Dosen Pembimbing:
Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Proses
Industri Kimia 2 mengenai HDPE (High Density Polyethylene). Tugas ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ilmiah ini. Akhir
kata, kami berharap semoga tugas Proses Industri Kimia 2 mengenai HDPE (High Density
Polyethylene)dapat bermanfaat untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
2.1 Definis Pengemas HDPE................................................................................................2
2.2 Sifat Pengemas HDPE....................................................................................................2
2.3 Pengaruh Pengemas HDPE terhadap produk..................................................................3
BAB III....................................................................................................................................4
3.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk...............................................................................4
3.1.1 Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk.........................................................................4
3.1.2 Kegunaan Produk...................................................................................................9
3.2 Macam-Macam Proses.................................................................................................10
3.2.1 Proses Tekanan Tinggi..........................................................................................11
3.2.2 Proses Fase Lumpur..............................................................................................11
3.2.3 Proses Fase Gas.....................................................................................................12
3.2.4 Proses Fase Larutan...............................................................................................13
3.3 Pemilihan Proses..........................................................................................................14
3.4 Tahapan Proses.............................................................................................................15
3.5 Diagram Alir................................................................................................................19
BAB IV..................................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................20
4.2 Saran............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Produksi High Density Polyethylene (HDPE) dengan
Kapasitas 150.000 Ton/Tahun................................................................................................23
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pengemas HDPE.
2. Untuk mengetahui sifat pengemas HDPE.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan pengemas HDPE.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
d. Permukaan berlilin dan buram
e. Mudah diwarnai, diproses dan dibentuk
f. Melunak pada 750°C
g. Biasa digunakan untuk botol susu cair, jus, minuman, wadah es krim, kantong
belanja, dll
h. Disarankan hanya untuk satu kali penggunaan karena jika digunakan berulang
kali dikhawatirkan bahan penyusunnya lebih mudah bermigrasi ke pangan.
i. Tidak berbau, tidak berbintik dan tidak mudah jebol
j. Saling melekat satu sama lain
k. Tahan terhadap suhu kurang dari 100°C hingga 200°C
l. Ketahanan baik terhadap sebagian besar larutan
m. Kekuatan regangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk-bentuk
polyethylene atau plastik lainnya
n. Bahan yang relatif kaku dengan ketahanan suhu yang fungsional.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan
karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan
HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya, sehingga tidak berpengaruh
terhadap bahan yang dikemas. Namun apabila digunakan lebih dari 3x dapat
menimbulkan senyawa antimon trioksida yang dapat membahayakn produk.
Antimoni dan senyawa turunannya bersifat toksik, dan efek keracunannya mirip
dengan efek keracunan senyawa arsenik. Debu antimoni berbahaya jika terhirup dan
pada beberapa kasus dapat berakibat fatal, pada dosis kecil antimoni menyebabkan
sakit kepala, pusing dan depresi.
3
BAB III
DESKRIPSI PROSES
1. Etilena (C2H4)
4
Temperatur kritis : 9,194ºC
5
Etilena adalah senyawa organik olefin paling ringan, tidak berwarna, tidak
berbau, merupakan gas yang mudah terbakar, mudah meledak bila dipanaskan serta
beracun bila terhirup oleh manusia. Hasil akhir produk etilena meliputi polimer dan
berbagai macam kemasan plastik.
Energi etilena pada ikatan rangkap C=C memiliki nilai lebih besar
dibandingkan energi ikatan tunggal C-C pada senyawa etana.
Reaksi polimerisasi pada etilena dapat membentuk polietilena dengan
kemurnian yang tinggi yaitu lebih dari 99,9% pada kondisi tertentu dari tekanan,
temperatur dan katalis. Senyawa etilena dipolimerisasikan dengan cara memutuskan
ikatan rangkapnya dan bergabung dengan molekul etilena lain membentuk molekul
yang lebih besar, reaksi polimerisasi bersifat eksotermis (Kirk-Othmer, 2006).
2. Butena (C2H8)
5
3. Hidrogen (H2)
6
bekerja sebagai katalis inhibitor. BTSC bersifat karsinogenik, beracun bagi kulit dan
dapat menyebabkan iritasi sehingga perlu berhati-hati dalam penanganannya.
7
6. Nitrogen (N2)
Dalam proses polimerisasi etilena menjadi polietilena, nitrogen digunakan
sebagai gas inert dan juga sebagai gas pengangkut serta mengatur tekanan dalam
reaktor.
Berat molekul : 28,014 g/mol
Warna : tidak berwarna
Titik didih (Tb) : -195,79ºC
Titik leleh (Tm) : -210,01ºC
Temperatur kritis : -147ºC
Tekanan kritis : 34 bar
Kapasitas panas : 29,124 J/gmol.K
Sumber: Perry, 1997
7. Oksigen (O2)
Dalam proses polimerisasi etilena menjadi polietilena, oksigen digunakan
sebagai inhibitor katalis yang bekerja untuk mengontrol aktivitas katalis yang
bersifat sangat reaktif. Selain itu, oksigen juga digunakan untuk meningkatkan
ketahanan retakan akibat tegangan.
Fase : gas tidak berwarna
Berat Molekul : 31,998 g/mol
Titik didih : -182,96ºC
Titik leleh :-218,4ºC
Densitas gas : 1,429 g/L pada 0ºC
Tekanan uap : 100kPa pada -183,1ºC
Sumber: Europian Chemical Agency, 2017
8
8. High Density Polyethylene
Polietilena adalah plastik yang paling banyak digunakan di dunia, terutama
jenis HDPE. HDPE secara umum telah diartikan sebagai polietilena dengan massa
jenis lebih dari 0,935 g/cm3. Hal ini mencakup polietilena homopolimer dan
kopolimer etilena dengan alfa-olefin seperti 1-butena, 1-heksena, 1-oktena (Kirk-
Othmer, 2006).
Fase : padatan granula
Warna : putih bening
Rumus molekul : (-H2C-CH2-)n
Densitas : 0.940-0,960 g/cm3
Titik leleh (Tm) : 109-183ºC
Kristalinitas : 50-60%
Ukuran : 5-10 mm
Sumber: PT Lotte Chemical Titan Nusantara, 2016
HDPE stabil pada larutan alkali, larutan garam, serta pada larutan oksidator
seperti kalium permanganat (KMnO4) dan kalium kromat (K2Cr2O7). Pada
temperatur kamar, HDPE tidak akan larut dalam berbagai larutan, namun pada
temperatur diatas 80ºC, HDPE larut dalam banyak pelarut senyawa rantai alifatik dan
hidrokarbon aromatik.
9
tinggi, sedangkan LDPE mempunyai rantai cabang yang panjang sehingga
menyebabkan adanya rongga antar rantai polimer.
Tabel 3.1 menjelaskan aplikasi penggunaan produk HDPE yang banyak
diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Product Application
Blow molded containers for milk and dairy products, beverages and
fruit juice.
Blown Film Blow molded containers up to 5 Liters for food product and
household, toiletries, chemical, pharmaceuticals, synthetic rattan,
non-pressure pipe and conduits.
Thin blow film extrusion, carrier bag, food packaging and industrial
HDPE Film
packaging.
Filaments Ropes, tarpaulin covers, woven tapes, mosquito nets and fishing nets.
Organolepti
Bottle caps of still mineral water or other closures where low odor
c Injection
and taste are required.
Molding
General
Crates, pails, containers, pellets, tube shoulder, caps or closures for
Injection
still drinking water and non-carbonated beverages.
Molding
Sumber: Laporan Tahunan Lotte Chemical Titan Nusantara, 2015
10
3.2.1 Proses Tekanan Tinggi
Proses industri untuk produksi polietilena dengan proses dengan tekanan
tinggi dilakukan dengan cara polimerisasi radikal bebas, biasanya menggunakan
suhu lebih tinggi dari 200ºC dan tekanan 15.000-45.000psig. Polimerisasi radikal
bebas dilakukan pada keadaan adiabatik dalam reaktor otoklaf (autoclave) dilengkapi
dengan tabung jaket pendingin. Proses ini merupakan proses polimerisasi tekanan
tinggi dengan memanfaatkan oksigen sebagai katalis (Malpass, 2010).
Etilena dengan kemurnian 99,95% diumpankan dalam reaktor otoklaf, dalam
reaktor ini terjadi proses polimerisasi pada suhu 212-572ºC dan tekanan 1.000-
3.000atm. Reaksi ini diawali dengan penambahan oksigen. Hasil yang keluar dari
reaktor otoklaf berupa campuran polimer dan monomer kemudian diumpankan pada
sebuah separator pada tekanan rendah, polietilena akan mengembun dan etilena yang
tidak bereaksi tetap berupa gas. Etilena sisa proses akan didaur ulang ke kompresor
utama untuk dicampur kembali sebelum direaksikan kembali ke reaktor otoklaf.
Setelah proses polimerisasi dan proses pemisahan katalis dari produk selesai
dilakukan, selanjutnya proses hilir akan menyelesaikan produk polietilena mengenai
penanganan dan proses akhirnya (Ludwig, 2001).
11
isobutana dan heksana. Proses fase lumpur beroperasi pada suhu 80-110ºC, tekanan
150-450psig dan konversi yang didapatkan 95%. Temperatur merupakan variabel
operasi yang paling kritis dan harus selalu dikontrol untuk menghindari terjadinya
pengembangan dari polimer. Setelah melewati waktu tinggal antara 1,5-3 jam, resin
mengendap secara singkat di bagian bawah reaktor putaran dan dilepaskan menuju
ke tangki pencucian untuk proses pemisahan pelarut dan monomer yang masih
terdapat dalam polimer (Kirk-Othmer, 2006).
12
berlangsung secara eksotermis (3,4×106 J/kg) dan hal ini sering memicu terjadinya
local hot spot. Pencegahan local hot spot dapat dilakukan dengan menurunkan aliran
gas dan katalis yang masuk ke dalam reaktor. Untuk mengimbangin proses
polimerisasi yang terjadi di dalam reaktor, maka waktu tinggal dalam reaktor fase
gas berlangsung lebih lama.
Proses polimerisasi dengan fase gas memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian diantaranya, proses polimerisasi ini tidak menggunakan pelarut sehingga
menghasilkan produk resin dengan densitas rendah yang baik dan tidak terjadi
pembengkakan, selain itu dapat menyederhanakan operasi dan peralatan yang
digunakan. Proses polimerisasi fase gas juga tidak perlu memisahkan katalis yang
tercampur dalam produk, hanya perlu deaktifasi katalis untuk mematikan aktivitas
katalis, sehingga tidak akan berpengaruh pada proses pembentukan produk akhirnya.
Di sisi lain, proses polimerisasi yang terjadi pada reaktor fluidized bed harus
menggunakan bahan baku yang murni, karena sifatnya yang sensitif terhadap racun
dapat memicu terbentuknya kotoran yang dapat tersangkut pada reaktor (Kirk-
Othmer, 2006).
13
terjadi adalah reaksi adiabatik dan suhu reaksi optimum berada pada rentang 160-
220ºC. Umpan yang masuk mengandung 25% berat dan 95% dikonversikan menjadi
polietilena. Larutan polietilena yang keluar dari reaktor kemudian dilakukan
perlakuan dengan agen yang menghentikan aktifitas katalis dan dilewatkan pada bed
alumina agar katalis yang terbawa pada polimer terabsorpsi (Kirk-Othmer, 2006).
Proses
Proses Fase Proses Fase Proses Fase
Parameter Tekanan
Lumpur Gas Larutan
Tinggi
Heksena-1, Butena-1 Sikloheksana,
Bahan Tambahan - Isobutana, Hidrogen, Butena-1,
Propane Nitrogen Heksena-1
Chromium-on- TiCl4 dan
Katalis Oksigen Silica, (C3H5)3Al, -
Ziegler-Natta Ziegler-Natta
Kondisi Operasi:
Temperatur >200ºC 80-100ºC 80-100ºC 160-220ºC
Tekanan 15-25 atm 100 atm
Waktu Tinggal 30detik-2menit 1,5-3 jam 2,5-4 jam -
Konversi - 95% 97-98% 95%
Kemurnian
- 98% 98% 94%
Produk
HDPE, HDPE, LDPE,
Jenis Polietilena LDPE HDPE, LLDPE
LLDPE LLDPE, VLDPE
Autoclave Loop Reactor,
Fluidized Bed CSTR, Trimmer
Alat Utama Reactor, Autoclave
Reactor Reactor
Jacketed Tube Reactor
Sumber: Putra, Kirk-Othmer, 2017 Data Diolah
14
Berdasarkan perbandingan teknologi pembuatan polietilena yang sudah
dipaparkan pada tabel 2.2, maka dipilihlah pembuatan polietilena jenis HDPE dari
monomer etilena menggunakan proses fase gas, dengan pertimbangan:
1. konversi dan kemurnian produk yang dihasilkan tinggi,
2. temperatur operasi relatif rendah,
3. proses operasi yang sederhana dengan unggun terfluidisasi menyebabkan proses
lebih stabil,
4. dengan menggunakan fasa gas dan tidak menggunakan pelarut, kemungkinan
terjadinya aglomerasi lebih rendah, dan
5. penggunaan bahan baku lebih hemat karena gas akan mengalami proses daur
ulang lalu kembali ke dalam reaktor dengan sistem putaran gas tertutup.
15
sebagai inhibitor katalis atau untuk mengontrol kereaktifan katalis. Setelah itu, gas
akan dikompresi dan didinginkan sebelum masuk kembali ke dalam reaktor.
Polietilena yang telah terbentuk akan dipisahkan dengan lock hopper yang berfungsi
menarik bubuk polietilena dengan prinsip perbedaan tekanan. Lalu bubuk polimer
dialirkan menuju degasser dengan bantuan gas nitrogen.
Pada degasser akan terjadi proses pemisahan gas hidrokarbon yang masih
terdapat pada bubuk polietilena dengan menggunakan gas nitrogen panas. Gas
hidrokarbon yang sudah terpisah akan didaur ulang dan dikembalikan ke dalam
reaktor fluidized bed. Kemudian bubuk polimer akan dialirkan menuju extruder
(pelletizer).
Pada proses ini bubuk polietilena akan dicampurkan dengan bahan aditif
untuk menjaga kualitas pelet dari kerusakan yang diakibatkan oleh temperatur, anti
slip, anti oksidan dan oksidasi. Di dalam extruder terdapat heater electric yang
digunakan untuk homogenisasi bubuk polimer dengan bahan aditif dengan cara
pelelehan. Kemudian, lelehan akan didorong dengan screw ke die plate yang
berlubang kemudian dilakukan pemotongan dalam air. Air selain digunakan sebagai
pendingin pelet, tetapi juga digunakan sebagai media transportasi pelet menuju filter
pelet untuk dipisahkan dengan air. Air yang terpisah akan ditampung dalam drum.
Pelet yang sudah kering akan dimasukan ke dalam silo, lalu akan dibawa ke
bagian mesin pengepakan. Mesin pengepakan akan mengepak pelet polietilena
dalam karung plastik berukuran 25kg.
16
3.5 Diagram Alir
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Produksi High Density Polyethylene (HDPE) dengan Kapasitas 150.000 Ton/Tahun
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
High Density Polyethylene (HDPE) merupakan salah satu klasifikasi simbol
plastik dengan bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk
mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan dan minuman yang
dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras dan lebih tahan lama
terhadap suhu yang tinggi. Ada 4 teknologi proses pembuatan HDPE yang dapat
digunakan yaitu proses tekanan tinggi, proses fase lumpur, proses fase gas dan proses
fase larutan. Dari keempat proses tersebut proses fase gas memiliki keunggulan lebih
4.2 Saran
Penggunaan HDPE sebagai pengemas suatu bahan pangan tidak digunakan lebih dari
3 kali, hal ini untuk mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi antara zat-zat kimia
penyusun HDPE dengan bahan pangan tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
5. makalah_kemasan_plastik_HDPE.
21