Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air dan tubuh manusia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahakan. Penggunaan

air untuk tubuh terutama adalah dengan cara di minum dan di makan bersama dengan

makanan padat, sayuran, dan buah-buahan. Air adalah unsur penting dalam

pembentukan sel bagi setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, dan manusia

(Handoyo, 2014). Kebutuhan cairan akan meningkat seiring bertambahnya usia,

mulai 0.6 L pada bayi, hingga 1,7 L pada anak – anak. Pada orang dewasa kebutuhan

air minum meningkat hingga 2 L – 3.2 L untuk aktivitas fisik sedang, untuk orang

dewasa yang lebih aktif dan tinggal di lingkungan panas memiliki kebutuhan air

minum hingga 6 L (Sawka M et al. 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

banyaknya kebutuhan seseorang akan air minum, antara lain postur tubuh, aktivitas,

kadar air pada makanan yang dikonsumsi, suhu lingkungan, dan kelembapan udara

sekitar.

Meskipun fungsi air sangat penting, tetapi sering terabaikan dalam kebiasaan

pola makan dan minum keseharian. Tidak semua orang dapat mencukupi untuk

kebutuhan cairan tubuhnya (Briawan, 2011). Departemen Kesehatan Indonesia (2005)

merekomendasikan cairan, terutama air minum, yang harus dikonsumsi untuk orang

dewasa adalah 2 liter atau setara 8 gelas setiap hari dimana anjuran ini tidak jauh

berbeda dari pernyataan Shinya, pakar enzim dan guru besar kedokteran di Albert

Einsten College Of Medicine USA. Selain itu, kebutuhan cairan saat remaja akan
meningkat dan direkomendasikan sedikitnya 2,3 sampai 3 liter air per hari menurut

Dietary Reference Intake (DRI). Data Third National Health and Nutrition Survey

(NHANES III) juga menunjukkan bahwa rata-rata asupan total air dari makanan dan

minuman pada remaja laki-laki adalah 3,4 L/hari dan remaja perempuan adalah 2,5

L/hari (Briawan, 2011).

Indonesia memiliki perkembangan dalam hal kebijakan program air minum,

kebijakan tersebut antara lain adalah pesan dalam pedoman umum gizi seimbang,

undang-undang tentang sumber daya air dan PerMenKes tentang persyaratan kualitas

air minum, Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi yang merekomendasikan tentang

kecukupan air minum, serta adanya tumpeng gizi sembang yang menyarankan

konsumsi air minum. Meskipun ada perkembangan pesat terkait kebijakan air minum,

akan tetapi sebagian masyarakat masih mengkonsumsi air dalam jumlah yang kurang

dibandingkan dengan kecukupannya. Hanya sekitar separuh dari subjek orang

dewasa, remaja dan anak-anak yang mengetahui kecukupan air minum sekitar 2 liter

sehari (Hardinsyah et al 2011).

Walaupun anjuran kebutuhan cairan tubuh sudah banyak dijelaskan oleh

berbagai ahli, namun tampaknya masih banyak orang yang mengabaikan anjuran

tersebut. Sebuah penelitian di Singapura yang dilakukan oleh Polytechnic and Asian

Food Information Centre menunjukkan bahwa wanita minum air 5-6 gelas dan pria

minum 6-8 gelas dalam sehari. Kebiasaan minum tersebut lebih rendah daripada

rekomendasi minum dalam sehari sebanyak 8 gelas. Pada penelitian tersebut hanya

kelompok usia tua (55-64 tahun) dan dewasa muda (25-34 tahun) yang sudah

memenuhi anjuran minum air. Penelitian lain di Hongkong menunjukkan hasil yang
sama bahwa 50% sampel minum air kurang, dan bahkan 30% diantaranya minum

kurang dari 5 gelas dalam satu hari. Penelitian serupa juga dilakukan pada populasi

dewasa di USA yang menunjukkan bahwa total asupan air 28% berasal dari makanan,

28% air putih, dan 44% dari minuman lainnya (Briawan, 2011). Penelitian serupa

juga dilakukan pada kalangan mahasiswa dimana masih terdapat 61% mahasiswa

kurang mengonsumsi air minum (Rosmaida, 2011).

Menjaga keseimbangan air di dalam tubuh melalui strategi konsumsi air yang

tepat merupakan faktor yang perlu diperhatikan bagi seorang. Berkurangnya

simpanan karbohidrat tubuh dan konsumsi air yang tidak mencukupi hingga

mengakibatkan dehidrasi merupakan dua penyebab terjadinya penurunan performa

dalam kehidupan sehari-hari. Berkurangnya 1-2% berat tubuh akibat dari keluarnya

air tubuh melalui keringat dapat menurunkan performa hingga sebesar 10%,

berkurang 5% berat badan dapat menurunkan performa sebesar 30% (Irawan 2007).

Pentingnya air minum ini sebaiknya juga harus diimbangi dengan pengetahuan

masyarakat bahwa air mineral menjadi prioritas utama untuk menjaga kesehatan.

Tetapi pada kenyataannya masih banyak remaja dan orang dewasa yang masih

kurang mengkonsumsi air minum dan lebih menyukai minuman berasa, bersoda

bahkan minuman beralkohol, yang sebenarnya apabila dikonsumsi terus menerus dan

menjadi sebuah kebiasaan akan sangat merugikan kesehatan bagi dirinya sendiri

(Fauziyah, 2011). Kebiasaan minum teh atau kopi tidak dapat menggantikan

kebutuhan tubuh akan air murni. Meskipun teh atau kopi dan beberapa minuman soda

mengandung air, namun dalam minuman tersebut terdapat kafein, dimana bersifat
diuretik yang mampu mengeluarkan air lebih banyak dari tubuh (Batmanghelidj F.,

2007).

Buruknya akses terhadap air minum berhubungan dengan meningkatnya

beberapa kasus penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui air yaitu diare

dan kolera, dan tifus (World Health Organization, 2005). Angka kejadian penyakit

yang ditularkan langsung melalui air minum masih menempati peringkat lima besar.

Angka ini, tidak saja merupakan kontribusi dari kondisi sanitasi yang buruk namun

juga disebabkan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai air

minum yang aman, masalah ketersediaan dan memburuknya kualitas sumber air.

Pencemaran secara mikrobiologi, terutama bakteri fecal menjadi gejala umum yang

terjadi di banyak sumber air di sekitar pemukiman. Sebagai gambaran, di negara-

negara berkembang, kematian akibat diare termasuk kolera pada tahun 2002

mencapai 1,8 juta dan 90% diantaranya terjadi pada bayi dan balita. Sebanyak 88%

kasus diare tersebut berhubungan dengan air yang tidak aman, higiene dan sanitasi

yang tidak memenuhi syarat kesehatan (United Nation Development Programme,

2006).

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia telah memfasilitasi Air

Siap Minum (Arsinum) melalui Dispenser yang terletak di Gedung A dan Gedung G

dengan harapan terpenuhinya kecukupan minum air putih setiap hari diwaktu

perkuliahan bagi civitas akademika. Akan tetapi, tidak semua Mahasiswa/i

memanfaatkan/mengonsumsi Arsinum tersebut. Masih banyak Mahasiswa/i yang

mengonsumsi air mineral kemasan botol plastik ataupun minuman berasa seperti

kopi, es teh, ice blended, dan sebagainya.


Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk melihat gambaran

persepsi minum air mineral mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia tahun 2019.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneliti pada penelitian

ini adalah “Bagaimana gambaran persepsi minum air mineral mahasiswa/i Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia?”

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi minum air mineral

mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui persepsi kerentanan terhadap penyakit akibat jarang minum air

pada Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

2. Mengetahui persepsi manfaat minum air yang dirasakan Mahasiswa/i Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

3. Mengetahui persepsi hambatan minum air bagi Mahasiswa/i Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

4. Mengetahui sumber informasi yang mendukung untuk minum air di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.


1.4 MANFAAT

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan tentang bidang kesehatan, meningkatkan pengetahuan

khususnya dalam bidang Pemenuhan Gizi.

2. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai pembanding dan masukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Menambah keragaman penelitian di perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai perdoman untuk penelitian

selanjutnya.

1.5 RUANG LINGKUP

Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis menuliskan ruang lingkup

pernelitian. Dalam menentukan ruang lingkup, penulis menggunakan metode 5W1H

antara lain :

1. What : Apa yang akan diteliti?

Yang akan diteliti adalah gambaran persepsi minum air mineral mahasiswa/i

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

2. Who : Siapa target/informan dalam penelitian ini?

Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

3. Where : Dimana penelitian ini akan dilakukan ?

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

4. When : Kapan penelitian akan dilaksanakan ?

Bulan April-Mei 2019


5. Why : Mengapa penelitian ini dilakukan ?

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran persepsi minum air mineral

mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia karena masih

banyak mahasiswa/i yang mengonsumsi minuman berasa dan kurang minum air

mineral per hari.

6. How : Bagaimana cara melakukan penelitian ?

Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan metode pendekatan

kualitatif dengan tiga strategi pengumpalan data antara lain :

1. Observasi

Penulis juga sebagai peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati

perilaku dan aktivitas individu – individu di lokasi penelitian. Dalam hal ini,

peneliti mengamati perilaku mahasiswa/i untuk mendapatkan informasi

mengenai gambaran persepsi minum air mineral mahasiswa/i Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

2. Wawancara

Data juga diperoleh dengan mewawancarai informan terkait untuk

mendapatkan informasi mendetail yang mendukung penelitian.

3. Studi Pustaka

Data juga diperoleh dari kajian studi pustaka seperti buku, karya ilmiah, dan

artikel sebagai pedoman.


Daftar Pustaka

Batmanghelidj, F.(2007). Air untuk Kesehatan, Penyembuhan, dan Kehidupan

(Water for Health). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Briawan, dkk. 2011. Kebiasaan Minum dan Asupan Cairan Remaja di Perkotaan.

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 8 (1) 36-41.

Fauziyah, M. 2011. Sehat Dengan Air Putih. Stomata. Surabaya.

Handoyo, Koko. 2014. Khasiat & Keajaiban Air Putih. Jakarta : Dunia Sehat.

Hardinsyah et al . 2011. Air Bagi Kesehatan. Jakarta: Centra Communications

Irawan AM. 2007. Konsumsi Air dan Olahraga. Polton Sports Science and

Performance Lab

Rosmaida. 2011. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Konsumsi Air

Putih pada Remaja Penghuni Asrama Mahasiswa UI Depok Tahun 2011.

Skripsi. FKM UI.

Sawka M, Samuel NC, Robert C. 2005. Human water needs. Nutrition Reviews

Volume 63 No.6. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/j.1753-

4887.2005.tb00152.x diakses pada tanggal 06 April 2019

World Health Organization. 2005. Children’s Health and Environment. Copenhagen:

WHO Regional Office for Europe.

United Nation Development Programme. 2006. Human Development Report 2006.

http://hdr.undp.org/hdr2006 diakses pada tanggal 06 April 2019

Anda mungkin juga menyukai