Anda di halaman 1dari 18

PROSES PEMBUATAN UANG DI INDONESIA

Disusun oleh :
Kelompok 3
Fadiyah Saba Arianto 5017020052
Gerbera Timami 5017020011
Irfan Husaini 5017020077
Muhammad Faishal F. 5017020015
Oktavianti Wahyudi 5017020018

Mata kuliah : Pengetahuan Teknologi cetak


Dosen Pembimbing : Rina Ningtyas M, Si.

Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan


Program Studi Desain Grafis
Politeknik Negeri Jakarta
2018/2019
1. Sejarah Uang di Indonesia
Awal bulan Oktober tahun 1945 setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, Indonesia masih
belum memiliki mata uang sendiri. Mata uang yang di gunakan pada masa itu adalah mata uang
Hindia Belanda, Jepang dan D Javashe Bank. Namun, sejarah uang di Indonesia mengalami
hyper inflasi yang mengakibatkan nilai tukar uangnya turun secara drastis. Mata uang yang turun
paling rendah merupakan mata uang Jepang, hal ini dikarenakan peredarannya yang paling banyak
di antara mata uang lain.
Sejarah mencatat bahwa mata uang yang di terbitkan pemerintah Indonesia pertama kali
adalah ORI atau Oeang Republik Indonesia. Mata uang ini dikeluarkan oleh pihak pemerintah
Indonesia untuk mencegah berkembangnya mata uang NICA pada tanggal 26 Oktober 1946. Sejak
saat itu pula, ketiga mata uang yang beredar di Indonesia dinyatakan sudah tidak berlaku lagi.
Dengan hanya beredar 2 mata uang saja ketika itu, menuai banyak dukungan dari rakyat kepada
pemerintah Indonesia.

1.1 Sejarah Uang di Indonesia Pasca Kemerdekaan


Terjadinya inflasi tersebut membuat banyak mengalami kerugian, terutamanya pada rakyat
kecil. karena ketika waktu itu banyak rakyat kecil yang menggunakan mata uang Jepang
dalam kegiatan ekonomi sehari-harinya. Selain hal ini, keadaan pada saat itu diperparah
dengan turunnya kebijakan dari panglima AFNEI yang pada tahun 1946 menduduki Indonesia.
Dalam kebijakan dari panglima AFNEI tersebut berisi, bahwa alat transaksi yang resmi di
Indonesia merupakan mata uang NICA. Tentunya adanya kebijakan tersebut membuat banyak
pihak melakukan protes, karena mata uang NICA dianggap merugikan rakyat Indonesia serta
mengacaukan stabilitas perekonomian Indonesia yang belum lama merdeka.

1
1.2 Sikap Protes Dari Pihak Pemerintahan Indonesia
Keputusan penggunaan uang NICA tentunya menuai protes tegas dari pihak pemerintahan
Indonesia. Oleh karena itu, dikeluarkan suatu kebijakan yang melarang penggunaan uang
NICA dalam kegiatan bertransaksi. Kemudian pihak pemerintah Indonesia mengambil
langkah besar yaitu dengan menerbitkan ORI (Oeang Republik Indonesia atau ORI adalah
mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka). Penggunaan ORI di
simbolkan sebagai bentuk dukungan rakyat Indonesia kepada pemerintahan Indonesia.
Sejarah uang di Indonesia setelah keluar mata uang ORI mencatat bahwa Indonesia
mengalami perubahan besar di bidang perbankan. Misalnya dengan berdirinya BNI atau Bank
Negara Indonesia, berdirinya BRI atau Bank Rakyat Indonesia dan lain sebagainya.

1.3 Akuisisi Peninggalan Penjajahan


Berdirinya bank-bank di Indonesia di nilai sebagai upaya akuisisi pihak pemerintahan
Indonesia terhadap aset dari peninggalan pemerintahan sebelumnya, terutama oleh pemerintah
Jepang. Namun ternyata dalam sejarah uang di Indonesia, mata uang ORI hanya bertahan
hingga tahun 1949 saja. Kemudian dari bank Indonesia memperkenalkan kepada rakyat
Indonesia mata uang yang baru dan sudah resmi. Mata uang tersebut diberi nama rupiah yang
diambil dari kata “rupee”. Rupee merupakan mata uang India yang sudah lama ada sejak
zaman penjajahan Belanda. Namun rupee tidak seterkenal mata uang Gulden.

1.4 Mata Uang Rupiah


Rupiah merupakan mata uang yang resmi di Indonesia. Penggunaan dan pembuatannya
diatur oleh pihak Bank Indonesia dengan kode ISO 4217 IDR. Banyak masyarakat Indonesia
yang lebih mengenal mata uang ini dengan istilah perak.

1.4.1 Deskripsi beberapa mata uang rupiah


Bagi Peruri, kepuasan pelanggan merupakan salah satu hal yang mutlak dan indikator
keberhasilan perusahaan. Untuk itu Peruri selalui mengembangkan tingkat pengamanan
yang melekat pada setiap produk, mulai dari kertas, desain, tinta bahkan teknik cetak uang.
Masyarakat umum biasanya hanya mengenal fitur pengamanan yang kasat mata, padahal
banyak fitur pengamanan tidak kasat mata yang hanya bisa dilihat dengan alat bantu
maupun penelitian laboratorium forensik.
a) Uang Kertas Pecahan Rp. 1.000

2
Tahun
2000
Emisi

Ukuran 141 mm x 65 mm

Uang kertas pecahan Rp. 1.000 memiliki gambar utama tokoh Pahlawan Nasional
Kapitan Pattimura dengan bagian belakang Pulau Maitara dan Tidore dengan
Deskripsi dominasi warna hijau dan biru. Uang pecahan ini memiliki beberapa unsur
pengamanan berupa tanda air bergambar pahlawan nasional, benang pengaman,
dan visible ink yang akan memendar dengan bantuan alat.

b) Uang Kertas Pecahan Rp. 2.000

Tahun Emisi 2009

Ukuran 141 mm x 65 mm

3
Uang kertas pecahan Rp. 2.000 memiliki gambar utama tokoh Pahlawan
Nasional Pangeran Antasari dengan bagian belakang tarian adat dayak.
Dengan dominasi warna abu-abu, uang pecahan ini memiliki beberapa
Deskripsi unsur pengamanan berupa tanda air bergambar pahlawan nasional,
benang pengaman, dan visible ink yang akan memendar dengan bantuan
alat.

c) Uang Kertas Pecahan Rp 5.000

Tahun Emisi 2001

Ukuran 143 mm x 65 mm

Uang kertas pecahan Rp. 5.000 yang memiliki dominasi warna hijau dan
coklat dengan gambar utama tokoh pahlawan nasional asal Provinsi
Aceh Tuanku Imam Bondjol sedangkan pada bagian belakang terdapat
gambar pengrajin tenun. Unsur pengamanan yang terdapat pada pecahan
Deskripsi ini yaitu: tanda air bergambar Cut Nyak Meuthia yang akan terlihat
apabila diterawang, tulisan mikro bertulisakan “Bank Indonesia” yang
akan terlihat hanya dengan alat bantu dan benang pengaman yang
tertanam di dalam kertas yang akan memendar dibawah sinar UV.

4
d) Uang Kertas Pecahan Rp 10.000

Tahun Emisi 2005

Ukuran 145 mm x 65 mm

Uang Kertas Pecahan Rp. 10.000 memiliki dominasi warna ungu


kebiruan dengan desain gambar utama tokoh pahlawan nasional Sultan
Mahmud Badaruddin II sedangkan pada bagian belakang rumah adat
Deskripsi limas berasal dari daerah Palembang. Unsur pengaman yang terdapat
pada uang pecahan ini salah satunya yaitu Rainbow Printing dimana
dalam satu bidang tertentu dapat berubah warna apabila dilihat dengan
sudut tertentu.

