Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ANNISA RAHMA DIENI CHANIAGO

NIM : A1C417031

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

KELAS : REGULER A 2017

JAWABAN UAS BIOKIMIA

1. Mekanisme pembentukan energi dari:

a. POTEIN

PEMECAHAN PROTEIN

1. Transaminasi:

~ alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat2. Diaminasi:

~ asam amino + NAD+ → asam keto + NH3 ~ NH3 → merupakan racun bagi tubuh,
tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal → harus diubah dahulu jadi urea (di hati) → agar
dapat dibuang oleh ginjal

EKSKRESI NH3

· NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal

· NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati

· Jika hati ada kelainan (sakit) → proses perubahan NH3 → urea terganggu →
penumpukan NH3 dalam darah → uremia

· NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma

· Karena hati yang rusak → disebut Koma hepatikum

PEMECAHAN PROTEIN
· Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat
masuk kedalam siklus Krebs

· Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa
ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat

SIKLUS KREBS

· Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2

· Proses ini terjadi didalam mitokondria

· Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses


pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis

· Oksaloasetat berasal dari asam piruvat

· Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat

RANTAI RESPIRASI

H → hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADHH dari
NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom
aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + E

Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasiRantai
Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim
Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase

Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom
b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + E

b. LIPID

METABOLISME LEMAK

Ada 3 fase:

1. β oksidasi

2. Siklus Kreb
3. Fosforilasi Oksidatif

BETA OKSIDASI

· Proses pemutusan/perubahan asam lemak → asetil co-A

· Asetil co-A terdiri 2 atom C → sehingga jumlah asetil co-A yang dihasilkan = jumlah
atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2

· Misal: asam palmitat (C15H31COOH) → β oksidasi → asetil co-A

SIKLUS KREBS

· Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2

· Proses ini terjadi didalam mitokondria

· Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses


pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis

· Oksaloasetat berasal dari asam piruva

t· Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat

KETOSIS

· Degradasi asam lemak → Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya mengunakan
sedikit asetil KoA → akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi membentuk Asam
Asetoasetat

· Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi: Asam β
hidroksibutirat dan Aseton.

· Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam β hidroksibutirat dan aseton) disebut

BADAN KETON.

· Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis


· Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makannya →
kekurangan oksaloasetat

· Jika Oksaloasetat menurun → maka terjadi penumpukan Asetil KoA didalam aliran
darah → jadi badan keton → keadaan ini disebut KETOSIS

· Badan keton merupakan racun bagi otak → mengakibatkan Coma, karena sering terjadi
pada penderita DM → disebut Koma Diabetikum

· Ketosis terjadi pada keadaan :

· Kelaparan

· Diabetes Melitus

· Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat

RANTAI RESPIRASI

· H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH

· H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c


→sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + Energi

· Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi

· Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai
enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase

Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom
b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + Energi

FOSFORILASI OKSIDATIF

· Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh
ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP

· Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi
dalam proses rantai respirasi
· Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan energi
hasil reaksi H2 + O2 → H2O + E)

2. Pada pencernaan akan terjadi situasi kekurangan atau kelebihan bahan makanan.
Proses yang terjadi dan keberadaan enzim
Kebiasaan diet yang buruk bisa membuat satu rentan terhadap penyakit tertentu yang
dapat mempengaruhi produksi enzim. Kekurangan enzim pencernaan juga dapat dikaitkan
dengan konsumsi berlebihan makanan olahan. Sementara enzim metabolik memainkan
peran penting dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi akibatnya, ada enzim
tertentu yang hadir dalam makanan tertentu. Termasuk sumber dari enzim-enzim
pencernaan alami untuk diet seseorang dapat memberikan tubuh dengan enzim ini. Hal ini
diyakini bahwa mengikuti diet yang sangat kaya akan karbohidrat kompleks, adalah salah
satu penyebab paling umum dari kekurangan amilase. Ketika seseorang mengkonsumsi
makanan semacam itu, tubuh akan harus menghasilkan jumlah yang lebih tinggi amilase
untuk konversi karbohidrat menjadi bentuk yang lebih sederhana.

Hal ini diyakini bahwa kekurangan amilase membuat seseorang rentan terhadap
peradangan, ruam kulit dan alergi. Jika tubuh seseorang kekurangan enzim protease, yaitu,
enzim yang mengubah protein menjadi asam amino, orang mungkin mengalami perubahan
suasana hati, sifat lekas marah atau kecemasan. Kekurangan lipase mempengaruhi
pencernaan lemak. Hal ini diyakini bahwa kekurangan lipase mungkin bisa membuat
orang rentan terhadap kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, kejang otot atau vertigo. Karena
enzim ini membantu dalam pencernaan makanan, seseorang yang menderita kekurangan
yang paling mungkin untuk menderita gangguan pencernaan, kembung atau sembelit.

3. Situasi dan mekanisme kerja hormon adrenalin

Adrenalin adalah sebuah hormone yang memicu reaksi terhadap tekanan dan
kecepatan gerak tubuh. Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua masa triangular
pipih yang berwarna kuning yang tertanam pada jaringan adipose. Kelenjar ini berada
dikutub atas ginjal. Kelenjar ini pada bagian luarnyadisebut korteks dan pada bagian
dalamnya disebut medulla.

a) Bagian medulla
 Hormone epinefrin adalah hormone yang mempercepat kerja jantung, menaikkan
tekanan darah, mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati,
menaikkan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot
 Hormone nonefinefrin adalah hormone yang menurunkan tekanan darah dan
denyut jantung
a) Bagian korteks
 Hormone glukokortikoid adalah hormone yang menurunkan metabolisme hidrat
arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak serta mengurangi
kekebalan.
 Hormone mineralkortikoid adalah hormone yang meregulasi Na+ dan K+ ,
meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na dan Cl dalam tubuh dan
regulasi air.
Apabila kita terkejut, maka hormone adrenalin yang dihasilkan dari biosintesis adrenalin
akan dilepaskan yang akan mengakibatkan denyut jantung meningkat. Hormone
adrenalin diedarkan keseluruh tubuh untuk mengubah glikogen menjadi glukosa yang
akan digunakan dalam proses pembakaran energi. Hormone adrenalin juga dapat
mengakibatkan saluran bronkus melebar, pupil mata melebar, kelopak mata terbuka
lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
saat hormone adrenalin meningkat, tubuh juga akan kehilangan sensasi sakit.
Peningkatan kemampuan indra juga menjadi tanda lonjakan adrenalin, sehingga bisa saja
energi kita naik berkali lipat, karena tubuh melepaskan glukosa dan gula langsung pada
peredaran darah. Respon fight or flight tetap melakukan tugasnya untuk melindungi

4. Jika asam amino masuk ke dalam tubuh berlebihan

Asam amino yang berlebihan dari yang diperlukan untuk sintesis protein dan
biomolekul lain tidak dapat disimpan dalam tubuh maupun diekskresi ke luar tubuh, tidak
seperti asam lemak dan glukosa. Kelebihan asam amino condong digunakan untuk bahan
bakar. Gugus α-amino dibebaskan dan rangka karbon yang dihasilkan diubah menjadi zat
antara metabolisme. Sebagian besar gugus amino dari, kelebihan asam amino diubah
menjadi urea, sedangkan rangka atom karbonnya di ubah menjadi asetil Ko-A,
asetoasetil-Ko A, piruvat atau salah satu zat antara pada daur asam sitrat. Jadi, asam
lemak, zat keton, dan glukosa dapat dibentuk dari asam amino. Asam amino tidak bisa
disimpan karena didegradasi untuk daur asam trikarboksilat dan menghasilkan energi.
Pada hewan tingkat tinggi, protein yang terdapat sebagai bagian dari bahan
makanannya, dihidrolisis terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Peristiwa itu
berlangsung dalam saluran pencernaan seperti lambung dan dalam usus kecil. Peruraian
protein yang dinamakan proteolisis itu dikatalisis oleh enzim-enzim tertentu.

5. Kegunaan reaksi deaminasi dan transaminase

a. Transminase

Tujuan keseluruhan reaksi transaminase adalah mengumpulkan gugus amino dari berbagai
asam amino dalam bentuk hanya satu asam amino, yakni L-glutamat. Jadi, katabolisme
gugus amino menyatu menjadi produk tunggal. Kebanyakan tarnsaminase bersifat spesifik
bagi α-ketoglutarat sebagai molekul penerima gugus amino di dalam reaksi ini. Tetapi,
enzim tersebut tidak terlalu spesifik bagi substrat COOnya yang lain, yaitu asam L-amino
yang memberikan gugus aminonya

b. Deaminasi

Deaminasi, mengeluarkan gugus amino () dari suatu senyawa. Gugus α-amino dari banyak
asam amino dipindahkan kepada α-keto glutarat untuk membuat asam glutamat yang
kemudian mengalami deaminasi oksidatif membentuk ion .

6. Efek lemak jenuh dan tak jenuh

Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka
terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh.
Efek dominan dari asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan K-
LDL (kolesterol LDL). Konsumsi tinggi lemak jenuh mengakibatkan hati memproduksi
kolesterol LDL dalam jumlah besar yang berhubngan dengan kejadian penyakit jantung
dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat menyebabkan trombosis 3.
Namun, hal tersebut tergantung pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi. Asupan asam
lemak jenuh rantai panjang menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah yang
berbeda daripada asam lemak jenuh rantai medium. Perbedaan tersebut meliputi proses
pencernaan dan metabolisme didalam tubuh serta menghasilkan produk-produk komponen
zat bioaktif yang berbeda pula.
Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)
merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai atom
karbon. Lemak tak jenuh tunggal berpengaruh menguntungkan kadar kolesterol dalam
darah, terutama bila digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh. Asam lemak tak
jenuh tunggal (MUFA) lebih efektif menurunkan kadar kolesterol darah, daripada asam
lemak tak jenuh jamak (PUFA). MUFA dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-
HDL secara lebih besar daripada Omega-3 dan Omega-6.

Asam Lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA) adalah asam
lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada suhu kamar
bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih rendah dibandingkan
dengan MUFA atau SFA. PUFA (asam lemak arakhidonat, linoleat dan linolenat) antara
lain berperan penting dalam transpor dan metabolisme lemak, fungsi imun,
mempertahankan fungsi dan integritas membran sel. Asam lemak omega3 dapat
membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dari VLDL
(Very Low Density Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan
apolipoprotein β (beta) di dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit
jantung koroner dan artritis, asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan
otak dan retina secara baik.

7.

8. Mekanisme dan hubungan biokimiawi cahaya matahari pada tulang

Manfaat sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D secara otomatis.


Vitamin D adalah salah satu zat gizi pembentuk tulang. Peran vitamin D dalam tubuh
yang utama adalah membantu penyerapan kalsium dan fosfor kedalam tulang.
Mekanisme yang terjadi yaitu dengan cara mengubah kolesterol yang ada dikulit menjadi
calcitriol (vitamin D3). Menghadapkan tubuh ke matahari selama 5 menit saja sudah
memperoleh 400 unit vitamin D bagi tubuh. Dengan mengubah kolesterol yang ada
dibawah kulit, saat sinar ultraviolet disaring oleh kulit. Kolesterol yang ada didalam
darah bisa keluar dari darah menuju kulit sehingga dapat dikurangi. Dengan
meningkatnya vitamin D dalam tubuh, penyerapan kalsium oleh tulang juga akan
meningkat. Vitamin D yang terbentuk akan langsung disalurkan ke hati dan ginjal untuk
kemudian diedarkan ke sekujur tubuh lewat aliran darah. Efek ini pada akhirnya
membantu pertumbuhan dan kekuatan tulang secara keseluruhan.

Kekurangan vitamin D membuat tubuh cepat kehilangan dua mineral penting


tersebut, sehingga hal ini membuat tulang menjadi rapuh, mudah patah hingga beresiko
osteoporosis. Selain itu juga membuat sistem imun tubuh tidak bekerja dengan baik
menyebabkan resiko penyakit arthritis rheumatoid (radang sendi kronis) yang ikut
mem[engaruhi kesehatan tulang.

Anda mungkin juga menyukai