Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemenuhan kebutuhan rsa aman nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fiologis
menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa aman nyaman “nyeri” diperlukan untk proses
kehidupan. Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul
bilamana jaringan sedang di rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang
memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif,
seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor
seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman,
toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-
obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat. Solusinya
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di
lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.

1.2 TUJUAN
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan manajemen
keperawatan.
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat :
1) Melakukan pengkajian data
2) Intervensi data dasar
3) Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif
4) Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana
5) Mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan.

1.3 MANFAAT
1. Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
2. Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam
perkuliahan.
3. Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan dengan gangguan
rasa nyaman “nyeri”.
4. Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan
menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar
terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 DEFINISI
a) Mc. Ceffery (1979)

Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang


keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
b) Wolf Waifsel Feusest (1974)
Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
yang bisa menimbulkan ketegangan.
c) Arthur C. Curfon (1983)
Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan rasa nyeri.
d) Secara umum
Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke ot ak dan diikuti oleh reaksi
fisik, fisiologi dan emosional.

1.2 FISIOLOGI NYERI


Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor.
Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang
memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa,
khusunya pada persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu.

1.3 KLAFIKASI NYERI


Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang
tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis.
Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,
diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.
3. Perbedaan nyeri
No. Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
1 Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status eksistensi
2 Sebab eksternal atau penyakit Tidak diketahui atau
dalam pengobatan terlalu lama
3 Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang
dan terselubung
4 Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan sampai
bertahun-tahun
5 Pertanyaan Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit dibedakan
nyeri secara pasti intensitasnya sehingga sulit di
evaluasi (perubahan perasaan)
6 Gejala klinis Pola respon yang khas dengan Pola respon yang bervariasi
gejala yang lebih terbatas dengan sedikit gejala adaptasi)
berlangsung terus menerus
7 Perjalanan Biasanya berkurang beberapa saat Penderita meningkat setelah
beberapa saat

1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya
terjadi akibat kerusakan pada bagian cidera
organ.
2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis.
3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.
4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di
beberapa jalur syaraf.
1.4 STIMULUS NYERI
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai
jumlah stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold). Beberapa jenis stimulasi nyeri
di antaranya :
 Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada
jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
 Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri.
 Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri.

1.5 TEORI NYERI


Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang,
1989).
a. Teori penusahan (specificity theory)
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang
bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis
median ke sisi lainnya dan berakhirnya di konteks sensoris tempat rangsangan nyeri
tersebut.
b. Teori pola (pattern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan
merangsang aktivitas sel.
c. Teori pengendalian gerbang (gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada
dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan
aktifitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme
sehingga aktifitas sel terlambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terlambat.
d. Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga
transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik,
kemudian inhibisi impul nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut
lamban dan endogen opiate sistem supresif.

1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri


Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
 Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
tersebut merupakan arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain.
Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar
belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
 Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.
 Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
 Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan,
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat.
 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti:
nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial
kesehatan fisik dan mental.

1.7 SUMBER NYERI

1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.
2. Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga tubuh.
3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang
menyokong.
 UPAYA MENGATASI NYERI
Distraksi untuk mengalihkan perhatian.
Misalnya : nonton TV, baca majalah, mengajak bicara pasien.
1. Relaksasi untuk nafas dalam, kompres, message
2. Akupuntur untuk tusuk jarum pada daerah nyeri
3. Hipnosa untuk teknik membuat orang tidak sadar diri
4. Analgesik untuk mengurangi persepsi tentang nyeri
5. Daya kerja untuk sistem syaraf sentral
 TINGKAT NYERI
a. Menurut Kozier
0 : tidak nyeri

1-4 : ringan
5-6 : sedang
7-9 : berat
10 : sangat berat
b. Menurut Meizak dan Rogerson (1991)
1 : tidak nyeri
2 : ringan
3 : tidak nyaman
4 : distressing
5 : novible (berat)
6 : exeros clating (sangat berat)
c. Menurut Maxwell (1989)
1 : tidak nyeri
2 : ringan
3 : sedang
4 : berat

1.8 ETIOLOGI
1) Trauma
a. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)
b. Thermis (panas dan dingin)
c. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
d. Elektris (listrik)
e. Peradangan (inflamasi)

Nyeri disebabkan oleh pembengkakan untuk meregangkan syaraf dan


pelepasan mediator kimia.
- Trauma Psikologis
Keluhan yang berhubungan dengan psikologis
- Gangguan sirkulasi
Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh
- Neuplasma
Jinak pada nyeri yang tidak ada ujung reseptornya
Misalnya : tumor
1.9 GEJALA KLINIS

1. Respon Simpatis
o Peningkatan tekanan darah
o Peningkatan suhu
o Peningkatan respirasi
2. Respon muskular
o Gelisah
o Meraba
o Membatasi respirasi
3. Respon emosional
o Perubahan perilaku
o Iritable, merintih dan menangis
o Ekspresi wajah : menyeringai, masalah

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN


RASA AMAN NYAMAN: NYERI
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
- Identitas pasien
- Identitas penanggung jawab
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan klien.
o Klien mengatakan nyeri :
 P (Paliatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
 Q (Qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
 R (Regio) : Daerah perjalan nyeri
 S (Severe) : Keparahan atau intensitas nyeri
 T (Time) : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri
c. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
2) Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
3) Expresi wajah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen
I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi
Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan,
jadwal penggantian patah, metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri aktif.
R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini
diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)
I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan
lembut.
R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah dilakukan,
memakan aktu yang singkat dan telah terbukti menyebabkan relaksasi (Meck,
1993).
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress
I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya
R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien
untuk mengevaluasi keefektifan dan terapi yang diberikan.
I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi
R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam
memilih intervensi yang sesuai
I : Anjurkan pasien untuk beristirahat
R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi ketegangan
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh
darah.
I : Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga
R : Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan
I : Kaji tingkat nyeri
R : Melakukan tingkat nyeri dan untuk menentukan tindakan selanjutnya
I : Ciptakan lingkungan yang nyaman
R : Memberikan ketenangan pada pasien
I : Kolaborasi dengan tim medis
R : Untuk mengurangi rangsangan nyeri
d. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
I : Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
R : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan
I : Kaji tingkat nyeri
R : Untuk mengetahui tingkat nyeri
I : Menciptakan lingkungan yang nyaman
R : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien
I : Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
I : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
3. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri diantaranya :
o Hilangnya perasaan nyeri
o Menurunnya intensitas nyeri
o Adanya respon fisiologis yang baik
o Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri

Anda mungkin juga menyukai