Uang Kertas Pecahan Rp. 20.000, Rp. 50.000 dan Rp. 100.000 memiliki fitur
sekuriti yang lebih tinggi dibandingkan uang kertas pecahan lainnya. Pencetakan dua
pecahan ini memerlukan ketelitian khusus dan menggunakan mesin off-set simultan yang
mampu mencetak gambar depan dan belakang secara bersamaan dengan tingkat presisi
yang tinggi. Dengan teknik ini dapat dihasilkan unsur pengamanan rectoverso, yakni dua
gambar yang berbeda di dua sisi berlawanan tetapi apabila diterawang membentuk suatu
kesatuan gambar yang utuh. Proses pencetakan dua pecahan ini juga menggunakan teknik
cetak intaglio yang akan memberikan hasil cetak timbul pada permukaan kertas uang.

5
e) Uang Kertas Pecahan Rp. 20.000

Tahun Emisi 2004

Ukuran 147 mm x 65 mm

Uang kertas pecahan Rp. 20.000 memiliki dominasi warna hijau


dengan gambar utama tokoh pahlawan nasional Oto Iskandar Muda
sedangkan pada bagian belakang bergambar pemetik teh di
perkebunan. Uang kertas ini memiliki beberapa fitur pengaman, yaitu :
Lorem Ipsum Gambar berupa logo BI yang dapat berubah warna apabila dilihat dari
sudut tertentu, latent image tulisan BI dan benang pengaman yang
berbentuk seperti anyaman yang akan memendar di bawah sinar
ultraviolet

f) Uang Kertas Pecahan Rp. 50.000

6
Tahun Emisi 2005

Ukuran 149 mm x 65 mm

Uang kertas pecahan Rp. 50.000 memiliki dominasi warna biru dengan
gambar utama bagian muka adalah tokoh pahlawan Indonesia yang berasal
dari Bali I Gusti Ngurah Rai. Pada bagian belakang uang terdapat gambar
Deskripsi salah satu destinasi wisata di Pulau Bali yaitu Danau Beratan dengan Pura
Ulundanu. Pada uang kertas ini terdapat tanda air/watermark bergambar
sama dengan bagian muka dan blind code yang diperuntukkan bagi orang
berkebutuhan khusus.

g) Uang Kertas Pecahan Rp. 100.000

Tahun Emisi 2004

Ukuran 151 mm x 65 mm

Uang pecahan Rp. 100.000 memiliki desain gambar utama tokoh


proklamasi Indonesia Ir. Soekarno dan H. Mohammad Hatta di bagian muka
dan Gedung DPR/MPR RI di bagian belakang dengan dominasi warna
Deskripsi merah. Dalam pencetakan pecahan ini menggunakan teknik
cetak intaglio dimana hasil cetakannya akan memunculkan elemen halus
sampai tebal yang memberikan kesan kasar apabila diraba. Pecahan ini
memiliki unsur pengamanan yang paling tinggi dibanding pecahan lainnya.

7
1.5 Tampilan Mata Uang Rupiah saat ini

Tampilan Mata Uang Rupiah yang Baru

Pada era pemerintahan Jokowi-JK uang kini semakin diperbaharui. Hal ini
bertujuan untuk memperbaiki uang yang beredar di pasaran yang telah rusak. Namun uang
ini di keluarkan secara perlahan dengan tujuan agar tidak terjadi devaluasi karena
bertambahnya uang yang beredar. Itulah sejarah uang di Indonesia.

8
2. Fungsi Uang
Secara umum, uang mempunyai fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan
barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter dan sebagai alat penimbun
kekayaan. Secara lebih detail, fungsi uang dapat dibagi menjadi 2 yaitu fungsi asli (fungsi primer)
dan fungsi turunan (fungsi sekunder).

2.1 Fungsi Asli atau Fungsi uang primer


Fungsi asli uang adalah fungsi yang mula-mula melekat pada uang atau fungsi yang
mengacu pada tujuan awal diciptakannya uang.
1. Sebagai alat tukar umum

Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi untuk
mempermudah pertukaran atau sebagai alat untuk pertukaran dan mengatasi
kesulitan dalam pertukaran secara natura (barter). Kesulitan-kesulitan
pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan uang sebagai alat tukar
karena orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan barang
dengan barang, melainkan cukup memakai uang sebagai alat tukar.

2. Sebagai satuan hitung


Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk
menentukan nilai / harga dari sebuah barang atau jasa yang diperjualbelikan,
serta menghitung besar kecilnya pinjaman dan menunjukkan besarnya
kekayaan. Contoh : total harga pembelian 3 buah buku dan 5 buah bolpen
adalah Rp 15.000.
3. Sebagai penyimpan nilai
Sebagai penyimpan nilai (valuta), yaitu karena uang dapat digunakan untuk
mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang
pedagang saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang
atau jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli barang atau jasa pada masa yang akan datang.

2.2 Fungsi Turunan uang


Dengan adanya fungsi asli uang, muncullah fungsi-fungsi lain yang disebut fungsi
turunan. fungsi turunan uanga dapat diartikan sebagai fungsi yang muncul selain fungsi
dari tujuan awal diciptakannya uang. Adapun fungsi turunan uang adalah sebagai berikut.

1. Sebagai alat pembayaran


Sebagai alat pembayaran (means of payment), Guna mempermudah dalam
mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat
pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang. Fungsi uang sebagai

9
alat pembayaran karena uang berfungsi untuk melakukan berbagai macam
pembayaran misalnya membayar tagihan listrik dan telepon, pembayaran pajak,
iuran, dan sebagainya.
2. Penimbun kekayaan
Uang sebagai penimbun kekayaan (store value) artinya dengan uang
seseorang dapat menimbun kekayaan dengan cara membeli tanah, perhiasan
dan rumah. Dengan uang seseorang juga akan lebih mudah menukarkan suatu
barang dengan barang lain yang ia kehendaki dimasa yang akan datang.
3. Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang akan pindah dari sebuah tempat ke tempat lain, bisa
memindahkan kekayaannya yang berupa tanah atau bangunan rumah ke dalam
bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia bisa membeli
tanah atau rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan tanah
dan rumah yang lama.
4. Standar pembayaran utang
Sebagai pembayaran utang (standard of deferred payment), uang berfungsi
untuk melakukan dan menentukan pembayaran kewajiban atau digunakan
untuk standar pembayaran utang, hal tersebut karena uang dapat digunakan
untuk mengukur / dijadikan standar pembayaran utang pada masa yang akan
datang.
5. Alat pembentukan dan pemindahan modal
Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value),
yaitu uang berfungsi untuk menambah, memperbesar dan memindahkan modal
usaha, baik nantinya dipergunakan sendiri maupun dipinjamkan kepada orang
lain yang membutuhkan modal tersebut.
6. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi.
Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin naik.
7. Penunjuk harga
Dalam perdagangan barang dan jasa, uang juga ditetapkan sebagai penunjuk
harga untuk satuan barang atau jasa. Contoh : harga 1 buah bolpen adalah Rp
1.500.

10
3. Bahan Pembuatan Uang
Bank Indonesia (BI) hari ini secara resmi mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun emisi 2016. Selain menampilkan gambar 12
orang pahlawan nasional baik pada uang kertas maupun uang logam, uang rupiah NKRI tahun
emisi 2016 ini pun memiliki beragam fitur pengamanan maupun bahan baku yang menarik untuk
ditilik. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, untuk uang kertas,
salah satu bahan bakunya adalah penggunaan serat kapas. Serat kapas ini dipakai karena lebih
lentur, tidak mudah sobek dan uang kertas yang mengandung serat kapas lebih tahan terhadap
kemungkinan dicoret-coret. Selain itu, hal lain adalah pertimbangan perilaku masyarakat dalam
memelihara uang, khususnya uang kertas. “Masih culture. Ada uang disimpan di saku pakaian atau
disetrika. Kalau serat kapas tidak rusak disetrika,” jelas Tirta.

Beberapa negara di dunia menggunakan polimer sebagai bahan baku pembuatan uang
kertas. Namun demikian. BI memutuskan untuk tidak menggunakan bahan tersebut dalam
pembuatan uang rupiah, karena sifatnya yang cenderung tidak tahan panas. Kapasnya yang
digunakan jenis khusus. Seratnya sangat kuat. Tidak gampang sobek. Tapi tidak bisa ditanam di
Indonesia

Selaku pembuat dan pengedar, Bank Indonesia pun memiliki standard yang khusus untuk
uang kertasnya. Diantaranya adalah ketahanan terhadap sobekan, lipatan, tahan lama, dan juga
mempunyai strength yang begitu baik. Uang kertas Indonesia juga memiliki semacam zat kimia
untuk menghindari peredaran uang palsu. Bahan pembuat uang kertas adalah kapas yang
mempunyai serat baik dan kandungan 100 persen. Kapas ini diimpor langsung dari negara-negara
di Eropa. Seperti, Inggris dan Perancis. Kedua negara tersebut memang mempunyai stok kapas
yang bermutu tinggi. Tidak ketinggalan water mark dan benang pengaman dari alumunium.

Di Indonesia, terbiasa menyebut uang yang kita gunakan sebagai uang kertas. Sehingga
masyarakat beranggapan bahwa uang tersebut dibuatnya dari bahan kertas. Pada kenyataannya,
uang yang kita pakai bertransaksi ini bukan dibuat dari kertas .Sehingga ketika uang ini digunakan
terus menerus, terlipat, hingga terkena air pun tidak akan robek. Uang logam memang punya masa
pemakaian lebih lama dari uang kertas. Sehingga uang jenis kertas ini harus diperhatikan
pembuatannya, agar tetap awet untuk digunakan masyarakat. Uang kertas juga harus tahan air dan
tidak mudah robek. Kapas inilah yang membuat uang punya elastisitas tinggi dan memiliki Teknik
teryentu saat proses pembuatannya.

Dilansir dari TribunSolo.com, menurut Pratomo (2000), uang kertas rupiah harus memiliki kondisi
fisik seperti ini:
1. Tensile strength (indeks tarik) bagus
2. Tearing strength (ketahanan sobek) tinggi
3. Folding endurance (ketahanan lipat) tinggi
4. Tahan lama (durable)

11
5. Tidak mudah luntur
6. Perlu zat kimia tertentu untuk menghindari pemalsuan

Jika syarat-syarat di atas terpenuhi, maka uang kertas sebuah negara dikatakan sudah baik.
Tak hanya kapas, Indonesia juga mengimpor tanda air dan benang pengamannya demi kualitas
mata uang kertas yang mumpuni. Sedangkan untuk uang pecahan, ada yang dibuat dari plastik.
Sampai saat ini, komposisi serta spesifikasi pembuatan uang harus dirahasiakan. Tidak bisa
dipublikasikan begitu saja. Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia)
hanya menyediakan tinta dan desain uang yang bakal dicetak saja. Sementara itu, tinta uang
merupakan produksi dalam negeri oleh Perum Peruri.

12
4. Proses Pembuatan uang
Dalam pencetakan uang kertas, Peruri telah menerapkan Standar Operasional Prosedur
yang berpengaman tinggi untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan proses cetak uang, mulai
dari proses desain uang, penyediaan kertas, tinta maupun proses cetaknya hingga akhirnya menjadi
uang Rupiah siap edar yang memiliki beberapa fitur pengaman. Fitur pengamanan yang dikenal
luas oleh masyarakat pada uang kertas adalah penggunaan watermark, cetak intaglio, benang
pengaman, tinta sekuriti hingga teknologi rectoverso (saling isi). Setidaknya untuk melewati tiga
tahapan itu, Peruri membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu untuk mencetak selembar uang
kertas. Tahap pertama, petugas melakukan pengukiran (engraving) pelat pencetak uang. Pelat ini
sebagai dasar untuk mencetak uang kertas.

Deputi Departemen Cetak Uang Kertas Peruri, Mohammad Sofyan mengatakan, setelah
pelat jadi maka siap digunakan untuk mencetak kertas uang dengan menggunakan bahan baku
yang sebelumnya telah dipasok oleh BI. Selanjutnya, kertas akan mengalami tahap cetak awal.
Pada proses ini, akan dimasukkan gambar saling isi. Setelah melewati tahap cetak awal, uang
didiamkan selama dua hari untuk dikeringkan. Lalu uang akan masuk ke alat cetak intaglio, yang
berfungsi mencetak bagian depan dan belakang secara bersamaan. "Ini paling rumit, orang belum
tentu menguasai. Selama proses berlangsung ada potensi masalah," ujar dia.

Proses selanjutnya, uang dalam bentuk lembaran besar akan diperiksa. Asal tahu saja,
kerusakan dalam proses pencetakan mesti dilaporkan dan setiap produksi yang berlebih atau rusak
harus dikembalikan ke BI. Baru setelah proses ini selesai akan dilanjutkan pada penyematan nomor
seri. Nomor seri ini diberikan oleh Peruri secara otomatis dan teratur sesuai dengan urutan produksi
sejak awal. Pemeriksaan uang pun kembali dilakukan setelah nomor seri diberikan. Kemudian,
uang dalam lembaran besar ini akan masuk proses pemotongan dan pengemasan untuk kemudian
dikirim ke bank sentral. Selain fitur-fitur sekuriti yang mudah dikenali oleh masyarakat umum
tersebut, juga diterapkan unsur pengaman tidak kasat mata yang hanya dapat diketahui melalui
bantuan alat maupun oleh petugas laboratorium atau forensik. Untuk uang logam, fitur
pengamanannya lebih menonjolkan aspek kerumitan desain dan detail hasil cetak.

Pada proses pencetakan uang kertas atau uang logam di Peruri, setelah desain disepakati
dan menjadi film siap cetak, terdapat tiga bagian produksi cetak yaitu;

1. Cetak Offset

untuk mencetak gambar dasar. Teknik offset merupakan teknik cetak uang
menggunakan mesin simultan, yang memungkinkan gambar dasar muka dan belakang
dicetak secara bersamaan dengan presisi tinggi. Teknik ini memungkinkan terbentuknya
unsur pengaman yang disebut recto-verso atau see trough register, yaitu dua gambar tidah
utuh dalam satu tempat muka belakang yang sangat presisi, jika diterawangkan akan
membentuk suatu gambar utuh.

13
Perubahan mendasar dan total menyangkut teknologi prepress di Peruri dimulai
pada tahun 1998. Peruri mengaplikasikan teknologi prepress modern yang cangih dan
mutakhir yang fully computerized. Teknologi Prepress terdiri dari beberapa komputer
desain grafis, scanner, dan image setter yang terhubung satu dengan yang lain dalam
sebuah jaringan (network). Selain itu dilengkapi pula dengan “high security design
software” yang mampu menghasilkan beragam anti copy yang handal dalam
menangkal pencetakan uang palsu.

Resolusi yang dihasilkan imagesetter tersebut mencapai 10.000 dpi (dot per inch).
Sistem ini memungkinkan seorang desainer mampu membuat desain uang berikut unsur
pengamanan yang diinginkan, bahkan sampai pembuatan filmnya. Untuk koreksi pun bisa
cepat dilakukan. Dalam hal pengamanan, dengan sistem integrasi ini, Peruri bisa
mengaplikasikan teknik pengamanan andal sejak desain uang dibuat.

2. Uang dicetak dengan cetak intaglio.

Teknik cetak intaglio ini sifatnya unik, karena membuat uang terasa kasar bila
diraba atau tacticle effect. Warna yang munculpun berkesan kuat serta menghasilkan
elemen halus sampai tebal. Karena tintanya akan timbul, perlu waktu untuk pengeringan
sebelum proses berikutnya. Intaglio bisa ditempatkan di bagian muka saja atau di dua sisi :
bagian muka dan belakang. Interpol merekomendasikan bahwa sedapat mungkin uang
kertas dicetak menggunakan intaglio di kedua sisi. Biasanya, kata Abubakar, tergantung
nilai nominal uang yang dicetak. Makin mahal pecahan uang tersebut, cetak intaglio juga
makin rumit. Antara cetak offset dan intaglio harus nyambung. Bila tidak, menjadi cetakan
tidak register. Kepemilikan mesin cetak intaglio tidak sembarangan. Hanya percetakan
uang resmi dan menerapkan tradisi cetak uang sesuai resolusi/rekomendasi
Interpol yang dapat mengoperasikannya. Tahap akhir, barulah pencetakan nomor uang.
“Di sini pun, bila tidak cermat, bisa gagal,” kata Abu Bakar. Misalnya, nomor seri tidak
rata atau tidak lengkap. Tinta yang digunakan pun khusus, yang tidak dijual di pasaran
umum.

