.…………………………105
5. Impletasi kejujuran dan tanggung jawab…….....................…………….107
BAB 6
• Manusia, nilai, moral, dan hokum 119

1. Hakikak, fungsi, dan perwujudan nilai, moral, dan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara………….............................….................……….132

2. Tuntutan dan saksi moral, norma dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
Negara…...........................................................…..........................................….137

3. Keadilan, ketertiban dan kesejahteraan sebagai wujud masyarakat yang bermoral


dan mentaati aturan…….....................................……............................……….137

4. Proble matika nilai, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
Negara….................................................……………………………….............140

5. Contoh-conto himplementasi sikap jujur dan tanggung jawab pada materi nilai,
moral dan hukum…………….........................................….....................………141

BAB 7

• Manusia, sains, teknologi dan seni 143

1. Pengertian Sains, Teknologi, danseni…….........................................................143

2. Manusia sebagai subjek dan objek ilmu pengeahuan, teknologi dan seni
(IPEKS)………………………………………............................................…...147

3. Pembangunan dan perkembangan ipteks dalam masyarakat..……..........……..148


4. Implementasi sikap jujur dan tangguang jawab dalam sains, teknologi, dan
seni…........……………………………………...........………………………...151

BAB 8
• Manusia dan lingkungan 151

1. Pengertian Manusia dan Lingkungan..................……………………...............153

2. pandangan manusia terhadap lingkungan…...........................................………154

3. Pengaruh Manusia Pada Lingkungan alam dan kondisi lingkungan social


budaya…………………...........………………………………............…………154

4. Masalah demografi dan pertumbuhan penduduk di Indonesia…...................…..156

5. kuantitas dan kualitas penduduk dan hubungannya dengan kesejahteraan hidup


manusia……..............................………………......................………………….158

6. problematika pembangunan Lingkungan Sosial Budaya dan lingkungan alam pada


masyarakat Indonesia………………………...................................………........163

7. inplementasi kejujuran dan tanggung jawab.......................................................164


BAB I

SIKAP JUJUR

1. C

apaian Pembelajaran

Mahasiswa dapat menerapkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari


sehingga dapat terbentuknya sikap dan tindakan yang jujur dengan benar.

2. Kemampuan Akhir Pembelajaran

Menjelaskan manusia sebagai makhluk yang bersikap jujur dalam lingkungan sekitar.

3. Indikator

.Setelah pembelajaran mahasiswa dapat:

• Menjelaskan pengertian kejujuran

• Mendeskripsikan manfaat dari sikap jujur

• Mendeskripsikan langkah-langkah dalam membangun sikap jujur

• Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi kejujuran

• Mengimplementasikan nilai dari sikap kejujuran

1. PENGERTIAN SIKAP JUJUR

Suatu hal yang penting untuk berlaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran
sendiri berasal dari kata “jujur adalah ketulusan hati, tidak bohong, lurushati, dapat dipercaya
kata-katanya dan tidak curang. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Individu yang jujur adalah individu mampu menghargai apa yang dimiliki. Hati yang
jujur menghasilkan tindakan-tindakan yang jujur. Jika kejujuran sudah ada dan melekat pada
diri individu maka akan mrndatangkan banyak hal yang positif, indidvidu tidak akan berfikir
untuk melakukan hal yang curang.

Sejak anak usia dini seharusnya sudah diajarkan dan dibiasakan untuk berlaku jujur.
Jika hal ini diterapkan maka kejujuran akan melekat di dalam dirinya dan akan menjadi dasar
kelak dia akan bertindak di kemudian hari.

“ Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang efektif dan hubungan yang sehat “. Ini
membuktikan bahwa kejujuran sangat penting, supaya hubungan anak dan keluarga dapat
terjalin dengan harmonis. Kejujuran juga akan menciptakan komunikasi yang baik antara
orang tua dan akan terciptanya rasa kepercayaan. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan
peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan luar. Dengan demikian,
pada masa anak sangat ideal untuk orang tua menanamkan nilai kejujuran pada anak-
anaknya.

Menurut Mar’at (2011:11) sikap merupakan predisposisi untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu prilaku tertentu sehingga sikap buan hanya gambaran kondisi internal
psikologis yang murni dari individu (purely psychic inner state), melainkan sikap lebih
merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya, proses ini terjadi secara
subjektif dan unik pada setiap diri individu. Sedangkan jujur menurut Sumani dan Hariyanto
(2012:51) jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan
dilakukan (berintegritas), berarti karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworhisness),
dan tidak curang (no cheathing). Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap jujur adalah suatu
prilaku subjektif dan unik yang sifatnya individual yang berasal dari nilai dan norma
misalnya, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten dengan yang dikatakan dan tidak
berbohong sehingga menuntun seseorang agar terjauh dari tindakan yang tidak baik dan dapat
di terima di lingkungan.

Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh agama dan hukum. Jujur berarti pula menepati janji atau menepati kesanggupan, baik
yang telah terlahir dalam kata-kata maupun yang masih dalam hati (niat). Jadi seseorang yang
tidak menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri. Apabila niat tadi telah terlahir dari
kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongannya disaksikan orang lain
(Widagdho.2001:115-116).
Kejujuran pada dasarnya telah ada pada diri manusia. Kejujuran juga merupakan
suatu hal yang berharga yang bermanfaat untuk kehidupan saat ini maupun kehidupan yang
akan datang. Namun di zaman sekarang jarang sekali orang-orang yang benar-benar jujur.
Sebaiknya sikap jujur diajarkan pada anak mulai dari usia dini agar nantinya dapat terbiasa
untuk bersikap jujur.

Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam bentuk nyatanya pasti saling
berinteraksi satu sama lain. Dengan berinteraksi manusia akan menaruh rasa percaya dalam
dirinya kepada orang lain. Untuk itu sifat jujur perlu ditanamkan sejak dini pada diri masing-
masing individu. Dalam kehidupan bersosial manusia tidak pernah lepas dari kesalahan akan
tetapi sifat jujur yang dimiliki akan sangat membantu jika mengalami suatu masalah yang
menguji kejujuran hatinya. Penerapan sifat jujur harus dimulai sejak dini, melihat dari
manfaat serta keutamaannya yang sangat penting dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat
dan menjalankan tugas yang diembankn oleh masyarakat.

Pada hakikatnya jujur atau kejujuran didasari oleh kesadaran moral yang tinggi,
kesadaran pengakuan akan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap
kesalahan atau dosa.

Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena melihat kita
sendiri berhadapan dengan hal baik buruk. Disitu manusia dihadapkan kepada pilihan antara
yang yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, meskipun dapat dilakukan.

Orang yang memiliki sifat jujur perkataannya selalu dapat dibuktikan dengan
perbuatan, dan apa yang dikatankannya sesuai dengan apa yang dipraktikannya. Dr. Marzuki,
M. Ag (TT) menyatakan bahwa sifat jujur dapat terlihat dalam berbagai bentuk, yakni:

a. Benar dalam perkataan, maksudnya seseorang harus selalu berkata benar dalam
keadaan apapun, kapanpun, dan dimanapun.

b. Benar dalam pergaulan, maksudnya dalam bergaul dengan orang lain, seseorang
dilarang menipu, bohong, khianat, dan yang sejenisnya. Dengan bekal kejujuran,
seseorang tersebut akan dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan akan dipercaya
oleh masyarakat.
c. Benar dalam kemauan, maksudnya dengan bekal kejujuran, seseorang akan dapat
menuruti kemaunannya yang benar. Kemauan atau niat yang benar harus dipraktikkan
dengan cara-cara yang benar.

d. Benar dalam berjanji, maksudnya seseorang harus menepati janji ketika berjanj
kepada siapapun, sekalipun seseorang tersebut berjanji kepada anak kecil.

e. Benar dalam kenyataan, maksudnya seseorang harus menampilkan apa yang


sesungguhnya terjadi pada dirinya dan tidak membohongi masyarakat disekitarnya.
Kenyataan yang dialami harusnya ditampakkkan kepada orang lain.

2. MANFAAT SIKAP JUJUR

Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh seseorang yang menerapkan nilai-nilai
kejujuran dalam kehidupannya :

a. Kejujuran merupakan kunci kepercayaan

Kejujuran adalah kunci untuk percaya. Ketika seseorang melakukan sesuatu dengan
kejujuran, berarti seseorang tersebut telah memberikan hati dan jiwa untuk hal tersebut. Hal
ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas perkerjaan yang sedang dilakukan, tetapi juga
meningkatkan ikatan yang baik dengan orang-orang sekitar.

b. Kejujuran menciptakan citra diri yang baik

Saat seseorang mulai mendapatkan kepercayaan dari orang lain, seseorang tersebut
mulai mendapatkan kesempatan untuk menciptakan image/citra diri yang baik tentang
dirinya. Memilih untuk berpegang pada kejujuran ini dapat membantu seseorang di
lingkungannya (keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja). Orang yang jujur pasti dapat
menerima keberhasilan ataupun kegagalan dengan cara yang benar. Hal ini akan memberikan
kesan yang baik pada orang-orang disekitarnya.

c. Kejujuran dapat membangun karakter diri

Reputasi bisa dibuat dalam sekejap tetapi karakter dibangun seumur hidup. Setiap
kejadian pada hidup seseorang dan setiap proses dalam hidup, seseorang membangun
karakternya. Jika seseorang menambahkan lapisan kejujuran untuk itu, maka orang lain akan
menganggap seseorang tersebut sebagai orang yang memiliki nilai-nilai yang tinggi, karena
kejujuran adalah yang terbaik dari semua kebaikan
d. Kejujuran membuat seseorang lebih dihargai

Seperti telah disebutkan sebelumnya, kejujuran membawa kepercayaan dan


meningkatka karakter moral seseorang. Sebagai akibatnya, orang lain akan menghargai sikap
jujur ini. Dengan kata lain, kejujuran memungkinkan seseorang untuk mendapatkan rasa
hormat yang banyak dari orang lain di luar sana yang juga menghargai karakter dan sikapnya.

e. Kejujuran membuat seseorang lebih bertanggung jawab

Ketika seseorang mengadopsi kejujuran sebagai kebijakannya, seseorang tersebut


cenderung menimbang kata-kata dan tindakannya sebelum mengatakan atau melakukan
perbuatan. Sebagai hasilnya, seseorang tersebut akan menjadi orang yang bertanggung jawab
yang peduli akan reputasi dan nilai-nilai dalam hidup.

f. Kejujuran membuat tidur lebih nyenyak

Kejujuran akan memberikan seseorang tidur yag lebih nyaman dan nyenyak.
Ketidakjujuran akan menimbulkan rasa bersalah yang menghantui sepanjang hidup dan ada
banyak orang yang terlibat dalam kebohongan putih tetapi memiliki kesadaran dan rasa
bersalah yang memungkinkan pikiran mereka terus-menerus memikirkan hal tersebut. Dalam
hal ini, kejujuran tampaknya menjadi pilihan terbaik karena tidak hanya mmemberikan
seseorang hati nurani yang bersih tetapi juga memberikan hidup yang bebas dari stress tanpa
ada kekhawatiran.

3. INDIKATOR DAN LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN SIKAP JUJUR

1. Indikator Sikap Jujur

Menurut Mustari (2011: 19) indikator sikap jujur siswa disekolah antara lain:

a. Menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaann sebenarnya.

b. Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan diri.

c. Tidak suka mencontek.

d. Tidak suka berbohong.

e. Tidak memanipulasi fakta/informasi.

f. Berani mengakui kesalahan.


2. Langkah-langkah membangun sikap jujur.

Menurut Aunillah (2011:49) ada beberapa hal yang diperlukan guru untuk
membangun sikap jujur kepada siswanya diantaranya:

a. Proses pemahaman terhadap kejujuran itu sendiri.

Siswa terkadang hanya mengerti ciri orang yang baik adalah bersikap jujur. Tetapi
mereka tidak memahami apa itu sikap jujur. Disinilah peran guru diperlukan untuk
berusaha menanamkan sikap jujur kepada siswanya.

b. Menyediakan sarana yang dapat merangsang tumbuhnya sikap jujur.

Sikap jujur ini tidak harus dipahami oleh siswa tetapi sekolah harus menyediakan
alat bantu yang dapat mendukung terciptanya iklim kejujuran pada dirinya seperti
kantin kejujuran. Dengan adanya kantin kejujuran ini siswa akan terbiasa dengan
sikap jujur dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Hardi dkk (2008:10) bahwa
didalam menerapkan “kantin kejujuran” diskeolah sebagai upaya membentuk
kepribadian siswa, melalui 5 tahap yaitu: a) tahap sosialisasi, b) Tahap
pembentukan pengurus yang dilakukan oleh siswa yang dibimbing OSIS, c) Tahap
pelaksanaan, d) Tahap Evaluasi, e) Tahap Follow Up.

c. Keteladanan

Guru sebagai panutan bagi siswanya harus bisa memberikan contoh contoh kepada
siswanya misalnya dengan berusaha bersikap jujur dan disiplin dalam setiap
kesempatan.

d. Terbuka.

Apabila terdapat siswa yang melakukan kesalahan, maka tugas guru yaitu harus
menegurnya dan menunjukkan kesalahan yang ia lakukan. Bukan malah menutupi
kesalahan yang dilakukan oleh siswanya.

e. Tidak bereaksi berlebihan.

Guru tidak harus bereaksi berlebihan tetapi guru dapat membantu para siswanya
untuk berani mengatakan yang sebenarnya. Apabil siswa itu melakukan sebuah
kesalahan maa tugas seorang guru jangan memberikan hukuman yang berat karena
apabila siswa melakukan kesalahan kemudian hukumannya berat maka siswa
tersebut aan berbohong.

4. IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN

1. Implementasi Nilai Kejujuran dalam Keluarga

• Mengakui kesalahan dan meminta maaf.

• Meminta izin kepada ayah dan ibu jika keluar rumah.

• Menggunakan jatah uang dengan semestinya.

2. Implementasi Nilai Kejujuran dalam Lingkungan Sekolah

• Tidak mencontek saat ulangan atau ujian.

• Bertanya kepada guru jika belum mengerti.

• Meminta izin jika ingin meminjam barang kepada teman.

3. Implementasi Nilai Kejujuran dalam Lingkungan Masyarakat

• Mengembalikan barang temuan yang ditemukan

• Tidak berlaku curang saat bermain.

• tidak mengambil barang milik tetangga.

• Jika berjanji harus ditepati.

5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJUJURAN

a. Faktor keluarga.

Keluarga adalah tempat awal seseorang bertumbuh, semua dibentuk mulai dari
keluarga (Findi, 2012). Keluarga sangat berpengaruh terhadap kejujuran. “Hal terpenting
dalam kejujuran di lingkungan keluarga adalah orangtua perlu menyampaikan dan
mencontohkan berbagai perilaku yang menunjukkan kejujuran dan integritas secara jelas
sehingga anak dapat mengambil patokan dalam menilai perilaku yang baik dan yang buruk”
Dwiputra (dikutip dalam Findi, 2012, para.4).

b. Faktor sekolah.
“Sekolah adalah agen dari sosialisasi” Berns (dikutip dalam Findi, 2012, para. 5).
Selain ketidakjujuran, di lingkungan sekolah terdapat juga kejujuran seperti ajaran yang
sudah diterapkan di dalam sekolah. Mulainya komitmen kejujuran di lingkungan sekolah, di
masa yang akan datang seseorang tersebut akan terbiasa untuk bersikap jujur dan mengurangi
kecurangan-kecurangan seperti korupsi dan sebagainya (Findi, 2012).

c. Faktor masyarakat.

Kejujuran di dalam masyarakat sangat berpengaruh pada seseorang. “Kejujuran


adalah hal yang sangat penting dalam hubungan dengan sesama” (Findi, 2012, para. 6).
Kejujuran membuat seseorang percaya terhadap yang lain, tujuan kejujuran di dalam
masyarakat salah satunya mendapatkan penilaian dan apresiasi dari orang lain (Findi, 2012).

6. CONTOH SIKAP DAN PERILAKU JUJUR

Berikut ini beberapa contoh sikap dan perilaku jujur di lingkungan keluarga, di
lingkungan sekolah, dan di lingkungan masyarakat.:

1. Perilaku Jujur di Lingkungan Keluarga

• Mengatakan yang tujuan sebenarnya saat pamit bepergian

• Mengakui saat melakukan kesalahan

• Bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan

• Memberitahukan nilai ulangan sekolah yang diperoleh apa adanya

• Mengatakan yang sebenarnya saat diminta pendapat oleh orangtua

• Memberitahu orangtua alasan yang sebenarnya saat terlambat pulang

• Menceritakan kebutuhan pribadi apa adanya

• Meminta uang kepada orangtua sesuai dengan kebutuhan

• Mengakui kelalaian melaksanakan pesan orangtua

• Tidak berbohong kepada saudara sendiri

• Tidak mencurangi saudara sendiri

• Meminta izin kepada saudara menggunakan barang miliknya


• Mengembalikan barang yang dipinjam dari saudara

• Berterus terang saat ditanya oleh saudara

• Meminta izin jika akan bepergian

• Mengembalikan sisa uang belanja titipan orangtua

• Tidak merahasiakan sesuatu yang harus diketahui oleh orangtua

• Menceritakan kondisi rumah yang sebenarnya saat ditelepon orangtua

• Tidak memakan makanan milik orang lain

• Menjaga barang yang dipercayakan oleh orangtua

2. Perilaku Jujur di Lingkungan Sekolah

• Mengatakan alasan yang sebenarnya jika terlambat masuk kelas

• Membayar jumlah uang sesuai dengan yang dibeli saat jajan

• Mengembalikan kelebihan uang kembalian saat jajan

• Menepati janji dengan teman

• Tidak mencontek saat ulangan

• Mengembalikan uang yang ditemukan di kelas kepada pemiliknya

• Meminta izin sebelum menggunakan barang milik teman

• Mengatakan kepada guru alasan yang sebenarnya saat meminta izin keluar kelas

• Mengembalikan barang yang dipinjam dari teman

• Tidak berbuat curang saat bermain

• Tidak berbuat curang saat bertanding olahraga

• Tidak mengakui barang hak milik sekolah sebagai milik pribadi

• Tidak mengakui barang hak milik teman sebagai milik sendiri

• Tidak membawa pulang barang milik orang lain


• Tidak mengambil barang teman

• Berani mengakui kekurangan

• Berani mengakui jika tidak paham apa yang diajarkan guru

• Tidak menyembunyikan barang milik teman

• Tidak melakukan perbuatan yang merugikan teman

• Menjaga amanah mengelola uang jika ditunjuk sebagai bendahara kelas

3. Perilaku Jujur di Lingkungan Masyarakat

• Mengakui perbuatan yang merugikan orang lain

• Bersedia bertanggungjawab atas perbuatan yang merugikan orang lain

• Bersedia menceritakan yang sebenarnya saat diminta keterangan

• Mengembalikan barang yang dipinjam secara utuh

• Tidak curang saat berdagang

• Tidak membuat alasan bohong saat diminta bantuan

• Tidak membuat cerita bohong

• Mengeluarkan pendapat sesuai dengan hati nurani

• Meminta izin saat akan meminjam barang orang lain

• Menepati janji

• Menjalankan amanah dengan baik jika dipercaya menyimpan barang orang lain

• Tidak berbuat curang dalam pertandingan persahabatan

• Menyampaikan titipan pesan dengan benar

• Menjaga barang titipan orang lain dengan sungguh-sungguh

• Berani mengakui kesalahan

• Berani mengakui ketidakmampuan


• Tidak memfitnah orang lain

• Tidak merugikan orang lain dengan sengaja

• Mengatakan alasan yang sebenarnya jika tidak bisa menghadiri suatu undangan

• Memegang amanah jika dipercaya membelanjakan uang milik warga

• Tidak melakukan suap kepada polisi ketika kena tilang.

• Tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas.

• Tidak melebihkan takaran timbangan harga agar mendapatkan keuntungan berlebih.

• Berjualan makanan menggunakan bahan-bahan yang aman bagi tubuh manusia.

• Tidak memilih pemimpin yang melakukan aksi “serangan fajar” maupun bagi-bagi
sembao (BLT) terhadap rakyatnya agar dipilih kembali

KESIMPULAN

Jujur adalah sikap dan perilaku terpuji. Pada dasarnya setiap orang menyukai orang
yang jujur, sebaliknya tidak ada orang yang suka dengan orang yang tidak jujur. Agama dan
budaya manapun mengajarkan kita untuk senantiasa berlaku jujur kepada orang lain. Orang
yang tidak jujur, tidak dipercaya dan tidak disukai oleh orang lain. Orang yang tidak jujur
biasa berbohong dan berkhianat (tidak menepati janji).Oleh karena itu kita harus senantiasa
bersikap dan berperilaku jujur di mana saja kita berada.

• UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik!

• Jelaskanlah pengertian kejujuran!

• Jelaskanlah manfaat dari sikap jujur!

• Jelaskanlah bagaimana langkah-langkah dalam membangun sikap jujur

• Jelaskanlah apa saja faktor yang mempengaruhi kejujuran

• Jelaskanlah bagaimana cara kita mengimplementasikan nilai dari sikap kejujuran


KEPUSTAKAAN

Mar’at. 1984. Sifat manusia Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Mar’at. 1981. Sifat Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia.

Mohammad, Mustari. 2011. Nilai Karakter. Yogyakarta: LasBang Pressindo.

Shaliha,Fithriatus.2016 Hukum,Moral,Dan Kekuasaan dalam Telaah.VOL.10 No.IV,oktober-


desember 2016.
Murdianto. 2018. Stereotipe, Prasangka dan Resistensinya (Studi Kasus Pada Etnis Madura
dan Tionghoa di Indonesia). Vol. 10 No.2.

LEMBAR KERJA MAHASIS

PERTEMUAN I

SIKAP JUJUR

Nomor dan Nama Kelompok: …./……………………………

NO No. Nama NIM


Absen
1
2
3
4
Gunakanlah sumber belajar berupa bahan ajar paibeko dan bahan lain dalam daftar pustaka
ataupun jaringan internet jika diperlukan !

TUGAS KELOMPOK

• Apakah makna yang dapat anda pahami dari penjelasan materi sikap jujur?

• Bagaimana anda menyikapi teman anda jika mereka berbohong kepada dosen?

• Apa solusi saudara agar teman saudara tidak mengulanginya lagi?

• Jawaban setelah didikusian.................................................................................163

• implementasi kejujuran dan tanggung jawab……....………………………….164

BAB II

MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A. Capaian Pembelajaran

Mahasiswa dapat memahami secara rinci tentang manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial didalam kehidupan sehari-hari

B. Kemampuan Akhir Pembelajaran

Menjelaskan cara mengimplementasikan tanggungjawab dan sikap jujur siswa dalam


kehidupan di lingkungan masyarakat.

Indikator:

Setelah pembelajaran mahasiswa dapat:

• Menjelaskan fungsi dan peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial.

• Mendeskripsikan hak dan kewajiban kita didalam kehidupan bermasyarakat.


• Mendeksripsikan interaksi sosial yang memunculkan stereotip, prasangka,
diskriminasi dan konflik.

• Menjelaskan solusi yang tepat untuk menghadapi stereotip, prasangka, diskriminasi


dan konflik.

1. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK


SOSIAL

a. Pengertian Makhluk Individu

Individu berasal dari kata “individum” yang artinya adalah satuan terkecil dalam suatu
kelompok yang tidak bisa dipecah lagi menjadi bagian yang terkecil. Seperti halnya dalam
suatu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Baik ayah, ibu, maupun anak merupakan
suatu individu dalam suatu kelompok (keluarga) tersebut, yang sudah tidak bisa dipecah lagi
menjadi bagian yang terkecil. Individu bahwa manusia mampu berdiri sendiri. Pada
dasarnya, kegiatan atau aktivitas seseorang ditujukan untuk memenuhi kepentingan diri dan
kebutuhan diri. Sebagai makhluk dengan kesatuan jiwa dan raga, maka aktivitas individu
adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan jiwa, rohani, atau psikologis, serta
kebutuhan jasmani atau biologis.

Pada hakekatnya manusia merupakan makhluk individu yang bersifat unik dan khas.
Manusia diartikan berbeda-beda baik dari segi biologis maupun rohaninya. Manusia dalam
segi islam di panggil dalam beberapa istilah, yaitu al-insan, al-nass, al-abd, dan bani adam,
bahkan dengan panggilan-panggilan lainnya. Al-insan berarti suka,senang,jinak,ramah,atau
makhluk yang sering lupa. An-nass berarti manusia (jamak). Al-abd berarti manusia sebagai
hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak adam karena berasal dari keturunan bani adam.
Dalam diri manusia terdiri dari unsur-unsur, yaitu jasad,roh,nafs,qolbu,fikr,dan akal. Manusia
adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk
individu. Individu menurut Effendi adalah berasal dari kata “in” dan “divided”. Dalam bahasa
inggris “in” mengandung pengertian tidak, sedangkan “divided” mengandung pengertian
terbagi. Jadi individu berarti tidak terbagi atau satu kesatuan. Kata individu dalam bahasa
latin berasal dari kata “individium” artinya yang tidak terbagi. Jadi kata individu merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu yang paling kecil dan terbatas.

Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk hidup merupakan kesatuan aspek
jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak
menyatu lagi, maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai seorang individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai makhluk individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri tidak ada manusia yang persis
sama. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip
adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ini merupakan faktor keturunan. Jika seorang
individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir ia juga memiliki ciri
fisik dan karakter yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan
merujuk pada ligkungan fisik dan ingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi alam
sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan dimana seorang individu melakukan
interaksi sosial.

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Potensi ini berkembang
jika adanya rangsangan,wadah, dan suasana kondusif. Jika fenomena sosial dilingkungannya
telah tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan terus berkembang. Berawal dari
potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan
kehendaknya masing-masing.

Manusia secara individu dapat diartikan makhluk individu yang memiliki kesatuan antara
jiwa dan raga, dan secara aktivitasnya adalah satu kesatuan. Dalam penerapannya, masing-
masing individu memiliki karakter, kemampuan, dan pola fikir yang berbeda-beda. Maka dari
itu, manusia yang terbentuk secara individu pasti melalui beberapa proses
pertumbuhan/evolusi, seperti proses dalam lingkungan keluarga, baik secara etika, estetika
dan moral agama.

Adapun dampak positif manusia yang hidup secara individu sebagai berikut;

a. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara mandiri.

b. Tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

c. Tidak terikat dalam aturan/norma suatu kelompok.


Adapun dampak negatif manusia yang hidup secara individu sebagai berikut;

a. Tidak dapat mengembangkan kemampuan/ilmu pengetahuan.

b. Tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

c. Sulit dalam melakukan suatu kegiatan secara jamak.

Sebagai makhluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas
unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga
inilah yang membentuk individu. manusia .
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, danperasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggungjawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa
akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikati
ndividualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah
ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa.Seseorangdikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-
unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik danp sikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Setiap
manusia memiliki keunikan dan cirikhas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari
sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang
individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor
keturunan, dibawa individu sejak lahir.Kalau seseorang individu memiliki cirifisik atau
karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktorfenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan
dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi
sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar. Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut
dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi
oleh faktor bawaan (genotip) danfaktor lingkungan yang saling berinteraksi terus-menerus.
Memahami Manusia Sebagai Makhluk Individul manusia sebagai mahluk individu sebaiknya
perlu dipahami arti kata individu itu sendiri. Kata “Individu”berasal dari kata latin,
“individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatukesatuan yang paling kecil dan terbatas. Manusia sebagai
makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,unsur fisik dan psikis, unsur raga dan
jiwa. Seseorang dikatakan sebagaimanusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu
dalam dirinya. Jikaunsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut
sebagai individu.

b. Pengertian Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri, karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaannya. Kata social berasal dari bahasa latin yaitu “socios” dan “logos”. Socios yang
berarti kawan/rekan/partner. Dan Logos berarti ilmu pengetahuan. Maka hal ini bisa
disimpulkan bahwa social atau sosiologi adalah suatu hubungan antar manusia dan
lingkungan sekitar yang saling memberikan ilmu pengetahuan, baik secara lisan maupun
perbuatan.

Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain
itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-
tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa mengguna tantangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan,
bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Manusia dikatakan juga sebagai mahluk sosial karena manusia tidakakan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir, ia
memerlukan pertolongan manusia lain.Beda dengan hewan, jerapah misalnya, ketika binatang
ini lahir hanyadalam beberapa menit saja ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan
mengikutiinduknya. Karena untuk mempertahankan dirinya hewan di bekali insting.Insting
atau naluri adalah sesatu yang sejak lahir, yang diperoleh bukanmemalui proses belajar.
Manusia berbeda dengan hewan, untuk mempertahankan hidupnya diadibekali dengan akal.
Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayilahir misalnya, ia hanya bisa
memiliki insting menangis. Bayi lapar maka ia akan menangis dan saat bayi sedang
pipis.Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkinberkembang bila ia
hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus belajar
dari manusia lainnya. Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang
hidupmanusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-
bentuksosialisasi.Seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjanghidup,
atau pendidikan berkesinambungan. Light et al. (1989 : 130) mengumumkan bahwa setekah
sosialisasi diniyang dinamakan sosialisasi primer kita jumpai sosialisasi sekunder. Berger dan
Luckmann (1967) mendefinisikan sosialisasi primer sebagaisosialisasi pertama yang dijalani
individu semasa kecil melalui mana ia menjadianggota masyarakat.Sedangkan sosialisasi
sekunder mereka mendefinisikan sebagai prosesberikutnya yang memperkenalkan individu
yang telah disosialisasikan kedalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.Sosialisasi
perimer berakhir apabila konsep tentang orang lain padaumumnya telah berentuk dan
tertanam dalam kesadaran individu.Karena manusia adalah mahluk sosial, mereka
berinteraksi dengan yanglain tidak selamanya interaksi itu berjalan dengan baik, terkadang
menimbulkanhal-ha lain yang negatif.Sifat-sifat negatif yang sering ditampilkan itu disebut
prasangka(lrejudice).

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain
itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-
tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan
dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain Potensi manusia
akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi
sosial di dalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan
manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni:
a. Tekanan emosional
b. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang
direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang
lain kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang
orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
c. Isolasisosial, Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang
sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa dan
selalu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain, manusia tidak mungkin hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada
manusia. sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki
kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa
yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan dorongan. Secara sosial sebenarnya manusia
merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam
berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap individu manusia memiliki
hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya bersekolah,
melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi,
politik dan bahkan beragama. Contoh umum dampak positif manusia yang hidup secara
sosial sebagai berikut;

a. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara kerjasama (gotong royong).

b. Dapat berbagi informasi dan ilmu pengetahuan.

c. saling tolong-menolong satu sama lainnya.

Dampak negative dari manusia bersosial hampir tidak ada, hanya saja mereka memiliki
aturan yang telah disepakati dengan kata mufakat dengan tidak melangggarnya.

2. FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN


SOSIAL

a. Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya,


baik potensi jasmani maupun potensi rohani serta potensi lainnya.
b. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi :
c. Kesadarann akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri.
d. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
e. Penghargaan akan hak-hak orang lain.
f. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki
kepribadian. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa
yang dibangun oleh perasaan, pengetahuan, dan dorongan. Menurut kodratnya, manusia
adalah makhluk bermasyarakat. Dalam bentuk konkretnya, manusia bergaul, berkomunikasi,
dan berinteraksi dengan manusia lainnya.

1. Fungsi Manusia dalam Masyarakat

Dalam kehidupan masyarakat yang dinamis dan selalu berkembang menuju kemajuan,
individu-individu yang bergabung di dalamnya mampu mengembangkan potensi dan
kemampuan berkreasi serta menemukan inovasi yang tidak sama antara satu sama lain.

2. Tugas Manusia dalam Masyarakat


Manusia di masyarakat bertugas sebagai pembentuk, pelaku, dan pemakai masyarakat itu
sendiri.

3. Masyarakat sebagai Wadah Pemanusiaan Individu

Di masyarakat, individu akan menjadi makhluk sosial. Jika individu tidak hidup di
masyarakat, dia tidak akan mengenali bahwa dirinya makhluk sosial yang sangat bergantung
pada orang lain.

4. Tugas Keluarga Membina Individu sebagai Makhluk Sosial

Keluarga bertugas menjadikan anak-anaknya sebagai wahana atau tempat pembentuk


kepribadian individu. Keluarga juga bertugas mentransfer kebudayaan yang ada di
masyarakat untuk diberikan kepada keluarga. Sehingga individu-individu yang ada di
keluarga tahu budaya atau peraturan apa saja yang ada di masyarakat.

5. Individu sebagai Anggota Keluarga

Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai
makhluk sosial yang ditandai adanya kerjasama ekonomi.

6. Individu sebagai Anggota Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia (individu) yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat-istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

3. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-
unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Dalam
masyarakat manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup berinteraksi dengan orang
lain. Dalam interaksi itulah manusia harusnya memiliki suatu etika hidup bermasyarakat.
Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Nilai erat hubungannya
dengan masyarakat, baik dalam bidang etika yang mengatur kehidupan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai sebagai
suatu yang objektif, apabila ia memandang nilai itu ada tanpa ada yang menilainya, tetapi ada
sebagian sesuatuyang ada dan menuntun manusia dan kehidupannya. Jadi nilai memang tidak
akanada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilaian. Oleh karena itu nilai melekat dengan
subjek penilaian (Hartomo, 1997).

Unsur masyarakat yang melekat adalah kebudayaan. Dimana budaya yang timbul dalam
masyarakat dapat berupa tradisi, nilai, norma, upacara-upacara yang sudah melekat dalam
interaksi sosial warga masyarakat. Manusia sejak ia lahir selalu terikat dengan masyarakat.
Masyarakat di sini dapat dihitung dari konteks masalah lingkungan. Sejak lahir manusia akan
selalu berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Setiap masyarakat akan menerima pengaruh
dari lingkungan sosial yang disebu tmasyarakat. Penyebab manusia hidup bermasyarakat dan
berinteraksi dengan orang lain yaitu karena seseorang harus bergaul dalam suatu kelompok
sosial. Pergaulan itu dapat terwujud manakala seorang individu berbicara, berinteraksi dan
salingberhubungan dengan masyarakat lain agar terciptanya lingkungan sosial atau interaksi
sosial dalam masyarakat. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.Unsur saling
memerlukan muncul karena setiap manusia sebagai anggota masyarakattidak bisa memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Jadiada saling ketergantungan
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Dan disinilah sesungguhnya makna
manusia sebagai makhluk sosial (Suratman dkk, 2013). Faktor-faktor yang mendasari
berlangsungnya interaksi sosial yaitu:

a. Faktor imitasi (peniruan)

Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui
sikap, penampilan, gaya hidup atau apa saja yang dimiliki oleh orang laintersebut. Misalnya
seorang anak meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya, baikcara berbicara atau tutur kata,
cara berjalan, cara berpakaian dan sebagainya. Proses imitasi yang dilakukan oleh seseorang
berkembang dari lingkup keluarga kepada lingkup lingkungan yang lebih luas, seperti
lingkungan tetangga, lingkungan sekolah dan lingkungan kerja, seiring dengan pertumbuhan
dan perkembangan pergaulan orang tersebut. ruang lingkup imitasi menjadi semakin luas
seiring dengan berkembangnya media massa terutama media audio-visual (Herimanto, 2011).

b. Identifikasi (menyamakan ciri)


Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
menjadi sama (identik) dengan seseorang atau sekelompok orang lain. Identifikasi dapat
dinyatakan sebagai proses yang lebih dalam atau lebih lanjut dari imitasi. Apabila pada
imitasi orang hanya meniru cara yang dilakukan oleh orang lain,maka dalam identifikasi ini
orang tidak hanya meniru tetapi mengidentikkan dirinya dengan orang lain tersebut. dalam
identifikasi yang terjadi tidak sekedar peniruan pola atau cara, namun melibatkan proses
kejiwaan yang dalam (Herimanto, 2011).

c. Sugesti (diterimanya suatu sikap atau tindakan secara emosional)

Sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan oleh seseorang
kepada individu lain sehingga orang yang dipengaruhi tersebut menerima pengaruh tersebut
secara emosional, tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional. Sugesti dapat diberikan dari
seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada individu ataupun kelompok terhadap
kelompok. Wujud sugesti dapat bermacam-macam, dapat berupa tindakan, sikap perilaku,
pendapat, saran dan pemikiran (Herimanto, 2011).

d. Simpati (kemampuan merasakan diri dalam keadaan orang lain)

Simpati adalah suatu proses ketika seorang individu atau sekelompok individu tertarik
kepada (merasakan diri) dalam keadaan orang atau kelompok orang lain sedemikian rupa
sehingga menyentuh jiwa dan perasaannya. Dinyatakan sedemikian rupa karena dapat terjadi
bagi jiwa dan perasaan orang lain, keadaan tersebut biasa-biasa saja, artinya tidak
menimbulkan simpati. Karena merupakan proses kejiwaan, berlangsungnya tidak selalu
mudah dipahami secara rasional (Herimanto, 2011).

4. HAK DAN KEWAJIBAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Hak adalah segala sesuatu yang harus diterima oleh seorang individu. Hak asasi
mrupakan hak yang paling dasar diterima oleh seseorang, yakni hak yang diperoleh oleh
seseorang sejak lahir, hak tersebut diantaranya hak hidup dan hak mendapat perlindungan,
serta hak mendapat pendidikan yang layak. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus
dilaksanakan atau dikerjakan. Kewajiban kita sebagai individu adalah sebagai berikut:

a. Wajib menghormati oranag tua


b. Wajib patuh kepada perintah dan nasehat orang tua

c. Wajib menjaga nama baik keluarga

Setiap orang memilki hak dan kewajiban. Hak daan kewajiban yang pertama kita
temukan dan lakukan adalah dalam keluarga. Apabila telah dewasa barulah individu memiliki
beberapa hak dan kewajiban dalam masyarakat. Hak dan kewajiban setiap individu dilindungi
oleh pemerintah melalui Undang – Undang. Artinya pemerintah menjamin akan hak setiap
individu dan mengawasi individu dalam melaksanakan kewajibannya, jika ditanya mana yang
harus didahului antara hak dan kewajiban, jawabannya adalah hak dan kewajiban itu harus
dilaksanakan secara seimbang antara keduanya, dengan kata lain hak dan kewajiban sama
pentingnya. Adapun hak individu dalam masyarakat diantaranya adaalah sebagai berikut:

• Hak untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing – masing individu.
Dan pemerintah menjamin hak tersebut, dengan diakuinya bebrapa kepercayaan atau
agama di Indonesia, diantaranya: agama Islam, Kristen katolik, krinten protestan,
Budha, dan Hindu,

• Hak untuk mendapat perlindungan hukum

• Setiap anggota masyarakat berhak mendapat perlindungan hukum dari permerintah,


artinya hak kita terjamin jika ada yang merugikan terjadi pada individu atau yang
melanggar haknya, maka individu tersebut berhak menerima pembelaan hukum dan
sebailiknya, orang yang merugikan tersebut dihukum sesuai dengan perbuatan yang
telah dilakukannya. Perlindungan hukum dilakukan tanpa melihat latar belakang
individu seperti status kaya tau miskin.

• Hak mendapatkan pendidikan yang layak, Setiap individu berhak untuk mendapatkan
pengajaran di sekolah.

• Hak untuk mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan Setiap orang berhak
menyampaikan pendapatnya dalam sebauh rapat, atau dalam masyarakat, atau dimana
saja, sesaui dengan kaidah – kaidah yang berlaku.

• Hak untuk dipilih dan memilih.

• Hak mendaptkan fasilitas hidup yang layak. Seperti adanya penyediaan air bersih,
penerangan (listrik), alat komunikasi, transportasi umum, serta pengelolaan sampah.
• Untuk memperoleh hak – hak tersebut, sebagai individu juga harus melaksanakan
kewajiban, karena hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara seimbang. Adapun
kewajiban sebagai masyarakat adalah sebagai berikut:

• Kewajiban membayar pajak

• Sebagai masyarakat Indonesia kita wajib membayar pajak, seperti pajak bangunan,
tanah, sepeda motor, mobil, dan pajak penghasilan. Pajak yang dibayar oleh
masyarakat ini akan dikelola oleh pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, diantara hal
– hal yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut:

• Membiayai pembangunan dan memperbaiki jalan

• Membiayai pendidikan Indonesia

• Membayar gaji pegawai negeri

• Mendirikan sekolah

• Membiayai kesehatan

• Kewajiban membayar listrik, telepon, dan air

• Masyarakat wajib membayar biaya telepon kapada PT Telkom, biaya listrik kepada
PT PLN, dan membayar biaya air kepada PAM.

• Kewajiban membayar telepon, listrik, dan air setiap bulan

• Keamanan lingkungan menjadi tanggung jawab masyarakat yang tinggal di tempat


tersebut. Misalnya dengan mengadakan ronda malam, dan menjaga ketenangan
lingkungan tempat kita tinggal, dengan tidak menyalakan televise dan radio dengan
suara keras.

• Kewajiban menjaga kebersihan lingkungan

• Menjaga lingkungan sekitar misalnya dengan, menyapu dan mengepel rumah setiap
hari, membuang sampah pada tempatnya, memberikan saluran air supaya tidak
menjadi sarang nyamuk, turut serta dalam kegiatan kerja sama warga, seperti kerja
bakti untuk membersihkan lingkungan.
Untuk tempat – tempat umum seperti, pasar, terminal, stasiun, rumah Sakit umun, telpon
umun, jalan raya masyarakat berkewajiban sebagai berikut:

• Membuang sampah pada tempatnya

• Tidak mecoret coret sembarangan

• Tidak merusak fasilitas umum

a. Interaksi Sosial Memunculkan Berbagai Interaksi

Interaksi adalah proses dimana-mana orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam


pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain, dimana kelakuan antar individu saling
memepengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
(Setiadi,dkk 2003:95)

Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan:bentuk umum proses-proses sosial
adalah interaksi sosial . salah satu contohnya yaitu, apabila dua orang bertemu, interaksi
dimulai: pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, bahkan
mungkin berkelahi. Aktivita-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi
sosial. Adapun faktor-faktor yang medasari berlangsungnya interaksi sosial, yaitu:

• Faktor imitasi

Faktor imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang


berlaku. Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksi
sosial. Seperti yang telah dikemukakan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa
seluruh kehidupan sosial itu sebenarmya berdasarkan kepada faktor imitasi saja.

• Faktor sugesti

• Autosugesti, sugesti terhadap diri sendiri yang datang dari dirinya sendiri

• Heterosugesti, sugesti yang datang dari orang lain

Imitasi dengan sugesti fungsinya hampir sama yaitu interaksi sosial, hanya saja
perbedaaanya yaitu jika dalam faktor imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya,
sedangkan faktor sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu
diterima oleh orang lain di luarnya.

• Faktor identifikasi

Hubungan interaksi sosial lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas
prose-proses sugesti maupun imitasi.

• Faktor simpati

Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarlan penilaiaan
perasaaan seperti juga pada proses identifikasi.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial

• kontak sosial

kontak sosial merupakan tindakan pertama dalam interaksi sosial, meskipun kontakk
sosial belum mampu memebentuk komunikasi yang berkelanjutan (syam 2012:79).
kontak sosial ada yang bersifat positif dan negatif, kontak sosial yang positif dapat
mengarahkan pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial yang bersifat negatif
dapat mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan, bahkan dapat menyebabkan
tidak terjadinya interaksi sosial (Setiadi, dkk 2003: 99).

Menurut Soekanto (dalam Wadiyo 2008) Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu:

• Antara orang perorangan, misalnya anak kecil memepelajari kebiasaan di dalam


keluarganya.

• Antara orang perorangan denga suatu kelompok atau sebaliknya.

• Antara kelompok manusia dengan kelompok lainnya,misalnya dua partai politik


bekerja sama untuk mengalahkan partai politi yang ketiga didalam pemilu

• Komunikasi

Proses menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak lain sehingga terjadi pengetian
bersama. Dalam komuikasi terdapat dua pihak yang terlibat, pihak yang
menyampaikan pesan disebut komunikator dan pihak penerima pesan disebut
komunikasi

Bentuk-bentuk interaksi sosial:

Menurut Gillin and Gillin (setiadi, dkk 2013:101) ada dua macam proses sosial yang
timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, diantaranya yaitu:

• Interaksi asosiatif

• Kerja sama

• Kerjasama Bargaining, pelaksanaan perjanjian menegnai pertukaran barang dan jasa


antara dua organisasi atau lebih.

• Kerjasama cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan


atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.

• Kerjasama coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memunyai
tujuan yang sama.

• Akomodasi

Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu
keadaan, berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara
orang perorangan dan kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial
dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat

• Interaksi disosiatif

• Persaingan, persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau
kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya
daengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangaka yang telah ada tanpa
menggunakan kekerasan.
• Kontravensi, bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan.
Kontravensi ditandai oleh adnaya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan
tidak suka yang disembunyikan, dan kebencian terhada kepribadian orang lain.

• Pertentangan

• Pertentangan pribadi, pertentagan antar individu.

• Pertentangan rasional,pertentangan karena asanya perbedaaan ras.

• Pertentangan kelas sosial, pertentangan yang disebabakan oleh perbedaaan


kepentingan antara kelas sosial.

• Pertentangan politik, pertentangana antara partai-partai politik untuk memperoleh


kekuasaan Negara.

b. Interaksi sosial memunculkan berbagai corak stereotip, prasangka yang berakibat


adanya diskriminasi dan konflik

• Stereotip

Stereotip menurut Chaplin (1995) adalah persepsi terhadap suatu objek yang tidak
dapat di ubah atau kaku. Sedangkan menurut Franzoi (2008 : 199) Stereotip adalah
kepercayaan tentang orang yang menempatkan mereka kedalam satu kategori dan tidak
mengizinkan bagi berbagai (variation) individual. Kepercayaan sosial ini dipelajari dari orang
lain dan dipelihara melalui aturan-aturan dalam interaksi sosial. jadi stereotip ini adalah
penilaian terhadap seseorang melalui persepsi kelompok yang umumnya dapat dibedakan
didalamnya. Stereotip ini akan mempengaruhi seseorang didalam memproses informasi yang
ada. Apabila orang tersebut salah didalam memproses informasi maka informasi yang
disampaikannya tersebut berarti tidak nyata atau tidak real.

Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi dan mendorong timbulna stereotip yaitu:

• Keluarga perlakuan ayah dan ibu terhadap anak laki-laki dan perempuan yang
berbeda. Misalnya pada saat ibu sedang mengandung anak pertama sang ayah
ingin sekali melahirkan anak laki-laki. Tetap justru malah yang lahir anak
perempuan. Sehingga perlakuan ayahnya terhadap anak perempuan tersebut
seperti kurang mendapatkan perhatian dari ayahnya. Kemudian si ibu
mengandung lagi dan kemudian melahirkan anak laki-laki. Ayah tersebut berbeda
perlakuannya terhadap kedua anak tersebut. sang ayah lebih menyayangi dan
memberian perhatian yang lebih terhadap anak laki-laki tersebut.

• Teman sebaya: disini teman sebaya sangat mempengaruhi stereotip sang anak
tersebut. dimana mainan laki-laki adalah sepak bola sedangkan perempuan adalah
boneka. Peran teman sebaya didalam memberitahu mainan yang cocok untuk anak
laki-laki dan anak perempuan sangat penting Karena itu merupakan pembentukan
pribadi seseorang.

• Sekolah: sekolah ini memberikan prilaku yang berbeda terhadap mereka. Hal ini
melalui gender yang ada.

• Masyarakat: masyarakat akan sangat mempengaruhi stereotip sikap sang anak.


didalam masyarakat yang lebih banyak memerlukan bantuan adalah wanita
sedangkan yang laki-laki berguna unttuk memecahkan masalah yang ada.

• Media massa: pengaruh media massa ini bisa bergantung pada pekerjaan seorang
laki-laki yang memiliki perkerjaan yang tinggi daripada wanita.

• Prasangka

Prasangka menurut Baroon & Byrne (Sarwono, 2002:267) adalah sikap yang negatif
terhadap kelompok tertentu atau seseorang, semata-mata karena keanggotaannya didalam
kelompok tersebut.prasnagka ini bisa bersifat positif dan negatif tetapi prasangkka ini adalah
masalah psikologi sosial karena dampak dari prasangka adalah hubungan pribadi dan
kelompok. Prasangka menurut Mar’at (1984) adalah dugaan-dugaan yang biasanya mengarah
kepada hal yang negatif tetapi bisa juga dugaan tersebut mengarah ke hal yang positf.Tetapi
pada umumnya prasangka ini mengarah pada hal yang negatif.Didalam interaksi sosial,
prasangka ini memiliki hubungan yang erat dengan komponen afektif yang bersifat negatif,
terutama bila dihubungkan dengan kelompok minoritas dan kelompok etnis.

• Jenis-jenis Prasangka

• Prasangka Rasial
Rasial ini menrupakan tindakan yang mengarah pada rasisme. Rasisme sendiri adalah
kepercayaan yang menyatakan bahwa perbedaan biologis akan menentukan pancapaian
budaya atau individu suatu ras tertentu lebih superior dan dapat mengatur ras lainnya.
Contohnya prasangka antara orang yang berulit putih dengan orang yang berkulit hitam di
Amerika.

• Prasangka jenis kelamin

Pembagian peran secara tradisional ini menurut jenis kelamin nantinya akan
berkembang kepribadian yang berbeda antara kedua jenis kelamin tersebut. perbedaan yang
ada nantinya akan menimbulkan prasangka dan diskriminasi.

• Prasangka Homoseksual

Terdapat salah satu teori yang menyataan bahwa homoseksual ini terjadi karena
adanya peran pria dan wanita secara tradisional yang disusun berdasarkan kondisi salam
masyarakat yang didominasi oleh kaum homoseksual.

• Prasangka agama

Diindonesia toleransi ini cukup baik. Walaupun masih ada prasangka-prasangka antar
agama seperti sikap negatif antar responden terhadap perkawinan beda agama, terlepas dari
tingkat pendidikan dan pola pendidikan agama yang merea peroleh dari rumah (Sarwono,
2002:281).

• Prasangka Lain

Terdapat pula prasangka lain didalam kehidupan bermasyarakat yaitu prasangka


terhadap seorang pria yang memakai anting, prasangka terhadap pegawai negeri dan polisi.

• Faktor yang Mempengaruhi Prasangka

Menurut Mar’at (1981) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prasangka:

• Pengaruh kepribadian
Didalam kepribadian seseorang nantinya pasti timbul prasangka.Dimana seseorang
yang memiliki kepribadian otoriter ini nantinya seseorang tersebut aan cepat curiga, tidak
percaya dan berfikir dogmatis.

• Pendidikan dan status

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula cara berfikir
seseorang tersebut.

• Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua.

Disini peran orangtua sangat menentukan kepribadian si anak. Jadi orangtua


diharapkan bisa mendidik anaknya agar anak tersebut tidak timbul prasangka yang negatif.

• Pengaruh kelompok

Didalam kelompok pastinya memiliki norma-norma dan nilai-nilai yang


dianutnya.Yang nantinya bisa berpengaruh pada prasangka dimiliki seseorang.

• Pengaruh Politik dan Ekonomi

Pengaruh ini merupakan faktor yang bisa menimbulkan suatu prasangka. Prasangka
ini bisanya terjadi didalam kelompok yang minoritas.

• Pengaruh Komunikasi

Komunikasi ini sangat penting karena dapat memberikan informasi yang baik dan
kebanyakan dari komponen sikap nantinya akan dipengaruhi oleh radio, televise dan lain
sebagainya.

• Pengaruh hubungan sosial

Hubungan sosial ini merupakan media didalam mempertinggi prasangka seseorang. Jadi
dengan hubungan sosial ini akan muncul juga prasangka.

c. Diskriminasi
Menurut Theodorson (1979: 115-116) diskriminasi adalah perlakuan yang tidak
seimbang terhadap seseorang atau kelompok berdasaran sesuatu misalnya ras, agama dan
keanggotaan kelas-kelas sosial.

Macam-macam diskriminasi yaitu:

• Diskriminasi terhadap suku, bangsa, ras dan gender.

• Agama dan keyakinan.

• Ideology dan politik

• Adat dan kesopanan

• Kesenjangan ekonomi

• Kesenjangan sosial

d. Konflik

Konflik berasal dari kata Configure yang berarti saling memukul, yang dimaksud
konflik adalah suatu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam
masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan dan saling
menghancurkan.

Faktor penyebab konflik yaitu:

• Perbedaan individu yag meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap orang pasti memiliki perbedaan pendirian dan perasaan. Tidak mungkin semua
orang memilki pendirian dan perasaan yang sama. Perbedaan ini suatu saat akan
memunculkan suatu konflik karena fikiran mereka tidak selalu sejalan atau searah.

• Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda.

Perbedaan kebudayaan terhadap seseorang dengan orang lain juga akan memicu
konflik, karena kebudayaan yang ada di Indonesiaini memang berbeda-beda sehingga sulit
untuk bisa menyatakannya.
• Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok manusia memiliki perasaan
pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Perbedaan kebudayaan seperti pendidikannya, keluarganya atau sebagainya akan


menimbulkan suatu konflik , yang nantinya akan berpengaruh terhadap kepribadian
seseorang.

• Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

kita contoh kan pada masyarakat desa yang tiba-tiba terjadi proses indutrialisasi yang
kebanyakan mereka belum siap. Akibatnya nanti akan terjadi konflik yang serius didalam
masyarakat. Perubahan yang cepat dan mendadak nantinya akan memunculkan keguncangan
proses-prose sosial yang ada didalam masyarakat bhkan bisa juga terjadi penolakan dari
masyarakat karena dianggap dapat mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang ada.

e. Beberapa kasus stereotip, prasangka dan diskriminasi serta konflik

• Stereotip

• Stereotip Gender

Contoh dari stereotip gender adalah seorang wanita yang bekerja sebagai supir
taksi. Padahal secara lahiriah wanita diciptakan dengan keadaan fisik yang
menarik.Seharusnya wanita itu cukup dirumah saja yang bekerja seperti itu harusnya
suaminya.Karena suami bertanggung jawab atas kehidupan anak istrinya.Wanita
urang cocok kalau bekerja seperti itu.

• Stereotip Pekerjaan

Banyak orang yang beranggapan bahwa pekerjaan kantoran itu bagus daripada
pekerjaan yang lainnya.padahal, orang yang bekerja di kantoran itu tidak semua nya
bisa di contoh. Apabila seseorang trus beranggapan seperti itu maka nanti akan terjadi
stratifikasi sosial yang ada di Indonesia yang membeda-bedakan orang lain dengan
pekerjaan yang mereka jalani tersebut. Seharusnya, masyarakat tidak beranggapan
seperti hal yang demikian.

• Stereotip Etnis
Di Indonesia ini memiliki banyak sekali keberagaman suku bangsa dan budaya. Jadi
keberagaman yang ada itu nantinya akan menimbulkan stereotip dimasyarakat. Kasus
stereotip yang ada di Indonesia contohnya stereotip terhadap etnis Jawa dan etnis
Minang.Etnis jawa terkenal dengan etnisnya yang sopan dan halus, serta dapat menjaga
keharmonisan budaya dan hubungan sosialnya. Sedangkan etnis minang terenal sebagai etnis
yang pekerja keras yang unggul didalam berdagang, tetapi sering kali dianggap culas dan
licik didalam berdagang tersebut. hal ini dikarenakan filosofi “tahimpik di ateh, takuruang di
lua” (terhimpit di atas, terkurung di luar).

• Prasangka

Di Amerika Serikat terdapat sebuah isu yang sangat dikenal sekali oleh dunia
yaitu isu rasis yaitu kulit putih dan kulit hitam.Disini yang menjadi permasalahan
adalah terjadi perbedaan antara orang yang berkulit putih dengan orang yang berkulit
hitam yang sangat luar bias. Dimana, orang yang berkulit hitam merupakan
kelompok yang minoritas dan orang yang berkulit putih merupakan kelompok yang
mayoritasnya di Amerika. Mereka menganggap orang yang berkulit hitam tersebut
merupakan orang yang berbahaya sehingga orang yang berkulit hitam di bedakan
haknya dari orang yang berkulit putih. Seperti kalau orang yang berkulit putih hanya
membutuhkan SIM untuk jaminanya, tetapi berbeda lagi dengan orang yang berkulit
hitam yang selain SIM sebagai jaminannya tetapi masih ada lagi jaminan yang lain
agar orang yang berulit putih tersebut percaya kepada orang yang berkulit hitam.

• Diskriminasi

• Diskriminasi Agama

Kasus ini terjadi pada tahun 2010 dimana pada kasus ini yang menjadi
permasalahan adalah pendirian rumah ibadah.Selain itu permohonan izin pendirian
rumah ibadah juga menjadi permasalahan yang utama.Terdapat 24 kasus tentang
pendirian rumah ibadah tanpa izin dan sebanyak 4 kasus pendirian rumah ibadah yang
menggunakan izin tetapi kebanyakan masyarakat masih mempermasalahkannya.

• Diskriminasi Ras dan Etnis


Adanya perbedaan antara rasa tau etnis akan berpengaruh juga terhadap
perbedaan hak dan kewajiban antar kelompok ras dalam masyarakat disuatu Negara.
Diskriminasi etnis ini terjadi di Negara Afrika dengan sistem apartheid yang
dijalankan oleh Inggris, pengusiran Etnis Apache di Amerika dengan menempatkan
pada suatu daerah yang mengesampingkan sisi religio magis dari tanah ulayatnya ,
serta Myanmar dengan Rhohingnya dengan pengusiran yang bermotif ekonomi dan
SARA. Di Indonesia juga terdapat perbedaan etnis dimana pembagian hukum dalam
suatu golongan berdasarkan pada ras dan etnis yang diterapkan oleh penjajah Belanda.

• Diskriminasi Gender

Adanya perbedaan antara hak dan kewajiban seorang wanita dan laki-
laki.Disini yang dipersoalkan adalah mengesampingkan kodrat wanita dalam
konstitusi Negara.Seperti cuti haid yang dipersoalkan, cuti melahirkan yang terkadang
malah menjadi kerentanan seorang wanita untuk di PHK. Serta pembatasan usia kerja
hanya 2 tahun. Karena pada usia ini ia masuk usia perkawinan dan berkeluarga yang
nantinya perusahaan menganggap bahwa ia sudah tidak efesien lagi.

• Diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari

Seperti kasus diskiminasi di area parker kendaraan.Dimana kebanyakan


tukang parker disini lebih memilih memarkirkan kendaraan-kendaraan yang bagus
daripada kendaraan yang jadul.Mungkin mereka menganggap apabila mereka
memarkirkan kendaraan yang bagus maka uang parkirnya bisa mahal.Kemudian di
kelas. Guru lebih memperhatikan siswa yang pandai daripada siswa yang kurang
pandai maupun lebih memperhatikan siswa perempuannya daripada siswa laki-
lakinya. Ini merupakan diskriminasi yang dilakukan oleh guru. Seharusnya guru tidak
boleh seperti itu karena semua orang pasti memiliki hak dan kewajibannya masing-
masing.

f. Solusi Tentang Stereotip, Prasangka, dan Diskriminasi dan Konflik

• Solusi Stereotip

Jangan hanya memandang suatu kelompok atau individu dari satu sisi saja dan
mengabaikan sisi lainnya yang merupakan sebuah kelengkapan dalam diri objek dan
dilewatkan.Menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan pada suatu
kelompok.Maka dari itu sudah saatnya masyarakat lebih objektif dalam menerima
sebuah stereotipe yang hadir di tengah kehidupan bermasyarakat.Di antaranya
menanamkan rasa toleransi dalam merajut sebuah keberagaman yang dimulai sejak dini,
hal ini perlu dilakukan mengingat stereotipe dapat terus-menerus dilestarikan melalui
komunikasi yang beredar di kalangan masyarakat, dan dapat diturunkan ke generasi
berikutnya.

• Solusi Prasangka

• Usaha Preventif : berupa suatu usaha yang ,mencegah agar orang atau kelompok
tidak terkena prasangka. Menciptakan suasana yang tenteram, damai, dan jauh
dari rasa terkena prasangka. Menanamkan sejak kecil perasaan menerima orang
lain meskipun ada perbedaan. Perbedaan bukan berarti pertentangan atau
permusuhan. Memperpendek jarak sosial. Sehingga tidak timbul prasangka.

• Usaha Kuratif : berupa usaha menyembuhkan orang yang sudah terkena


prasangka, berupa usaha menyadarkan. Prasangka adalah hal yang merugikan
dan tidak ada yang bersifat positif bagi kehidupan bersama. Usaha-usaha ini
dapat dilakukan oleh media masa terutama Koran, tv, radio, dan lain-lain, serta
dapat dilakukan oleh para pendidik, orangtua, tokoh-tokoh masyarakat, dan
sebagainya.

• Solusi Diskriminasi

• Belajar untuk Tidak Membenci

Ada pandangan yang mengatakan bahwa prasangka dibawa seseorang


sejak lahir.Sedangkan pandangan lain menegaskan bahwa sikap negatif
tersebut diciptakan,bukan dibawa dari lahir.Anak-anak memiliki prasangka
dengan mempelajari dari orang tuanya serta juga dari media massa.Upaya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi prasangka adalah dengan melarang
orang tua atau orang dewasa lain untuk menurunkan sikap negatifnya tersebut
terhadap anak-anaknya.Langkah pertama adalah dengan membantu orang tua
atau orang dewasa untuk menyadari prasangka yang dimilikinya,kemudian
dapat memotivasinya lebih jauh untuk tidak menularkannya pada anak-
anaknya.Prasangka yang dimiliki membuat seseorang hidup tidak cukup
tenang karena selalu ada perasaan was-was kalau-kalau ia berjumpa dengan
outgrup yang menjadi target prasangkanya.

• DirectIntergroupContact

Pettigrew (1981,1997 dalam Baron dalam Byrne,2003)


menyatakan,bahwa prasangka yang terjadi antarkelompok dapat dikurangi
dengan cara meningkatkan intensitas kontak antara kelompok yang
berprasangka tersebut.Apa yang dijelaskannya ini terkenal sebagai teori
contacthypothesis.Dasar argumentasinya adalah bahwa:
pertama,meningkatnya kontak memungkinkan terjadi pemahaman yang lebih
mendalam mengenai kesamaan yang mungkin mereka miliki.Kedua,walaupun
stereotip resisten terhadap perubahan,namun stereotip dapat berubah jika ada
sejumlah informasi yang tidak konsisten atau bisa juga karena menemukan
adanya sejumlah pengecualian dalam stereotip yang dimilikinya.Ketiga,adalah
bahwa meningkatnya kontak dapat menjadi counter terhadap munculnya
illusionofoutgruphomogeneity.

• Rekategorisasi

Rekategorisasi adalah melakukan perubahan batas antara ingrup dan


outgrupnya.Sebagaiakibatnya,bisa saja seseorang yang sebelumnya dipandang
sebagai outgrupnya,tetapi kemudian menjadi ingrupnya.Rekategorisasi ini
berpotensi untuk mengurangi prasangka yg sebelumnya ada.Seperti yang
diungkapkan Gaertner dan koleganya (1989,1993 dalam Baron dan
Byrne,2003) dalam teorinya mengenai Common in-grup identitymodel.Teori
ini menjelaskan bahwa jika individu dalam kelompok yang berbeda melihat
diri mereka sebagai anggota dari entitas sosial yang tunggal,maka kontak
positif akan meningkat dan intergrupbias akan berkurang.

• Intervesi Kognitif
Kecenderungan untuk melihat keanggotaan orang lain dalam berbagai
kelompok sering menjadi kunci penyebab munculnya prasangka.Oleh karena
itu,ada sejumlah intervensi untuk mengurangi dampak stereotip yang pada
akhirnya dapat mengurangi kecenderungan prasangka dan
diskriminasi.Pertama,dampak dari stereotip dapat dikurangi dengan
memotivasi individu untuk tidak berprasangka.Kedua,melakukan sebuah
intervensi untuk mengurangi kecenderungan orang untuk berfikir stereotip.

• SocialInfluence sebagai Cara Mengurangi Prasangka

Kenyataan bahwa sikap terhadap kelompok ras atau kelompok etnis


tertentu bisa dipengaruhi oleh lingkungan sosial,maka pengubahan sikap
tersebut juga bisa dengan memanfaatkan pengaruh sosial yang ada.Teori ini
dapat memberikan arahan kepada kita mengenai pendekatan intervensi yang
dapat dikembangkan untuk mengubah sikap terhadap kelompok/ras tertentu.

• Coping Terhadap Prasangka

Sejumlah studi menemukan banyaknya efek negatif yang ditemukan pada


individu yang menjadi target diskriminasi.Individual yang tergolong minoritas
sering mendapatkan pengalaman yang disebutnya sebagai ‘stereotypethreat’
yaitu kesadaran orang-orang minoritas bahwa ia akan dievaluasi berdasarkan
status minoritasnya.Kondisi semacam ini tentu saja dapat mengganggu
berkembangnya rasa percaya diri dalam berbagai setting sosial yang ada.

• Upaya Mengatasi Konflik Sosial

• Pengendalian Secara Umum

Secara umum, terdapat beberapa cara dalam upaya mengendalikan atau


meredakan sebuah konflik, yaitu sebagai berikut:

• Konsiliasi (consiliation)

Konsiliasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang dilakukan oleh


lembaga - lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil.Dalam
konsiliasi berbagai kelompok yang berkonflik duduk bersama mendiskusikan hal - hal
yang menjadi pokok permasalahan.Contoh bentuk pengendalian bentuk seperti ini
adalah melalui lembaga perwakilan rakyat.

• Arbitrasi (arbitration)

Arbitrasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial melalui pihak ketiga


dan kedua belah pihak yang berkonflik menyetujuinya.Keputusan - keputusan yang
diambil pihak ketiga hanya dipatuhi oleh pihak - pihak yang berkonflik.

• Mediasi (mediation)

Mediasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial di mana pihak - pihak


yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.Namun berbeda
dengan arbitrasi, keputusan - keputusan pihak ketiga tidak mengikat manapun.

• Adjudication

Adjudication merupakan cara penyelesaian konflik melalui pengadilan yang


tetap dan adil. Pada bentuk ini, telah terjadi konflik yang terjadi antara dua belah
pihak, kemudian pihak tersebut memilih untuk menyelesaikan konfliknya di
pengadilan.

• Segregasi (segregation)

Upaya saling menghindar atau memisahkan diri untuk mengurangi


ketegangan.

• Stalemate

Konflik yang berhenti dengan sendirinya karena kekuatan yang seimbang.

• Kompromi (compromise)

Kedua belah pihak yang bertentangan berusaha mencari penyelesaian dengan


mengurangi tuntutan.Contohnya perjanjian antarnegara tentang batas wilayah
perairan.

• Coercion

Penyelesaian konflik dengan paksaan.Hal ini terjadi disebabkan salah satu


pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
• Konversi

Salah satu pihak mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.

• Gencatan Senjata

Penghentian konflik untuk sementara waktu yang biasanya dalam bentuk


peperangan untuk menyembuhkan korban.

• Pengendalian Menggunakan Manajemen Konflik

Ada lima gaya manajemen konflik berkaitan dengan adaanya tekanan relatif di
antara keinginan untuk menuju ke arah cooperativeness atauassertiveness sesuai
dengan intensitasnya, yaitu sebagai berikut:

• Tindakan Menghindari

Bersikap tidak kooperatif dan assertif, menarik diri dari situasi yang
berkembang atau bersikap negral dalam segala macam cuaca.

• Kompetisi atau Komando Otoritatif

Bersikap tidak kooperatif, tetapi asertif, bekerja dengan cara menentang


keinginan pihak lain, berjuang untuk mendominasi dalam situasi menang atau
kalah dan memaksakan segala sesuatu agar sesuai dengan kesimpulan tertentu
dengan menggunakan kekuasaan yang ada.

• Akomodasi atau Meratakan

Bersikap tidak kooperatif, tetapi tidak asertif, membiarkan keinginan pihak


lain menonjol, meratakan perbedaan - perbedaan guna mempertahankan harmoni
yang diusahakan secara buatan.

• Kompromis

Bersikap cukup kooperatif dan juga asertif dalam intensitas yang cukup.
Bekerja menuju ke arah pemuasan pihak - pihak yang berkepentingan,
mengupayakan tawar - menawar untuk mencapai pemecahan yang dapat diterima
kedua belah pihak meskipun tidak sampai tingkat optimal, tak seorangpun merasa
menang, dan tak seorangpun merasa bahwa yang bersangkutan menang atau kalah
secara mutlak.
• Kolaborasi (kerja sama)

Bersikap kooperatif maupun asertif, berusaha untuk mencapai kepuasan bagi


pihak - pihak yang berkepentingan dengan jalan bekerja melalui perbedaan -
perbedaan yang ada, mencari dan memecahkan masalah hingga setiap individu
atau kelompok mencapai keuntungan masing - masing sesuai dengan harapannya.

g. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Sosial

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua
kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok
atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan rakyat . Dalam diri
manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu
kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa
membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada
keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul
masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau
dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.Ariska mengemukakan dua ada 2 pandangan yaitu pandangan individualisme dan
pandangan sosialisme.

• Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah


makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang
utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat
bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan.Yang menjadi sentral individualisme
adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya.Paham individualisme
menghasilkan ideologi liberalisme.Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut.

• Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya


berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.

• Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai


kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar
individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa
diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan
kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar
tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

• Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc,
dan Proudhon.Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan.Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat.Menurut pandangan
sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang.Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil,


selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat
produksi.Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan
terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan
kesejahteraan.Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu
harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme
yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.
Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing.Individualisme


liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan
politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang
ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi
kemanusiaan.Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani
manusia belum tentu terjamin.

h. Implementasi Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Pada Materi Manusia Sebagai
Makhluk Individu dan Sosial.

A. Sikap Jujur
• Pengertian Sikap Jujur

Menurut Mar’at (2011:11) sikap merupakan predisposisi untuk melakukan


atau tidak melakukan suatu prilaku tertentu sehingga sikap buan hanya gambaran kondisi
internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic inner state), melainkan sikap
lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya, proses ini terjadi secara
subjektif dan unik pada setiap diri individu. Sedangkan jujur menurut Sumani dan Hariyanto
(2012:51) jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan
dilakukan (berintegritas), berarti karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworhisness),
dan tidak curang (no cheathing). Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap jujur adalah suatu
prilaku subjektif dan unik yang sifatnya individual yang berasal dari nilai dan norma
misalnya, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten dengan yang dikatakan dan tidak
berbohong sehingga menuntun seseorang agar terjauh dari tindakanyang tidak baik dan dapat
di terima di lingkungan.

1. Indikator Sikap Jujur

Menurut Mustari (2011: 19) indikator sikap jujur siswa disekolah antara lain:

• Menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaann sebenarnya.

• Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan diri.

• Tidak suka mencontek.

• Tidak suka berbohong.

• Tidak memanipulasi fakta/informasi.

• Berani mengakui kesalahan.

2. Langkah-langkah membangun sikap jujur.

Menurut Aunillah (2011:49) ada beberapa hal yang diperlukan guru untuk
membangun sikap jujur kepada siswanya diantaranya:

• Proses pemahaman terhadap kejujuran itu sendiri.


Siswa terkadang hanya mengerti ciri orang yang baik adalah bersikap jujur.
Tetapi mereka tidak memahami apa itu sikap jujur. Disinilah peran guru diperlukan
untuk berusaha menanamkan sikap jujur kepada siswanya.

• Menyediakan sarana yang dapat merangsang tumbuhnya sikap jujur.

Sikap jujur ini tidak harus dipahami oleh siswa tetapi sekolah harus
menyediakan alat bantu yang dapat mendukung terciptanya iklim kejujuran pada
dirinya seperti kantin kejujuran. Dengan adanya kantin kejujuran ini siswa akan
terbiasa dengan sikap jujur dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Hardi dkk
(2008:10) bahwa didalam menerapkan “kantin kejujuran” diskeolah sebagai upaya
membentuk kepribadian siswa, melalui 5 tahap yaitu: a) tahap sosialisasi, b) Tahap
pembentukan pengurus yang dilakukan oleh siswa yang dibimbing OSIS, c) Tahap
pelaksanaan, d) Tahap Evaluasi, e) Tahap Follow Up.

• Keteladanan

Guru sebagai panutan bagi siswanya harus bisa memberikan contoh contoh
kepada siswanya misalnya dengan berusaha bersikap jujur dan disiplin dalam setiap
kesempatan.

• Terbuka.

Apabila terdapat siswa yang melakukan kesalahan, maka tugas guru yaitu
harus menegurnya dan menunjukkan kesalahan yang ia lakukan. Bukan malah
menutupi kesalahan yang dilakukan oleh siswanya.

• Tidak bereaksi berlebihan.

Guru tidak harus bereaksi berlebihan tetapi guru dapat membantu para
siswanya untuk berani mengatakan yang sebenarnya. Apabil siswa itu melakukan
sebuah kesalahan maa tugas seorang guru jangan memberikan hukuman yang berat
karena apabila siswa melakukan kesalahan kemudian hukumannya berat maka siswa
tersebut aan berbohong.

B. Tanggung jawab
• Pengertian tanggung jawab

Wiyoto (2001) mejnjelaskan tanggung jawaab adalah kemampuan untuk membuat


keputusan yang pantas dan efektif.Pantas merupakan meneapkan pilihan yang terbaik dalam
batas-batas normal sosial dan harapan yang umum diberikan untuk meningkatkan hubungan
antar manusia yang positif, keselamatan, keberhasilan, dan kesejahteraan mereka
sendiri.Menurut schiler dan bryan (2002) tanggung jawab adalah prilaku yang meentukan
bagaimana bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan baberapa jenis keputusan
yang bersifat moral.Baharudi (2000) menjelaskan bahwa tanggung jawab adalah
kesanggupan untuk mentapkan sikap terhadap suatu yang diemban dan kesanggupan untuk
memikul resiko dari sesuatu yang perbuatan yang dilakukan.

• Aspek tanggung jawab

Menurut burhanudin sebagai berikut:

• Kesadaran

Memiliki kesadaran akan etika dan hidup jujur, melakukan perencanaan dan
melaksanakan nya secara fleksibel, sikap produktif dalam mengembangkan diri. Agar bisa
memahami sikap dalam belajar bagi diri nya sendiri.

• Kecintaan dan kesukaan

Memiliki sifat empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal. Hal ini


dikarenakan individu melihat ebutuhan yang lain dan memberikan potensi bagi
diri nya. Dan untuk menunjukan ekspresi cintanya kepada individu lain.

• Keberanian

Memberikan kemampuan yang bertindak independent, mampu melihat prilaku


dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai.

• Jenis- jenis tanggung jawab

Menurut tirtohardjo (dalam Ulfa. 2014) tanggung jawab berdasarkan wujud


nya terdiri dari :

• Tanggung jawab terhadap diri sendiri


Dalam menentukan keinginannya dan menentukan perasaan nya, sebagai
individu yang baik maka harus berani menanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam
bentuk penyesalan yang dalam.

• Tanggung jawab terhadap masyarakat

Manusia dalam berfikir, bertindak berbicara dan segala aktivitas nya, manusia
terkait oleh masyarakat, lingkungan dan negara.

• Tanggung jawab kepada tuhan

Manusia di alam semesta ini tidak muncul dengan sendiri nya, namun ada
yang menciptakan yaitu tuhan YME.Sebagai makhluk ciptaan tuhan manusia wajib
mengabdi kepadaNya dan juga menganggun tuntutan norma-norma agama serta
melakukan kewajibannya terhadap tuhan YME.Sebagai bentuk prilaku bertanggung
jawab kepada tuhan misal nya yaitu mempunyai perasaan berdosa dan terkutuk.

• Ciri- ciri tanggung jawab

Menurut astuti (2005) ciri-ciri tanggung jawab adalah sebagai berikut :

• Melakukan tugas rutin tanpa harus di beri tahu.

• Dapat menjelaskan apa yang dilakukan nya.

• Tidak suka menyalahan orang lain atas kesalahan yang dilakukan orang
tersebut.

• Kemampuan dalam menentukan pilihan nya

• Bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati

• Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam
kelompok nya.

• Memiliki beberapa saran atau minat yang ditekuni.

• Menghormati dan menghargai aturan

• Dapat berkonsentrasi terhadap tugas-tugas yang rumit


• Mengerjakan apa yang dikatakan nya.

• Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alsan yang dibuat-buat.

• Faktor yang meempengaruhi tanggung jawab.

• Kurang nya kesadaran penting nya untuk melakukan antara hak dan kewajiban.

• Kurang memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki

• Dan layanan yang diberikan terhadap guru BK (bimbingan konseling) dalam


menangani prilaku tanggung jawab belajar secara khususbelum terlaksana
secara optimal dikelas.

• Implementasi tanggung jawab terhadap siswa.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam mata kuliah (mata pelajaran) keahlian
berbentuk kurikulum yang tidak terlihat eksplisit, pembiasaan mahasiswa dalam satuan
pendidikan(perguruan tinggi), integrasi dalam kegiatan ekstrakulikuler ( dalam kegiatan
penalaran, kesejahteraan,bakat dan minat, kegemaran, kesejahteraan, dll), pembiasaan
kehidupan di rumah, pembiasaan kehidupan dilingkungan masyarakat.sesuai dengan
hakikatnya, atribut arakter dan tanggung jawab dapat ditanam kan melalui kegiatan
pendidikan yang meliputi keteladanan, kewibawaan, kasih sayang, ketulusan, ketegasan dan
pemotivasian.yang dimulai dari pendidikan informal dilanjutkan pada pendidikan formal atau
non formal. Selanjutnya implementasi karakter tanggung jawab dilakukan dalam keseluruhan
segi kehidupan mahaiswa (pembiasaan kehidupan) yang menuntut tanggung jawab sebagai
makhluk individu, sosial, dan makhluk ber-kebutuhan. Sesuai dengan keberadaan mahasiswa
dalam mengikuti pendidikan formal di universias negri medan, implementasi karakter
tanggung jawab terhadap diri sendiri dapat dilakukan dengan cara sbb:

• Melakukan atau mengikuti kegiatan yang selayaknya dilakukan utuk


menjadikan dirinya teladan yang berakhlak mulia,

• Membuat rencana ke depan bagi dirinya tentang hal-hal yang terbaik untuk
digapai.

• Selalu mencoba menyelesaikan sesuatu yang belum dapat diselesaikannya.


• Selalu melakukan yang terbaik.

• Mengendalikan diri.

• Mendisiplinkan diri.

• Berfikir sebelum bertindak, mempertimbangkan konsekuensi.

• Menetapkan contoh yang baik bagi orang lain.

• Bertanggung jawab atas kata-kata, tindakan, dan sikap.

K. Kesimpulan

Dalam berinteraksi sosial kita tidak hanya dilatih untuk aktif dalam berkomunikasi dan
menyampaikan pesan, tetapi dalam berinteraksi sosial kita juga dutuntit aktif untuk saling
bekerja sama tanpa mementingkan kepentingan ego,karna pada sejatinya manusia adalah
makhluk individu dan sosial. Manusia tidak bisa menjalankan kehidupan sehari-harinya tanpa
ada bantuan dari lingkungan sekitarnya, dan untuk itulah kita sebagai makhluk individu dan
sosial wajib untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak hanya dipelajari dalam materi
pemebelajaran ini saja, melainkan kita harus bisa mengaplikasikan interasksi sosial ni
kedalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya stereotip dan prasangka ini masyarakat akan
mengalami konflik secara internal maupun external. Ada terdapat beberapa faktor yang bisa
menyebabkan stereotip diantaranya adalah sekolah, masyarakat, media massa dan lain
sebagainya.

Dengan adanya faktor tersebut maka akan senantiasa masyarakat akan mengalami
stereotip. Kemudian prasangka ini , prasangka dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
pengaruh kelompok, pengaruh kepribadian, pengaruh hubungan sosial dan lain sebagainya.
Kemudian dengan adanya stereotip dan prasangka bisa menimbukan diskriminasi pula yang
ada dimasyarakat.Diskriminasi ini ada berbagai macam seperti diskriminasi kesenjangan
ekonomi, kesenjangan sosial dan masih banyak lainnya. Kesenjangan ekonomi ini senantiasa
akan terjadi apabila masyarakat masih memiliki sikap stereotip dan prasangka. Seharusnya
sikap tersebut dihilangkan didalam masyarakat agar nantinya tidak menimbulkan konflik
dimasyarakat.Konflik ini terjadi karena beberapa faktor pula diantaranya adalah perbedaan
individu, perbedaan latar belakang dan lainnya.Tetapi hal tersebut memiliki bayak sekali
solusi. Diantaranya solusi dari konflik adalah konsiliasi, mediasi dan sebagainya. Hal ini juga
bisa menimbulkan banyak sekali dilema didalam masyarakat.Kemudian disamping itu kita
harus senantiasa bersikap jujur. Karena jujur merupakan ciri dari orang baik.

I. Uji Kompetensi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik!

• Jelaskanlah konsep hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial!

• Jelaskanlah hubungan antara hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara!

• Jelaskanlah bagaimana prasangka dan diskriminasi itu bisa terjadi berikan contohnya!

• Jelaskanlah bagaimana cara kita sebagai mahasiswa untuk menghapi berbagai konflik
yang tengah terjadi dimasyarakat!

KEPUSTAKAAN

Anshor, Maria Ulfa. 2014. Menghentikan Kekerasan dan Dksriminasi Terhadap Anak dan
Kelompok Minoritas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta.

Astuti, H. 2005. Psikologi Perkembangan Masa Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Aunillah, N.I. 2011.Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta:


Erlangga.

Baron, R.A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Budiarti S, Meilanny. 2017. “Mengurai Konsep Dasar Manusia Sebagai Individu Melalui
Relasi Sosial yang Dibangunnya”. Jurnal UNPAD. Vol. 4 No. 1, ISSN 2442-4480.

Chaplin, CP. 1995. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta:
Rajawali Pers.
Hartomo. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Bumi Aksara: Jakarta.

Harwantiyoko (1997). MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : GUNADARMA

Herinanto. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bumi Aksara: Jakarta.

Juditha, Christiany. 2015. Stereotip dan Prasangka dalam Konflik Etnis Tionghoa dan Bugis
Makassar. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 2 No. 1.

Listia, Wan Nova. 2017. “Anak Sebagai Makhluk Sosial”. Jurnal Pendidikan.

Mar’at. 1981. Sifat Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia.

Mar’at. 1984. Sifat manusia Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Mohammad, Mustari. 2011. Nilai Karakter. Yogyakarta: LasBang Pressindo.

Murdianto. 2018. Stereotipe, Prasangka dan Resistensinya (Studi Kasus Pada Etnis Madura
dan Tionghoa di Indonesia). Vol. 10 No.2.

Sarwono, S.W. 2004. Psikologi Remaja. Edisi Remaja 8. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Setiadi EM, Hakam KA,& Effendi R. (2003). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Setiadi, Elly M. dkk .2008. ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana Prenada Media Group:
Jakarta.

Suratman dkk . 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang Intimedia: Malang.

Syam, Nina. (2012). Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.

Widoyo. (2008). Sosiologi Seni (Sisi Pendekatan Multi Tafsir). Semarang: Unnes Press.

Wiyoto. 2001. Persiapan Menghadapi Perubahan Kedua. Jakarta: Gunung Mulia.


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Pertemuan II

Manusia Sebagai makhluk Individu dan makhluk sosial

Nomor dan Nama Kelompok: ………../…………………..

No No. Absen Nama NIM


1.
2.
3.
4.

Kegiatan Pembelajaran:

(jujur, baca, AMATI, TANYA, SELESAIKAN, PRESENTASIKAN dan REFLEKSI)

Gunakanlah sumber belajar berupa bahan ajar PABeKo dan bahan lain dalam daftar pustaka
ataupun jaringan internet jika diperlukan!

TUGAS KELOMPOK:

• Bagaimana hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial!


• Jelaskan bagaimana cara menyeimbangkan antara hak dan kewajiban kita!

• Jelaskan contoh dari diskriminasi dan konflik yang ada dilingkungan masyarakat!
• Jelaskan Jawaban kelompok!

Anda mungkin juga menyukai