Anda di halaman 1dari 9

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


Berikut ini beberapa Pengalaman siswa kelas XII ipa 1 SMA N 1 GIRI
1. Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar
membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau
perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah
dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh
mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut
mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Dalam
konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan
dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer
dari toleransi dalam Islam.

Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas ,
misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi
dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi
toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan
mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut
agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka
dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat
beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.

Toleransi beragama dapat diwujudkan dalam segala hal :


1. Rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama umat manusia.
2. Sikap saling tolong menolong antar sesama umat , dan tidak mengenal agama , suku , ras
ataupun budaya.
3. Memahami setiap perbedaan.

2. Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama


• Kerja bakti membangun jembatan
• Memperbaiki tempat-tempat umum
• Membantu orang yang terkena musibah bencana alam
• Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial
kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan agama masing-masing. Kita sebagai umat
beragama berkewajiban menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang
lain. melalui toleransi ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan
menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling
menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan
damai.

"Saya mempunyai tetangga yang berbeda agama, tetapi kami tetap rukun
meskipun berbeda agama, sebagai contohnya adalah ketika keluarga saya
mempunyai acara atau selamatan agama islam semua orang membantu keluarga
saya termasuk orang yang beragama lain dengan senang hati begitu juga
sebaliknya, dan saya juga mempunyai teman satu kelas yang berbeda agama,
namun kita tetap saja bermain bersama dan saling rukun tanpa adanya batas jarak
apapun, karena toleransi beragama sangat penting digunakan dalam kehidupan
sehari-hari "
By: NAMA: MA’RIFATUL ULUM KELAS: XII IPA 1 NOMOR ABSEN:
22

