Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Laily Hanifah, S.K.M., M.Kes

DISUSUN OLEH:

Himmatun Mardhiah (2310722008)

Fadillah Aulia Rahma (2310722009)

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU


KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2023

Jl. Limo Raya No. 1, Limo, Kota Depok, Jawa Barat 16514 Telp. (021) 75332884, Website
www.upnvj.ac.id
SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

Pokok Bahasan : ISPA

Sasaran : Mahasiswa UPNVJ

Hari, Tanggal : Kamis, 30 November 2023

Jam : 09.00-09.45

Tempat : Lapangan UPN Veteran Jakarta Pondok Labu

Waktu Penyuluhan : 45 menit

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah serius yang menghadang masyarakat
di seluruh dunia. Di Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, ISPA juga menjadi ancaman kesehatan yang
signifikan (WHO, 2007). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular
dari saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit
berkisar dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor pejamu dan faktor lingkungan.

ISPA menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di
dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh
infeksi saluran pernapasan bawah. Selain itu, penyakit ISPA juga sering berada pada daftar 10
penyakit terbanyak di rumah sakit (Kemenkes RI, 2015).

Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA yang berat. Paling
sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru. Keadaan ini disebut sebagai radang paru
mendadak atau pneumonia. Sebagian besar keadaan ini terjadi karena penyakit ringan (ISPA ringan) yang
diabaikan. Sering kali penyakit dimulai dengan batuk pilek biasa, tetapi karena daya tahan tubuh lemah
maka penyakit dengan cepat menjalar ke paru-paru. Jika penyakitnya telah menjalar ke paru-paru dan
tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, dapat menyebabkan kematian. Perawatan yang
dimaksud adalah perawatan dalam pengaturan pola makan, menciptakan lingkungan yang nyaman
sehingga tidak mengganggu kesehatan, menghindari faktor pencetus seperti asap dan debu serta menjaga
kebersihan diri. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
ada di Negara berkembang dan Negara maju.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) serta mampu menerapkan pencegahan ISPA dalam
kehiduppan sehari-hari
2. Tujuan Khusus:
a) Mengerti dan memahami pengertian ISPA
b) Mengerti dan memahami gejala ISPA
c) Mengerti dan memahami cara pencegahan ISPA
d) Mengerti dan memahami, etika batuk dan bersin
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
2. Sasaran
Mahasiswa UPNVJ
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut:
a) Ceramah individu dan perkelompok
b) Tanya Jawab
4. Media dan Alat
Poster
5. Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Kamis, 30 November 2023
Jam : 09.00-09.45
Tempat : Lapangan UPN Veteran Jakarta Pondok Labu
6. Proses Kegiatan
Tahap Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta Waktu
Pembukaan 1. Menyampaikan 1. Menjawab salam 5 menit
salam 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan
tujuan dan topik
Pelaksanaan 1. Menggali 1. Memberikan 30 menit
Pengetahuan pedapat
Peserta mengenai 2. Mendengarkan
ISPA pemateri
2. Menjelaskan
Materi mengenai
ISPA
Penutup 1. Evaluasi materi Memberikan 10 Menit
yang diberikan pertanyaan dan
2. Tanya Jawab menjawab pertanyaan
3. Memberikan Memperhatikan
saran Menjawab salam
4. Mengucapkan
salam

7. Evaluasi
Melalui tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa.
a. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Bagaimana bahaya jika tidak melakukan pencegahan ISPA?
b. Hasil Wawancara Terbuka oleh mahasiswa:
Sebagian mahasiswa sudah paham mengenai PHBS namun beberapa mahasiswa menganggap
merokok membuat penampilan mereka menjadi lebih menarik. Seelain itu beberapa mahasiswa
lainnya tidak menggunakan masker terutama ketika berkendaraan karena menurut mereka
penggunaan masker hanya untuk covid.
Salah satu mahasiswa yang telah diberikan penyuluhan mengenai pencegahan ISPA,
mahasiswa tersebut tetap bersikeras dalam merokok diam diam di lingkungan dekat kampus
ketika pembawa materi tinggalkan sebentar.
c. Media poster yang digunakan dalam penyuluhan

d. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan:


MATERI PENYULUHAN
INFEKSI PERNAFASAN AKUT (ISPA)

A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan meruapakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang
diadapasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Repiratory Infection (ARI).(Depkes RI,
2000) Menurut (Depkes RI, 2007) ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut akibat
masuknya kuman/mikroorganisme kedalam tubuh yang berlangsung dalam 14 hari dengan
keluhan batuk, pilek, sesak nafas dengan atau tanpa demam.
ISPA dibedakan menjadi dua yaitu saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis,
fharingitis, dan otitis serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis,
bronchiolitis dan pneumonia(WHO, 2009) Menurut (Depkes RI, 2005) infeksi salura
pernapasan akut mempunyai pengertian sebagai berikut :

a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernapasan muali dari hidung hingga alveoli beserta adneksanya seperti sinus-
sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran pernapasan bagian atas,
saluran pernapasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru dan organ adneksa saluran
pernapasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk dalam saluran pernapasan
(respiratory tract).

Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari Perbedaan ISPA
dengan pneumonia yaitu ditandai apabila penderita ISPA menderita batuk-pilek yang tidak
menunjukan gejala frekuensi sesak nafas dan tidak menunjukan adanya penarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam.(Depkes RI, 2005)
2. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri atas bakteri, virus dan ricketsia. Penyebab ISPA dapat berupa
bakteri atau virus dan aspirasi. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Sterptokokus,
Pneumokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara
laingolongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, dan
Herpesvirus. sekitar 90-95% penyakit ISPA disebabkan oleh virus.(Depkes RI, 2008)
Keanekaragaman ISPA tergantung dari umur, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan.
Terjadinya ISPA tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu kondisi lingkungan
(polutan udara seperti asap rokok dan asap bahan bakar memasak, kepadatan anggota
keluarga anggota keluarga, kondisi ventilasi rumah, kelembaban, kebersihan, musim, suhu),
ketesediaan dan efektifitas pelayanan kesehata seerta langkah-langkah pencegahan infeksi
untuk pencegahan penyebaran (vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan,
kapasitas ruang isolasi), faktor penjamu (usia, kebiasaan merokok, kemampuan penjamu
menularkan infeksi, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan
oleh Pthogen lain, kondisi kesehatan umum) dan karakteristik pathogen (cara penularan, daya
tular, faktor virulensi misalnya gen, jumlah atau dosis mikroba).
Kondisi lingkungan yang berpotensi menjadi faktor resiko ISPA adalah lingkungan
yang banyak tercemar oleh asap kendaran bermotor, bahan bakar minyak, asap hasil
pembakaran serta benda asing seperti mainan plastik kecil.
3. Klasifikasi ISPA berdasarkan gejala:
a. Ringan : Batuk, pilek, demam
b. Sedang: Batuk, pilek, demam, sesak napas
c. Berat: Batuk, pilek, demam, tarikan retraksi dinding dada, penurunan kesadaran

