Temulawak telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia mulai dari
digunakan sebagai bahan pewarna, bahan pangan, ramuan tradisional yang dipercaya dapat digunakan untuk memelihara kesehatan. Temulawak juga sering dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional seperti obat penambah nafsu makan, sembelit, ambeien, jerawat, diare, obat kejang-kejang, obat pegal linu, reumatik, dan radang sendi (Susila et al, 2017). Temulawak mengandung senyawa aktif yang bernama kurkumin yang termasuk ke dalam golongan kurkuminoid. Senyawa kurkuminoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki warna kuning biasanya banyak terdapang dalam tanaman rimpang-rimpangan seperti jahe, kunyit, temulawak, dan tumbuhan family zingiberaceae. Senyawa yang termasuk ke dalam golongan kurkuminoid antara lain destoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin (Akram et al, 2010). Kurkumin merupakan senyawa fitofarmaka yang memiliki beberapa efek biologis yaitu efek antidislopedemia, antioksidan, antiinplamasi, antiviral, antifungal, menghambat pembentukan plak aterosklerosis, menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter Pylori, mengukat merkuri dan cadmium, mencegah kanker, serta melindungi hati (Akram et al, 2010).