Setelah desain disetujui, para engraver harus membuat gambar kerja (pen
drawing) gambar utama untuk cetak intaglio. Cetak intaglio adalah proses kedua
setelah offset yang menghasilkan tacticle effect. Permukaan uang terasa kasar bila diraba.
Saking detailnya, kata Abubakar, untuk intaglio engraver harus menggunakan kaca
pembesar. Pembuatan gambar intaglio tak seperti menggambar biasa, namun dengan cara
terbalik artinya hasil cetak yang teraba kasar dibentuk dengan mencungkil cetakannya.
Satu persatu cetakan itu ‘dicungkil’ agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan, yaitu
sesuai anatomi, halus dan tajam.

Untuk mengamankan uang yang dibuat, disepakati pula benang pengaman dan
tanda air. Di setiap uang kertas, pasti ada benang dan tanda air. Benang pengaman yang

14
letaknya membujur biasanya berbeda datu dengan yang lainnya. Ada yang bentuknya
seperti garis lurus dan zig-zag. Ada pula benang pengaman yang keluar masuk -biasa
disebut window thread– atau diimbuhi tulisan “Bank Indonesia”, semuanya ditanam
dalam kertas uang tersebut pada saat pembuatan kertas uang.

Demikian juga mengenai tanda air. BI menentukan gambar apa yang akan
dijadikan tanda air. Tanda air adalah gambar transparan yang biasanya terletak di sebelah
kanan gambar muka (front side) uang. Gambar tanda air akan terlihat dengan jelas bila
orang menerawangnya ke arah cahaya atau lampu. Gambar tanda air tidak selalu tidak
selalu berkaitan dengan tema utama uang tersebut. Misalnya, pada pecahan seribu rupiah,
potret Cut Nyak Meutiapahlawan asal Aceh-tampil dalam tanda air. Namun, pecahan Rp
20.000, gambar utama dan gambar tanda air sama yaitu gambar Ki Hadjar Dewantara.

Berikut tahapan proses percetakan uang kertas:


1. Proses Plat Cetak Intaglio/Galvano (Engraving Process)
Ini merupakan tahap awal dari proses percetakan uang kertas. Butuh waktu tiga
hingga lima bulan untuk membuat plat cetak uang tersebut.

2. Proses Roll Sablon Intaglio (Inking Schablon Process)


Setelah membuat plat cetak, lalu beranjak ke proses pemberian tinta roll/ mesin
penggulung atau alat pemutar untuk mencetak uang.

3. Proses Cetak Uang Kertas Tahap Cetak Rata (Offset Process)


Setelah plat dan roll pencetak uang sudah siap, maka kini dimulailah tahap
pencetakan uang ke kertas. Satu kertas lembar besar tersebut memuat 45 – 50
bilyet (lembar) uang. Untuk lembaran uang Rp1.000, Rp2.000, dan Rp5.000
memuat 50 bilyet per kertas. Sedangkan untuk lembaran uang Rp10.000 hingga
Rp100.000 memuat 45 bilyet per kertas. Ini merupakan tahap di mana
pemberian warna dasar uang.

4. Proses Cetak Uang Kertas Tahap Cetak Dalam (Intaglio Process)


Setelah kertas diberi warna dasar, kemudian dilanjutkan dengan pencetakan
kertas di lembar bagian dalam atau di lembar sebaliknya. Namun sebelum
mencetak bagian dalam, kertas yang telah diberi warna dasar terlebih dahulu
dikeringkan selama satu hari.

5. Proses Pemeriksaan Lembar Besar (Inspection Process)


Setelah dua bagian kertas telah dicetak, lalu dilakukanlah pemeriksaan uang.
Pemeriksaan ini dilakukan secara manual oleh karyawan guna melihat apakah

15
ada kerusakan dalam proses produksi. Bila diketahui ada yang rusak atau cacat,
maka pada lembaran yang rusak itu akan ditandai dengan coretan.

6. Proses Cetak Nomor (Numbering Process)


Usai diperiksa secara manual, maka dilanjutkan dengan pemberian nomor uang.
Nomor uang ini disesuaikan dengan pesanan Bank Indonesia (BI). Terdapat tiga
mesin putar pencetak nomor yang telah diisi dengan plat nomor masing-masing
uang. Setelah pencetakan nomor, maka uang kertas tersebut harus diperiksa
kembali guna mengecek kebenaran dan keabsahan nomor uang tersebut.
7. Proses Penyelesaian (Cutpack Process)
Ini merupakan tahapan akhir dari segala proses pencetakan uang kertas. Proses
ini terbagi dua yaitu proses penyelesaian secara mekanis dan manual. Secara
mekanis, kertas lembar besar tersebut kini dipotong menggunakan mesin
pemotong kertas. Secara manual, lembaran uang diperiksa kembali langsung
oleh sejumlah pekerja yang didominasi perempuan. Pada tahap akhir ini pulalah
lembaran-lembaran uang yang rusak atau cacat dilubangi untuk kemudian
dihancurkan.

Perlu diketahui, bahan uang kertas asli dari Bank Indonesia (BI) yang beredar di pasaran
selama ini terbuat dari bahan katun, sehingga tidak mudah luntur, kusam, dan robek. Jadi jangan
tertipu dengan uang palsu yang tentunya proses pembuatannya lebih cepat, namun uang hasil
cetakannya pun akan lebih cepat kusam, luntur, dan rusak. Pada sisi muka uang kertas yang
terdapat gambar pahlawan, rectoverso ada di sebelah kiri. Kalau Anda perhatikan baik-baik,
gambar ornamen berbentuk bulat tersebut membentuk logo BI. Kalau masih tidak pecaya, gunakan
metode terawang. Perhatikan bagian kiri sisi muka uang kertas yang terdapat gambar pahlawan, di
situlah ada rectoverso yang membentuk logo BI, bukan simbol terlarang yang belakangan ini
hangat dibincangkan. Beberapa negara pun mengenal rectoverso dalam uang kertas mereka.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Oeang_Republik_Indonesia

http://travel.tribunnews.com/2016/08/20/uang-kertas-indonesia-rahasia-ini-lho-bahan-baku-
lembaran-rupiah-yang-biasa-kita-pegang?page=all
https://www.teen.co.id/read/682/ternyata-ini-bahan-dasar-pembuatan-uang-kertas-di-indonesia
http://bkk.fajar.co.id/2016/10/07/bahan-baku-uang-kertas-dari-kapas-luar-negeri/

https://money.kompas.com/read/2016/12/19/193743126/apa.saja.bahan.baku.pembuatan.uang.ru
piah

https://money.kompas.com/read/2017/01/18/192129426/dari.mana.bahan.baku.uang.kertas.dan.u
ang.logam.rupiah.
https://newswantara.com/sejarah/sejarah-uang-di-indonesia
https://irpantips4u.blogspot.com/2012/11/makalah-uang-bank-dan-percetakan-uang.html

https://mesincetakgallery.wordpress.com/2010/11/27/teknik-cetak-uang-kertas-logam-di-peruri/
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170119084727-78-187341/mengintip-teknik-
canggih-peruri-mencetak-uang-garuda
https://economy.okezone.com/read/2010/03/14/320/312389/mari-jalan-jalan-ke-percetakan-uang
https://www.peruri.co.id/banknotes-money-coins/47/uang-rupiah-pecahan-1-000---10-000
https://www.peruri.co.id/banknotes-money-coins/48/uang-rupiah-pecahan-20-000---100-000
https://intisari.grid.id/read/0389585/mengenal-rectoverso-si-pengaman-uang?page=all

17

Anda mungkin juga menyukai