4. Mekanisme terjadinya ISPA

ISPA merupakan penyakit yang dapat menyebar melalui udara (air bone disease).
ISPA dapat menular bila agen penyakit ISPA, seperti virus, bakteri, jamur, serta polutan yang
ada di udara masuk dan mengendap di saluran pernapasan sehingga menyebabka
pembengkakan mukosa dinding saluran pernapasan dan slauran pernapasan tersebut menjadi
sempit. Agen mengiritasi, merusak menjadikan kaku atau melambatkan gerak rambut getar
(cilia) sehingga cilia tidak dapat menyapu lender dan benda asing yang masuk di salura
pernapasan. Pengendapan agen di mucociliary transport (saluran penghasil mukosa)
menimbulkan reksi sekresi lender yang berlebihan (hipersekresi). Bila hal itu terjadi pada
anak-anak, kelebihan produksi lender tersebut akan meleleh keluar hidung karena daya kerja
mucociliary trasport sudah melampaui batas.
Batuk dan lendir yang keluar dari hidung itu menandakan bahwa seseorang telah
terkena ISPA. Seseorang yang terkena ISPA bisa menularkan agen penyebab ISPA melalui
transmisi kontak dan transmisi droplet. Transmisi kontak melibatkan kontak langsung antar
penderita dengan orang sehat, seperti tangann yang terkontaminasi agen penyebab ISPA.
Transmisi droplet ditimbulkan dari percikan ludah penderita saat batuk dan bersin di depan
atau dekat dengan orang yang tidak menderita ISPA.
Droplet tersebut masuk melalui udara masuk melalui udara melalui udara dan
mengendap di mukosa mata, mulut, hidung, dan tenggorokan orang yang tidak menderita
ISPA. Agen yang mengendap tersebut menjadikan orang tidak sakit ISPA menjadi sakit ISPA.
(Noviantari, 2018)
5. Tanda dan gejala ISPA
Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau
daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Bakteri dan penyebab ISPA di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Pada stadium awal, gejalannya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang
kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam da
nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. akhirnya terjadi
peradangan yang diserta demam, pembekakan pada jaringan tertentu hingga berwarna
kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri dan virus di daerah tersebut maka
kemungkinan peradangan menjadi parah semakin besar dan cepat. Infeksi dapat menjalar ke
paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan terhambat, oksigen yang dihirup
berkurang. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung
brtambah. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung
bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalannya akan berkurang sesudah 3-5 hari.
Penyakit pada saluran pernafasan mempunyai gejala yang berbeda yang pada
dasarnya ditimbulkan oleh iritasi, kegagalan mucociliary transport, sekresi lendir yang
berlebihan dan penyempitan saluran pernafasan. Tidak semua penelitian dan kegiaan program
memakai gejala gangguan pernafasan, menurut (WHO, 2008) menganjurkan pengamatan
terhadap gejala-gejala, kesulitan bernafas, radang tenggorokan, pilek dan penyakit pada
telinga dengan atau tanpa disertai demam. Efek pencemaran terhadap saluran pernafasan
memakai gejalagejala penyakit pernafasan yang meliputi radang tenggorokan, rinitis, bunyi
mengi dan sesak nafas.
Dalam hal efek debu terhadap saluran pernafasan telah terbukti bahwa kadar debu
berasosiasi dengan insidens gejala penyakit pernafasan terutama gejala batukk. Di dalam
saluran pernafasan, debu yang mengendap menyebabkan oedema mukosa dinding saluran
pernafasan sehingga terjadi penyempitan saluran. Menurut (Mudehir, 2002) Faktor yang
mendasari timbulnya gejala penyakit pernafasan :

a. Batuk : Timbulnya gejala batuk karena iritasi partikulat adalah jika terjadi rangsangan
pada bagian-bagian peka saluran pernafasan, misalnya trakeobronkial, sehingga timbul
sekresi berlebih dalam saluran pernafasan, misalnya trakebronkial, sehingga timbul
sekresi berlebih dalam saluran pernafasan terhadap iritasi pada mukosa saluran
pernafasan. Batuk timbul sebagai reaksi refleks saluran pernafasan terhadap iritasi pada
mukosa slauran pernafasan dalam bentuk pengeluaran udara (dan lendir) secara
mendadak disertai bunyi khas.
b. Dahak: Dahak terbentuk secara berlebihan dari kelenjar lendir (mucus glands) goblet
oleh adannya stimuli, misalnya yang berasal dari gas, partikulat, alergen dan
mikroorganisme infeksius. Karena proses inflamasi, di samping dahak dalam saluran
pernafasan juga terbentuk cairan eksudat berasal dari bagian jaringan yang
berdegenerasi.
c. Sesak nafas: Sesak nafas atau kesulitan bernafas disebabkan oleh aliran udara dalam
saluran pernafasan karena penyempitan. Penyempitan dapat terjadi karena saluran
pernafasan menguncup, oedema atau karena sekret yang menghalangi arus udara. Sesak
nafas dapat ditentukan dengan menghitung pernafasan dalam satu menit.
d. Bunyi mengi: Bunyi mengi merupakan salah satu tanda penyakit pernafasan yang turut
diobservasikan dalam penanganan infeksi akut saluran pernfasan.

6. Cara Pencegahan ISPA

a. Memperhatikan etika batuk dan bersin:


1) Gunakan masker
2) Tutup mulut dan hidung
3) Tutup mulut dan hidung dengan tisu
4) Cucilah tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun
5) Jangan lupa membuang bekas tisu di tempat sampah
b. Tidak merokok
c. Hindari asap, debu bahan lain yang menggangu pernafasan
d. Menjaga rumah tetap bersih
e. Rumah harus mendapatkan udara bersih dan sinar matahari yang cukup serta
f. Menjaga pola makan sehat
g. Tidak membakar sampah lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

1. Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga, Surabaya.
2. Arsyad S., Efiaty dan Iskandar, N., 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala dan Leher, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
3. Rasmaliah, 2004, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, (http://www.library.usu.ac.id).
PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

Fadilah Aulia Rahma dan Himmatun Mardhiah


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok Bahasan : ISPA

Sasaran : Mahasiswa UPNVJ

Hari, Tanggal : Kamis, 30 November 2023

Jam : 09.00-09.45

Tempat : Lapangan UPN Veteran Jakarta Pondok Labu

Waktu Penyuluhan : 45 menit


Tujuan

1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) serta mampu menerapkan pencegahan ISPA dalam kehiduppan
sehari-hari
2. Tujuan Khusus:
a) Mengerti dan memahami pengertian ISPA
b) Mengerti dan memahami gejala ISPA
c) Mengerti dan memahami cara pencegahan ISPA
d) Mengerti dan memahami, etika batuk dan bersin
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

• Topik
Infeksi Saluran Pernapasan Akut Media dan Alat : Poster

(ISPA) Waktu dan Tempat :

• Sasaran Hari, Tanggal : Kamis, 30-11-2023

Mahasiswa UPNVJ Jam : 09.00-09.45

• Metode: Tempat : Lapangan UPN Veteran

Ceramah individu dan perkelompok Jakarta Pondok Labu


serta tanya jawab
Proses Kegiatan
Tahap Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta Waktu
Pembukaan a. Menyampaikan 1. Menjawab salam 5 menit
salam 2. Memperhatikan
b. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri
c. Menjelaskan
tujuan dan topik
Pelaksanaan 1. Menggali a) Memberikan 30 menit
Pengetahuan pedapat
Peserta mengenai b) Mendengarkan
ISPA pemateri
2. Menjelaskan
Materi mengenai
ISPA
Penutup A. Evaluasi materi Memberikan 10 Menit
yang diberikan pertanyaan dan
B. Tanya Jawab menjawab pertanyaan
C. Memberikan Memperhatikan
saran Menjawab salam
D. Mengucapkan
salam
Media Poster yang Digunakan
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan
◦ Hasil Wawancara Terbuka oleh Mahasiswa:

Sebagian mahasiswa sudah paham mengenai PHBS namun beberapa mahasiswa menganggap
merokok membuat penampilan mereka menjadi lebih menarik. Seelain itu beberapa mahasiswa
lainnya tidak menggunakan masker terutama ketika berkendaraan karena menurut mereka
penggunaan masker hanya untuk covid.

Salah satu mahasiswa yang telah diberikan penyuluhan mengenai pencegahan ISPA,
mahasiswa tersebut tetap bersikeras dalam merokok diam diam di lingkungan dekat kampus
ketika pembawa materi tinggalkan sebentar.

Anda mungkin juga menyukai