Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

JUDUL:
“MANAJEMEN SESAK NAFAS PADA PASIEN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)”

Oleh:
Kelompok 4
Hayu Ulfanigrum NIM 132023143008

Widiyas Ulfia Rachma NIM 132023143014

Arlesiane B. Njurumbaha NIM 132023143016

Ranee Dewi aneke NIM 132023143018

Ipung Jatmiko NIM 132023143021

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Maret 2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Pengmas : Manajemen sesak nafas pada pasien penyakit


paru obstruksi kronis (PPOK)
2. Nama Mitra : Rumah Sakit Universitas Airlangga
Pengmas
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,M.Kep
b. NIDN : 0002118704
c. Jabatan/Golongan : Lecture
d. Program Studi : Sarjana Keperawatan (S1)
e. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
f. Bidang Keahlian : Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga
g. Alamat Kantor/ : Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Jl.
Telp/Faks/Surel Mulyorejo (Kampus C Unair), Kel. Mulyorejo,
Kec. Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur
60115/(031)
5913754/-/eka.m.has@fkp.unair.ac.id
4. Anggota Tim
Pengusul
(Mahasiswa)
a. Hayu Ulfanigrum
b. Widiyas Ulfa Rachma
c. Arlesiane B. Njurumbaha
d. Ranee Dewi aneke
e. Ipung Jatmiko
5. Luaran yang : Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
Dihasilkan manajemen sesak nafas pada pasien PPOK
6. Jangka Waktu : satu bulan
Pelaksanaan

Mengetahui, Surabaya, 20 Maret 2021


An. Dekan Ketua,
Wakil Dekan III Fakultas
Keperawatan

Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,M.Kep


Dr Esti Yunitasari S.Kp., M.Kes NIP. 198711022015042003
NIP. 197706172003122002

ii
RINGKASAN

1. Fenomena
Secara definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah
penyakit pernafasan yang bersifat kronis progresif. PPOK merupakan
permasalahan global yang terjadi di masyarakat hingga sekarang yang
disebabkan oleh karena angka kejadian serta angka kematian yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia. PPOK saat ini berada di
urutan ke empat penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit
jantung, kanker, serta penyakit serebrovaskular, dan memiliki potensi
untuk naik ke urutan ke tiga terbanyak pada tahun 2020 pada pria maupun
wanita.2 Pada tahun 2012 angka kematian yang disebabkan PPOK
mencapai 3 juta jiwa atau secara proporsi sekitar 6% dari angka seluruh
kematian dunia.3 Selama tahun 2000, insiden PPOK di instalasi gawat
darurat seluruh rumah sakit di Amerika mencapai 1,5 juta kasus, 726.000
kasus diantaranya memerlukan perawatan di rumah sakit dan 119.000
diantaranya meninggal. Total estimasi biaya untuk pengobatan penyakit
PPOK sediri diperkirakan mencapai $ 24 milyar per tahunnya. Di
Indonesia, data mengenai insiden dan prevalensi PPOK secara akurat
belum dapat ditentukan, hal ini dikarenakan masih banyak penderita yang
tidak tercatat maupun tidak terdiagnosa dikarenakan kurangnya fasilitas.
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) Depkes. RI tahun
2004 angka kejadian PPOK sebesar 13 dari 1000 orang penduduk, dimana
angka ini menempati urutan ke -5 terbesar sebagai penyebab kesakitan dari
10 penyebab kesakitan terbanyak (Depkes RI, 2005). Menurut Riset
Kesehatan Dasar 2007, PPOK bersama asma bronkial menduduki
peringkat ke enam sebagai penyakit penyebab tersering kematian di
Indonesia.

PPOK yang merupakan penyakit kronis gangguan aliran udara


merupakan penyakit yang tidak sepenuhnya dapat disembuhkan.
Gangguan aliran udara ini umumnya bersifat progresif dan persisten serta
berkaitan dengan respon radang yang tidak normal dari paru akibat gas
atau partikel yang bersifat merusak. Namun serangan akut PPOK dapat
dicegah dengan menghindari faktor-faktor pemicu serangan akut tersebut.
Kekurangan oksigen merupakan masalah yang mengancam nyawa
pada PPOK. Sesak napas yang semakin lama semakin memberat terutama
saat melakukan aktivitas berat (terengah-engah), sesak berlangsung lama,
hingga sesak yang tidak pernah hilang sama sekali dengan atau tanpa
bunyi mengi. Perlu dilakukan anamnesis dengan teliti menggunakan
kuisioner untuk mengakses keparahan sesak napas.

iii
2. Prosedur PKRS dan hasil

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 1 Menit Pembukaan: 1) Menjawab salam


melalui kolom komentar
1) Mengucapkan salam di media sosial
2) Memperkenalkan diri dan 2) Mengenal tim
kelompok penyuluh
3) Menjelaskan kontrak waktu 3) Mengetahui kontrak
4) Menjelaskan tujuan dari waktu penyuluhan
penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari
5) Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan yang akan diberikan 5) Tahu apa saja yang
akan disampaikan
2. 12 Menit Pelaksanaan: 1) Menyebutkan apa yang
diketahui tentang PPOK
Penyaji mengkaji pengetahuan melalui kolom
peserta tentang PPOK dan komentar di media
menjelaskan materi tentang: sosial
1) Definisi Penyakit Paru Obstruksi 2) Mendengarkan dan
kronis (PPOK) memperhatikan materi
2) Definisi Sesak Napas Penyakit
Paru Obstruksi kronis (PPOK)
3) Penyebab Sesak Napas Penyakit
Paru Obstruksi kronis (PPOK)
4) Tanda dan gejala Sesak Napas
Penyakit Paru Obstruksi kronis
(PPOK)
5) Mengetahui Pentingnya
Manajemen Penanganan Sesak
Napas pada Pasien Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
6) Manajemen Penanganan Sesak
Nafas pada pasien Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
dirumah (Non Farmakologis)
7) Manajemen penenganan sesak
nafas pada pasien Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
dirumah (Farmakologis)
3. 1 Menit Diskusi/ Tanya jawab dan 1) Mengajukan
pertanyaan melalui

iv
evaluasi: kolom komentar di
media social.
1) Memberikan kesempatan pada 2) Membantu
peserta untuk bertanya menjawab pertanyaan
kemudian didiskusikan bersama melalui kolom
2) Memberikan reinforcement komentar di media
kepada peserta bila dapat social.
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/ materi.
(melalui kolom komentar)
4. 1 Menit Terminasi: Mendengarkan dan
membalas salam melalui
1) Menyimpulkan materi yang kolom komentar di media
telah disampaikan soasial.
2) Mengucapkan terimakasih
kepada peserta dan
mengucapkan salam penutup
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
Evaluasi Kegiatan PKRS
a. Persiapan media Pembukaan: 1. Acara dimulai tepat
telah lengkap dan waktu
siap untuk 1. Mengucapkan salam 2. Peserta mengikuti
digunakan, seperti 2. Memperkenalkan diri kegiatan sesuai dengan
video, dan ppt 3. Menjelaskan kontrak wak- aturan yang telah
b. Pembuatan SAP, tu dijelaskan
video, dan PPT, 4. Menjelaskan tujuan dari 3. Pengorganisasian dalam
dilakukan 2 hari penyuluhan penyuluhan
sebelumnya 5. Menyebutkan materi melaksanakan perannya
penyuluhan yang akan dengan baik
diberikan

Pelaksanaan:

6. Mengkaji pengetahuan
peserta tentang PPOK
7. Menjelaskan materi
tentang:
a. Definisi Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
Kriteria Proses Kriteria Hasil
c. b. Definisi Sesak Napas 4.
Penyakit Paru

v
Obstruksi kronis
(PPOK)
c. Penyebab Sesak Napas
Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
d. Tanda dan gejala Sesak
Napas Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
e. Mengetahui Pentingnya
Manajemen
Penanganan Sesak
Napas pada Pasien
Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK)
f. Manajemen
Penanganan Sesak
Nafas pada pasien
Penyakit Paru
Obstruksi kronis
(PPOK) dirumah (Non
Farmakologis)
g. Manajemen
penenganan sesak nafas
pada pasien Penyakit
Paru Obstruksi kronis
(PPOK) dirumah
(Farmakologis)

3. Output dari PKRS

a. Masyarakat mengetahui Definisi Penyakit Paru Obstruksi kronis


(PPOK)
b. Masyarakat mengetahui Definisi Sesak Napas Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
c. Masyarakat mengetahui Penyebab Sesak Napas Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)

vi
d. Masyarakat mengetahui Tanda dan Gejala Sesak Napas pada Pasien
Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
e. Masyarakat mengetahui Pentingnya Manajemen Penanganan Sesak
Napas pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
f. Masyarakat mengetahui Manajemen Penanganan Sesak Nafas pada
pasien Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK) dirumah (Non
Farmakologis)
g. Masyarakat mengetahui Manajemen Penanganan Sesak Nafas pada
pasien Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK) dirumah
(Farmakologis)

vii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT kami panjatkan karena
telah berhasil menyusun laporan program pengabdian kepada masyarakat tahun
2021 dengan judul “Manajemen sesak nafas pada pasien penyakit paru obstruksi
kronis (PPOK)”. Penyusunan laporan ini telah melalui tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1) Dekan
2) Pihak RSU Universitas Airlangga
3) Masyarakat
yang telah memberikan kesempatan kepada kami selaku dosen dan mahasiswa
untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. Penyusun menyadari bahwa laporan
ini masih terdapat kekurangan, kami berharap adanya saran dan masukan yang
dapat menyempurnakan laporan menjadi lebih baik. Kami berharap laporan ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surabaya,
(Penyusun)

viii
DAFTAR ISI

LAPORAN................................................................................................................i
RINGKASAN.........................................................................................................iii
PRAKATA...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Analisis Situasi..........................................................................................1
1.2 Permasalahan Mitra...................................................................................1
BAB 2 TARGET DAN LUARAN........................................................................2
BAB 3 METODE PELAKSANAAN....................................................................3
3.1 Persiapan...................................................................................................3
3.2 Pelaksanaan...............................................................................................3
3.3 Evaluasi.....................................................................................................3
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI..................................................5
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI...........................................................................9
5.1 Proses Perijinan.........................................................................................9
5.2 Persiapan...................................................................................................9
5.3 Pelaksanaan Kegiatan................................................................................9
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.................................................12
6.1 Tahapan Berikutnya................................................................................12
6.2 Rencana mencapai Luaran......................................................................12
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Luaran Pengabdian Masyarakat..............................................................2

Tabel 3. 1 Evaluasi kegiatan PKRS.........................................................................3

Tabel 5. 1 Pelaksanaan Kegiatan PKRS..................................................................9

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Luaran (Foto Kegiatan dan video) ………………………….……. 15

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyakit progresif dan
mengancam jiwa yang diperkirakan mempengaruhi lebih dari 251 juta orang di
seluruh dunia. Sedangkan prevalensi di Indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah
3,7% atau sekitar 9,2 juta penduduk. Saat ini menjadi penyebab utama keempat
kematian di dunia, menyebabkan lebih dari 3 juta kematian setiap tahunnya.
PPOK diperkirakan akan menjadi penyebab utama ketiga kematian di dunia pada
tahun 2020. Kesadaran dan stigma masyarakat terhadap penyakit ini masih sangat
terbatas, begitu terdiagnosis, mereka tidak tahu cara mengatasi dan bagaimana
perawatannya lebih lanjut. Sungguh sesuatu yang disayangkan, lebih dari dua
pertiga penderita PPOK tidak menyadari bahwa mereka sedang menderita
penyakit ini.

1.2 Permasalahan Mitra


Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap PPOK merupakan masalah
utama dalam menekan penyakit pernapasan ini. Tahap awal PPOK sering kali
tidak dikenali karena banyak penderita menganggap gejala seperti sesak napas,
batuk kronis dan adanya dahak sebagai kondisi normal yang terjadi seiring
bertambahnya usia atau akibat umum dari merokok. Sedangkan, pada tahap akhir
dari PPOK, sebagian besar penderita sering merasa putus asa karena gejala dan
penurunan kwalitas hidup yang dialaminya.

1
BAB 2
TARGET DAN LUARAN

Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan dapat menambah


pengetahuan masyarakat tentang Manajemen Sesak Nafas pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi kronis (PPOK) sehingga masyarakat mampu:
a. Mengetahui Definisi Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
b. Mengetahui Definisi Sesak Napas Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
c. Mengetahui Penyebab Sesak Napas Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
d. Mengetahui Tanda dan Gejala Sesak Napas pada Pasien Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
e. Mengetahui Pentingnya Manajemen Penanganan Sesak Napas pada Pasien
Penyakit Paru Obstruksi kronis (PPOK)
f. Mengetahui Manajemen Penanganan Sesak Nafas pada pasien Penyakit
Paru Obstruksi kronis (PPOK) dirumah (Non Farmakologis)
g. Mengetahui Manajemen Penanganan Sesak Nafas pada pasien Penyakit
Paru Obstruksi kronis (PPOK) dirumah (Farmakologis)

Tabel 2. 1 Luaran Pengabdian Masyarakat

No Jenis Luaran Indikator Capaian


1 Kegiatan dilakukan diminimal 3 media sosial Telah dilakukan oleh 5
masing masing mahasiswa media social anggota
kelompok (instagram)
2 Masyarakat tertarik dengan topic yang Belum adanya
pertanyaan pada masing-
dibahas ditandai dengan pertanyaan di
masing anggota
kolom komentar kelompok
3 Pengorganisasian kelompok penyaji Pemateri : Ranee Dewi
melaksanakan tugas dan kewajiban PPT : Widiyas Ulfia
perannya dengan baik Video : Hayu U.
SAP : Ipung J
Materi : Arlesiane

2
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Tahapan yang akan dilaksanakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini


sebagai berikut:

3.1 Persiapan
1. Koordinasi tim pengabdian masyarakat
2. Menyusun pengorganisasian pelaksanaan & pembagian tugas tim
3. Menyiapkan materi edukasi

3.2 Pelaksanaan
Metode yang diterapkan pada masing-masing kegiatan adalah
1. Edukasi
Metode penyuluhannya yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Metode ceramah merupakan metode dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan (Susilowati, 2016). Media yang digunakan adalah video
edukasi. Materi tentang review manajemen sesak nafas pada pasien penyakit paru
obstruksi kronis (ppok). .

3.3 Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan metode :
Tabel 3. 1 Evaluasi kegiatan PKRS

Evaluasi Struktur Evaluasi Proses Evaluasi Hasil

1. Persiapan media Pembukaan: 1. Kegiatan dilakukan


telah lengkap diminimal 3 media
dan siap untuk 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri sosial masing masing
digunakan,
seperti video, 3. Menjelaskan kontrak mahasiswa
dan ppt waktu
2. Masyarakat tertarik
2. Pembuatan 4. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan dengan topic yang
SAP, video, dan
PPT, dilakukan 5. Menyebutkan materi dibahas ditandai dengan
2 hari penyuluhan yang akan
pertanyaan di kolom
diberikan

3
Evaluasi Evaluasi Proses Evaluasi Hasil
Struktur

sebelumnya Pelaksanaan: komentar

6. Mengkaji pengetahuan 3. Pengorganisasian


peserta tentang PPOK kelompok penyaji
7. Menjelaskan materi melaksanakan tugas dan
tentang:
kewajiban perannya
 Definisi Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK) dengan baik
 Definisi Sesak Napas
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK)
 Penyebab Sesak Napas
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK)
 Tanda dan gejala Sesak
Napas Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
 Mengetahui Pentingnya
Manajemen Penanganan
Sesak Napas pada Pasien
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK)
 Manajemen Penanganan
Sesak Nafas pada pasien
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK) dirumah
(Non Farmakologis)
 Manajemen penenganan
sesak nafas pada pasien
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK) dirumah
(Farmakologis)

4
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan


Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Airlangga Nomor 1279/UN3/KR/2015. Selanjutnya
mengalami perubahan nama Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi
Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 67/UN3/2019. LPPM merupakan
pengembangan kelembagaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Airlangga.
LPPM Universitas Airlangga merupakan wadah bagi menumbuh-
kembangkan budaya pengabdian kepada masyarakat di kalangan sivitas
akademika, mendorong pendayagunaan hasil kegiatan untuk mendukung misi
pendidikan tinggi dan pembangunan nasional secara berkelanjutan; serta
pengamalan IPTEKS berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui metode ilmiah.
LPPM Universitas Airlangga memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang
mencakup 4 (empat) program, yaitu (1) Pengabdian kepada Masyarakat (2)
Pendidikan dan Pelatihan (3) Pengembangan Masyarakat, dan (4) Kuliah Kerja
Nyata (Reguler, Tematik, dan Kebangsaan).
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Airlangga Nomor 1279/UN3/KR/2015. Selanjutnya
mengalami perubahan nama Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi
Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 67/UN3/2019. LPPM
merupakan pengembangan kelembagaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat Universitas Airlangga.
LPPM Universitas Airlangga merupakan wadah bagi menumbuh-
kembangkan budaya pengabdian kepada masyarakat di kalangan sivitas
akademika, mendorong pendayagunaan hasil kegiatan untuk mendukung misi

5
pendidikan tinggi dan pembangunan nasional secara berkelanjutan; serta
pengamalan IPTEKS berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui metode ilmiah.
LPPM Universitas Airlangga memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang
mencakup 4 (empat) program, yaitu (1) Pengabdian kepada Masyarakat (2)
Pendidikan dan Pelatihan (3) Pengembangan Masyarakat, dan (4) Kuliah Kerja
Nyata (Reguler, Tematik, dan Kebangsaan).
(1) Program Pengabdian kepada Masyarakat lebih diarahkan pada kreatifitas,
inovasi dan penerapan IPTEKS. Program ini mencakup kegiatan yang
didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditlitabmas – Ditjen Dikti, LIPI dan Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Universitas Airlangga yang terdiri
dari Pengabdian Masyarakat mono tahun, multi tahun, dan Iptekda LIPI.
Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan
LPPM Universitas Airlangga Tahun 2015 bersumber pada dana DIPA
Ditlitabmas Ditjen Dikti sebanyak 32 (tiga puluh dua) judul, dengan rincian:
skema Ipteks bagi Masyarakat (IbM) sebanyak 15 judul, satu judul skema
Ipteks bagi Wilayah (IbW) dan satu judul skema Ipteks bagi Inovasi dan
Kreativitas Kampus (IbIKK). Untuk kegiatan Pengmas bersumber pada
dana BOPTN Universitas Airlangga sebanyak 15 (lima belas) judul.
Sedangkan pada Tahun 2016 kegiatan Program Pengabdian kepada
Masyarakat bersumber pada dana DIPA Ditlitabmas Ditjen Dikti sebanyak
32 (tiga puluh dua) judul, dengan rincian: skema Ipteks bagi Masyarakat
(IbM) sebanyak 10 judul, satu judul skema Ipteks bagi Wilayah (IbW) dan
satu judul skema Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK).
Untuk kegiatan Pengmas bersumber pada dana BOPTN Universitas
Airlangga sebanyak 20 (dua puluh) judul.
(2) Program Pendidikan dan Pelatihan diarahkan pada upaya menghasilkan
kemandirian masyarakat, publikasi bertaraf nasional/internasional,
bahan/materi pendidikan dan bimbingan untuk program S1/S2/S3, dan
peningkatan budaya mengabdi kepada masyarakat yang produktif.
(3) Program Pengembangan Masyarakat terkait dengan kebijakan publik
diarahkan pada upaya untuk membantu pemerintah, utamanya pemerintah

6
daerah, berkaitan dengan Otonomi Daerah, swasta dalam dan luar negeri,
serta lembaga lainnya. Termasuk dalam program ini antara lain adalah
pemberdayaan masyarakat.
(4) Kuliah Kerja Nyata/KKN (Reguler, Tematik, dan Kebangsaan) merupakan
suatu program mata kuliah wajib diselenggarakan oleh Universitas bagi
semua mahasiswa S1. Keberhasilan pelaksanaan KKN Universitas
Airlangga dapat tercapai dengan adanya kerjasama yang dilakukan tidak
hanya menyangkut penerapan dan pengembangan hards skills namun juga
soft skills bagi mahasiswa secara harmonis. Kerjasama internal dilakukan
antar fakultas di lingkungan Universitas Airlangga, sedangkan
kerjasama eksternal melibatkan pemerintah dan non-
pemerintah/swasta. Kerjasama yang harmonis diharapkan dapat
menciptakan kelancaran komunikasi dalam penyelesaian masalah yang ada
di masyarakat. Kerja sama ini membuka jalan rintisan menuju tercapainya
tujuan dan sasaran kegiatan secara optimal.

