Oleh
20170660023
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program
Studi D3 keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menyampaikan konsep dasar Sinusitis dan asuhan keperawatan secara teori.
2.1 Landasan Teori Sinusitis
2.1.1 Pengertian
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput
lendir sinus pranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan
cairan atau kerusakan tulang di bawahnya. Sinus pranasal adalah rongga-rongga
yang terdapat pada tulang-tulang di wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi),
sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus stenoid
(di belakang sinus etmoid).
2.1.2 Etiologi
Sinus pranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lendir yang di
alirkan ke dalam hidung, untuk selanjutnya di alirkan ke belakang, kea rah
tenggorokan untuk di telan ke saluran pencernaan. Semua keadaan yang
mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari sinus ke rongga hidung akan
menyebabkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab sinusitis ada 2
macam, yaitu:
1. Factor local adalah semua kelainan pada hidung yang dapat mengakibatkan
terjadinya sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor,
benda asing, iritasi polutan dan gangguan pada mukosillia (rambut halus pada
selaput lendir).
2. Factor sistemik adalah, keadaan di luar hidung yang dapat menyebabkan
sinusitis; antara lain gangguan daya tahan tubuh (Diabetes, AIDS),
penggunaan obat-obatan yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung.
2.1.3 Patofisiologi
Polusi bahan kimia, alergi dan defisiensi imunologik menyebabkan silia
rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan ini mempermudah
terjadinya infeksi. Terdapat edema konka yang mengganggu drainase secret
sehingga silia rusak. Jika silia sudah rusak merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri, misalnya streptococcus pneumonia, haemophilus influenza
dan strapilococus aureos.
Jika sudah terjadi peradangan pada sinusitis dilakukan tindakan operasi
fungsional endoscopy sinus surgery dan cadwell-Inc dengan jaringan yang
diangkat yaitu polipnasi dan konka dan menyebabkan perdarahan pada rongga
hidung sehingga di haruskan di pasang tampon dan secara tidakn langsung hidung
menjadi buntu dan sesak untuk bernafas.
PATHWAY
Penyebaran bakteri
secara sistemik Iritasi sinus Kesalahan interpretasi
Pengobatan tidak
Sekresi nasal Defisiensi pengetahuan,
adekuat
yang purulen Ansietas
Komplikasi
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Airway management
1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
12. Monitor respirasi dan status O2
BAB III
Metode Penelitian
3.1.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan
kontrol secara maksimal terhadap beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi dan
hasil. Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang mengeksplorasi suatu
masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang
mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi.
Dalam penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami Sinusitis dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3.2. Batasan Istilah
Definisi operasional yaitu menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan digunakan
dalam penelitian secara operasional sehingga pembaca dan penguji dapat mengartikan
makna penelitian.
Sinusitis adalah sebuah peradangan yang terjadi di rongga sinus. Peradangan ini dapat
menyebabkan pembentukan cairan. Semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya
aliran lendir dari sinus ke rongga hidung akan menyebabkan terjadinya sinusitis. Jika
kelebihan secret pada rongga hidung tidak cepat untuk di tangani maka masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas akan muncul.
Ketidakefektifan jalan napas adalah sebuah ketidak mampuan seseorang untuk
membersihkan secret dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan
napas.
3.3.Partisipan
Partisipan dalam keperawatan umumnya adalah pasien dan keluarganya. Subjek yang
digunakan adalah dua pasien dewasa, berjenis kelamin laki-laki, berumur antara 25-30
tahun yang mengalami Sinusitis dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Lama waktu sejak pasien pertama
kali MRS sampai pulang dan atau pasien yang dirawat minimal 3 hari, jika sebelum 3 hari
pasien sudah pulang, maka perlu pergantian pasien lain yang sejenis.
3.5. Pengumpulan Data
Setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya dan direktur RSUD Dr. Soetomo Suarabaya untuk mengadakan penelitian.
Langkah awal pengumpulan data adalah :
3.5.1. Wawancara
Wawancara dilakukan menggunakan format asuhan keperawatan, hasil anamnesa
tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, sumber data diambil dari pasien,
keluarga, dan rekam medis.
3.5.2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi dan pemeriksaaan fisik dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi pada sistem tubuh pasien.
3.5.3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang berhubungan dengan
dokumen, dan studi kasus ini informasi yang diperoleh dari pasien, keluarga, dan
buku catatan rekam medis RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3.6. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi yang diperoleh
sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping integritas peneliti (karena
peneliti menjadi instrument utama), uji keabsahan data dilakukan dengan : 1)
memperpanjang waktu pengamatan/tindakan; dan 2) sumber informasi tambahan
menggunakan triangulasi dari tida sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga
klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.7. Analisa Data
Analisa data dilakukan mulai dari penelitian di lapangan, sewaktu pengumpulan data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara mengumpulkan
fakta, selanjutnya membandingkan antara klien satu dengan yang lainnya dan selanjutnya
dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis dilakukan dengan cara menafsirkan
jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya
diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan analisa data meliputi :
3.7.1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil WOD (Wawancara, Observasi, Dokumentasi). Hasil
ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk asuhan
keperawatan. Asuhan keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu : pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, implementasi keperawatan,
dan evaluasi. Tahap pengkajian terdiri dari pengkajian data biografi, riwayat
keperawatan, pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pola eliminasi, pola tidur dan
istirahat, pola aktivitas dan latihan, pola hubungan dan peran, pola persepsi diri,
pola perseptual, pola seksual dan reproduksi, pola manajemen koping stress, pola
nilai dan keyakinan, tes diagnostik, serta membuat analisa data untuk menentukan
diagnosa keperawatan. Tahap selanjutnya yaitu menentukan diagnosa keperawatan
sesuai data yang menunjang, pada tahap berikutnya menentukan rencana asuhan
keperawatan untuk mengatasi diagnosa yang muncul, selanjutnya melaksanakan
tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan diakhiri dengan tahap
evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3.7.2. Mereduksi Data
Dari hasil wawancara, observasi, dokumen didapatkan data subjektif sebagai
berikut pada riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan yang berhubungan
dengan gangguan penyakit yang dirasakan oleh klien. Sedangkan data objektif yang
didapatkan yaitu klien dengan tanda-tanda nyeri.
3.7.3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks naratif.
Kerahasiaan dari klien dijamin dengan tidak mengaburkan identitas dari klien
3.7.4. Kesimpulan
Data yang disajikan kemudian dibahas dan dibandingkan dengan dua klien.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan
terkait dengan data pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
3.8. Etik Penelitian
Pada penelitain ini, peneliti menekankan pada masalah etika penelitian yaitu :
3.8.1. Lembar persetujuan menjadi responden
Lembar persetujaun kan diberikan sebelum penelitian dilaksanakan kepada subjek
yang akan diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, tetapi bila
subjek menolak maka peneliti tidak memakai lembar persetujuan dan menghormati
haknya sebagai subjek.
3.8.2. Tanpa Nama
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti akan mencantumkan nama
subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subjek dan
lembar tersebut akan diberikan nomer kode tertentu.
3.8.3. Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti hanya
kelompok tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.