Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa bayi merupakan masa keemasan seorang anak sebagai calon
generasi dari sebuah negara. Bayi merupakan investasi masa depan
bangsa. Kelak ia akan menjadi penerus perjuangan bangsa dalam
mewujudkan kemajuan dan cita-cita bangsa. Maka dari itu, masa bayi yang
merupakan masa awal kehidupan seorang calon penerus bangsa, haruslah
mendapatkan perhatian yang serius. Kurangnya perhatian terhadap masa-
masa keemasan anak, terutama pada awal-awal masa kehidupannya yakni
masa bayi, kerap kali menimbulkan masalah. Pengasuhan dan perlakuan
yang kurang baik sebagai wujud kurangnya perhatian terhadap pentingnya
kesehatan bayi dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi bahkan
yang sangat fatal ialah kematian bayi. Hal ini kerap kali tercermin salah
satunya melalui pelayanan kesehatan yang kurang maksimal pada ibu dan
bayi.
Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar
35 per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB
secara global sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO
pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000
kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup
(Wijaya, 2010). Dari data tersebut, AKB dunia menduduki kriteria sedang.
Kedua data AKB tersebut dapat kita bandingkan dengan target MDGs untuk
AKB, yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut
WHO, pada tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di
negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5
per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup,
Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000
kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Untuk AKB Provinsi NTB dari tahun 2011-2015 yaitu pada tahun
2011 sebanyak 1.318/1000 kelahiran hidup, tahun 2012 1.432/1000
kelahiran hidup, tahun 2013 sebanyak 1.297/1000 kelahiran hidup, tahun
2014 1.070/1000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2015 sebanyak

1
1.086/1000 kelahiran hidup. Kasus kematian balita pada tahun 2015
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Kasus kematian balita
pada tahun 2014 adalah 1.134 kasus, terdiri dari 1.070 kasus kematian bayi
dan 64 kasus kematian anak balita dari 104.358 kelahiran hidup, sedangkan
kasus kematian balita tahun 2015 adalah 1.152 kasus, terdiri dari 1.086
kasus kematian bayi dan 66 kematian balita dari 104.597 kelahiran hidup.
(Profil Kesehatan NTB, 2015)
Program Generasi Emas telah dicanangkan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas SDM dini dalam rangka 100 tahun kemerdekaan
Indonesia, di tahun 2045. Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
mencanangkan program Generasi Emas NTB (GEN) yang implementasinya
ditargetkan hingga tahun 2025. Program ini menitikberatkan pada
pembangunan sumber daya manusia dini yang tentunya diawali sejak dalam
kandungan hingga usia 2 tahun pertama. Dengan target sasaran ini, maka
GEN juga mencakup target sasaran “Gerakan Nasional 10 Hari Pertama
Kehidupan” yang dicanangkan pada tahun 2014. Keunggulan program GEN
dibanding kebanyakan program lainnya terutama terletak pada proses
penyusunan rancangannya yang berbasis fakta lokal terbaru.
Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas Kediri bulan Desember
tahun 2017, ditemukan kasus neonatal sebanyak 16 kasus yang terdiri dari
jumlah BBLR sebanyak 2 kasus, asfiksia sebanyak 3 kasus, infeksi
sebanyak 5 kasus, dan cacat bawaan 1 kasus, serta pada bayi ditemukan 1
kasus yaitu bayi dengan infeksi saluran pernapasan. (PWS KIA Puskesmas
Kediri, Desember 2017)
Sebagai bentuk aplikasi ilmu yang didapat dibangku kuliah maka
para mahasiswi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram
Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan diwajibkan untuk melakukan
asuhan kebidanan pada bayi usia 1-6 bulan yang diharapkan
pelaksanaannya sesuai stadar.
Berdasarkan data diatas, perlu dilakukan Praktik Asuhan Kebidanan
Komprehensif Terintegrasi Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan, untuk
membantu ibu hamil tersebut memperoleh pelayanan kebidanan secara
memadai, dapat pula membantu suksesnya program KB yang pada tujuan
akhir dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB).

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan pendekatan
Manajemen Kebidanan pada kasus “Asuhan Kebidanan Pada By. “M” di
Lingkungan Montong Are Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Kediri
Tanggal 1 Januari s/d 25 Juni 2018”
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data subyektif dengan benar pada
By. “M”.
b. Mampu melakukan pemeriksaan yang tepat untuk data obyektif
pada By “M”.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial serta
mengantisipasi penanganan pada By. “M”.
d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada By. “M”.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif sehingga nantinya pada
saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian bayi.
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat
umumnya pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi dasar pada
bayi.
3. Bagi Lahan Praktik
Menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan
komprehensif dengan tetap mencerminkan citra bidan yang profesional.
4. Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi
institusi pendidikan dan institusi pelayanan kesehatan tentang kendala
dan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat,
khususnya masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai