Anda di halaman 1dari 6

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

IDENTIFIKASI FENILBUTAZON DALAM JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA


MANADO DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Identification Phenylbutazone of Herbal Medicine Arthritic In Manado City With Thin Layer
Chromatography Method.
Irham Pratama Ridwan, Rinaldi Abdullah, Hamidah Sri Supriati

Program Studi DIII Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado, Indonesia

E-mail : Irhampratama67@gmail.com

ABSTRAK
Jamu merupakan salah satu obat bahan alam Indonesia dengan presentase konsumen
sebanyak 59,12%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya Bahan Kimia Obat
Fenilbutazon dalam sediaan jamu rematik yang beredar di kota Manado. Telah dilakukan
penelitian tentang identifikasi Fenilbutazon dalam jamu rematik dengan metode Kromatografi
Lapis Tipis (KLT). Fase gerak yang di gunakan pada KLT ialah n-Heksan : kloroform : metanol
(60:30:10) dan fase diam yang digunakan ialah pelat KLT silika gel GF254 dengan menggunakan
penyemprotan H2SO4 10% untuk menampakan bercak. Hasil penelitian yang didapatkan pada
pelat KLT, nilai Rf standar Fenilbutazon yaitu 0,51 sedangkan sampel tidak muncul bercak
sehingga nilai Rf-nya yaitu 0. Hal ini menunjukan bahwa pada sediaan jamu rematik tersebut
tidak mengandung Fenilbutazon.

Kata Kunci : Jamu rematik, Fenilbutazon, Kromatografi Lapis Tipis


ABSTRACT
Herbal medicine is one natural medicines Indonesia with the percentage of consumers
abaout 59.12%. The type of this research is experiments that conducted in the laboratory to
identify Medicinal Chemicals Ingredients Phenylbutazone in arthritic herbal preparations which
circulated in Manado city. A research on the identification of Phenylbutazone in herbal medicine
arthritic was done with Thin Layer Chromatography (TLC) method. The mobile phase that used
in the TLC was n-hexane: chloroform: methanol (60:30:10) and stationary phase that used was
silica gel GF254 TLC plate using 10% H2SO4 spraying to showed spotting. The obtained results
on TLC plates, Rf value of standard Phenylbutazone is 0.51 while the sample does not appear the
spotting that its Rf value is 0. This indicates that the herbal medicine arthtritic preparation did
not contain phenylbutazone.

