Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

High Density Polyethylene (HDPE)

Oleh
Kelompok 2

Muhammad Rafi Anugerah 1831410114


Zulfinazh Nur Akbar 1831410069

2C D-III Teknik Kimia

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah “High
Density Polyethylene“ dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa kami
ucapakan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui apa
saja jenis-jenis HDPE dan kegunaan HDPE tersebut. Dengan adanya makalah ini
diharapkan baik penyusun sendiri maupun pembaca dapat memiliki pengetahuan
yang lebih luas mengenai HDPE.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian HDPE 3

2.2 Jenis-jenis HDPE 9

2.3 Sifat Pengemasan HDPE 9

2.4 Rumus Kimia Pengemasan HDPE 10

2.5 Aplikasi Pengemasan HDPE 10

2.6 Pengaruh Pengemasan HDPE terhadap Produk 10

2.7 Contoh Pengemasan HDPE `11

2.8 Proses Pembuatan HDPE 11

BAB III KESIMPULAN 18

DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau
pengepakansuatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga
produk yang ada didalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan
kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di
dalamnya.Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di
Indonesia,menggeser penggunaan kemasan logam. Hal ini disebabkan karena
kelebihan darikemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak
bereaksi, tidakkaratan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna
dan harganyayang murah. Akan tetapi, kemasan plastik memiliki kelemahan
karena adanya zatmonomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin
bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian HDPE ?
2. Apa saja jenis jenis HDPE ?
3. Apa saja sifat pengemasan HDPE ?
4. Apa rumus kimia HDPE ?
5. Apa pengaruh pengemasan HDPE terhadap produk ?
6. Bagaimana contoh pengemasan HDPE ?
7. Bagaimana proses pembuatan HDPE ?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian HDPE.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis HDPE.
3. Mengetahui apa saja sifat pengemasan HDPE.
4. Mengetahui rumus kimia HDPE.
5. Mengetahui apa saja pengaruh pengemasan HDPE terhadap produk.

6
6. Mengetahui apa saja contoh pengemasan HDPE.
7. Mengetahui proses pembuatan HDPE.

1.4 Manfaat
a. Memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengetahui mengenai jenis-
jenis HDPE dan kegunaan lainnya
b. Menambah wawasan kepada para pembaca tentang jenis-jenis HDPE,
sifat, dan kegunaanya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HDPE


High densitypolyethylene (HDPE) adalah polietilena termoplastik yang
terbuat dari minyak bumi. Plastik jenis HDPEdisimbolkan dengan angka 2.
Dalam pengertian lain High Density Polyethylene (HDPE) adalah salah
satu tipe dan jenis plastik yang paling umum digunakan di Amerika Serikat.
Kantong plastik, botol susu, botol diterjen, botol lotion dan botol-botol alat
kecantikan dan mandi, merupakan beberapa contoh kegunaan jenis dan tipe
plastik HDPE di kehidupan sehari-hari. Daur ulang HDPE difungsikan untuk
memproduksi produk rumput dan taman, ember, alat-alat perkantoran dan
suku cadang kendaraan bermotor. Plastik HDPE disimbolkan dengan angka 2.
Plastik HDPE aman digunakan untuk wadah makanan, tetapi hanya untuk
sekali pakai. Bila digunakan lebih dari 3x, maka wadah plastik ini akan
melepaskan senyawa antimon trioksida yang dapat berbahaya bagi kesehatan
manusia. Ciri-ciri kantong plastik HDPE yang baik adalah tidak berbau, tidak
berbintik, dan tidak mudah jebol. Rantai-rantai molekul HDPE tersusun lebih
teratur, sehingga dibutuhkan kekuatan tarik yang lebih besar untuk
memutuskan plastik HDPE. Hal ini berkaitan juga dengan nilai densitas jenis
plastik ini. HDPE yang memiliki densitas yang tinggi, maka strukturnya
tertutup atau susunan rantai-rantai polimernya lebih rapat. Menurut Harper
(1975) pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai
antara molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang
rendah, sedangkan high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih
sedikit dibanding jenis low density. Dengan demikian high density memiliki
sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu
tinggi. Nilai kekuatan tarik ini perlu untuk mengetahui kekuatan kemasan bila
diberi diberi tekanan. Semakin tinggi kemampuan suatu bahan kemasan untuk
menerima suatu tekanan yang diberikan, maka semakin tinggi mutu suatu
kemasan itu di dalam melindungi produk dari tekanan yang terjadi selama
penyimpanan atau transportasi, sehingga kerusakan mekanis yang akan terjadi
pada produk akan bisa dikurangi. HDPE dicirikan dengan densitas yang
melebihi atau sama dengna 0,941/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam
percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tinggi dan
kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, katalis
ziegler-natta, atau katalis metalocene.

2.2 Jenis-jenis HDPE


a. Kantong Plastik HDPE Anti Panas (HD ATP).
b. Kantong Plastik HDPE (HD).
c. Kantong Plastik HDPE Roll (HD Roll).
d. Plastik HDPE Alas (HD Sheet).

2.3 Sifat Pengemasan HDPE


a. Bersifat keras hingga semifleksibel.
b. Tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban.
c. Dapat ditembus gas.
d. Permukaan berlilin dan buram.
e. Mudah diwarnai, diproses dan dibentuk.
f. Melunak pada suhu 750C.
g. Biasanya digunakan untuk botol susu cair, jus, minuman, wadah es krim,
kantong belanja, obat, tutup plastik.
h. Disarankan hanya untuk satu kali penggunaan karena jika digunakan
berulang kali dikhawatirkan bahan penyusunnya lebih mudah bermigrasi
ke dalam pangan.
i. Tidak berbau, tidak berbintik, dan tidak mudah jebol.
j. Saling melekat satu sama lain.
k. Tahan terhadap suhu dari -100 hingga 200°C.
l. Ketahahan yang baik terhadap sebagian besar larutan.
m.Kekuatan regangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk –
bentuk polyethylene atau plastik lainnya.
n. Bahan yang relatif kaku dengan ketahanan suhu yang fungsional.
2.4 Rumus Kimia Pengemasan HDPE
(CH2= CH2) (-CH2-CH2-)n
Etilen polimerisasi Polietilen
Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai
antara molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang
rendah, sedangkan high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih
sedikit dibanding jenis low density. Dengan demikian, high density memiliki
sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu
tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan dalam menentukan titik
leleh plastik (Harper, 1975).

2.5 Aplikasi Pengemasan HDPE


1. Kantong HDPE Anti Panas Fungsi khusus: Untuk kantong Ukuran
Kantong plastik kemasan kuah panas atau HDPE yang dapat minuman
panas. Dipasaran: Lebar 10 s.d. 120 cm.
2. Tas Plastik HDPE Fungsi umum: Sebagai kantong belanjaan sehari-hari.
Warna kantong plastik HDPE yang dapat dipasaran:Plastik HDPE Alas /
HDPE Sheet - Bening / Transparan. Fungsi umum: Sebagai alas dari -
Aneka motif / Salurwadah/box makanan panas /hangat.
3. Aneka warna Plastik HDPE Roll Fungsi khusus: Dipakai untuk kantong
sayur/buah-buahan, alat pembungkus.
4. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu.
5. HDPE dipakai untuk botol makanan dan deterjen, tetapi bukan untuk
penampilan mutu tinggi.
6. Ikan dan ikan beku dikemas dengan HDPE atau LDPE.

2.6 Pengaruh Pengemasan HDPE terhadap Produk


Benda dengan kode HDPE bentuknya berwarna putih susu dan
digunakan untuk botol susu, jus, air, kotak sereal, produk pencuci, galon air
minum, kursi lipat, dan lain lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik
yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi
kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman
yang dikemasnya, sehingga tidak berpengaruh terhadap bahan yang dikemas.
Namun apabila digunakan lebih dari 3x dapat menimbulkan senyawa antimon
trioksida yang dapat membahayakn produk. Antimoni dan senyawa
turunannya bersifat toksik, dan efek keracunannya mirip dengan efek
keracunan senyawa arsenik. Debu antimoni berbahaya jika terhirup dan pada
beberapa kasus dapat berakibat fatal, pada dosis kecil antimoni menyebabkan
sakit kepala, pusing dan depresi (Bowater, 2010). Menurut MSDS (Material
Safety Data Sheet) Mallinckrodt Baker Inc. nomor A7152 tahun 1997
terdapat keterangan bahwa antimoni adalah cemaran yang beracun, bahaya,
dan dapat berakibat fatal bila terhirup. Dapat mengakibatkan iritasi, target
serangan adalah system pernafasan, system kardiovaskular, mata, dan kulit.

2.7 Contoh Pengemasan HDPE


HDPE dipaki untuk membuat berbagai jenis botol. Botol - botol HDPE
yang tidak berpikmen biasanya transparan, memiliki sifat penahan dan
kekakuan yang baik, dan sangat cocok untuk produk – produk kemasan
dengan usia penyimpanan yang pendek seperti susu.
Karena HDPE memiliki ketahahn kimia yang baik,HDPE biasa di
gunakan untuk mengemass berbagai bahan kimia rumah tangga dan industri
seperti detergen dan pemutik. Botol – botol HDPEyang berpigmen memiliki
ketahahn retak terhadap tekanan lebih baik daripada HDPE yang tidak
berpigmen.
1. Botol Susu
2. Botol Shampo
3. Kantong Plastik Belanja
4. Pipa HDPEB
5. Botol Obat
6. Kemasan Detergen Cair

2.8 Proses Pembuatan HDPE

Secara umum proses-proses yang menghasilkan polietilena jenis high


density bekerja pada kondisi tekanan dan suhu lebih tinggi dibandingkan
dengan proses- proses yang menghasilkan polietilena jenis low density.
Ditinjau dari beberapa hal seperti : fase reaksi, penggunaan katalis, jenis
reaktor serta kondisi operasi ada bermacam-macam proses yang sudah
dikembangkan oleh industri antara lain:

1. Proses Solution (Fase Cair)

Proses ini telah banyak dikembangkan oleh banyak industri, termasuk di


antaranya : Du Pont, Dow, DSM- Stanicarbon, Sumitomo dan Mitsui
Petrochem. Proses ini memproduksi polietilena jenis LDPE dan HDPE.
Keuntungan proses ini adalah bisa digunakan untuk berbagai macam
komonomer. Bahan baku etilena dilarutkan dalam diluentt, misalnya
sikloheksana dan dipompa ke reaktor pada 10 Mpa. Reaksinya adiabatis dan
suhu reaksi pada 200-300 C. Feed mengandung 25 % berat dan 95 %
dikonversikan menjadi polietilena. Larutan polietilena keluar dari reaktor
ditreatment dengan deactivating agent dan dilewatkan bed alumina di mana
katalis yang terikut diabsorbsi.

2. Proses Fase Gas

Proses fluidized bed untuk produksi polietilena dikembangkan pada akhir


tahun 1960 oleh Union Carbida dan BP Chemical. Proses ini bersaing dengan
proses solution dan tekanan tinggi, di mana biaya operasi proses ini lebih
rendah. Unit-unit fluidized bed dibangun sebagai dual purpose plant (swing
plant). Dengan kemampuan produksi LDPE dan HDPE. Range density
yang dapat diproduksi dari 890-970 kg/m3. Reaktor yang digunakan
berbentuk silindris pada fase reaksi kimia kecepatan gas masuk dapat
berkurang sehingga partikel dapat turun kembali ke bed. Katalis Ziegler-
Natta, yaitu senyawa organik logam transisi seperti TiCl4 dan organil logam
alkali (C3H5)3Al. Gas etilene diumpankan ke dalam reaktor fluidized bed.
Secara terpisah katalis dimasukkan ke dalam reaktor. Polimerisasi terjadi
pada tekanan 21 atm dan suhu 80-110 oC tergantung dencity produk yang
dibuat. Granular polietilena hasil reaksi ditampung dalam suatu discharge
system. Sedangkan etilena yang tidak bereaksi didaur ulang. Polietilena
dicuci dengan gas nitrogen atau gas inert lain. Beberapa perusahaan yang
mengembangkan proses ini : Union carbide, Amoco, Cities, Naphta Chime,
BASF dan Imhjausen Chem.

3. Proses Slurry (Suspension)

Pembentukan polietilena tersuspensi dalam diluent hidrokarbon untuk


pertama kali dipatenkan oleh Ziegler. Pada tekanan tertentu katalis ziegler
dapat menghasilkan yield yang tinggi, dengan kondisi temperatur di mana
polietilena tidak larut dalam diluentt tersebut sedangkan proses Philips
ditemukan dalam laboratorium sebagai proses solution yang menggunakan
katalis Ziegler dan katalis Philips. Tetapi karena lisensinya hanya untuk
penggunaan katalis, maka terdapat banyak perbedaan design proses. Pada
dasarnya proses slurry dibagi menjadi dua proses :

a. Proses autoclave

Tekanan yang digunakan 0,5-1,0 Mpa dengan menggunakan reaktor


besar (±100 m3) suhu reaksi 80-90 C. Diluentt yang digunakan adalah
hidrokarbon dengan titik didih rendah misalnya heksana. Katalis dicampur
dengan diluent sebagai campuran slurry dalam tangki pencampur katalis
sebelum diumpankan dalam reaktor. Untuk mempercepat reaksi dilakukan
untuk memisahkan diluent yang akan direcycle ke reaktor. Polimer
dikeringkan dalam fluidized bed dryer yang secara kontinyu dialirkan
nitrogen.

b. Proses loop reactor

Kondisi reaktor pada 90 C dan 3 – 4,5 Mpa dengan menggunakan katalis


Ziegler. Diluent yang digunakan adalah isobutane. Katalis diumpankan ke
reaktor dengan diluent dari tangki slurry katalis. Setelah keluar dari reaktor,
isobutane diuapkan dalam flash tank, dikondensasikan dan direcycle.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan proses slurry ini antara lain
adalah : USI, El Paso/Rexene/Montedison, Philips Petroleum, Solvey,
Showa-Denko dan Zieg.

4. Proses ICI
Dapat digunakan dua macam reaktor, yaitu autoclave tekanan tinggi atau
jacketed tube. Proses ini merupakan polimerisasi tekanan tinggi dengan
memanfaatkan oksigen sebagai katalis. Proses ini termasuk polimerisasi
radikal bebas. Etilena dengan kemurnian 99,95 % diumpankan ke dalam
reaktor autoclave. Dalam reaktor ini terjadi polimerisasi pada suhu 212-
572 oF dan tekanan 1000 - 2000 atm. Reaksi ini diawali dengan penambahan
oksigen. Produk dari autoclave yang berupa campuran polimer dan monomer
diumpankan pada sebuah separator, di mana pada tekanan rendah polietilena
akan mengembun dan etilena yang tidak bereaksi tetap berupa gas. Etilena
sisa didaur ulang ke kompresor utama untuk dicampur kembali, sebelum
diumpan balik ke reaktor autoclave. Setelah proses polimerisasi selesai
selanjutnya proses hilir akan menyelesaikan produk polietilena mengenai
handling dan finishing-nya. Teknologi proses ini antara lain dikembangkan
oleh perusahaan Arco Chemical, CDF Chemi dan Gulf Oil.

Gambar 1. Flowdiagram Proses Ziegler


Gambar 2. Flowdiagram Loop Reactor Proses Phillips

Tinjauan Proses Loop Reactor


Penjelasan singkat tentang proses Phillips. Proses yang ditunjukkan di
atas merupakan polimerisasi etilen polimerisasi Phillips Petroleum Co. pada
tahun 1961. Partikel polimer tersuspensi dalam hidrokarbon inert. Titik lebur
polietilen densitas tinggi sekitar 135 Celcius. Oleh karena itu, polimerisasi
slurry berlangsung pada suhu di bawah 135 Celcius; polimer yang terbentuk
dalam keadaan padat. Jika polimerisasi berlangsung pada suhu yang lebih
besar dari suhu lelehnya maka polimer yang terbentuk akan berada dalam
fase cair. Proses Phillips berlangsung pada suhu antara 85-110 Celcius.

Reaktor loop digunakan dalam proses fase cair. Katalis dan pelarut
inert dimasukkan ke dalam reaktor loop di mana etilena dan alpha olefin
tersirkulasi. Pelarut inert digunakan untuk menghilangkan panas karena
reaksinya sangat eksotermik. Jaket pendingin juga digunakan untuk mengusir
panas. Situs aktif pada katalis sama-sama dapat diakses oleh monomer di
seluruh partikel. Oleh karena itu, rantai polimer tumbuh tidak hanya keluar
tetapi juga ke dalam, menyebabkan granula berkembang secara progresif.
Reaktor terdiri dari loop terlipat yang berisi empat panjang diameter pipa 1
m, dihubungkan dengan panjang horizontal 5 m. Slurry HDPE dan partikel
katalis bersirkulasi melalui loop dengan kecepatan antara 5-12m / s. Alasan
untuk kecepatan tinggi adalah karena pada kecepatan yang lebih rendah,
lumpur akan mengendap di dinding reaktor yang menyebabkan fouling.

Konsentrasi produk polimer dalam slurry adalah 25% berat. Ethylene,


alpha olefin comonomer (jika digunakan), suatu pelarut inert, dan komponen
katalis secara terus menerus dimasukkan ke dalam reaktor pada tekanan total
450 psig. Tekanan jauh lebih tinggi daripada tekanan yang digunakan untuk
membuat polietilen densitas tinggi oleh proses Ziegler. Tekanan tinggi
menciptakan polyethylene HDPE dengan cabang lebih sedikit daripada
HDPE yang dibuat oleh proses Ziegler. HDPE yang dibuat oleh proses
Phillips biasanya memiliki satu cabang etil per setiap 100 rantai molekul
sementara HDPE yang dibuat oleh proses Ziegler memiliki tiga cabang etil
per setiap 100 rantai molekul. Karena ini, kerapatan polietilen densitas tinggi
yang dibuat oleh proses Phillips lebih tinggi. Ini memiliki kelebihan dalam
pemrosesan. HDPE yang dibuat oleh proses Phillips lebih kristalin dan
digunakan untuk menciptakan produk yang lebih tahan lama. Polimer
terkonsentrasi dalam mengendapkan sampai sekitar 60% berat slurry dan
terus dihilangkan. Pelarut direcovery dengan hot flashing. Polimer
dikeringkan dan dipeletisasi. Konversi ethylene ke polyethylene sangat tinggi
(95% -98%), menghilangkan pemulihan ethylene. Berat molekul polietilen
densitas tinggi kembali dikontrol oleh suhu persiapan katalis (terlalu tinggi
suhu meningkatkan transfer rantai spontan, tetapi meningkatkan laju reaksi).

Tujuan dari insinyur adalah menemukan suhu yang mengoptimalkan


proses. Berat molekul dapat dikontrol dengan penambahan hidrogen ke
dalam reaktor. Transfer rantai akan terjadi. Reaksi transfer rantai berikut bisa
terjadi dalam produksi HDPE oleh proses Phillips:
Proses Phillips menciptakan HDPE dengan lebih sedikit cabang
daripada HDPE yang dibuat oleh proses Ziegler. Penggunaan katalis berbasis
silika sangat mengurangi waktu pemulihan dan deaktivasi. Ada banyak
perusahaan berbeda yang memproduksi HDPE hari ini. Mereka semua
menggunakan ide katalis berbasis silika dan polimerisasi slurry. Alasan
mengapa polimerisasi slurry digunakan adalah karena polimerisasi larutan
memiliki banyak kerugian. Polimer yang dibuat berada dalam fase cair;
hanya satu fase yang hadir. Polimer yang dibuat sangat kental dan untuk
alasan ini polietilena dengan berat molekul tinggi tidak dapat dibuat dengan
polimerisasi larutan. Beberapa perusahaan menggunakan proses ini, tetapi ini
tidak terlalu umum. Tipe lain dari polimerisasi yang digunakan untuk
membuat HDPE adalah polimerisasi fase-gas. Proses ini melibatkan reaksi
sebuah -olefin dengan katalis aktif, biasanya katalis berbasis kromium yang
didukung silika, untuk membuat HDPE.

Proses ini paling sering digunakan untuk menghasilkan LLDPE dan


berat molekul dikontrol dengan penambahan agen transfer rantai hidrogen.
Tingkat konversi untuk produksi polyethylene sangat tinggi untuk proses
Phillips. Kedua proses yang dijelaskan di atas hanya dua cara untuk
menghasilkan HDPE. Proses Ziegler adalah metode pertama untuk membuat
HDPE. Metode produksi HDPE saat ini menggunakan polimerisasi slurry
sangat mirip dengan proses Ziegler. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa
perusahaan mengoptimalkan proses untuk menciptakan katalis yang lebih
efisien, cara yang lebih baik mengendalikan berat molekul, dan tingkat
konversi yang lebih tinggi dari monomer ethylene ke polyethylene. Phillips
Petroleum Company adalah perusahaan hanya dari sejumlah banyak yang
mengoptimalkan proses Ziegler untuk membuat HDPE dengan cara yang
paling ekonomis
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari uraian di atas yaitu Higgh Density
Polyethylene (HDPE) merupakan salah satu klarifikasi simbol plastik dengan
bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk
mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan dan minuman
yang dikemasnya. Bahan plastik HDPE direkomendasikan hanya untuk dekali
pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida akan terus
meningkat seirung waktu. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,
dan lebih tahan lama terhadap suhu tinggi. Contohnya botol susu yang
berwarna putih dan galon air minum.

.
DAFTAR PUSTAKA

Candra RM, dkk. 2015. Sistem Pakar Penentuan Jenis Plastik Berdasarkan
Sifat Plastik Terhadap Makanan yang akan Dikemas Menggunakan MetodeCertai
nty Factor. Studi Kasus : CV. Minapack Pekanbaru Vol. 1 : No 2.

Johansyah A, dkk. 2014. Pengaruh Plastik Pengemasan Low Density


Polyethlene(LDPE), High Density Polyethlene (HDPE) dan Polipropilen
(PP)Terhadap Penundaan Kematangan Buah Tomat. (Lycopersicon esculentum.
Mill)

Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan


Kertas serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang dikemas. Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Vol. 12 : No 1.

Anda mungkin juga menyukai