Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACUAN PENYULUHAN

BENCANA KEBAKARAN GEDUNG

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Dasuki, M.Kep

DISUSUN OLEH KEL 1:

Adho Alif Akbar


Andrian Fadhil Pratama
Devi Anggraini
Era Rahayu
Jurdaniah
Lusi Oktaviana Murdian
Melda Kartika Sari
Miranda Saraswati
Mita Angriani
Yulia Rahmawati

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. Latar Belakang

Kebakaran rumah dan gedung sering sekali terjadi di Indonesia. Kebakaran


hampir terjadi di sepanjang tahun khususnya pada bulan-bulan kemarau antara Juni –
September. Sebagian besar kebakaran rumah dan gedung terjadi karena kesalahan
manusia (human error). Dua pemicu kebakaran ini adalah kompor gas dan alat listrik.

Hampir semua rumah tangga, rumah makan, industri makanan rumah tangga atau pabrik
sekarang memakai kompor gas untuk masak. Sikap tidak hati-hati, tidak waspada, tidak
teliti, lengah dan lupa sering memicu kebakaran ketika sedang masak memakai kompor
gas.

Sifat gas LPG (liquified petroleum gas) dengan sebagian besar unsur kimia
propana (C3 H8) dan butana (C4H10) yang mudah terbakar serta mengandung
hidrokarbon dalam jumlah kecil, yaitu etana (C2H6) dan pentana (C5 H12) membuatnya
mudah sekali terbakar. Dengan percikan api rokok atau stop kontak listrik, bocoran gas
LPG bisa langsung menyala dan meledak. LPG rumah tangga berbentuk cair yang
dikemas dalam tabung dengan diberi tekanan agar bisa menyembur dari tabung gas.
Semburan kuat dari tabung gas yang bocor inilah yang memudahkan gas LPG memenuhi
ruangan dalam waktu singkat dan terbakar bila terpercik api. Api ini akan membakar
semua bahan yang mudah terbakar.

Sementara itu kebakaran akibat arus pendek listrik biasanya terjadi karena
pemakaian kabel yang tidak sesuai dengan daya listrik, sistim kabel penyaluran listrik di
rumah atau gedung tidak tertata rapi, pemakaian kabel terbuka, serta alat pembagi atau
sistim distribusi yang tidak teratur dan tidak sesuai daya beban. Hal ini membuat alat
pembagi menjadi mudah panas dan terbakar.

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan mengerti tentang Bencana
kebakaram gedung.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1) Mengetahui pengertian Bencana kebakaran gedung
2) Mengetahui penyebab Bencana kebakaran gedung
3) Mengetahui cara perusakan Bencana kebakaran gedung
4) Mengetahui kerugian korban dan kerusakan akibat Bencana kebakaran gedung
5) Mengetahui gejala dan tanda-tanda Bencana kebakaran gedung
6) Mengetahui tindakan yang dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya
Bencana kebakaran gedung
7) Mengetahui menjaga keselamatan Bencana kebakaran gedung
8) Mengetahui agar aman dan tidak terjadi Bencana kebakaran gedung

3. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa.

2. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk memberikan pengetahuan audiens
tentang Bencana kebakaran gedung.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Bencana kebakaran gedung.

2. Sub pokok bahasan


1) Apa pengertian Bencana kebakaran gedung ?
2) Apa penyebab Bencana kebakaran gedung ?
3) Bagaimana cara perusakan Bencana kebakaran gedung ?
4) Apa kerugian korban dan kerusakan akibat Bencana kebakaran gedung ?
5) Apa gejala dan tanda-tanda Bencana kebakaran gedung ?
6) Apa tindakan yang dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya Bencana
kebakaran gedung ?
7) Bagaimana cara menjaga keselamatan Bencana kebakaran gedung ?
8) Bagaimana agar aman dan tidak terjadi Bencana kebakaran gedung?
3. Sasaran dan target
Masyarakat di Pakuan Baru

4. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi dan tanya jawab

5. Media dan alat


1) LCD
2) Leaflet

6. Waktu dan tempat


Hari/Tanggal : Senin/14 Desember 2020
Jam : 10.00-10.30 WIB
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Balai Desa Pakuan Baru

D. Materi (Terlampir)

E. Pengorganisasian
1. Moderator : Adho Alif Akbar
2. Presenter : Andrian Fadhil Pratama
3. Fasilitator : - Mita Angriani
- Lusi Oktaviana Murdian
- Yulia Rahmawati
4. Observer : Era Rahayu
5. Dokumenter : Melda Kartika Sari
6. Warga :- Devi Anggraini
- Jurdaniah
- Miranda Saraswati

F. URAIAN TUGAS

1. Tugas moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan
c. Membuka dan menutup kegiatan
d. Menjelaskan topic, kontrak waktu, dan tujuan kegiatan
e. Mengarahkan jalannya kegiatan
f. Memberi kesempatan audiens untuk bertanya dan mengemukakan pendapat
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Menjelaskan dan mendemontraksikan kegiatan yang di lakukan kepada audiens
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik
3. Tugas fasilitator
a. Memotivasi audiens agar berperan aktif selama kegiatan
b. Memfasilitasi dalam kegiatan
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan
4. Tugas observer
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan no verbal selama kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah di lakukan
G. PENGATURAN TEMPAT

Media

M P

F F F

F F F

O D

Keterangan :

Media : Media

: Moderator
M

P
: Presenter

: Fasilitator
F

: Audiens

: Observer
O

: Dokumenter
D
H. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap kegiatan dan Kegiatan penyuluhan Kegiatan audiens


waktu
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan  Mendengarkan dan
diri,anggota memperhatikan
kelompok, dan  Mendengarkan
pembimbing  Menyetujui kontrak
 Menjelaskan topik waktu
penyuluhan  Mendengarkan dan
 Membuat kontrak memperhatikan
waktu
 Menjelaskan tujuan
Pelaksanaan  Menggali  Mengemukakan
(20 menit) pengetahuan tentang pendapat
pengertian bencana  Mendengarkan &
kebakaran gedung memperhatikan
 Memberi  Mengemukakan
reinforcemen positif pendapat
pada audiens atas  Mendengarkan &
pendapatnya memperhatikan
 Menjelaskan materi  Mengemukakan
tentang pengertian pendapat
bencana kebakaran  Mendengarkan &
gedung memperhatikan
 Menggali  Mendengarkan &
pengetahuan tentang memperhatikan
penyebab bencana  Mendengarkan &
kebakaran gedung memperhatikan
 Memberi  Memberikan
reinforcemen positif pertanyaan
pada audiens atas  Mendengarkan &
pendapatnya memperhatikan
 Menjelaskan materi
tentang penyebab
bencana kebakaran
gedung
 Menjelaskan materi
tentang cara
perusakan bencana
kebakaran gedung
 Menjelaskan materi
kerugian korban dan
kerusakan akibat
bencana kebakaran
gedung
 Menggali
pengetahuan tentang
gejala dan tanda-
tanda bencana
kebakaran gedung
 Memberi
reinforcement pada
audien atas
pendapatnya
 Menjelaskan materi
tentang gejala dan
tanda-tanda bencana
kebakaran gedung
 Menjelaskan materi
tentang tindakan
yang dilakukan
sebelum, pada saat
dan sesudah
terjadinya bencana
kebakaran gedung
 Menjelaskan materi
tentang menjaga
keselamatan bencana
kebakaran gedung
 Menjelaskan materi
tentang agar aman
dan tidak terjadi
bencana kebakaran
gedung
 Memberikan
kesempatan audiens
untuk bertanya
 Memberi
reinforcement pada
audiens

Penutup  Menanyakan kembali  Mengemukakan


(15 menit) kepada audiens pendapat
tentang materi yang  Mendengarkan &
sudah di sampaikan memperhatikan
 Memberi  Menjawab salam
reinforcemen positif
pada audiens atas
pendapatnya
 Salam penutup

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.

b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.

c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.

2. Evaluasi proses

a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.


b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audiens dapat mengikuti seluruh kegiatan
penyuluhan atau tidak ada yang meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens aktif.

3. Evaluasi hasil

a. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian


bencana kebakaran gedung.
b. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab
bencana kebakaran gedung.
c. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara
perusakan bencana kebakaran gedung.
d. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan kerugian
korban dan kerusakan akibat bencana kebakaran gedung.
e. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan gejala dan
tanda-tanda bencana kebakaran gedung.
f. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan tindakan
yang dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya bencana kebakaran
gedung.
g. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan menjaga
keselamatan bencana kebakaran gedung.
h. Diharapkan sebanyak 70% peserta yang hadir mampu menyebutkan agar aman
dan tidak terjadi bencana kebakaran gedung.
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian

Kebakaran rumah dan gedung adalah perubahan langsung atau tidak langsung keadaan fisik
rumah dan gedung akibat kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan api, BBM, gas dan listrik
yang tidak aman. Akibat kebakaran, rumah dan gedung menjadi tidak berfungsi dan tidak dapat
dipakai lagi untuk kegiatan sehari-hari.

Ada tiga kelompok atau jenis kebakaran bedasarkan bahan yang terbakar, yaitu:

 Kelompok bahan padat, seperti kayu, kertas, pelastik, karet, dan sejenisnya. Cara
pemadamannya adalah dengan disiram air, ditimbun pasir, ditutup karung goni basah,
disemprot dengan alat pemadam kebakaran portable dan/atau zat kimia berupa racun api
kering.

 Kelompok benda cair yang mudah terbakar seperti BBM, yaitu bensin, minyak tanah,
solar, alkohol, cat minyak dan sejenisnya. Cara pemadamannya dengan zat kimia berupa
racun api kering, pasir, dan alat pemadam kebakaran portable. Tidak dianjurkan
memadamkannya dengan air karena berat jenis air lebih tinggi dari bahan-bahan di atas
sehingga dikhawatirkan bahan-bahan kimia itu akan terbawa aliran air dan kebakaran
merambat ke tempat lain.

 Listrik di rumah atau gedung dan kendaraan bermotor, kapal, dan sejenisnya. Cara
pemadamannya dengan memutuskan aliran listrik dan zat kimia berupa racun api kering.

2. Penyebab

 Aktivitas manusia yang menggunakan api atau listrik di rumah dan gedung atau
sekitarnya sehingga menyebabkan kebakaran.

 Faktor alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran rumah dan gedung, seperti
sambaran petir.
 Angin yang cukup besar dapat memicu dan mempercepat menjalarnya api.

 Keadaan pemukiman penduduk yang rapat dan berhimpitan serta terbuat dari bahan
bangunan yang mudah terbakar, seperti kayu, plastik, dan sebagainya.

Penyebab langsung:

 Api rokok, korek api, lilin atau obat nyamuk yang menyambar BBM, tabung gas, kios
penjual bensin eceran, kasur, tirai, kelambu.

 Tabung gas meledak.

 Arus pendek listrik di rumah dan gedung, alat rumah dan gedung tangga, bengkel, pabrik,
industri.

 Arus pendek listrik di mobil.

3. Cara Perusakan

Kebakaran rumah dan gedung sebagian besar terjadi karena faktor manusia yang sengaja
atau tidak sengaja menyalakan api di rumah dan gedung atau sekitar rumah dan gedung. Api
yang membakar bisa merusak dan menhancurkan alat-alat rumah tangga, rumah, gedung atau
kendaraan. Kerusakan akibat kebakaran antara lain berupa hancur dan hilangnya rumah dan
gedung, kerusakan sarana dan prasarana pemukiman serta korban jiwa manusia dan luka bakar,
gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari dan hilangnya sumber mata pencaharian.

4. Kerugian, Korban dan Kerusakan akibat Bencana

 Kebakaran rumah dan gedung mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan harta
benda, baik milik perorangan, perusahaan maupun umum. Ini dapat mengganggu dan
bahkan melumpuhkan kegiatan sosial dan ekonomi penduduk.
 Manusia akan meninggal karena terbakar, sakit, luka dan mengungsi. Prasarana umum,
sosial dan ekonomi serta transportasi yang rusak terbakar, antara lain angkutan umum,
sekolah, rumah dan gedung ibadah, pasar, gedung pertemuan, puskesmas, rumah dan
gedung sakit, fasilitas pemerintahan, industri, dan usaha jasa

5. Gejala dan Tanda-tanda

 Tercium bau gas menyengat.

 Adanya aktivitas manusia menggunakan api di rumah dan gedung dan sekitarnya.

 Ditandai dengan adanya asap dan bau barang, plastik atau zat kimia yang terbakar.

 Udara sangat panas dan menyesakkan sehingga sulit bernapas.

 Api dan asap membumbung di udara.

6. Tindakan yang dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya bencana

Sebelum bencana:

 Pastikan semua peralatan yang menggunakan api, listrik, gas atau bahan bakar minyak
(BBM) dalam keadaan aman, padam dan tidak difungsikan.

 Matikan aliran listrik dan gas dengan benar.

 Jangan tinggalkan anak-anak bermain sendiri di rumah tanpa pengawasan.

 Larang anak-anak bermain korek api, listrik dan peralatan berbahaya lainnya.

 Amankan semua berkas dan dokumen penting dalam satu tas yang dapat segera dibawa
pergi.

 Siapkan alat pemadam api portable dan lakukan latihan penggunaannya.


Saat bencana:

 Pastikan jumlah anak, anggota keluarga dan staf pekerja adalah lengkap dan diketahui
keberadaannya.

 Pastikan semua anak, anggota keluarga atau staf pekerja tidak berada di dalam rumah dan
gedung atau ruang kerja.

 Tinggalkan rumah dan gedung atau tempat kerja dan pergi ke tempat yang aman dari api
dan asap.

 Bawa pergi dan amankan semua berkas dan dokumen penting.

 Jaga keamanan anak-anak dan anggota keluarga selama berada di luar rumah dan gedung
atau tempat pengungsian kebakaran.

 Jangan kembali ke rumah dan gedung, kantor atau pabrik yang terbakar sebelum api
padam dan dinyatakan aman.

Sesudah bencana:

 Pastikan kebakaran telah usai dan api telah dipadamkan serta dinyatakan aman. Pastikan
rumah dan gedung yang baru terbakar aman untuk dimasuki. Lihat sekeliling rumah dan
gedung dari luar.

 Jangan masuk rumah dan gedung, pabrik atau kantor yang dapat runtuh akibat kebakaran.

 Ketika masuk rumah dan gedung atau gedung agar hati-hati terhadap langit-langit atau
dinding yang bisa runtuh seketika karena basah oleh air.

 Jangan menginjak genangan air karena ada kemungkinan air teraliri listrik.

 Gunakan sepatu karet/plastik, pakaian dan penutup kepala yang aman ketika memasuki
rumah dan gedung, pabrik atau kantor yang baru terbakar.
 Jangan masuk bila masih terdapat bau menyengat karena gas atau zat kimia terbakar.
Hati-hati dalam memegang zat kimia atau kabel listrik yang ada.

 Jangan nyalakan lampu atau apapun yang berhubungan dengan aliran listrik.

 Tetap berhubungan melalui handphone dengan keluarga, kerabat dan teman.

 Pada malam hari jangan nyalakan api atau lilin untuk penerangan di rumah dan gedung
yang baru terbakar. Gunakan lampu senter.

 Jangan makanan yang tersisa yang ada di rumah dan gedung yang baru terbakar.

 Tetap hati-hati terhadap binatang berbisa, seperti ular, kalajengking dan lainnya.

 Tetap membantu tetangga yang menderita atau terluka dan juga tetap menerima
pertolongan orang lain.

8. Menjaga Keselamatan

Untuk menjaga keselamatan dan menghindari tabung gas meledak, periksalah tabung gas
secara seksama sebelum memakai. Bila terdapat salah satu tanda dari berikut ini, jangan
nyalakan gas untuk memasak:

 Katup dalam keadaan terbuka (pada waktu tidak digunakan) atau katup sudah rusak.

 Saluran/pipa/selang karet rusak, pecah, atau pemasangan selangnya yang menuju ke


regulator/kompor tidak dilakukan dengan baik.

 Regulator sudah rusak atau gelang karet pada katup (valve) rusak, tidak ada gelang karet
atau katupnya tidak dapat menutup (selalu terbuka).

 Tabung penyok, berkarat, lewat batas tanggal akhir pemakaian (kadaluwarsa).

 Komponen tempat regulator rusak.


 Terdengar suara berdesis ketika regulator dipasang ke tabung gas dan tercium bau gas
yang menyengat.

9. Agar aman dan tidak terjadi kebakaran, lakukan hal berikut:

 Kompor dan tabung gas diletakan pada tempat yang datar dan di ruangan yang memiliki
sirkulasi udara yang baik.

 letakan tabung gas LPG sejauh mungkin dari kompor atau sumber api lainnya.

 Pasang regulator pada katup tabung LPG dengan baik (posisi tombol regulator mengarah
ke bawah).

 Pastikan regulator tidak dapat terlepas dari katup tabung LPG.

 Periksa kemungkinan terjadi kebocoran gas dari tabung, kompor, selang, maupun
regulatornya. Apabila terjadi kebocoran akan tercium bau khas LPG yang menyengat
seperti bau busuk dan suara mendesis dari katup tabung gas.

 Jangan memperbaiki sendiri komponen tabung gas yang rusak.

 Jangan merokok atau memasang api waktu memasang regulator di tabung gas.

 Dalam keadaan gelap jangan pakai lilin untuk memeriksa kompor, tabung gas atau
memasang regulator tabung gas. Pakailah lampu senter yang dinyalakan dari jauh.

DAFTAR PUSTAKA

Ramli S, 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran (Fire Management). Jakarta.


Novianty,P.2012. Analisis Manajemen Dan Sistem Proteksi Kebakaran Di Pt. Bridgestone
Tire Indonesia.

Khambali, 2017. Manajemen Penanggulan Bencana. Andi: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai