DI PUSKESMAS SITANGGAL
DI SUSUN OLEH
NURHAYATI
P337420318129
A. Latar Belakang
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan dituntut untuk bersikap
profesional. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui model praktik
keperawatan profesional (MPKP) yaitu suatu sistem (struktur, proses, dan
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat mendukung
asuhan keperawatan. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien
dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP,
perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak
masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang
dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan
selama 35 tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan
fungsional,keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama. Setiap unit
unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling
tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan
kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas,tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa ataumasalah kesehatan
yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron ,1987).
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam
macam, yaitu:model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen
perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien
B. Tujuan
1. Menjelaskan macam-macam metode pelayanan keperawatn
2. Menjelaskan metode tim
BAB II
METODE PELAYANAN KEPERAWATAN
A. Metode Fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi
pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk
melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien
yangdirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan
yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan
pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hany amelakukan 1-2 jenis
intervensi keperawatan pada semua pasien di bangsal. Misalnya seorang
perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, yang lain
melakukan tindakan peawatan luka, yang lain lagi mengatur pemberian
intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang
lain memberi bantuan mandi dantidak ada perawat yang bertanggung jawab
penuh untuk perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat
senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yangdilakukan pada model
ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan berdasarkan tingkat
kemampuan masing-masing perawatdan dipilih perawat yang paling murah.
Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan,
selanjutnya,ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan ti
ndakan yangdimaksud. Model fungsional ini merupakan metode praktek
keperawatanyang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang
pada saat perang dunia kedua.
B. Metode Primer
Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an,
menggunakan beberapa konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan
primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat primer bertanggungjawab selama 24 jam terhadap perencanaan,
pelaksanaan, pengevaluasi satu atau beberapa klien dan sejak klien masuk
rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang.
Selama jam kerja, perawat primer memberikan peraatan langsung secara total
untuk klien. Ketika perawat primer tidak sedang bertugas,
perawatandiberikan/didelegasikan kepada perawat asosiet yang mengikuti
rencanakeperawatan yang telah disusuni oleh perawat primer
Pada model ini, klien, keluarga,stafmedik dan staf keperawatan akan
mengetahui bahwa pasien tertentu akan merupakan tanggung jawab
perawat primer tertentu. Setiap perawat primer mempunyai 4-6asien. Seorang
perawat primer mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan
kepada pekerja sosial,kontak dengan lembaga sosial masyarakat membuat
jadual perjanjian klinik,mengadakan kunjungan rumah, dan lain sebagainya.
Dengan diberikannyakewenangan tersebut, maka dituntut akontabilitas yang
tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega
yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang
diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer.
Metode keperawatan primer mendorong praktek kemandirian perawat.
C. Metode Kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung
jawab terhadap pasien tertentu yangdidasarkan pada rasio satu perawat untuk
satu pasien dengan pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan untuk perawatan khusus seperti
isolasi,intensive care, perawat kesehatan komunitas.
D. Metode Modfikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan
modifikasi antara timdan primer.
Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan
kondisi sumberdaya manusia yang ada, antara lain adalah:
1. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Melalui pengembangan model PKP III dapat berikan asuhan keperawatan profesional
tingkatIII. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan dokter dalam
keperawatanklinik yang berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing
para perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil-hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat II. Padaketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan spesialis
keperawatan yang spesifikuntuk cabang ilmu tertentu. Perawat spesialis
berfungsi untuk memberikan konsultasi tentangasuhan keperawatan kepada
perawat primer pada area spesialisnya. Disamping itu melakukanriset dan
memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
Jumlah perawat spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer
pada area spesialisnya.Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan
hasil-hasil riset dalam memberikan asuhankeperawatan. Jumlah perawat
spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer (1:10)
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I.
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat I
danuntuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan,
metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan. Pada model ini ad
alah kombinasi metodekeperawatan primer dan metode tim disebut
tim primer
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKP) merupakan
tahap awal untukmenuju model PKP. Model ini mampu memberikan
asuhan keperawatan profesional tingkat pemula. Pada model ini terdapat
3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode pemberian
asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawata
BAB III
METODE TIM DI PUSKESMAS SITANGGAL
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pemberian asuhan keperawatan perawat menggunakan metode yang
profesional. Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu:model kasus, model
fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan
berfokus pada pasien.
Di puskesmas Sitanggal metode yang dipilih adalah metode tim, yaitu
pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yang terdiri
atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang
berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(Regestered Nurse).
DAFTAR PUSTAKA
Achir Yani, Model Praktek Keperawatan di Rumah Sakit, disampaikan
pada seminar keperawatan yang diselenggarakan DPD I PPNI
, Jawa timur di Surabaya, 11 Desember 1999.
Douglas, LM. (1984) , the Effevtive Nurse Leader and Menager, Second edition, st
. Louis, the CVMosby.
Keliat, B.A., dkk (2000).Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat rua
ng model praktekkeperawatan profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi
Bogor