Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irawati Handayani Surachman

NIM : 20170660023

GUIDELINES

ERC (European Resuscitation Council ) Guidelines 2015

ERC (European Resuscitation Council) adalah sebuah lembaga di Eropa yang


memfokuskan diri pada Basic Life Support mulai dari usia neonatus sampai pada usia dewasa.
Dalam pedoman ERC 2015 akan dibahas beberapa hal diantaranya :

1. Adult basic life support and automated external defibrilation


Kunci dari peningkatan kelangsungan hidup dari serangan jantung di luar RS
adalah bagaimana interaksi antara petugas medis darurat, pendatang yang menyediakan
CPR dan respon masyarakat yang terkoordinatif dan efektif. Petugas medis darurat
memainkan peran penting dalam diagnosa awal henti jantung. CPR/RJP dapat dibantu
oleh dispatcher (CPR telepon). Petugas medis darurat mampu menilai korban untuk
menentukan apakah korban tidak responsif (tidak bernafas secara normal).

2. Adult advanced life support


Petugas medis darurat harus curiga terhadap serangan jantung pada setiap pasien
yang tidak responsif dan tidak bernafas dengan normal. Petugas medis darurat harus
melakukan kompresi dada untuk semua korban henti jantung. Mampu melakukan
penyelamatan, harus menggabungkan kompresi dada dan menyelamatkan nafas. RJP
berkualitas tinggi tetap penting untuk meningkatkan hasil. RJP harus di pastikan
kompresi dada dengan kedalaman yang adekuat (5 cm) dengan kecepatan 100-120 menit
ketika memberikan nafas habiskan sekitas 1 sinflating dada dengan volume cukup. Rasio
kompresi dada terhadap ventilasi tetap 30:2. Jangan hentikan kompresi dada selama lebih
dari 10 detik untuk memberikan ventilasi yang baik. Urutan CPR dewasa dapat
digunakan untuk usia anak-anak. Kompresi dada pada anak-anak setidaknya 1/3 dari
kedalaman dada (bayi= 4 cm, anak-anak= 5 cm).
Benda asing yang menyebabkan obstruksi jalan nafas parah juga termasuk
keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera dengan pukulan punggung,
dorong abdominal.
Rekomendasi terapi obat selama RJP tidak berubah tetapi ada keseimbangan yang
lebih besar mengenai peran obat.

3. Cardiac arrest in special circumstances


 Penyebab Khusus
Kemungkinan penyebab henti jantung yaitu hipoksia, hipokalemia/hiperkalemia,
hipotermia/hipertermia, hipovolemia, trombosis (koroner dan paru) dan toksin
(keracunan).
 Lingkungan khusus
- Fasilitas kesehatan khusus
- Pesawat komersial/ambulans udara
- Di luar lingkungan/adengan insiden kecelakaan massal
 Pasien Khusus
Bagian mengenai pasien khusus memberikan panduan RJP pada apsien
dengan komorbiditas berat (asma, gagal jantung dengan alat ventrikel, penyakit
neurologis, obesitas) dan pasien dengan kondisi fisiologis spesifik (kehamilan,
lansia).
Pada pasien obesitas pemberian CPR yang efektif dapat menjadi
tantangan. Pertimbangan untuk mengganti penyelamat lebih sering. Untuk wanita
hamil yang mengalami henti jantung, RJP berkualitas tinggi dengan pemindahan
uterus manual.
4. Post-resuscitation care
 Kateterisasi koroner dan intervensi koroner per-cutan (PCI) setelah henti jantung.
 Manajemen suhu (target suhu 36oC).
 Memberikan waktu yang cukup untuk pemulihan neurologis.
 Rehabilitasi setelah bertahan hidup dari henti jantung.
5. Paediatric life support
Dukungan kehidupan dasar
1. Durasi pemberian nafas sekitar 1 detik
2. Untuk kompresi dada, sternum bawah harus ditekan oleh setidaknya sepertiga
diameter dada anterior-posterior (4 cm untuk bayi dan 5 cm untuk anak).
3. Jika tidak ada tanda-tanda syok septik, maka anak-anak dengan demam harus
menerima cairan dengan hati-hati dan penilaian ulang setelah pemberiannya. Dalam
beberapa bentuk syok septik, membatasi cairan dengan kristaloid isotonik mungkin
bermanfaat dibandingkan dengan penggunaan cairan secara informal.
4. Banyak fitur yang umum pada praktik orang dewasa.
Emergency Drugs

Jenis-jenis obat

1. Epinephrin
Dosis Dewasa
Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau
transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok
anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi
bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg =
1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai
menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt.
Dosis Anak-anak
Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000).
2. Lidokain
Dosis Dewasa
Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai dosis total 3
mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam.
Dosis Anak-anak
Dosis 1 mg/KgBB iv
3. Sulfas Atropin
Dosis Dewasa
Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg
BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.
4. Dopamin
Dosis Dewasa
Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul
dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa.
5. Magnesium Sulfat
Dosis Dewasa
Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama
5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam.
6. Morfin
Dosis Dewasa
Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit
7. Natrium bikarbonat
Dosis Dewasa
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Dosis Anak-anak
Dosis 1 meq/KgBB iv
8. Kalsium gluconat/Kalsium klorida
Dosis Dewasa
Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida.
Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat.
Dosis Anak-anak
Dosis 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan. Dosis 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan
9. Furosemide
Dosis Dewasa
Dosis 20 – 40 mg intra vena
Dosis anak-anak
Dosis 0,5-1 mg/KgBB iv bolus
10. Diazepam
Dosis dewasa
Dosis 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
Dosis anak-anak
Dosis 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus

Anda mungkin juga menyukai