Selanjutnya LPPM juga bekerjasama dengan instansi vertikal yaitu DRPM,


Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), secara
horisontal LPPM Universitas Airlangga membangun jaringan pengabdian kepada
masyarakat dengan Fakultas dan Komisi-Komisi/Pusat Kajian di lingkungan
Universitas Airlangga. Secara eksternal LPPM Universitas Airlangga bekerjasama
dengan Pemerintah baik Pemprov, Pemkot, Pemkab di Indonesia, dan Pihak
swasta baik dalam negeri maupun luar negeri, dan BUMN.
Kegiatan LPPM Universitas Airlangga mencakup: [1] Pengabdian kepada
Masyarakat dalam bentuk penerapan Ipteks bagi Masyarakat luas;
[2]Pendidikan Non- Gelar/Non-Formal; [3] Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pemerintah, Swasta, dan Unsur Masyarakat lain; [4] Sosialisasi program; [5]
Konsultasi / Pendampingan; [6] Diskusi: Kajian isu-isu kontemporer dalam
masyarakat, Intervensi/pemberdayaan masyarakat; [7] Seminar; [8] Lokakarya;
[9] Publikasi: Penerbitan Jurnal, Buletin; [10]Kuliah Kerja Nyata: Reguler,
Tematik, Kebangsaan; [11] Bakti Sosial; [12] Pasar Murah; [13]
Pengembangan Kerjasama dan Tindak Lanjut. Untuk mendukung pelaksanaan

7
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Airlangga, LPPM membentuk
komisi-komisi sebagai berikut : 1. Jaminan Sosial, 2. Pengembangan KKN, 3.
Tata Kelola dan Daya Saing, 4. Lingkungan Hidup, 5. Pengembangan
Bioteknologi TTG dan TI, 6. Wanita, 7. Bencana, 8. Energi dan Nuklir, 9.
Pancasila dan Kewarganegaraan, 10. Kependudukan dan KB, 11. Pangan dan
Gizi, 12. Kebudayaan dan Pariwisata, 13. Hukum, 14. Rekayasa Sosial. Kegiatan
yang sedang dirintis dan diprogramkan untuk periode 2017 dan seterusnya
adalah: Pembentukan Policy & Legal Advisory Board bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan – Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

8
BAB 5
HASIL YANG DICAPAI

5.1 Proses Perijinan


Dalam melakukan promosi kesehatan rumah sakit perizinanini dilakukan
kepada pembimbing Universitas Airlangga karena metode penyuluhan yang
dilakukan melalui media sosial.

5.2 Persiapan
1. Koordinasi Tim
Koordinasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan ini dilakukan sesuai
dengan tugas pokok masing masing anggota yang dibagi sebagai berikut:
Pembimbing akademik : Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,M.Kep
Penyaji : Ranee Dewi Aneke Ipung Jatmiko
Moderator : Widiyas Ulfa Rachma
Observer : Hayu Ulfanigrum
Fasilitator : Arlesiane B. Njurumbaha, Ipung Jatmiko
Peserta : Masyarakat
2. Pembuatan video
Video merupakan media yang dilakukan dalam promosi kesehatan kali ini.
Video yang dibuat telah sesuai dengan teori yang telah disetujui oleh
pembimbing dan tentunya menggunakan bahasa yang mudah dipahami
masyarakat.

5.3 Pelaksanaan Kegiatan


Tabel 5. 1 Pelaksanaan Kegiatan PKRS

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

5. 1 Menit Pembukaan: 1) Menjawab salam


melalui kolom komentar di
1) Mengucapkan salam media sosial
2) Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim
dan kelompok penyuluh
3) Menjelaskan kontrak 3) Mengetahui kontrak
waktu

9
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

4) Menjelaskan tujuan dari waktu penyuluhan


penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari
5) Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan yang akan 5) Tahu apa saja yang
diberikan akan disampaikan
6. 12 Menit Pelaksanaan: 1) Menyebutkan apa yang
diketahui tentang PPOK
Penyaji mengkaji pengetahuan melalui kolom komentar di
peserta tentang PPOK dan media sosial
menjelaskan materi tentang: 2) Mendengarkan dan
1. Definisi Penyakit Paru memperhatikan materi
Obstruksi kronis (PPOK)
2. Definisi Sesak Napas
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK)
3. Penyebab Sesak Napas
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK)
4. Tanda dan gejala Sesak
Napas Penyakit Paru
Obstruksi kronis (PPOK)
5. Mengetahui Pentingnya
Manajemen Penanganan
Sesak Napas pada Pasien
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK)
6. Manajemen Penanganan
Sesak Nafas pada pasien
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK) dirumah
(Non Farmakologis)
7. Manajemen penenganan
sesak nafas pada pasien
Penyakit Paru Obstruksi
kronis (PPOK) dirumah
(Farmakologis)
7. 1 Menit Diskusi/ Tanya jawab dan 1) Mengajukan
evaluasi: pertanyaan melalui kolom
komentar di media social.
1) Memberikan 2) Membantu menjawab
kesempatan pada peserta

10
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

untuk bertanya kemudian pertanyaan melalui kolom


didiskusikan bersama komentar di media social.
2) Memberikan
reinforcement kepada
peserta bila dapat
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/ materi.
(melalui kolom komentar)
8. 1 Menit Terminasi: Mendengarkan dan membalas
salam melalui kolom
1) Menyimpulkan materi komentar di media soasial.
yang telah disampaikan
2) Mengucapkan
terimakasih kepada peserta
dan mengucapkan salam
penutup

11
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

6.1 Tahapan Berikutnya


1. Evaluasi
Penilaian dilakukan dengan mengevaluasi kegiatan berdasarkan struktur,
proses dan hasil secara obyektif data ditemukan oleh anggota kelompok
pada saat silakukan promosi kesehatan.

6.2 Rencana mencapai Luaran


1. Video di media social
Pemberian edukasi terhadap masyarakat melalui video dinilai lebih dapat
mencangkau masyarakat dalam populasi yang besar dan sangat cocok
digunakan dalam masa pandemic Covid 19 seperti saat ini.
2. Peningkatan Keberdayaan
Diharapkan setelah menyimak promosi kesehatan yang kelompok kai
sampaikan maka akan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai manajemen sesak nafas yang dapat dilakukan dirumah saat
mengalami penyakit paru obstruktif kronis eksaserbasi akut dengan gejala
sesak ringan.

12
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversible atau reversible
parsial, bersifat progresif, biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru yang
disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran
gangguan sistemik (Napanggala, 2017). Terjadinya kerusakan pada dinding
bronkiolus terminalis dapat menyebabkan obstruksi pada bronkiolus terminalis
yang akan mengalami obstruksi pada fase awal ekspirasi. Udara yang masuk ke
alveoli pada saat inspirasi akan terjebak kedalam alveolus pada saat terjadi
ekspirasi sehingga akan menyebabkan terjadinya penumpukan udara ( air
trapping). Kondisi seperti ini yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan
sesak napas.

Penanganan sesak nafas ringan pada kasus PPOK eksaserbasi akut


dirumah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain tanpa obat dengan:
Pursed-lip Breathing, Posisi condong kedepan (CKD), berbaring santai, berdiri
dengan bantuan lengan, berdiri dengan menyandarkan punggung, pernafasan
diafragma, baatuk efektif, kipas angina dan melakukan pola hidup yang sehat.
Sedangkan dengan bantuan obat saat dirumah yang bisa dilakukan adalah
dengan memberikan O2 dan nebulizer bronkhidilator sesuai yang di adviskan
dokter.
7.2 Saran

Penyuluh selanjutnya hendaknya dapat melakukan penyuluhan pada


pasien PPOK dengan masalah sputum pada saluran nafasvkarena selain sesak
nafas pasien dengan PPOK juga mengeluarkan sputum yang dapat
mengganggu splay O2 ke jaringan. Maka diharapkan penyuluhan kesehatan ini
dapat terjalin berkesinambungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Isnainy, U. C. A. S., & Tias, S. A. (2020). Pengaruh posisi condong kedepan dan
terapi pursed lips breathing terhadap derajat sesak napas penderita Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Holistik Jurnal Kesehatan, 13(4), 389–395.
https://doi.org/10.33024/hjk.v13i4.1670

Lindayani, L., & Tedjamartono, T. (2017). Penyakit Paru Obstruktif Kronik


(PPOK). Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia,
1302006137, 32. http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-
ppok/ppok.pdf

Makarim, F. (2019). Sesak Napas (p. 1). halodoc.


https://www.halodoc.com/artikel/sesak-napas-tiba-tiba-ini-5-cara-
mengatasinya

Mayuni, A., kamayani, M., & Puspita, L. (2015). Pengaruh Diaphragmatic


Breathing Exercise Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Pasien Asma Di
Wilayah Kerja Puskesmas Iii Denpasar Utara. COPING NERS (Community
of Publishing in Nursing), 3(3), 31–36.

Paramasivam, K. (2017). Penyakit Paru Obstruksi Kronis ( Ppok ). 1102005208.

14
LAMPIRAN

(Lampiran (Foto Kegiatan / Upload video dimasing-masing social media)

Gambar 1 Upload Video @widiyasulfia


Gambar 2 Upload Video @hayuulfa_

Gambar 2 Upload Video


@Ipunk Jatmiko

15
Gambar 4 Upload video @arlne_

Gambar 5 Upload Video


@randeww

16

Anda mungkin juga menyukai