Keywords : Herbal medicine arthritic, Phenylbutazon, Thin Layer Chromatography

1144
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

PENDAHULUAN kepala, gangguan penglihatan, nyeri dada


sampai pada kerusakan organ tubuh yang
Jamu merupakan salah satu obat parah seperti kerusakan hati, gagal ginjal,
bahan alam Indonesia dengan presentase jantung, bahkan sampai menyebabkan
konsumen sebanyak 59,12%. Cukup kematian (Anonim, 2011).
tingginya presentase masyarakat yang Beberapa jenis produk herbal yang
menggunakan jamu karena dinilai memiliki sering dicampurkan dengan BKO antara lain
efek samping yang relatif lebih sedikit adalah produk pelangsing tubuh, stamina
apabila aspek keamanannya terpenuhi. pria, untuk gangguan asam urat atau
(Siska, 2015). encok/pegal linu/flu tulang dan kegemukan
Semakin maraknya penggunaan obat badan. Bahan-bahan kimia berbahaya yang
tradisional berdasarkan khasiat yang turun sering digunakan meliputi Metampiron,
temurun, semakin memperluas kesempatan Fenilbutazon, Deksametason, Allopurinol,
terjadinya pemalsuan simplisia, bahkan ada CTM, Sildenafil sitrat, Tadalafil dan
beberapa jamu yang mengandung Bahan Parasetamol. Obat-obat yang mengandung
Kimia Obat (BKO) yang telah jelas dilarang bahan-bahan kimia tersebut memiliki efek
penambahannya, baik sengaja maupun tidak samping berbahaya. Misalnya jamu yang
disengaja ke dalam obat tradisional, seperti mengandung Fenilbutazon dapat
yang tertera pada Peraturan Menteri menyebabkan peradangan lambung dalam
Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 jangka panjang akan merusak hati dan ginjal
BAB V Pasal 23 (Soraya dkk, 2013). (Latif, 2013).
PerMenkes Republik Indonesia No. Konsumsi masyarakat terhadap
007 tahun 2012 tentang registrasi obat produk obat tradisional cenderung terus
tradisional menyatakan bahwa obat meningkat, sementara pengetahuan
tradisional dilarang mengandung : (a) etil masyarakat masih belum memadai untuk
alkohol lebih dari 1% kecuali dalam bentuk dapat memilih dan menggunakan produk
sediaan tingtur yang pemakaian dengan secara tepat, benar dan aman. Hal tersebut
pengenceran ; (b) bahan kimia obat yang dapat meningkatkan risiko pada kesehatan
merupakan hasil isolasi atau sintetik dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi
berkhasiat obat ; (c) narkotika atau produk sub standar, rusak atau
psikotropika ; (d) bahan lain yang terkontaminasi oleh bahan kimia obat maka
berdasarkan pertimbangan kesehatan risiko yang terjadi akan berskala besar dan
dan/atau berdasarkan penelitian luas serta berlangsung secara amat cepat
membahayakan kesehatan. (Anonim, 2014).
Peraturan yang berlaku di Indonesia Pada penelitian sebelumnya,
mempersyaratkan bahwa obat bahan alam pengujian identifikasi bahan kimia obat
dan jamu tidak diperbolehkan mengandung Fenilbutazon dalam jamu linurat secara
bahan kimia obat (BKO). Hal ini sangat kromatografi lapis tipis menunjukan hasil
berbahaya, karena obat alam dan jamu bahwa sediaan jamu yang diperiksa positif
seringkali digunakan dalam jangka waktu mengandung bahan kimia obat Fenilbutazon
lama dan dengan takaran dosis yang tidak karena harga Rf baku Fenilbutazon
dapat dipastikan walaupun efek diperoleh sama dengan harga Rf sampel
penyembuhannya segera terasa, tetapi akibat jamu pegel linu dan asam urat yaitu 0,92
penggunaan BKO yang tidak terkontrol dengan menggunakan eluen kloroform :
dengan dosis yang tidak dapat dipastikan, aseton (4:1) (Yuli, 2012).
dapat menimbulkan efek samping yang
serius, mulai dari mual, diare, pusing, sakit
1145
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

Fenilbutazon memiliki kerja sebagai HASIL


analgetik, antipiretika dan antiinflamasi.
Penggunaan Fenilbutazon dibatasi dan Tabel 1. Hasil identifikasi Fenilbutazon
sangat jarang digunakan karena memiliki pada jamu rematik dengan
banyak efek samping seperti mual, muntah, menggunakan Kromatografi
ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit Lapis Tipis.
(edema), pendarahan lambung, nyeri
lambung dengan pendarahan atau perforasi, No Harga
reaksi hipersensitivitas, hepatitis, gagal Bahan Uji Hasil
ginjal, leukopenia dan anemia aplastik Rf
agranulositosis (Tourisma, 2011).
Salah satu metode analisis yang Baku
dapat digunakan untuk menganalisa jamu
yang mengandung Fenilbutazon yaitu 1 Pembanding 0,51 -
menggunakan teknik Kromatografi Lapis
Tipis (KLT). KLT sangat bermanfaat untuk Fenilbutazon
analisis obat dan bahan lain dalam
laboratorium karena hanya memerlukan 2 Sampel A 0 Negatif
peralatan sederhana, waktu cukup singkat
(15-60 menit), dan jumlah zat yang di 3 Sampel B 0 Negatif
periksa cukup kecil (kira-kira 0,01 g
senyawa murni atau 0,1 g simplisia) selain 4 Sampel C 0 Negatif
itu, KLT tidak memerlukan ruang yang
besar dan teknik pengerjaannya juga
sederhana (Harmita, 2015). Pada pengujian identifikasi
Berdasarkan uraian diatas, bahwa Fenilbutazon dalam jamu rematik dengan
kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) dalam menggunakan metode Kromatografi Lapis
jamu membahayakan para konsumen, maka Tipis memperlihatkan hasil bahwa sediaan
penulis ingin sekali melakukan penelitian jamu A, B dan C yang diperiksa tidak
“Identifikasi Fenilbutazon Dalam Jamu mengandung Fenilbutazon, dimana harga Rf
Rematik Yang Beredar di kota Manado dari hasil penelitian ini diperoleh dengan
Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis ” cara perbandingan antara jarak yang
ditempuh bercak dengan jarak yang
METODE
ditempuh pelarut pada pelat KLT.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
eksperimen yang dilakukan di laboratorium
untuk mengidentifikasi adanya Bahan Kimia
Obat Fenilbutazon dalam sediaan jamu
rematik yang beredar di kota Manado.

Gambar. Hasil KLT fenilbutazon (a) dan


hasil KLT sampel A,B,C (b)

1146
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

PEMBAHASAN Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat


bahwa semua sampel jamu yang diteliti
Beberapa informasi penting tentang tidak mengandung bahan kimia sintetik
ketentuan Permenkes No. berkhasiat dan tidak mengandung bahan
246/Menkes/Per/V/1990 Bab VI Pasal 34 ; yang tergolong obat keras atau Narkotika
pembungkus, wadah, etiket dan brosur serta kontra indikasi tidak dicantumkan
dicantukan pada setiap jamu yang diteliti dalam produk jamu. Penandaan yang
harus berisi informasi tentang : tercantum dalam pembungkus, wadah, etiket
dan brosur pada ketiga sampel jamu A, B
Tabel 2. Penandaan yang tercantum dan C yang diteliti sesuai dengan ketentuan
pada pembungkus, wadah, yang berlaku.
etiket, dan brosur Zat kimia berkhasiat (obat) tidak
boleh dipergunakan dalam campuran obat
Ketentuan- Jenis Jamu tradisional karena dapat berdampak buruk
No Ketentuan bagi kesehatan. Hal ini merupakan salah
Tercantum PL AS BM
(A) (B) (C) satu persyaratan untuk semua bentuk
Nama obat sediaan obat tradisional di Indonesia ialah
1 tradisional / Ada Ada Ada tidak boleh mengandung bahan kimia obat.
nama dagang Penggunaan BKO dalam jamu dengan dosis
2 Komposisi Ada Ada Ada yang tidak dapat dipastikan dapat
Bobot, isi atau menimbulkan efek samping yang serius,
3 jumlah obat Ada Ada Ada mulai dari mual, diare, pusing, sakit kepala,
tiap wadah gangguan penglihatan, nyeri dada, sampai
Dosis kerusakan organ tubuh yang parah seperti
4 Ada Ada Ada kerusakan hati, gagal ginjal, jantung bahkan
pemakaian
Khasiat atau sampai berujung pada kematian. Obat
5 Ada Ada Ada
kegunaan tradisional yang telah ditambahkan BKO
Kontra Tidak Tidak Tidak umumya dimaksudkan untuk
6
indikasi ada ada ada menghilangkan gejala sakit segera seperti
7 Kadaluarsa Ada Ada Ada pada pegalinu, rematik dan asam urat,
Nomor ataupun secara farmakologi menekan
8 Ada Ada Ada rangsang nafsu makan pada susunan syaraf
pendaftaran
Nomor kode Tidak pusat seperti pada obat-obat pelangsing
9 Ada Ada
produksi ada (Yuli, 2012).
Nama industri Fenilbutazon merupakan
10 Ada Ada Ada
atau alamat antiinflamasi yang kuat. Selain efek
Tidak sampingnya terhadap saluran cerna, dan
mengandung pada pasien yang rentan, dapat
bahan kimia Tidak Tidak Tidak mengakibatkan gagal jantung. Obat ini juga
11
sintetik atau ada ada ada dapat mengakibatkan agranulositosis (yang
hasil isolasi
bisa terjadi dalam beberapa hari pertama
berkhasiat.
Tidak
pengobatan) serta anemia aplastik. Pada
mengandung ankilosing spondilitis, mungkin diperlukan
Tidak Tidak Tidak pengobatan, tetapi obat ini tidak boleh
12 mengandung
obat keras atau ada ada ada digunakan kecuali kalau pengobatan dengan
Narkotika obat lain tidak berhasil (Anonim, 2008)

1147
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

DAFTAR PUSTAKA
Pada penelitian ini menggunakan
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi
karena dinilai mudah, dengan memerlukan III. Depkes RI
peralatan sederhana, waktu cukup singkat
(15-60 menit), dan jumlah zat yang Anonim, 1995. Farmakolgi dan Terapi Edisi
diperiksa cukup kecil (kira-kira 0,01 IV. Bagian Farmakologi, Fakultas
senyawa murni atau 0,1 g simplisia) selain Kedokteran – Universitas
itu , KLT tidak memerlukan ruang yang Indonesia
besar dan teknik pengerjaannya juga Anonim, 2004. Nomor HK. 00.05.4.2411.
sederhana (Harmita, 2015). Tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokan dan Penandaan
Hasil pengujian KLT menunjukan Obat Bahan Alam Indonesia.
nilai Rf standar baku pembanding BPOM RI Jakarta
Fenilbutazon yaitu 0,51 sedangkan pada
sampel A, B dan C tidak muncul bercak Anonim, 2008. Informatorium Obat
sehingga nilai Rf sampel yaitu 0. Hal Nasional. BPOM RI.
mengindikasikan bahwa semua sampel tidak
mengandung Fenilbutazon. Bercak atau Anonim. 2011. Bahaya Obat Bahan Alam
noda pada pelat KLT dideteksi dengan dan Jamu Mengandung BKO.
menggunkan penyemprotan H2SO4 10 % . BPOM RI
Anonim, 2013.
KESIMPULAN Pharmaciststreet.blogspot.com/201
3/01/jamu-oht-dan-fitofarmaka.
Dari hasil pengujian identifikasi Diakses Tanggal 5 April 2016
Fenilbutazon dalam jamu rematik yang
beredar di kota Manado menggunakan Anonim, 2014. Tantangan Profesi
Kromatografi Lapis Tipis, dapat Kesehatan Pada Masa Akan
disimpulkan bahwa jamu yang diperiksa Datang. Fakultas Ilmu Kesehatan-
pada sampel A, B dan C tidak mengandung UMM. Malang
bahan kimia obat Fenilbutazon. Gandjar I.G dan Rohman A, 2012. Analisis
obat secara spektrofotometri dan
SARAN kromatografi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Sebaiknya penelitian selanjutnya
Harborne J.B, 1984. Metode Fitokimia, ITB.
dilakukan pengujian tidak hanya pada satu
Bandung
daerah saja melainkan pada daerah-daerah
lain juga. Pengujian Bahan Kimia Obat Harmita, 2015. Analisis Fisikokimia
(BKO) dilakukan pada senyawa obat lain Kromatografi volume 2. EGC.
yang sering ditambahkan dalam jamu, agar Jakarta
jamu yang beredar di pasaran benar-benar
aman untuk di konsumsi. Hembing, 2006. Atasi Asam Urat & Rematik
Ala Hembing. Puspa Swara.
Jakarta.

1148
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

Latif A, 2013. Analisis Bahan Kimia Obat Tersono, 2006. Tanaman Obat & Jus Untuk
Dalam Jamu Pegal Linu yang Asam Urat & Rematik. AgroMedia
Dijual Di Surakarta Menggunakan Pustaka. Tanggerang.
Metode Spektrofotometri UV.
Fakultas Farmasi – Universitas Yuli, 2012. Identifikasi Bahan Kimia Obat
Muhammadiyah Surakarta. Dalam Jamu Linurat Secara
Kromatografi lapis tipis. Fakultas
Meriska, 2007. Analisis Alopurinol Pada Farmasi-Universitas Sumatera
Sediaan Jamu Serbuk Asam Urat Utara. Medan
Yang Beredar di Perwokerto.
Fakultas Farmasi – Universitas
Muhammadiyah Purwokerto..
PerMenkes RI No.
760/MENKES/PER/IX/1992,
Tentang Fitofarmaka.
PerMenkes RI No. 007 tahun 2012 Tentang
Registrasi Obat Tradisional.
Rohman A, 2009. Kromatografi Untuk
Analisa Obat. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Siska dkk, 2015. Pengaruh Pemberian Jamu
Pegal Linu Mengandung Bahan
Kimia Obat (BKO) Terhadap
Fungsi Hati Tikus Wistar Jantan.
FMIPA-Unisba
Soraya dkk, 2013. Pemantauan Kualitas
Jamu Pegal Linu Yang Beredar di
Kota Cimahi. Fakultas Farmasi,
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tan H.T dan Rahardja K, 2007. Obat-Obat
Penting. PT. Gramedia. Jakarta
Tourisma, 2011. Identifikasi dan Penetuan
Kadar Parasetamol dan
Fenilbutazon Dalam Jamu
Pegalinu yang Beredar di
Surabaya Secara Kromatografi
Lapis Tipis-Densitometri. Fakultas
Farmasi-Unika Widya Mandala.
Surabaya

1149

Anda mungkin juga menyukai