Indonesia adalah negara yang memiliki variasi budaya, agama, dan suku yang cukup
banyak. Di desa Bagorejo tempat saya tinggal, memiliki warga dengan kepercayaan dan budaya
yang berbeda-beda. Hal ini dibuktikan dengan adanya 10 masjid, 55 Mushola, 2 pura, dan 1
gereja. Semua warga bekerja sama untuk menjaga kesejahteraan dan kenyamanan desa.
Contohnya bersih desa, kerja bakti, sayan (membangun rumah) dll. Semua warga dari berbagai
lapisan dan kepercayaan ikut andil dalam hal ini.
Toleransi beragama antar warga juga cukup terasa. Contohnya pada malam hari
sebelum lebaran beberapa desa telah terkoordinasi untuk menyelenggarakan pesta kembang api
dan takbiran akbar dilapangan Sumbersewu. Sebagian besar warga dari berbagai desa dan
agama ikut berpartisipasi untuk menyaksikan acara tersebut. Ketika lebaran, warga (terutama
saudara) yang beragama selain islam bersilaturahmi ke rumah warga atau pun saudaranya yang
beragama islam. Begitu pula sebaliknya, ketika hari raya galungan warga yang beragama islam
bersilaturahmi ke rumah saudaranya yang beragama hindu, hal ini juga dilakukan oleh warga
yang beragama kristen.
Sebelum hari raya Nyepi diadakan ritual pembakaran ogoh-ogoh. Sebelum itu,
beberapa desa terkoordinasi untuk menyelenggarakan acara tersebut di lapangan Sumbersewu.
Sebagian besar warga juga berantusias untuk mengikuti arak-arakan dan ikut menyaksikan
proses pembakaran ogoh-ogoh.
bY : DINAR LAILA NUR XII IPA 1 NO 12
Ketika saya sedang membaca surat Al Kafirun dan membaca arti dari surat
tersebut saat pelajaran agama. Saya teringat tentang kehidupan di lingkungan
rumah saya,yang sudah Saya alami. Saya memiliki seorang tetangga yang pindah
dari Jawa tengah beberapa tahun yang lalu.Alhamdulillah beberapa tahun ini usaha
mereka mengalami kemaju.Mereka membuka usaha bisnis pangan di daerah saya.
Suatu ketika, saat Puasa Ramadhan tiba, semua umat islam pasti melalukan
kewajibannya menjalankan puasa. Dan saat itu,saya dan ibu saya sedang duduk
bersama dan berbeincang – bincang. Bu Rina(nama di samarkan) pun menghampiri
saya dan ibu saya dan akhirnya mengobrol bersama.Suatu ketika, saya bertanya
“puasa mbak?” . Bu Rina menjawab “ ngapain harus berpuasa,puasa Cuma buat
orang lapar saja. Ngapain saya harus nyiksa diri saya untuk berpuasa” .Ibu dan
saya pun terkejut mendenger ucapan bu.Rina dan saya memilih diam mendenger
perkataan tersebut,saya membalas dengan senyuman.
Saat magrib tiba, karna rumah saya dekat dengan rumah Bu.Rina saya
mengambil wudhu di samping rumahnya, ketika saya selsai mengabil
wudhu,Bu.Rina memanggil saya, dan berkata “ Put,kamu mau jengking
ya?(membahasakan kata sholat)” saya hanya tersenyum kambali dan saya kembali
bertanya padanya “memang ada apa mbak?” Bu.Rina menjawab “ titip salam dan
do’a juga ya ke tuhan kamu” sambil tertawa menutup pintu rumahnya. Saya
Terkejut mendengar berkataan tersebut.
Suatu hari, tetangga di samping rumah menangis dan menghampiri rumah
saya. Ibu saya menghampirinya dan bertanya mengapa dia menangis. Dia pun
bercerita jika dari baru saja di cemo’oh oleh bu.Rina. Bu.Rina berkata “
hai,ngapain ngaji? Biar gampang ya nyari utangannya ya? Hahaha…” (sambil
tertawa). Saya sangat prihatin mendengar cerita tersebut. Saat pulang tetangga
tersebut pulang,saya bertanya pada ibu saya,mengapa orang seperti Bu.Rina.
Akhirnya ibu saya bercerita tentang keluarga bu.Rina.
Dahulu, suami dari Bu.Rina adalah seorang anak dari kalangan orang yang
tidak mampu. Dia adalah seorang santri dan dia adalah seorang guru ngaji di
lingkungannya.Dia sangat rajin dalam sholat baik wajib maupun sunnah. Puasa
pun hampi sering dia lakukan. Tetapi katanya, dia tidak mengalami kemajuan kita
dia berdo’a kepada Allah SWT. Karena dia tidak tahan dengan kehidupannya,dia
pun merantau. Suatu hari, dia di kenal oleh seseorang yang di bilang ‘orang
pintar’.Akhirnya dia memilih ikut aliran tersebut dan keluar dari ajaran islam.
Semenjak itu, dia mendapat kan kekayaan yang berlimpah hingga menjadi
seseorang yang sangat sombong sampai saat ini.
Jika di cerikan lebih banyak lagi,pengalam yg terjadi di lingkungan sekitar
saya.Mungkin akan menghambiskan waktu anda yg bermanfaat ini. Dan semoga
dengan membaca pengalaman saya tersebut. Dan memberikan solusi positif pada
diri kita masing – masing.
Dan saya teringat dengan surat AL – KAFIRUN
Artinya ;
1.katakanlah : “hai orang-orang kafir”
2.Aku tdak akan menyembah apa yang kamu sembah
3.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4.Dan aku tidak pernah menjadi peyembah apa yang kamu sembah.
5.Dan kamu tidak pernah ( pula) menjadi penyembang tuhan yang aku sembah.
6.Untuk mu agamau,dan untukkulah,agamaku.

bY : PUTRI WULANDARI XII IPA

Toleransi beragama dalam kehidupan hidup dalam negara yang penuh keragaman, baik dari
suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai dan berdampingan, tentu dibutuhkan
toleransi satu sama lain.
Toleransi adalah perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama.
Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep
toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin, anakanak dengan gangguan
fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya.
Toleransi juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan,
menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai
kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok
yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya
adalah dalam lingkungan sekitar kita,yaitu rumah.lebih lanjutnya kita simak isi penjelasan dalam
makalah ini.
BY :Della Ayu Lilian Dewi XII IPA nO 11

Selanjutnya Luh Putu Nova Andriya P.G menulis : "


Di Indonesia terdapat lima agama yang sah dan berhak untuk dianut oleh warga
Negara Indonesia. Lima agama yang telah diatur di dalam UUD 1945 antara lain:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Toleransi antar umat beragama pun
berjalan sangat baik.
Ini
dibuktikan dengan saling menghormati yang dilakukan oleh tetangga dan
saudara-saudara Saya yang berbeda agama. Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba,
tetangga saya yang beragama Kristen yang tinggal disebelah rumah Saya selalu
mengucapkan Hari Raya Idul Fitri kepada keluarga Saya. Sebelum bulan Ramadhan
tiba pun, di rumah Saya selalu mengadakan Selamatan untuk menyambut Bulan Suci
Ramadhan dengan membagikan makanan ke tetangga dan saudara-saudara guna
mempererat tali persaudaraan. Tak terlewat dan terlupakan, Mama Saya selalu
menyuruh saya untuk mengantar makanan ke rumah tetangga saya yang non-muslim.
Selain
tetangga Saya yang non-muslim, keluarga Saya pun cukup banyak yang non-muslim,
lebih tepatnya beragama Hindu. Jalinan keluarga Kami sangat berjalan harmonis
meskipun Kami berbeda agama. Ketika ada upacara Ngaben Pakde dan Kakek, Saya
beserta rombongan dari Banyuwangi pun pergi ke Tabanan, Bali untuk menghadiri
upacara tersebut. Ritual upacara yang dipimpin oleh Mangku berjalan sangat baik
dan sukses. Jangan salah, kami yang muslim tidak ikut sembahyang juga, tetapi
Kami ikut berdoa agar arwah keduanya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,
Allah SWT.
Apalagi
jika tiba waktu makan, keluarga di Bali selalu menyiapkan makanan khusus untuk
keluarga Banyuwangi yang muslim. Karena ketika ada acara-acara keagamaan,
mereka umat Hindhu selalu menggunakan daging babi untuk hidangan para tamu dan
itu diharamkan jika seorang Muslim mengonsumsinya. Meskipun itu bentuk kecil
dari toleransi antar umat beragama, kami menjalankannya dengan sangat senang.
Bentuk
kecil dari toleransi antar umat beragama selanjtunya adalah ketika ada
Selamatan Kematian. Selamatan kematian ini tidak hanya dihadiri leh para Muslim,
tapi non-muslim pun juga diundang. Selamatan dipimpin oleh Ustadz dengan
membaca bacaan tahlil pun diikuti oleh muslim lainnya, akan tetapi orang
non-muslim brdoa dengan caranya masing-masing.
Meskipun
berbeda agama kami selalu rukun dan saling menghormati. Tak hanya
bermacam-macam agama saja yang ada di lingkunan tempat tinggal Saya, namun
terdapat dua tempat ibadah, yaitu Pura dan Masjid. Keduanya sangat banyak yang
mengunjungi. Masjid dikunjungi oleh warga sekitar masjid dan Pura dikunjungi
oleh orang-orang dari Bali yang akakn melakukan ritual sembahyangnya. Di sini
terdapat satu toleransi yang begitu besar antara Hindu dengan Islam.

Icha Widya Agustina


XII IPA 1 / 19 selanjutnya melaporkan

Toleransi Antar Umat Agama di Sekitar Lingkungan


Toleransi (Arab : as – samahah) adalah sikap saling menghormati
dan saling bekerja sama antara kelompok-kelompok masyarakat yang
berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, dan agama. Toleransi
bukan saja terhadap sesama manusia tetapi juga terhadap alam semesta,
binatang, juga lingkungan hidup. Seperti halnya Allah telah menurunkan
surat Al-Kafirun ayat 1-6 tentang “toleransi”. Misalnya saja toleransi
antar umat agama di lingkungan sekitar.
Dengan kita bertoleransi antar umat agama tidak akan adanya
permusuhan, suasana menjadi nyaman, damai dan tentram dan juga kita
lebih dicintai Allah swt. Contohnya : Ada satu keluarga dilingkungan
saya yang beragama non muslim. Pada saat itu dilingkungan saya sedang
mengadakan acara Isra’ Miraj, dan ketua RT mengundang keluarga
tersebut untuk datang dan mengikuti acara Isra’ Miraj. Dan akhirnya
keluarga yang beragama non muslim itu datang ke acara Isra’ Miraj
meskipun hanya mendengarkan ceramah dari seorang ustadz. Dari
contoh tersebut dapat disimpulkan begitu pentingnya toleransi dengan
antar umat agama, juga bisa menjaga silaturahm dengan sesama.
Demikian besar manfaat toleransi bagi terwujudnya kedamaian suatu
masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang diawali dari
keluarga atau masyarakat dalam rangka cita cita pendiri negara ini yaitu
mayarakat yang adil makmur dan sejahtera lahir batin.

"PERAN SERTA UPAYA LEMBAGA PEMERINTAHAN DALAM MENCIPTAKAN


KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN MENSOSIALISASIKAN SKB 3 MENTERI
TENTANG AHMADIYAH Oleh: Drs. H.Ismail."— Transcript presentasi:

1 PERAN SERTA UPAYA LEMBAGA PEMERINTAHAN DALAM MENCIPTAKAN


KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN MENSOSIALISASIKAN SKB 3 MENTERI
TENTANG AHMADIYAH Oleh: Drs. H.Ismail Usman Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sumatera Barat Disampaikan pada : Seminar Sehari Pemanfaatan Kualitas
Kerukunan Umat Beragama dan Sosialisasi SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah di Sumatera
Barat Padang. 18 Juli 2012

2 VISI DAN MISI Kanwil Kemenag Prov. Sumbar VISI “Terwujudnya Masyarakat Sumatera
Barat yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera Lahir Batin”.

3 MISI Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama


Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Bragama Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat
Bragama Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Pendidikan Kegamaan Peningkatan
Kualitas Pendidikan Agama dan Pendidikan Kegamaan Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan
Ibadah Haji,. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji,. Penciptaan Tata Kelola
Kepemerintahan yang Bersih dan berwibawa Penciptaan Tata Kelola Kepemerintahan yang
Bersih dan berwibawa
4 Tanggungjawab dalam pembinaan kehidupan beragama tidak dapat semata- mata dipikulkan
kepada pemerintah. Umat beragama sendirilah yang pertama-tama dan terutama harus memikul
tanggungjawab itu. Pemerintah lebih banyak berperan sebagai kekuatan penunjang, dan
memberikan kesempatan agar pelaksanaan ibadah dan amal agama itu dapat berjalan dengan
tenang dan tenteram. Tanggungjawab dalam pembinaan kehidupan beragama tidak dapat semata-
mata dipikulkan kepada pemerintah. Umat beragama sendirilah yang pertama-tama dan terutama
harus memikul tanggungjawab itu. Pemerintah lebih banyak berperan sebagai kekuatan
penunjang, dan memberikan kesempatan agar pelaksanaan ibadah dan amal agama itu dapat
berjalan dengan tenang dan tenteram.

5 Usaha Konkrit Pemerintah terhadap KUB Silaturrahmi Hari Raya/Besar Lintas Agama (Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu) Silaturrahmi Hari Raya/Besar Lintas Agama
(Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu) 2. Dialog Pemuda Lintas Agama 3.
Peningkatan Wawasan Multikultural Bagi Guru Agama 4. Peningkatan Wawasan Multikultural
Bagi Penyuluh Agama 5. Pembentukan Forum Kerukunan Umat Agama 6. Bantuan Dana
Operasional Terhadap Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi, Kabupaten/Kota se Sumbar
secara bertahap 6. Bantuan Dana Operasional Terhadap Forum Kerukunan Umat Beragama
Provinsi, Kabupaten/Kota se Sumbar secara bertahap

6 D. Pluralisme Penduduk Sumatera Barat Penduduk Sumatera Barat terdiri atas berbagai agama
seperti : Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha, Konghucu, sehingga daerah kita merupakan
masyarakat majemuk, mereka hidup tersebar di 19 Kabupaten/kota di wilayah Sumatera Barat, di
perkotaan sampai ke pedesaan yang terpencil.

7 JUMLAH PENDUDUK SUMBAR DASARKAN PEMELUK AGAMA ( Data Kanwil


Depag/Sensus 2005 ) JUMLAH JUMLAH PROSENTASE PENDUDUK AGAMA Jumlah
NO.KAB/KOTATOTALTotal PENDUDUK IslamKristenKatolik HinduBuda Ag.lain %
1Padang Kt. Solok Sawahlunto Pd. Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman * * * * * * *
8Kep.Mentawai Pes.Selatan Kab.Solok Kab. Sijunjung Tanah Datar Pd.Pariaman Kab. Agam
Kab. 50 Kota Kab. Pasaman Kab. Solok Sel * ** ** ** 18Kab. Dhamasraya * ****** 19Kab.
Pasbar * ****** Jumlah

8 URGENSI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA Agama merupakan Hak Asasi Manusia yang
paling mendasar, sehingga setiap orang berhak untuk menganut agama yang paling ia yakini.
Agama merupakan simpul terkuat bagi Integrasi Nasional, jika agama yang dipermasalahkan
maka sangat mudah menyulut api permusuhan dan mengganggu keharmonisan bangsa. rB. Oleh
karena itu rambu-rambu hidup antar umat beragama mesti ada. Bila tidak, maka agama yang
semestinya mendatangkan kedamaian, malah mendatangkan pertikaian dan pertumpahan darah
atas nama pembelaan agama. Indonesia mengukir sejarah pahit, pertikaian antar umat beragama,
seperti di Kalimantan, Maluku, dll. Yang berdampak sangat luar biasa, sangat melukai, karena
mampu menghancurkan sendi-sendi kehidupan umat manusia. Agama merupakan Hak Asasi
Manusia yang paling mendasar, sehingga setiap orang berhak untuk menganut agama yang
paling ia yakini. Agama merupakan simpul terkuat bagi Integrasi Nasional, jika agama yang
dipermasalahkan maka sangat mudah menyulut api permusuhan dan mengganggu keharmonisan
bangsa. rB. Oleh karena itu rambu-rambu hidup antar umat beragama mesti ada. Bila tidak, maka
agama yang semestinya mendatangkan kedamaian, malah mendatangkan pertikaian dan
pertumpahan darah atas nama pembelaan agama. Indonesia mengukir sejarah pahit, pertikaian
antar umat beragama, seperti di Kalimantan, Maluku, dll. Yang berdampak sangat luar biasa,
sangat melukai, karena mampu menghancurkan sendi-sendi kehidupan umat manusia.

9 Hasil Penelitian dari Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Menyatakan Konflik
Berdasarkan Tingkat Kerawanan dan Banyak Terjadi Hasil Penelitian dari Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama Menyatakan Pemicu Konflik Berdasarkan Tingkat Kerawanan dan
Banyak Terjadi Faktor Agama Menduduki Peringkat Kedua setelah Politik dan Ekonomi

10 Kegiatan Yang Rawan Konflik 1. Pendirian Rumah Ibadah 2. Penyiaran Agama kepada
penganut agama lain 3. Perkawinan Berbeda Agama 4. Perayaan Hari Besar Keagamaan 5.
Penodaan Agama 6. Kegiatan Aliran Sempalan Berkaitan Dengan Agama, antara lain:

11 Tugas-Tugas Pokok Kementerian Agama dalam Membina Kerukunan Umat Melaksanakan


pembinaan, pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama. Melaksanakan pembinaan,
pelayanan dan bimbingan pada lembaga agama dan sosial keagamaan. Melaksanakan kerukunan
umat beragama. Melaksanakan hubungan yang harmonis dengan pemerintah daerah dan instansi
terkait serta lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di daerah.

12 LANGKAH-LANGKAH KEMENTERIAN AGAMA DALAM UPAYA MENCIPTAKAN


KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI SUMATERA BARAT 1.Menjalin hubungan baik dan
minta dukungan Pemerintah Daerah 3. Peningkatan Peran FKUB Provinsi Dan FKUB Kota /
Kabupaten 2.Melakukan dan membudayakan silaturahmi pada perayaan hari besar keagamaan
setiap agama. perayaan hari besar keagamaan setiap agama. 5. Lakukan Sosialisasi Undang-
Undang atau Peraturan Pemeritah berkaitan dengan kerukunan umat beragama

13 6.Melakukan study banding situasi Kerukunan Umat Beragama dengan daerah / provinsi lain.
7.Memberikan bantuan operasional kepada FKUB Provinsi dan Kab./Kota setiap tahun
8.Melaksanakan Dialog Pemuda Lintas Agama 10. Bekerjasama dengan majelis-majelis agama
lintas agama untuk beri pendalaman pemahaman ajaran agama pada umatnya masing-masing.

14 E. FKUB Sebagai Wadah Peningkatan Kerukunan Umat Beragama Keberadaan forum umat
beragama di daerah mempunyai peran positif dalam menjaga kerukunan intern umat terlebih lagi
membantu pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan. Untuk itu diharapkan semua pihak
senantiasa menyadari kedudukan masing-masing sebagai komponen bangsa dalam menegakkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

15 Pembinaan kehidupan beragama sebagai salah satu dasar pembangunan kemajuan daerah,
yang paling diharapkan oleh pemerintah adalah pelaksanaan Tiga Prioritas Nasional : 1.
Pemantapan ideologi Pancasila, 2. Pemantapan stabilitas 3. Ketahanan nasional dan suksesnya
pembangunan nasional di segala bidang.

16 Peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah -


Menindaklanjuti SKB 3 Menteri Pemda Sumbar telah mengeluarkan Pergub Nomor 17 Tahun
2011 tentang Pelarangan segala aktifitas Ahmadiyah di Sumatera Barat -Guna mensosialisasikan
Pergub tersebut, Pemerintah Daerah telah mengundang seluruh elemen terkait se-Prov. Sumatera
Barat agar memiliki persepsi yang sama tentang pelarangan Ahmadiyah.

17 WASSALAM SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai