JUDUL:
“MANAJEMEN SESAK NAFAS PADA PASIEN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)”
Oleh:
Kelompok 4
Hayu Ulfanigrum NIM 132023143008
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Maret 2021
HALAMAN PENGESAHAN
ii
RINGKASAN
1. Fenomena
Secara definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah
penyakit pernafasan yang bersifat kronis progresif. PPOK merupakan
permasalahan global yang terjadi di masyarakat hingga sekarang yang
disebabkan oleh karena angka kejadian serta angka kematian yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia. PPOK saat ini berada di
urutan ke empat penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit
jantung, kanker, serta penyakit serebrovaskular, dan memiliki potensi
untuk naik ke urutan ke tiga terbanyak pada tahun 2020 pada pria maupun
wanita.2 Pada tahun 2012 angka kematian yang disebabkan PPOK
mencapai 3 juta jiwa atau secara proporsi sekitar 6% dari angka seluruh
kematian dunia.3 Selama tahun 2000, insiden PPOK di instalasi gawat
darurat seluruh rumah sakit di Amerika mencapai 1,5 juta kasus, 726.000
kasus diantaranya memerlukan perawatan di rumah sakit dan 119.000
diantaranya meninggal. Total estimasi biaya untuk pengobatan penyakit
PPOK sediri diperkirakan mencapai $ 24 milyar per tahunnya. Di
Indonesia, data mengenai insiden dan prevalensi PPOK secara akurat
belum dapat ditentukan, hal ini dikarenakan masih banyak penderita yang
tidak tercatat maupun tidak terdiagnosa dikarenakan kurangnya fasilitas.
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) Depkes. RI tahun
2004 angka kejadian PPOK sebesar 13 dari 1000 orang penduduk, dimana
angka ini menempati urutan ke -5 terbesar sebagai penyebab kesakitan dari
10 penyebab kesakitan terbanyak (Depkes RI, 2005). Menurut Riset
Kesehatan Dasar 2007, PPOK bersama asma bronkial menduduki
peringkat ke enam sebagai penyakit penyebab tersering kematian di
Indonesia.
iii
2. Prosedur PKRS dan hasil
iv
evaluasi: kolom komentar di
media social.
1) Memberikan kesempatan pada 2) Membantu
peserta untuk bertanya menjawab pertanyaan
kemudian didiskusikan bersama melalui kolom
2) Memberikan reinforcement komentar di media
kepada peserta bila dapat social.
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/ materi.
(melalui kolom komentar)
4. 1 Menit Terminasi: Mendengarkan dan
membalas salam melalui
1) Menyimpulkan materi yang kolom komentar di media
telah disampaikan soasial.
2) Mengucapkan terimakasih
kepada peserta dan
mengucapkan salam penutup
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
Evaluasi Kegiatan PKRS
a. Persiapan media Pembukaan: 1. Acara dimulai tepat
telah lengkap dan waktu
siap untuk 1. Mengucapkan salam 2. Peserta mengikuti
digunakan, seperti 2. Memperkenalkan diri kegiatan sesuai dengan
video, dan ppt 3. Menjelaskan kontrak wak- aturan yang telah
b. Pembuatan SAP, tu dijelaskan
video, dan PPT, 4. Menjelaskan tujuan dari 3. Pengorganisasian dalam
dilakukan 2 hari penyuluhan penyuluhan
sebelumnya 5. Menyebutkan materi melaksanakan perannya
penyuluhan yang akan dengan baik
diberikan
Pelaksanaan:
6. Mengkaji pengetahuan
peserta tentang PPOK
7. Menjelaskan materi
tentang:
a. Definisi Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
Kriteria Proses Kriteria Hasil
c. b. Definisi Sesak Napas 4.
Penyakit Paru
v
Obstruksi kronis
(PPOK)
c. Penyebab Sesak Napas
Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
d. Tanda dan gejala Sesak
Napas Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
e. Mengetahui Pentingnya
Manajemen
Penanganan Sesak
Napas pada Pasien
Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
f. Manajemen
Penanganan Sesak
Nafas pada pasien
Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK) dirumah (Non
Farmakologis)
g. Manajemen
penenganan sesak nafas
pada pasien Penyakit
Paru Obstruksi kronis
(PPOK) dirumah
(Farmakologis)
vi
d. Masyarakat mengetahui Tanda dan Gejala Sesak Napas pada Pasien
Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
e. Masyarakat mengetahui Pentingnya Manajemen Penanganan Sesak
Napas pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
f. Masyarakat mengetahui Manajemen Penanganan Sesak Nafas pada
pasien Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK) dirumah (Non
Farmakologis)
g. Masyarakat mengetahui Manajemen Penanganan Sesak Nafas pada
pasien Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK) dirumah
(Farmakologis)
vii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT kami panjatkan karena
telah berhasil menyusun laporan program pengabdian kepada masyarakat tahun
2021 dengan judul “Manajemen sesak nafas pada pasien penyakit paru obstruksi
kronis (PPOK)”. Penyusunan laporan ini telah melalui tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1) Dekan
2) Pihak RSU Universitas Airlangga
3) Masyarakat
yang telah memberikan kesempatan kepada kami selaku dosen dan mahasiswa
untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. Penyusun menyadari bahwa laporan
ini masih terdapat kekurangan, kami berharap adanya saran dan masukan yang
dapat menyempurnakan laporan menjadi lebih baik. Kami berharap laporan ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Surabaya,
(Penyusun)
viii
DAFTAR ISI
LAPORAN................................................................................................................i
RINGKASAN.........................................................................................................iii
PRAKATA...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Analisis Situasi..........................................................................................1
1.2 Permasalahan Mitra...................................................................................1
BAB 2 TARGET DAN LUARAN........................................................................2
BAB 3 METODE PELAKSANAAN....................................................................3
3.1 Persiapan...................................................................................................3
3.2 Pelaksanaan...............................................................................................3
3.3 Evaluasi.....................................................................................................3
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI..................................................5
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI...........................................................................9
5.1 Proses Perijinan.........................................................................................9
5.2 Persiapan...................................................................................................9
5.3 Pelaksanaan Kegiatan................................................................................9
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.................................................12
6.1 Tahapan Berikutnya................................................................................12
6.2 Rencana mencapai Luaran......................................................................12
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
2
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Persiapan
1. Koordinasi tim pengabdian masyarakat
2. Menyusun pengorganisasian pelaksanaan & pembagian tugas tim
3. Menyiapkan materi edukasi
3.2 Pelaksanaan
Metode yang diterapkan pada masing-masing kegiatan adalah
1. Edukasi
Metode penyuluhannya yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Metode ceramah merupakan metode dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan (Susilowati, 2016). Media yang digunakan adalah video
edukasi. Materi tentang review manajemen sesak nafas pada pasien penyakit paru
obstruksi kronis (ppok). .
3.3 Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan metode :
Tabel 3. 1 Evaluasi kegiatan PKRS
3
Evaluasi Evaluasi Proses Evaluasi Hasil
Struktur
4
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
5
pendidikan tinggi dan pembangunan nasional secara berkelanjutan; serta
pengamalan IPTEKS berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui metode ilmiah.
LPPM Universitas Airlangga memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang
mencakup 4 (empat) program, yaitu (1) Pengabdian kepada Masyarakat (2)
Pendidikan dan Pelatihan (3) Pengembangan Masyarakat, dan (4) Kuliah Kerja
Nyata (Reguler, Tematik, dan Kebangsaan).
(1) Program Pengabdian kepada Masyarakat lebih diarahkan pada kreatifitas,
inovasi dan penerapan IPTEKS. Program ini mencakup kegiatan yang
didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditlitabmas – Ditjen Dikti, LIPI dan Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Universitas Airlangga yang terdiri
dari Pengabdian Masyarakat mono tahun, multi tahun, dan Iptekda LIPI.
Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan
LPPM Universitas Airlangga Tahun 2015 bersumber pada dana DIPA
Ditlitabmas Ditjen Dikti sebanyak 32 (tiga puluh dua) judul, dengan rincian:
skema Ipteks bagi Masyarakat (IbM) sebanyak 15 judul, satu judul skema
Ipteks bagi Wilayah (IbW) dan satu judul skema Ipteks bagi Inovasi dan
Kreativitas Kampus (IbIKK). Untuk kegiatan Pengmas bersumber pada
dana BOPTN Universitas Airlangga sebanyak 15 (lima belas) judul.
Sedangkan pada Tahun 2016 kegiatan Program Pengabdian kepada
Masyarakat bersumber pada dana DIPA Ditlitabmas Ditjen Dikti sebanyak
32 (tiga puluh dua) judul, dengan rincian: skema Ipteks bagi Masyarakat
(IbM) sebanyak 10 judul, satu judul skema Ipteks bagi Wilayah (IbW) dan
satu judul skema Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK).
Untuk kegiatan Pengmas bersumber pada dana BOPTN Universitas
Airlangga sebanyak 20 (dua puluh) judul.
(2) Program Pendidikan dan Pelatihan diarahkan pada upaya menghasilkan
kemandirian masyarakat, publikasi bertaraf nasional/internasional,
bahan/materi pendidikan dan bimbingan untuk program S1/S2/S3, dan
peningkatan budaya mengabdi kepada masyarakat yang produktif.
(3) Program Pengembangan Masyarakat terkait dengan kebijakan publik
diarahkan pada upaya untuk membantu pemerintah, utamanya pemerintah
6
daerah, berkaitan dengan Otonomi Daerah, swasta dalam dan luar negeri,
serta lembaga lainnya. Termasuk dalam program ini antara lain adalah
pemberdayaan masyarakat.
(4) Kuliah Kerja Nyata/KKN (Reguler, Tematik, dan Kebangsaan) merupakan
suatu program mata kuliah wajib diselenggarakan oleh Universitas bagi
semua mahasiswa S1. Keberhasilan pelaksanaan KKN Universitas
Airlangga dapat tercapai dengan adanya kerjasama yang dilakukan tidak
hanya menyangkut penerapan dan pengembangan hards skills namun juga
soft skills bagi mahasiswa secara harmonis. Kerjasama internal dilakukan
antar fakultas di lingkungan Universitas Airlangga, sedangkan
kerjasama eksternal melibatkan pemerintah dan non-
pemerintah/swasta. Kerjasama yang harmonis diharapkan dapat
menciptakan kelancaran komunikasi dalam penyelesaian masalah yang ada
di masyarakat. Kerja sama ini membuka jalan rintisan menuju tercapainya
tujuan dan sasaran kegiatan secara optimal.
7
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Airlangga, LPPM membentuk
komisi-komisi sebagai berikut : 1. Jaminan Sosial, 2. Pengembangan KKN, 3.
Tata Kelola dan Daya Saing, 4. Lingkungan Hidup, 5. Pengembangan
Bioteknologi TTG dan TI, 6. Wanita, 7. Bencana, 8. Energi dan Nuklir, 9.
Pancasila dan Kewarganegaraan, 10. Kependudukan dan KB, 11. Pangan dan
Gizi, 12. Kebudayaan dan Pariwisata, 13. Hukum, 14. Rekayasa Sosial. Kegiatan
yang sedang dirintis dan diprogramkan untuk periode 2017 dan seterusnya
adalah: Pembentukan Policy & Legal Advisory Board bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan – Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
8
BAB 5
HASIL YANG DICAPAI
5.2 Persiapan
1. Koordinasi Tim
Koordinasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan ini dilakukan sesuai
dengan tugas pokok masing masing anggota yang dibagi sebagai berikut:
Pembimbing akademik : Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,M.Kep
Penyaji : Ranee Dewi Aneke Ipung Jatmiko
Moderator : Widiyas Ulfa Rachma
Observer : Hayu Ulfanigrum
Fasilitator : Arlesiane B. Njurumbaha, Ipung Jatmiko
Peserta : Masyarakat
2. Pembuatan video
Video merupakan media yang dilakukan dalam promosi kesehatan kali ini.
Video yang dibuat telah sesuai dengan teori yang telah disetujui oleh
pembimbing dan tentunya menggunakan bahasa yang mudah dipahami
masyarakat.
9
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
10
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
11
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
12
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversible atau reversible
parsial, bersifat progresif, biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru yang
disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran
gangguan sistemik (Napanggala, 2017). Terjadinya kerusakan pada dinding
bronkiolus terminalis dapat menyebabkan obstruksi pada bronkiolus terminalis
yang akan mengalami obstruksi pada fase awal ekspirasi. Udara yang masuk ke
alveoli pada saat inspirasi akan terjebak kedalam alveolus pada saat terjadi
ekspirasi sehingga akan menyebabkan terjadinya penumpukan udara ( air
trapping). Kondisi seperti ini yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan
sesak napas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Isnainy, U. C. A. S., & Tias, S. A. (2020). Pengaruh posisi condong kedepan dan
terapi pursed lips breathing terhadap derajat sesak napas penderita Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Holistik Jurnal Kesehatan, 13(4), 389–395.
https://doi.org/10.33024/hjk.v13i4.1670
14
LAMPIRAN
15
Gambar 4 Upload video @arlne_
16