Percobaan 4a
ANGKA PENYABUNAN
OLEH :
ERIK NARAYANA
I C D-III / 1631410072
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami :
a. Memahami arti angka penyabunan.
b. Menentukan angka penyabunan suatu minyak.
II. Dasar Teori
Istilah penyabunan atau seringkali dikenal dengan saponifikasi artinya
adalah pembuatan sabun. Saponifikasi suatu ester dengan basa (NaOH
atau KOH) enghasilkan garam dari suatu asam karboksilat.
Saponifikasi suatu trigliserida menghasilkan suatu garam dari asam
lemak rantai panjang yang merupakan sabun itu sendiri. Berikut ini
contoh reaksi penyabunan :
CH2CO2(CH2)nCH3 CH2OH
CH2CO2(CH2)nCH3 CH2OH
V. Data Pengamatan
NNa-Boraks = 0,5 N
NHCl = 0,78 N
VHCl = 63,9 ml
VNaOH dalam etanol = = 65 ml
VI. Analisis Data
- Standarisasi HCl dengan Na-Boraks
V rata-rata Na-Boraks = = 21 ml
NHCl = = 0,78 N
- Angka Penyabunan
Angka penyabunan =
= = 17,16 gNaOH/gminyak
V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan percobaan dalam menentukan
angka penyabunan atau disebut juga bilangan saponifikasi. Angka
penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya miligram basa (dalam
percobaan ini menggunakan NaOH) yang dibutuhkan untuk menyabunkan
satu gram lemak atau minyak.
Pada percobaan pertama, praktikan melakukan standarisasi HCl
dengan cara menitrasi larutan standar boraks yang telah dibuat. Pada titrasi
ini, volume Boraks yang dipakai sebanyak 21 mL lalu setelah dititrasi
dengan HCl, didapat volume HCl pada saat mencapai titik ekivalen (terjadi
perubahan warna) yaitu sekitar 13,4 mL. Kemudian melalui perhitungan
didapat konsentrasi HCl sebesar 0,7836 N.
Percobaan selanjutnya yaitu merefluks campuran antara sampel
minyak sebanyak 2 gram dengan larutan NaOH-etanol sebanyak 65 mL
selama 45 menit. Proses refluks bertujuan untuk mereaksikan sampel
minyak dengan larutan NaOH-etanol agar proses saponifikasi tersebut
dapat berlangsung secara sempurna. Karena dalam proses saponifikasi
tersebut, reaktan yang digunakan yaitu NaOH-etanol bersifat mudah
menguap bila dipanaskan, sehingga untuk mencegah reaktan tersebut
menguap selama proses pemanasan maka dilakukanlah proses refluks.
Sedangkan ditambahkan etanol pada NaOH bertujuan sebagai pelarut
untuk memudahkan pencampuran NaOH dengan sampel minyak selama
proses refluks.
Kemudian campuran hasil refluks dititrasi dengan HCl yang telah
distandarisasi. Metoda titrasi ini sangat penting dilakukan untuk
mengetahui jumlah total lemak dan asam lemak dalam minyak. Setelah
dititrasi didapat volume HCl yang digunakan pada saat titik akhir (terjadi
perubahan warna) yaitu 63,9 mL. Sehingga melalui perhitungan dapat
ditentukan angka penyabunan dari percobaan ini sebesar 17,16
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan :
1. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
2. Angka penyabunan dari percobaan ini sebesar 17,16 .