Anda di halaman 1dari 15

Makalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU MELAHIRKAN DENGAN INDIKASI

SOLUSIO PLASENTA

Oleh kelompok :

 Santi Utami (20170660039)


 Irawati Handayani S (20170660023)
 Nur Laily Akhiyat (20170660005)
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas rahmat serta hidayahnya maka kami bisa
menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas, meskipun dalam makalah
ini banyak kekurangan di dalamnya dan juga kami sekelompok mengucapkan terimakasih
kepada ibu pengajar. Yang telah memberikan tugas ini.

Kami berharap dari apa yang kami buat bias memberikan manfaat khususnya kepada
kami selaku pembuat makalah ini,jika di temukan adanya kesalahan kami mohon maaf dan kami
selaku pembuat menginginkan kritik dan saran.

Cukup itu yang dapat kami katakan kepada kalian selaku pembaca dan ibu pengajar
kami,sekian terimakasih.
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................

Daftar Isi ............................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .......................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................................
D. Manfaat ..................................................................................................................................

BAB II Tinjauan Teori Penyakit

A. Definisi ...................................................................................................................................
B. Etiologi ...................................................................................................................................
C. Patofisiologi ...........................................................................................................................
D. Manifestasi Klinis ..................................................................................................................
E. Komplikasi .............................................................................................................................
F. Klasifikasi Solusio Plasenta ...................................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang .........................................................................................................
H. Penatalaksanaan .....................................................................................................................
BAB III Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian ..............................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan ..........................................................................................................
C. Intervensi................................................................................................................................

BAB IV Penutup

Kesimpulan ........................................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Plaseta berfungsi sebagai penyedia nutrisi dan pertukaran sirkulasi antara janin
dengan sang ibu. Kejadian solusio plasenta dapat mengancam nyawa ibu dan bayi
jika tidak ditangani segera. Solusio plasenta menyebabkan perdarahan yang banyak
bagi sang ibu, oleh karena itu asupan nutrisi dan sirkulasi bayi akan terus berkurang.
Solusio plasenta juga menjadi faktor predisposisi terjadinya partus prematur.
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam yang
bisa menyebabkan perdarahan dan bayi lahir prematur. Belum diketahui penyebab
pasti terjadinya solusio plasenta. Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta antara
lain hipertensi, merokok atau memakai narkoba, berusia di atas 40 tahun, memiliki
riwayat solusio plasenta sebelumnya, pernah melahirkan bayi kembar, menderita
gangguan pembekuan darah, memiliki riwayat trauma pada perut, seperti terjatuh atau
terkena pukulan, air ketuban bocor atau pecah terlalu awal. Gejala awal yang timbul
pada ibu yang mengalami solusio plasenta adalah nyeri punggung, kontraksi yang
berlangsung cepat, perdarahan pada vagina, rahim terasa sakit, nyeri perut, gerakan
bayi dalam kandungan yang kurang aktif atau tidak seperti biasanya.
Plasenta yang sudah terlepas dari dinding rahim tidak bisa ditempelkan kembali.
Penderita mungkin akan dirawat di rumah sakit jika usia kehamilan di bawah 34
minggu, detak jantung bayi normal, dan kondisi tergolong ringan. Namun jika usia
kehamilan sudah di atas 34 minggu dan solusio plasenta membahayakan penderita
serta bayi yang dikandung, maka dokter akan menyarankan untuk segera
dilakukannya proses persalinan (biasanya melalui operasi caesar). Jika penderita
mengalami perdarahan hebat, maka harus dilakukan transfusi darah.
Solusio plasenta juga bisa terjadi kapan saja setelah usia kandungan memasuki
minggu ke-20. Kondisi ini tidak dapat dicegah secara langsung, namun ibu hamil
dapat menurunkan risikonya dengan cara mengonsumsi suplemen asam folat sesuai
petunjuk dokter, memeriksakan kondisi kandungan secara rutin selama masa
kehamilan, mengobati tekanan darah tinggi bila ada sesuai petunjuk dokter, tidak
menggunakan narkoba.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan keperawatan Pada Ibu Melahirkan dengan Indikasi
Solusio Plasenta?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk melaksanakan tindakan Asuhan keperawatan Pada Ibu Melahirkan dengan
Indikasi Solusio Plasenta.
Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian Asuhan keperawatan Pada Ibu Melahirkan dengan Indikasi
Solusio Plasenta.
2. Merumuskan diagnosa Asuhan keperawatan Pada Ibu Melahirkan dengan Indikasi
Solusio Plasenta.
3. Menetapkan intervensi Asuhan keperawatan Pada Ibu Melahirkan dengan Indikasi
Solusio Plasenta.
D. Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Asuhan keperawatan Pada Ibu
Melahirkan dengan Indikasi Solusio Plasenta.
BAB II
Tinjauan Teori Penyakit
A. Definisi
Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi
normal pada kehamilan trimester ketiga. Terlepasnya plasenta sebelum waktunya
menyebabkan timbunan darah antara plasenta dan dinding rahim yang dapat
menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu dan janin. Beberapa jenis perdarahan
akibat solusio plasenta biasanya merembes daintara selaput ketuban dan uterus dan
kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak
keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dan uterus serta
menyebabkan perdarahan yang tersembunyi.
B. Etiologi
1. Trauma langsung pada abdomen
a. Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
b. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat poergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
c. Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
2. Hipertensi pada kehamilan (Pre-eklamsi dan eklamsi)
Ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta
berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit
hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. Dapat
terlihat solusio plasenta cenderung berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu2.
3. Konsumsi Kokain dan Rokok
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan pening
katan pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung jawab atas
terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan dapat berakibat terlepasnya
plasenta . Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif.
Angka kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu penggunan kokaindilaporkan
berkisar antara 13-35%.7.
Faktor kebiasaan merokok ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan
kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok < 1 (satu) bungkus per-hari.
Faktor kebiasaan merokok ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan
beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya. Resiko terjadinya solusio plasenta meningkat
40% untuk setiap tahun.
4. Faktor Usia Ibu
Terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan denganmeningka
tnya umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi
frekuensi hipertensi menahun.
5. Riwayat Solusio Plasenta Sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat
solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadia ini pada kehamilan
berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak
memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.

6. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan


uterus pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh
adanyakehamilan, dan lain-lain.
C. Patofisiologi
Solusio plasenta di awali perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua
kemudian terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat ke
endometrium. Akibatnya, proses ini pada tahapnya yang paling awal memperlihatkan
pembentukan hematom desidua yang menyebabkan pemisahan, penekanan, dan akhirnya
destruksi plasenta yang ada di dekatnya. Pada tahap awal mungkin belum ada gejala
klinis.Pada beberapa kasus, arteri spiralis desidua mengalami rupture sehingga
menyebabkan hematom retroplasenta, yang sewaktu membesar semakin
banyak pembuluh darah dan plasenta yang terlepas. Bagian plasenta yang memisah
dengan cepat meluas dan mencapai tepi plasenta. Karena masih teregang olehhasil
konsepsi, uterus tidak dapat beronntraksi untuk menjepit pembuluh darahyang robek
yang memperdarahi tempat implantasi plasenta. Darah yang
keluar dapat memisahkan selaput ketuban dari dinding uterus dan akhirnya munculsebaga
i perdarahan eksternal, atau mungkin tetap tertahan dalam uterus.
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri diluar his.
2. Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya
darah yang keluar.
3. Uterus keras seperti papan dan nyeri bila di pegang karena isi uterus bertambah
dengan darah yang berkumpul dibelakang plasenta sehingga uterus teregang.
4. Palpasi sukar karena rahim keras.
5. Fundus uteri makin lama makin naik.
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi terus
bertambah).
E. Komplikasi
1. Perdarahan post-partum
2. Gangguan pembekuan darah
3. Gagal ginjal akut
4. Gagal jantung akut

Sedangkan pada bayi, solusio plasenta dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi
dan oksigen, serta kelahiran prematur. Bahkan komplikasi yang serius dapat terjadi
dimana bayi terlahir dalam keadaan meninggal.

F. Klasifikasi Solusio Plasenta


1. Solusio plasenta ringan
a. Terlepasnya plasenta kurang dari ¼ .
b. Tidak menimbulkan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan.
c. Keadaan umum ibu dan janin tidak mengalami gangguan.
d. Persalinan berjalan dengan lancar
2. Solusio plasenta sedang
a. Terlepasnya plasenta lebih dari ¼ tetapi belum mencapai 2/3 bagian.
b. Dapat menimbulkan gejala klinik ; perdarahandengan rasa sakit, perut terasa
tegang, gerak janin kurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi
jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, pada pemeriksaan
dalam ketuban menonjol, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
3. Solusio plasenta berat
a. Lepasnya plasnta lebih dari 2/3 bagian.
b. Terjadi perdarahan disertai nyeri.
c. Penyulit pada ibu ; terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan
pernafasan meningkat, dapat terjadi pembekuan darah, Pada pemeriksaan
dijumpai turunnya tekanan darah sampai syok, tidak sesuai dengan
perdsarahan dan penderita tampak anemis,Pemeriksaan abdomen tegang,
bagian janin sulit diraba, dinding perut terasa sakit dan janin telah
meninggal dalam rahim, Pemeriksaan dalam ketuban tegang dan menonjol.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Urin
b. Darah lengkap
- Hemoglobin
- Hemotokrit
- Trombosit
- Waktu protombin
- Waktu pembekuan
- Waktu tromboplastin
- Parsial
- Kadar fibrinogen
- Elektrolit plasma
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
- Letak plasenta
- Keadaan janin
- Daerah terlepasnya plasenta-Janin dan kandung kemih ibu.
H. Penatalaksanaan
1. Solusio ringan
- Perdarahan tidak terlalu banyak
- Keadaan janin yang masih baik dapat dilakukan penanganan secara
konservatif
- Jika perdarahan terjadi terus menerus tetapi janin masih dalam keadaan yang
baik, maka dapat dilakukan sectio caesar (SC).
- Keadaan perdarahan membaik, janin lahir prematur, dilakukan rawat inap.
2. Solusio sedang-berat
Penanganan harus dilakukan di Rumah Sakit dengan tatalaksana :
- Pemasangan infus
- Transfusi darah
- Lakukan tindakan sectio caesar (SC)
BAB III
Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Dalam pengumpulan data (Pengkajian), pengumpulan data terbagi atas dua cara yaitu
data subyektif dan data obyektif. Data subyektif merupakan data yang didapat melalui
wawancara dan merupakan yang akan di ucapkan oleh pasien, sedangkan data obyektif
merupakan data hasil analisa perawat melalui pemeriksaan keadaan umum pasien dan
pemeriksaan fisik pasien. Data yang perlu didapatkan :
1. Identitas pasien lengkap
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, alamat, tempat tanggal lahir, status
perkawinan, tanggal MRS, diagnosa medis
2. Keluhan Utama
Keluhan yang sangat dirasakan oleh pasien yang membawa pasien ke rumah sakit.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Data yang didapat dapat berupa data subyektif dandata obyektif. Data yang di
dapat sejak timbulnya keluahan hingga ke Rumah sakit. RPS merupakan
penjabaran dari keluhan utama dimana akan di dapatkan data PQRST yang
lengkap.
b. Riwayat penyakit Dahulu
Data yang didapatkan dapat berpa data subyektif atau data hasil wawancara
dengan pasien. Hal yang perlu ditanyakan saat wawancara apakah pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, riwayat penyakit yang
berhubungan dengan perkemihan (mis. gagal ginjal kronik) ataupun riwayat
alergi. Kaji juga apakah pasien pernah mengonsumsi obat-obatan dan bagaimana
pasien mengatasi rasa sakitnya sejak dahulu.
c. Riwayat penyakit keluarga
Data yang di dapatkan berupa data subyektif. Hal yang perlu ditanyakan kepada
apsien adalah apakah dalam lingkup keluarga ada yang memiliki penyakit turunan
seperti pada penyakit hipertensi atau diabetes melitus. Bila perlu sertakn
genogram.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Merupakan data hasil observasi yang dilakukan oleh perawat, diantaranya : status
kesadaran, nilai observasi tanda-tanda vital termasuk patologis yang terjadi (mis.
Suara tambahan nafas, taki kardi dsb.)
b. Head to toe
Pemeriksaan yang dilakukan dari mulai kepala (termasuk wajah, hidung, telinga,
mulut), leher, bagian thoraks, abdomen, genital, ekstremitas (atas dan bawah),
neurologis dan integumen. Pada ibu dengan solusio plasenta akan di dapatkan
pemeriksaan fisik abdomen sebagai berikut:
- Palpasi abdomen : perut tegang, nyeri saat palpasi, bagian janin sulit
ditemukan.
- Auskultasi : denyut jantung janin bervariasi dan asfiksia ringan sampai berat.
- Pemeriksaan dalam : terdapat pembukaan (VT), ketuban tegang dan menonjol.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Urin, Darah lengkap:
- Hemoglobin
- Hemotokrit
- Trombosit
- Waktu protombin
- Waktu pembekuan
- Waktu tromboplastin
- Parsial
- Kadar fibrinogen
- Elektrolit plasma

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

- Letak plasenta
- Keadaan janin
- Daerah terlepasnya plasenta-Janin dan kandung kemih ibu.
5. Analisa Data
Setelah dilakukan wawancara serta observasi sehingga di dapatkan data subyektif
dan obyektif maka data harus dikumpulkan. Data yang telah terkumpul serta di
kelompokkan akan disimpulkan menjadi suatu masalah keperawatan yang selanjutnya
dibentuk rencana keperawatan. Dalam analisa data pada ibu dengna solusio plasenta
akan dirumuskan beberapa masalah keperawatan diantaranya :
a. Gangguan perfusi jaringan
b. Resiko fetal distress
c. Ganggaun rasa nyaman nyeri
d. Ansietas
e. Resiko syok hipovolemik
f. Resiko infeksi
g. Kurangnya pengetahuan tentang keadaan penyakit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d perdarahan post-partum
2. Resiko fetal distress b.d perfusi darah ke janin berkurang
3. Ganggaun rasa nyaman nyeri b.d. kontraksi uterus secara terus menerus
4. Ansietas b.d keadaan yang sedang dialami
5. Resiko syok hipovolemik b.d perdarahan
6. Resiko infeksi b.d tindakan invasif
7. Kurangnya pengetahuan tentang keadaan penyakit b.d kurangnya informasi
C. Intervensi
1. Perfusi perifer tidak efektif
2. Resiko fetal distress
Posisi tidur ibu berbaring miring ke kiri

- Berikan oksigenasi 4-6 Liter/menit

- Bila sedang dalam infus oksitosin,stop infus

- Cari penyebab DJJ abnormal misalnya :Ibu demam,efek obat tertentu,Bila penyebabnya
diketahui atasi permasalahannnya
- Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui :kemajuan persalinan,kompresi tali
pusat,air ketuban sedikit

- Bila DJJ tetap abnormal segera akhiri persalinan dengan cara :

Induksi, vakum ekstraksi, sectio caesarea

- Pada kala 2 sebanyak 30-40% dapat terjadi Bradikardia akibat kompresi, bila persalinan
lancar tidak perlu tindakan

3. Gangguan rasa nyaman nyeri


BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal
pada kehamilan trimester ketiga. Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan
timbunan darah antara plasenta dan dinding rahim yang dapat menimbulkan gangguan penyulit
terhadap ibu dan janin. Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta antara lain hipertensi,
merokok atau memakai narkoba, berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat solusio plasenta
sebelumnya, pernah melahirkan bayi kembar, menderita gangguan pembekuan darah, memiliki
riwayat trauma pada perut, seperti terjatuh atau terkena pukulan, air ketuban bocor atau pecah
terlalu awal. Kondisi ini tidak dapat dicegah secara langsung, namun ibu hamil dapat
menurunkan risikonya dengan cara mengonsumsi suplemen asam folat sesuai petunjuk dokter,
memeriksakan kondisi kandungan secara rutin selama masa kehamilan, mengobati tekanan darah
tinggi bila ada sesuai petunjuk dokter, tidak menggunakan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai