Anda di halaman 1dari 6

I.

Penentuan Energi Dalam

A.Hasil Pengamatan

1.) Volume air = 100 g, Tegangan = 8 Volt

No Waktu Volt T (°C) I (ampere)


1 0 menit 8 30,2 0,52
2 5 menit 8 32.8 0,52
3 10 menit 8 34,8 0,52
4 15 menit 8 37,5 0,52

A.1.Data Perhitungan

a) Energi Listrik

1.)Q (listrik) = V.I.t

= 8×0,52x0

= 0 joule

2.)Q (listrik) = V.I.t

= 8×0,52×300

= 1208 joule

3.)Q (listrik) = V.I.t

= 8×0,52×600

=2496 joule

4.)Q (listrik) = V.I.t

= 8×0,52×900

=3744 joule

b) Energi Dalam (delta U)

1.) Delta U = m.c.delta T

=100.1. (T2-T1)

=100 (32,8-30,2)

=100.2,6 = 260 joule/°C

2.) Delta U = m.c.delta T

=100.1. (T3-T2)

=100 (34,8-32,8)

=100.2 = 200 joule/°C


3.) Delta U = m.c.delta T

=100.1. (T4-T2)

=100 (37,5-34,8)

=100.2,7 = 270 joule/°C

Kurva kesetaraan energi listrik dengan energi kalor

2.) Volume air = 100 g, Tegangan = 10 Volt

No Waktu Volt T (°C) I (ampere)


1 0 menit 10 25,7 0,7
2 5 menit 10 32,5 0,7
3 10 menit 10 36,7 0,7
4 15 menit 10 40 0,7

A.1.Data Perhitungan

a) Energi Listrik

1.)Q (listrik) = V.I.t

= 10×0,7x0

= 0 joule

2.)Q (listrik) = V.I.t

= 10×0,7×300

= 2100 joule

3.)Q (listrik) = V.I.t

= 10×0,7×600

= 4200 joule

4.)Q (listrik) = V.I.t

= 10×0,7×900

= 6300 joule

b) Energi Dalam (delta U)

1.) Delta U = m.c.delta T

=100.1. (T2-T1)

=100 (32,5-25,7)

=100.6,8 = 680 joule/°C


2.) Delta U = m.c.delta T

=100.1. (T3-T2)

=100 (36,7-32,5)

=100.4,2 = 420 joule/°C

3.) Delta U = m.c.delta T

=100.1. (T4-T2)

=100 (40-36,7)

=100.3,3= 330 joule/°C

Kurva kesetaraan energi liatrik dengan energi kalor

B.Pembahasan

Arus Listrik

Arus listrik atau electric current dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir
tiap satuan waktu. Biasanya arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam rumus terkadang ditulis I.
Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu. Arah arus
listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah
(berlawanan arah dengan gerak elektron). Satu ampere sama dengan 1 couloumb dari electron
melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati
conductor (penghantar).

Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus
konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus
listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.

Tegangan

Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik.
Tegangan dinyatakan dalam satuan volt (V). Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan
listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan
potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra
tinggi.

Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan
tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Pada sebuah
rangkaian, besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik
yang lainnya merupakan jumlah tegangan.
Hambatan

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan dinyatakan dalam satuan ohm.
Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau
bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus
didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong elektron, dan juga jumlah
dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus.

Daya (Power)

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan daya
listrik adalah watt. Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan
listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan hukum joule. Daya listrik
mengalir di manapun medan listrik dan magnet berada di tempat yang sama.

Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis.


Kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature sejumlah tertentu zat sebesar satu derajat Celcius. Jumlah energi kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan
perubahan temperatur dimana zat itu dapat dinyatakan dengan rumus :Sedangkan
Kalor jenis (c) yaitu jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature satu
gram zat sebesar satu derajat Celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan
besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Kalor jenis adalah kapasitas kalor tiap satuan massa.
Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut
Delta U = m . c . ΔT
Delta U = energi dalam (J)

m = massa yang dibutuhkan (kg)

c = kalor jenis (J/Kg.0C)


ΔT = perubahan suhu (0C) (takhir – tawal)

Kalorimeter Tekanan Tetap.

Alat ini sangat sederhana terdiri dari dua cangkir Styrofoam, termometer, dan
pengaduk. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kalor reaksi netralisasi dan kalor
reaksi pengenceran. Karena pengukuran dilangsungkan di bawah kondisi tekanan
atmosfir, maka kalor reaksinya dinamakan entalpi. Dalam pengukuran kalor reaksi
dengan alat ini, tidak ada kalor yang dilepaskan ke lingkungan.
1.) Volume 100 ml dan tegangan 8 volt
Pada percobaan yang pertama dengan tegangan 8 volt didapatkan kuat arus (I) sebesar 0,52
ampere dan di tentukan harga masing masing dari percobaan anatara 0 menit, 5 menit ,10
menit , dan 15 menit pada percobaa pertama ini menggunakan tegangan sebesar 8 volt dan
di dapatkan harga dari T (suhu) dalam °C sebagai beerikut anatara lain 30,2°C, 32 ,8°C ,
34,8°C dan 37,5°C . Sehingga didapatkan beaaarnya energi listriknya
Masing-masing adalah 0 joule, 1208 joule , 2496 joule , dan 3744 joule ini menunjukan
bahwa harga energi listriknya semakin meningkat sebanding atau linier dengan
pertambahan waktu yang di butuhkan dan dengan pengukuran atau perhitungan energi
dalamnya di dapatkan harga energi dalamnya mulai dari titik atau percobaan pertama
hingga akhir yakni 260 joule/°C, 200 joule/°C 270 joule/ °C ini menujukan ada penurunan
energi dalam dari 260 joule/°C menjadi 200 joule/°C pertanda bahwa ada penyimpangan
atau ketidaksesuaian dalam literatur ini dapat disebabkan kesalahan atau kurangnya
ketelitian pada saat percobaan dilaksanakan tapi pada pengukuran energi dalam yang
terakhir didapatkan hasilnya 270 joule/°C menunjukan ada peningkatan atau harganya linier
dengan pertambahan waktu sehingga percobaan pada pengukuran waktu yang ketiga dapat
dikatan sesuai literatur yang ada yang menyebutkan energi kalor akan semakin naik
sebanding dengan pertamabahan waktunya dan energi kalor harganya sebanding atau linier
dengan energi listrik akan tetapi pada kurva di dapatkan harganya naik turun ataau tidak
linier sehingga adanya ketidaksesuain dengan literatur yang ada ini dapat disebabakan
kurangnya ketelitian pada saat praktikum dan ada juga faktor x yang mempengaruhinya atau
faktor alat atau faktor manusianya sendiri.
2.) Volume 100 ml daan tegangan 10 volt
Pada percobaan yang keduan mwnggunakan variabel yang berbeda yakni 10 volt dan di
dapatkan kuat arusnya (I) sebesar 0,7 ampere. Pada percobaan dengan variabel 10 volt ini
harga atau hasil dari masing masing percobaan dengan rentang waktu antara 0 menit, 5
menit, 10 menit , 15 menit antara lain 2100 joule, 4200 joule, 6800 joule, sehingga
menunjukan harga atau nilai energi listriknya sebanding atau linier dengan perubahan waktu
dan ini sesuqi dengan literatur yang ada. Pada pengukuran energi dalamnya di dapatkan
hasil pada masing masing percobaan adalah 680 joule/°C, 420 joule/°C dan 330 joule/°C ini
menunjukan ketidaklinieran atau ketidaksebandingan antara waktu dengan energi dalamnya
yang seharusnya pertambahan waktu di ikuti dengan pertamabahan energi dalamnya. Pada
perbandingan energi dalam dengan energi listrik harga atau nilainya tidak sebanding atau
tidak linier yang seharusnya pada literatur menyebutkan harga energi listrik sebanding atau
liniet dengan energi dalamnya tetapi pada praktikum kalai ini terdapat ketidaksesuaian
dengan literatur yang ada ini dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat
percobaan adnya faktor faktor lain yang mempengaruhi dapat berasal dari faktor alat atau
manusia itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai